Sepertinya, Skylar terkena mata jahat. Lihat saja, hari ini saat ia akan berangkat sekolah untuk melakukan MOS, tidak ada angin tidak ada hujan dirinya tiba-tiba saja kehilangan kesadaran. Untungnya ada tetangga yang melihat dan langsung membawanya ke rumah sakit, kalau tidak bagaimana? Bisa-bisa Skylar akan jadi manusia pertama yang mati konyol di rumah sewaannya sendiri. Oke lupakan, itu berlebihan.
Untungnya lagi, Skylar bisa menelepon kepala sekolahnya dulu dan memintanya untuk mengizinkan ke kepala sekolah SCHS yang belum Skylar ketahui nomor ponselnya. Gadis manis itu bahkan baru saja melupakan nama kepala sekolah SCHS. Wah, dasar Skylar.
Omong-omong, karena Skylar bosan setengah mati di dalam ruangan, ia akhirnya memutuskan untuk keluar ruangan dan berjalan-jalan di lorong-lorong rumah sakit sambil melihat para perawat dan dokter yang lalu lalang. Wah, Skylar si gadis benci hawa rumah sakit ini bisa gila kalau terus-terusan melihat perawat, dokter dan pasien. Sialnya, dokter yang menanganinya memintanya untuk menginap sehari di rumah sakit karena imunnya yang menurun. Iya, Skylar kelelahan.
Skylar akhirnya memilih untuk berjalan ke taman rumah sakit sambil menggeret tiang infusnya. Menyebalkan! Oke, sepertinya Skylar terlalu banyak mengeluh hari ini. Mengabaikan keramaian yang justru terasa menyedihkan di taman itu, Skylar akhirnya memilih duduk di kursi taman sambil memandangi anak-anak yang bermain di temani oleh perawat, tiang infus dan orang tua mereka.
Ah, berbicara tentang orang tua, Skylar jadi merindukan bunda Melati di panti. Kira-kira apa yang dilakukan oleh bundanya itu?
Lamunan Skylar pecah ketika seseorang menepuk bahunya dari belakang. Skylar menoleh dan mendapati Arkana sedang menatapnya dengan ... Emmm, bingung? Atau penasaran? Entahlah Skylar tidak bisa memastikannya.
“Hai kak Varo, lagi apa?” Tanya Skylar kepo.
“Aku nungguin adik,” jawab Arkana. “Kamu sendiri kenapa tiba-tiba sakit?” Tanya Arkana.
“Kok kakak tahu aku lagi sakit?” Bingung Skylar.
“Sky, orang bodoh aja bakalan tahu kalau kamu lagi sakit. Muka pucat, mata sayu, dan yang paling penting kamu pakai baju pasien lengkap dengan infusnya,” balas Arkana gemas sendiri.
“Ah, iya juga. Bayi baru lahir juga tahu kalau aku sakit,” gumam Skylar membenarkan.
“Ya nggak bayi baru lahir juga kali,” geram Arkana dalam hati.
“Jadi kamu sakit apa?” Tanya Arkana.
“Biasa, penyakit orang hyperaktif, imunnya langsung turun,” jawab Skylar terlampau santai. Yah, sejujurnya, Skylar memang memiliki sistem imun yang lemah.
Arkana menggelengkan kepalanya beberapa kali, takjub dengan tingkah polos karyawan barunya itu.
“Kamu sekolah di mana?” Tanya Arkana, mulai mengambil duduk di samping Skylar
“Di sekolahan milik bapaknya kak Arkana Aldevaro Jhonson,” jawab Skylar luwes, lagi-lagi mampu membuat seorang Arkana Aldevaro tercengang.
Hei, jangan remehkan Skylar. Polos-polos gini, Skylar juga suka stalking keluarga Jhonson. Memangnya siapa yang gak tahu nama besar keluarga itu? Skylar yakin yang gak tahu pasti Cuma orang paling kudet sedunia. Baik, Skylar lagi-lagi berlebihan, lupakan saja.
“Oh iya kak, adik kakak sakit apa?” Tanya Skylar.
“Biasa penyakit anak cowok, jatuh dari motor,” jawab Arkana mengikuti gaya bicara Skylar.
“Baru hari pertama sekolah udah jatuh dari motor, dasar laki-laki,” cerca Skylar pelan.
“Belum juga mulai MOS imunnya sudah melemah, dasar perempuan,” balas Arkana.
Skylar melotot garang. “Ih, dasar jahat!” Kesal Skylar.
Arkana tertawa, wajah kesal Skylar terlihat sangat imut di matanya. Entah kenapa, Arkana jadi merasa hatinya lebih tenang ketika berbincang dengan Skylar, padahal tadi ia sangat panik karena adiknya yang tiba-tiba dikabarkan jatuh dari motor. Arkana sudah mengingatkan adiknya untuk jangan ngebut saat naik motor, tapi memang dasar anak bandel, adiknya itu tetap ngebut dan tidak mengindahkan peringatan darinya. Untung cederanya gak parah.
“Kak, yang jatuh dari motor itu Kak Xavier Nalendra ya?” Tanya Skylar.
Arkana terdiam, tak menyangka kalau Skylar yang polos ini bisa tahu silsilah keluarganya. Arkana akhirnya hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.
“Kamu di sini sendirian?” Tanya Arkana setelah sadar bahwa tidak ada satu orang pun yang menemani Skylar kecuali dirinya.
“Loh, kalau aku sendirian, kakak ini apa? Hantu?” Sahut Skylar balik bertanya.
“Bukan itu, Sky. Maksudku, kamu gak ada keluarga atau wali yang nemenin kamu di sini?” Gemas Arkana.
“Bunda aku tinggal di Vreson, beliau sibuk jagain adik-adik, jadi aku gak ngabarin bunda.” Jawab Skylar jujur.
“Jauh amat, memangnya kamu berapa bersaudara?” Tanya Arkana lagi, ia mulai kepo dengan kehidupan gadis di sampingnya itu.
“Well, aku masuk SCHS jalur beasiswa. Aku gak tahu aku berapa bersaudara, karena aku tinggal di panti dan aku gak kenal keluarga kandungku,” jawab Skylar panjang lebar.
Ah, Arkana jadi merasa bersalah menanyakan hal itu pada gadis manis yang duduk di sampingnya ini. Apalagi, wajah Skylar berubah masam ketika membicarakan keluarganya tadi.
“Sorry,” ucap Arkana merasa bersalah.
Skylar memiringkan kepalanya, gadis itu tersenyum lembut melihat raut bersalah Arkana.
“Gak perlu minta maaf, bukan salah kakak,” balas Skylar.
“Arkanajing!”
Skylar dan Arkana langsung menoleh begitu mendengar nama Arkana yang sedikit dipelesetkan itu. Skylar mengerutkan kening tak suka ketika melihat seorang laki-laki yang tadi memanggil nama Arkana dengan sedikit umpatan. Laki-laki itu tampak terpaku memandang wajahnya. Skylar bangkit lalu berkacak pinggang.
“Nama kak Varo itu Arkana Aldevaro, mana boleh dipanggil begitu, nama bagus-bagus malah diplesetin gitu, gak sopan banget sih!” Omel Skylar.
“Anjir, Gue liat bidadari,” decak lelaki tadi kagum, ia bahkan tidak mendengarkan ocehan Skylar karena terpaku dengan wajah polos tanpa make up itu.
“Heh, kasar banget sih jadi cowok!” Sentak Skylar kesal, “liat bidadari bukannya bersyukur malah mengumpat, dasar orang gila!” Dumel Skylar.
Arkana tertawa kecil melihat wajah kesal Skylar, sudah dia bilang ini hiburan tersendiri baginya. Sedangkan remaja lelaki yang tadinya datang untuk memanggil Arkana jadi tercengang melihat Arkana tertawa.
“Gila, lo ketawa?” Serunya heboh.
Arkana berdehem pelan, menetralkan ekspresinya kembali lalu matanya menyorot lelaki itu dengan tajam.
“Ngapain lo manggil Gue?” Tanya Arkana dingin.
“Itu si Xavier gak mau makan, suruh minum obat kayak suruh minum racun. Bilangin sana!” Jawabnya memberi tahu.
“Dih, kok manja?” Cerca Skylar pelan, nyaris tak terdengar tapi sialnya kedua lelaki itu mendengar.
Keduanya tertawa mendengar cercaan Skylar.
“Anjir, dihina bidadari dia,” ucap lelaki itu di sela tawanya.
“Kak, dia siapa sih?” Tanya Skylar berbisik, penasaran dengan lelaki yang berdiri di hadapannya itu.
“Jason,” jawab Arkana singkat.
Skylar menganggukkan kepala paham.
“Kak Jason, ayo antar aku ke kamarnya kak Xavier Nalendra yang super manja itu,” pinta Skylar membuat Jason melongo.
Jason melirik Arkana seakan meminta persetujuan. Skylar yang menyadari hal itu segera berbalik dan ikut menatap Arkana.
“Kak Aldevaro, Skylar boleh jenguk adinya kakak gak?” Izin Skylar.
Arkana tersenyum, ia kemudian mendekat dan mengacak rambut Skylar pelan.
“Kamu kan lagi sakit, emangnya gak papa kalau jalan-jalan gini?” Tanya Arkana khawatir.
Skylar terdiam sebentar, gadis itu melirik cairan infusnya yang tinggal seperempat.
“Ini kalau cairannya abis aku udah boleh pulang kok, jadi sebenarnya aku itu udah gak papa. Lagian bosan juga di kamar sendirian,” jawab Skylar luwes.
“Oke kalau gitu, ayo!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments