Lima tahun kemudian…..
Disebuah taman kanak-kanak terlihat seorang anak kecil yang berusia lima tahun sedang duduk termenung di bawah pohon pinus, kemudian datang seorang guru menghampiri anak laki-laki itu.
"Ayaan …!" sapa guru itu.
Anak itu terdiam tak menyambut sapaan guru tersebut.
"Ayaan …, mama kamu kemana?" tanya guru itu bingung. Karena beberapa hari ini anak tersebut tak nampak wali yang menjemputnya.
"Mama sibuk dengan tokonya?" ucapnya dengan cadel.
Ayaan yang berusia lima tahun belum fasih mengungkapkan bahas yang benar, sehingga dia menjadi bulan-bulan anak lain, memiliki paras rupawan dari ibu Single Mom, tentu membuat dia kerap kali di ejek oleh kawan sepermainnya, hingga dia menjadi anak yang penyendiri.
Ditoko bunga terlihat seorang wanita berkuncir kuda, tengah bersiap-siap membereskan tokonya.
Yeah, wanita itu adalah aku Aruhi Khansa, aku bergegas membereskan toko ini, dan berlari keluar menuju taman kanak-kanak.
"Aruhi …, kamu lupa membawa ini!" tegur ibu pada diriku yang tengah gusar berlari kesana kemari, karena hari sudah mulai siang.
"Astaga, aku lupa lagi!" ucapku sembari mengaruk tenguk kepala ku, sehingga kuncir kepala sudah mulai berantakan.
"Sejak dulu kamu memang sudah ceroboh, cepat jemput anak itu dan bawa boneka dino ini, jangan mengulangi kesalahan sama seperti waktu itu!" nasehat ibu sembari mengerutu kesal, karena aku terlalu lambat menyadari kesalahan ku.
Aku pun lekas meraih boneka dino itu dari tangan ibu dan bergegas berlari, taman kanak-kanak memang tak terlalu jauh atau pun terlalu dekat dari toko.
Dengan napas yang tak beraturan aku sampai di taman tersebut, di sana aku melihat anak itu terdiam duduk seperti biasa menunggu ku menjemputnya, ku lihat dia di temani seorang wanita dewasa di sisinya, pemandangan itu tak seperti biasa bagiku. Tapi membuat hati kecilku sedikit lega karena dia tak sendiri menunggu ku.
Dengan cepat ku rapikan bajuku dan mengatur napas ku kembali lalu melangkah dengan cepat.
"Ayaan …!" sapaku dengan langkah cepat, lalu ku leburkan pelukan hangat padanya.
Anak itu masih tediam, tak ingin berbicara apapun, bisaku tau dia terlalu kesal padaku karena terlalu terlambat menjemputnya. Lalu ku keluarkan boneka dino kesukaannya dalam tas, tapi anak itu masih tak ingin berbicara padaku.
"Ayaan, apa kamu marah? Karena ibu sangat terlambat?" ucapku kembali menatapnya.
Yeah, Ayaan adalah anak yang aku kandung lima tahun lalu, aku berusaha menjadi ibu sekaligus ayah untuknya tapi terkadang aku kasihan karena kesalahan ku dulu banyak pihak di rugikan, keluarga ku yang malu, anak yang ku lahirkan bahakan tak bisa berdiri tegak di antara masyarakat karena di cap sebagai anak haram.
"Ibu walinya Ayaan?" tanya wanita itu padaku.
"Iya …?"
"Perkenalan nama saya Guru Melati, wali kelas baru Ayaan!" ucap wanita itu dengan senyum manis memperkenalkan dirinya padaku.
"Ah, iya saya Aruhi, ibu dari Ayaan," ungkapku sedikit malu.
Aku kadang malu pada diriku karena tak bisa berbangga hati mengakui anak yang ku kandung dan lahirkan karena tak memiliki setatus pasti di hukum atau pun di masyarakat.
"Mami, ayo kita puyang!" ucap Ayaan merahi tanganku.
Sepertinya anak itu peka padaku yang tak terlihat nyaman berbicara pada Guru Melati. Dengan senyum kecil di bibirku aku lekas membungkukan tubuhku, sebagai salam.
"Maaf saya pulang dulu!" ucapku bergegas mengandeng tangan Ayaan kembali.
Ku tatap kembali wajah anak itu, terlihat dia begitu diam menatap lurus jalanan, lalu ku mulai kata membujuknya agar dia tak lagi sedih.
"Ayaan, masih marah iya sama Mama?" tanya ku kembali.
"Ngak …!" ucap Ayaan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Namanya Ayaan.... kalo dibahasa Indonesiakan jadi adaan. Ayaan (sund) = Adaan (Indonesia). Hehehhee
2023-05-13
0
Lina Zascia Amandia
Wahhhh udah lima th ya.... ketemu gak ya nanti sm bapaknya?
2023-05-13
1
Ziah
semangat aruhi
2023-04-04
0