chapter 4

Perbincangan unfaedah yang bikin gemas itu terhenti ketika seorang suster masuk untuk mengecek keadaan Xavier. Stelah selesai mengecek keadaan Xavier, suster itu tidak jadi keluar saat melihat Skylar yang duduk di samping Leonardo.

“Loh, Skylar?”

Skylar menatap sang suster, berpikir sejenak lalu menjentikkan jari setelah mengingat wanita itu.

“Kak Betty ya?” Tanya Skylar memastikan.

“Iya,” jawab suster bernama Betty itu.

Betty memperhatikan infus Skylar yang sudah habis. “Mau kakak lepasin gak infusnya?” Tawar Betty.

“Boleh,” jawab Skylar.

Betty mendekat lalu melepaskan infus Skylar.

“Kamu pingsan gara-gara kecapean lagi?” Tanya Betty.

“Tau aja si kakak,” jawab Skylar nyengir.

“Kakak kan udah bilang, imun kamu itu rendah, gak boleh kecapekan, kalau mau kerjain apa-apa itu satu-satu aja. Bandel banget sih!” Omel Betty.

“Ngomel mulu sih, udah kayak bunda aja!” Cibir Skylar.

“Laporin bunda nih!” Ancam Betty.

“Ih, ngaduan, gak asik!” Kesal Skylar.

Betty berdiri, ia telah selesai melepas infus Skylar. Wanita itu kemudian menjewer Skylar.

“Dasar bandel!” Omel Betty lagi.

“Ih, sakit kakak jelek, lepasin gak!” Seru Skylar kesal.

Betty mendegus, ia melepaskan jewerannya di telinga Skylar. Wanita itu kemudian merogoh sakunya dan menyerahkan sebuah kalung pada Skylar. Kalung yang membuat Arkana dan keluarganya terdiam kaget.

“Kamu ini ceroboh banget, tadi kakak nemuin ini di taman. Untung kakak yang nemuin, coba kalau orang lain, udah dijual kali,” ucapnya kembali mengomel.

“Ih, makasih loh kak,” girang Skylar, gadis itu langsung memakai kalung yang berliontin namanya itu.

Betty tersenyum lalu langsung berpamitan keluar, ia masih banyak kerjaan.

“Sky, kalung itu ... Dapat dari mana?” Tanya Arkana hati-hati.

“Oh, ini ada pas Skylar di temuin sama bunda. Katanya mungkin aja dari orang tuaku,” jawab Skylar enteng.

Xavier menegang, begitu juga Arkana yang tampak terdiam kaku. Leonardo yang berada di samping Skylar berinisiatif mendekat.

“Boleh Uncle pinjam kalungnya?” Izin Leonardo.

Skylar mengangguk, gadis itu kembali melepaskan kalung kesayangannya itu dan menyerahkannya kepada Leonardo.

Leonardo membalik kalung itu, lelaku itu mengusap belakang liontin yang kalung itu. Dan Leonardo menegang ketika menemukan apa yang dicarinya. Namanya, iya namanya terukir indah di belakang liontin kalung itu. Artinya gadis yang berhasil membuat anaknya tertawa adalah putrinya yang hilang enam belas tahun yang lalu.

“Halo ... Uncle, boleh balikin kalung Skylar?” Pinta Skylar.

Leonardo tersadar, ia langsung menyerahkan kalung itu kepada Skylar.

“Skylar mau ganti baju dulu ya, soalnya risih pake baju kayak gini. Dadah semuanya!” Ucap Skylar, gadis itu memakai kalungnya kembali lalu meninggalkan ruangan itu begitu saja.

“Pa, itu tadi ....” Kim Sun Hee tak bisa meneruskan ucapannya.

“Iya, itu tadi putri kita,”

Flashback

Suasana kacau menyelimuti aula di mana pesta ulang tahun Aldebara Jhonson diadakan. Bocah berusia sepuluh tahun itu berdiri di depan adik-adiknya untuk melindungi mereka dari orang-orang yang sedang menyerang keluarganya. Aldebara, atau yang kerap di sapa Bara itu tahu kalau mereka semua adalah musuh sang ayah di dunia bisnis.

Kini Bara hanya berpikir cara untuk melindungi ketiga adik laki-lakinya dan satu adik perempuannya yang bahkan baru berumur satu bulan. Bara takut adik-adiknya terluka, apalagi dia juga masih kecil dan belum terlalu bisa berkelahi. Kalaupun dia bisa bela diri, itu tidak akan banyak membantu karena orang-orang yang menjadi lawannya adalah orang dewasa yang berbadan kekar.

Bara terlempar jauh ketika seorang laki-laki tiba-tiba menyerangnya. Lelaki itu kemudian menuju keranjang bayi, menjatuhkan adik-adik Bara kemudian membawa keranjang bayi itu pergi.

Sejak saat itulah mereka semua kehilangan si bungsu, satu-satunya anak perempuan di keluarga Jhonson.

Flashback off

Arkana berlari keluar ruangan, ia berhenti ketika melihat Skylar sudah memakai seragamnya dan bersiap untuk pulang. Arkana kembali berlari mengejar Skylar, meraih tangan gadis itu dan menghentikannya. Skylar yang merasa ada yang menahannya kemudian berbalik dan menatap Arkana dengan bingung.

“Kenapa, Kak?” Tanya Skylar.

“Aku anter kamu pulang ya?” Tawar Arkana.

Skylar mengangguk semangat, “boleh banget nih, itung-itung hemat ongkos hehe,” cengir Skylar.

Arkana tersenyum, ia menarik Skylar menuju mobilnya. Mereka berdua menuju rumah Skylar dengan arahan dari sang empunya rumah.

“Berarti, Kak Varo tadi gak sekolah ya?” Skylar iseng bertanya untuk memecah keheningan.

“Yeah, as you know, Xavier is a bit spoiled. So he couldn’t possibly want to stay in the hospital alone,” jawab Arkana sedikit mencerca adiknya.

“Yah, itu sudah pasti,” balas Skylar sembari tertawa kecil.

Arkana tertawa, menurutnya tidak buruk juga menistakan adik sendiri seperti ini. Ya, doakan saja dia tidak terkena karma nantinya.

Mobil Arkana berhenti di depan gerbang rumah Skylar. Skylar turun untuk membukakan gerbang, ia mengajak Arkana mampir sebentar ke rumahnya untuk mencicipi kue buatannya kemarin malam. Ia sebenarnya ingin memakannya tadi pagi, tapi apa daya, tubuhnya memaksanya untuk masuk ke rumah sakit dan melupakan rencananya untuk menikmati kue.

Arkana memarkirkan mobilnya sebelum akhirnya mengikuti Skylar masuk ke dalam rumah minimalis itu. Arkana dibuat tercengang ketika melihat interior rumah yang super rapi dan emm sangat girly. Ya, mau bagaimanapun, ini adalah rumah yang hanya ditempati oleh Skylar, jadi wajar saja kalau interiornya sedikit girly.

Skylar mempersilahkan Arkana untuk duduk sementara dirinya memanaskan kue buatannya. Tidak sampai setengah jam, gadis itu sudah datang dengan nampan berisi piring kue dan dua gelas jus jambu. Gadis manis itu meletakkan nampannya di meja dan segera duduk di samping Arkana.

“Give it a try, this is made by myself,” ucap Skylar.

“Eh, kamu bisa membuat kue?” Kaget Arkana.

“Aku ini multi talent,” jawab Skylar sombong.

Arkana tertawa, ia mengambil kue itu satu potong lalu memakannya. Arkana tersenyum lebar merasakan rasa manis yang pas dilidahnya, ia sangat menyukai kue ini!

“So tasty,” puji Arkana.

Skylar tersenyum bangga, gadis itu menyeruput jusnya dengan elegan. Skylar sedang bertingkah sombong, dan Arkana menyadarinya. Arkana tidak kesal, ia justru senang melihat ekspresi sombong Skylar yang tampak menggemaskan.

“Aku kan Skylar,” bangga Skylar.

Arkana kembali tertawa, ia kemudian kembali menyusuri ruang tamu. Mata Arkana terpaku pada sebuah lukisan yang terpajang di ruang tamu itu. Sebuah lukisan yang menggambarkan seorang bayi di dalam keranjang bayi yang terapung di sungai.

“Skylar, siapa yang melukis itu?” Tanya Arkana super kepo.

“Aku!” Jawab Skylar kembali membanggakan diri.

“Kenapa ... Lukisannya seperti itu?” Tanya Arkana lagi.

“Seperti itu bagaimana?” Bingung Skylar.

Arkana mengela nafas pelan, ia kemudian menatap Skylar dengan serius.

“Kenapa ... Ada bayi di tengah sungai?”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!