chapter 3

Skylar berjalan berdampingan dengan Jason dan Arkana di samping kanan-kirinya., kedua lelaki itu seakan menjaganya agar tidak jatuh atau apa pun itu. Ketika sedang berjalan, Skylar tiba-tiba berhenti ketika merasakan sesak di dadanya, Skylar langsung jongkok sambil memegangi dadanya yang terasa sesak. Jason dan Arkana yang melihat hal itu langsung panik keduanya ikut jongkok sambil memegangi bahu Skylar.

“Sky, kamu kenapa?” Tanya Arkana cemas.

Skylar mendongak, ia menatap Arkana dengan sayu, “gak papa kak, aku gak papa. Ini udah sering terjadi, bentar lagi juga sembuh,” jawab Skylar.

Jason hanya menatap kedua orang di depannya dengan bingung, ia tidak tahu mereka ada hubungan apa, tapi yang jelas keduanya sukses membuat jiwa jomblo Jason meronta-ronta. Karena kedua orang di depannya ini terlihat sangat romantis! Romantis, oke. Jason tekankan, mereka sangat romantis!. Ah, ya sudahlah, abaikan saja.

Sesaat kemudian, Skylar benar-benar sudah tak merasakan sakit lagi, terbukti dari gadis itu yang langsung berdiri dan mengajak mereka kembali berjalan. Jason, yang kekepoannya sudah mencapai batas langsung menahan tangan Arkana ketika lelaki itu akan berjalan mengikuti Skylar.

“Dia pacar lo?” Tanya Jason.

“Ngaco!”

*

Skylar menyesal karena telah mengikuti Arkana ke ruangan bocah manja bernama Xavier Nalendra itu. Gadis manis itu benar-benar sangat-sangat tidak menyangka kalau di dalam ruangan bocah itu ada kedua orang tua Arkana. Ah, Skylar jadi sangat-sangat malu! Apalagi mereka berdua memandanginya dengan sangat intens, Skylar jadi merasa grogi. Gadis cantik itu mundur lalu bersembunyi di balik tubuh Arkana yang jelas jauh lebih besar dari tubuhnya.

Arkana tertawa kecil ketika melihat tingkah Skylar, apalagi ia dapat merasakan bahwa gadis di belakangnya itu sedang mengintip dari balik badannya.

Mendengar suara tawa Arkana membuat seisi ruangan kecuali Skylar dan Jason jadi tercengang, jangan heran, karena Arkana sebenarnya pribadi yang sedikit dingin dan juga irit bicara. Lelaki itu paling mentok tersenyum kecil, tapi sekarang ia tertawa, tentu saja mereka shock.

“Kak, kenapa gak bilang kalau di sini ada orang tua kakak?” Tanya Skylar pelan, ia tidak tahu bahwa suaranya bisa di dengar oleh semua orang karena ruangan ini sangat hening.

“Kamu gak tanya,” jawab Arkana ikut bersuara pelan, padahal ia tahu bahwa semua orang mendengar percakapan mereka.

“Ih, tahu gitu aku gak usah ikut. Muka orang tua kakak cantik sama ganteng sih, tapi seram, kayak guru BK di SMP aku dulu!” Ucap Skylar tanpa sadar kalau kedua orang yang dibicarakannya mendengar semua perkataannya.

Arkana tertawa mendengar perkataan Skylar. “Gak papa, mereka gak gigit kok, Cuma muka mereka aja yang memang rada serem,” balas Arkana sambil melirik kedua orang tuanya yang kini sudah melotot garang ke arahnya.

Skylar keluar dari persembunyiannya, ia kemudian menundukkan badannya di depan kedua orang tua Arkana.

“Halo om, tante. Kenalin nama saya Skylar, saya kesini mau iseng aja ngintilin kak Varo sekalian jenguk orang sakit,” sapa Skylar sembari tersenyum lebar.

Kim Sun Hee , ibu Arkana berjalan mendekati Skylar lalu mengusap rambut gadis itu dengan lembut.

“Halo cantik, nama tante Kim Sun Hee, panggil aja Aunty Kim. Nah, yang ini suami tante, panggil aja Uncle Leo,” ibu Arkana ikut memperkenalkan diri.

“Halo Aunty Kim dan Uncle Leo,” sapa Skylar ramah.

Skylar berbalik, menatap Xavier yang juga sedang menatapnya. Gadis itu tertegun ketika menyadari bahwa struktur wajahnya hampir sama dengan struktur wajah Xavier. Begitu juga Xavier yang sama terkejutnya dengan Skylar hanya terdiam sambil terus menatap Skylar.

“Eh, mata kita kembar,” celetuk Skylar tiba-tiba.

Perkataan itu tentu membuat semua orang tersadar bahwa wajah Skylar memang nyaris kembar dengan Xavier, apalagi matanya. Suasana ruangan kembali hening, membuat Skylar menatap sekeliling dan tidak sengaja bertatapan dengan mata tajam Leonardo, ayah Arkana. Skylar yang merasa canggung memutuskan untuk mengakhiri kontak mata mereka dan segera memalingkan wajahnya ke arah lain.

“Emmm, ini kenapa hening?” Tanya Skylar bingung.

“Sky, kamu semakin pucat, gimana kalau kamu balik ke kamar kamu aja. Aku anter,” tawar Arkana memecah keheningan.

“Ih, kakak ngusir aku?” Kesal Skylar.

“Ya gak gitu, Sky. Cuma kamu kan lagi sakit, jadi kamu perlu istirahat,” kata Arkana menjelaskan.

“Ih, aku gak mau balik ke kamar, di sana sepi gak ada orang. Bikin galau aja!” Sahut Skylar.

“Orang tua kamu gak nungguin kamu?” Tanya Kim Sun Hee.

“Boro-boro nungguin, aku aja gak tahu mereka masih hidup atau enggak. Eh,” Skylar langsung menutup mulutnya begitu sadar kalau dia tiba-tiba ngoceh di depan ibu Arkana.

Lagi-lagi, ruangan di sapu keheningan, membuat Skylar jadi merasa bersalah karena mengatakan hal seperti itu.

“Eh, emm maksudku, karena aku anak panti, aku jadi gak tau siapa orang tuaku, gitu,” ucap Skylar mencoba menjelaskan.

“Aduh, maafin Aunty ya, nak,” sesal Kim Sun Hee.

“Enggak papa, Aunty. Lagian Skylar udah biasa dengernya,” balas Skylar menenangkan.

“Kalau gitu, lo duduk aja, kasihan kaki lo,” saran Jason.

“Kak Jason sendiri gak kasihan sama kaki kakak?” Tanya Skylar.

“Gue kan laki, sehat lagi!” Jawab Jason percaya diri.

Skylar mengangguk, mendekati Leonardo lalu langsung duduk di samping lelaki paruh baya itu. Sesaat kemudian, Skylar kembali berdiri dan menatap Leonardo.

“Uncle, Skylar boleh duduk di sini gak?” Izin Skylar.

“Ya, silakan,” jawab Leonardo kaku.

“Makasih!” Seru Skylar riang.

Arkana menggelengkan kepala pelan melihat tingkah konyol Skylar. Kim Sun Hee yang sudah sangat kepo dengan hubungan antara Skylar dan Arkana langsung duduk di samping Skylar.

“Kamu pacarnya Arkana?” Tanya Kim Sun Hee.

Skylar melotot tak santai. “Ih, bukan! Aku mana mungkin pacaran sama kak Varo,” bantah Skylar keras.

“Bantahnya jangan berlebihan gitu dong, kesannya aku gak pantes banget dijadiin pacar,” cibir Arkana.

Jason dan Kim Sun Hee tertawa mendengar cibiran Arkana, apalagi tanggapan Skylar yang tampak acuh dengan cibiran itu. Xavier sendiri tertawa dalam hati, puas karena ada wanita yang menistakan sang kakak.

“Kenapa? Anak saya ganteng loh,” Leonardo promosi sekaligus sedikit meledek sang putra.

“Iya ganteng, tapi bukan tipe aku banget!” Balas Skylar.

“Tipe lo yang kayak gimana?” Tanya Xavier ikut nimbrung.

“Gak ada,” jawab Skylar enteng.

“Maksudnya?” Bingung Jason.

“Aku belum punya tipe cowok,” jawab Skylar, sangat santai.

Semua orang tercengang. Kalau gitu kenapa tadi bilang Arkana bukan tipenya?

“Terus kenapa bilang kalau aku bukan tipemu?” Arkana menyuarakan kebingungannya.

“Simpel aja, kak Varo kurang manis,” sahut Skylar kejam.

Kim Sun Hee dan Leonardo sontak tertawa keras, sementara Jason dan Xavier menutup mulut untuk menahan tawa.

“Kamu kurang manis, Boy,” ejek Leonardo.

“Lo suka yang manis?” Tanya Jason.

“Iya, biar cocok sama aku, aku kan manis,” jawab Skylar percaya diri.

“Siapa yang bilang lo manis?” Xavier mencoba mengejek Skylar.

“Banyak kok, Bunda, kak Agam, kakak-kakak panti dan adik-adik panti. Tadi kata kak Jason aja aku itu bidadari,” balas Skylar sombong.

Xavier tercengang, tak menyangka ada gadis sepede Skylar di dunia ini. Biasanya semua gadis yang ditemuinya itu kalau gak sok malu-malu kucing pasti tingkahnya kayak cewek haus belaian. Kalau Skylar itu beda dengan cewek yang haus belaian dan beda juga dengan cewek yang sok malu-malu kucing. Xavier jadi tertarik. Eh?!

“Emm, Skylar boleh nanya gak?” Tanya Skylar.

“Itu kamu lagi bertanya,” sahut Arkana cepat.

“Diem deh orang kurang manis!” Cerca Skylar kejam.

Arkana mengusap dada mendengar cercaan Skylar, sedangkan orang tua dan adiknya justru menertawakannya. Laknat memang!

“Tanya apa?” Jason bersuara.

“Itu kakak yang duduk di pojok lagi sariawan apa gimana? Skylar lihat dari tadi diem-diem bae,” ucap Skylar sambil menunjuk seorang lelaki yang eksistensinya hampir terlupakan karena duduk di pojok dan hanya diam.

“Dia mah emang gitu, kalau ngomong banyak-banyak bibirnya karatan,” jawab Jason kejam.

“Oh, bibirnya terbuat dari besi?” Tanya Skylar polos.

“Iya!” Sahut Jason keras.

Skylar mengangguk-angguk mengerti.

“Ada yang begitu ya?” Gumam Skylar pelan.

“Dia percaya!” Batin semua orang gemas dengan kepolosan Skylar.

“Mau gue tonjok?!” Desis lelaki itu penuh ancaman.

Jason nyengir, ia menunjukkan peace tanda berdamai.

“Jangan keseringan ngomong kak, nanti karatan loh. Kasian muka gantengnya kalau bibinya berkarat!” Seru Skylar.

Boleh di karungin gak?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!