Sosok yang bersemayam di dalam kerajaan Mangkubuana itu adalah salah satu penjaga milik leluhur para raja terdahulu. Kini dia bangkit naik ke permukaan bumi setelah merasakan penjagaan hewan leluhur Garuda tidak lagi berada di istana.
Seribu tahun yang lalu.
Raja pertama Mangkubuana meminta kekuatan yang tiada tara ke laut yang di huni berbagai macam bangsa jin dan iblis. Dia meminta pada jin atau iblis yang paling kuat atau terkuat dari semua yang ada. Pengorbanan sebagai balasan sebagai pengikut setia di samping menumbalkan dirinya sendiri. Tanpa di sadari rantai setan itu berlanjut selama tujuh turunan berturut-turut.
...💀💀💀💀💀...
Buku rahasia MangkuBuana 1
Lembar pertama
Ini bukan sebuah pengorbanan yang hanya di tujukan pada diri sang peminta. Bau anyir aroma darah yang berada di dalam anak dan cucu akan merasuki bahkan perlahan menyerap darah sebagai balasan penegak istana yang Berjaya.
Jangan sebut kerajaan itu bisa kokoh tanpa di telan masa di balik sokongan para penjaga makhluk tak kasat mata. Garuda adalah saksi hewan berselubung aura mistis warisan para leluhur terdahulu.
Petilasan di salah satu tempat istana
Lorong ghaib, pintu tempat keluar masuk para jin maupun iblis.
...💀💀💀💀💀...
Suatu masa salah satu raja meminta perlindungan dari serangan musuh yang datang mengepung dari arah barat, timur, utara dan selatan. Hampir saja tanah buana rata bersama tulang tengkorak penghuninya jika tidak segera di tolong pasukan jin yang masuk ke dalam tubuh prajurit buana dalam semalam membantai musuh dengan sekali tebasan pedang.
Harum aroma anyir darah tertuju pada pemilik yang di ikuti tertanam di patri pewaris nama yang sudah tersemat di dalam lembar buku tulisan ghaib. Pak Poh, berusaha sekuat jiwa dan tenaganya agar menduduki posisi sebagai raja Buana.
Gambar simbol sekte kepala tengkorak terpampang jelas pada setiap simbol yang mereka bawa. Salah satu utusan pak Poh memakai baju kebesarannya memasuki aula istana. Terlihat beberapa para pejabat masih menekuk lutut berharap sang putri mengabulkan permohonan mereka.
“Perdana menteri keamanan kenapa kau tidak ikut melayangkan petisi keinginan agar sang putri segera naik tahta?” Tanya perdana menteri perairan.
“Untuk apa aku meminta belas kasih pada orang yang tidak mau memimpin negeri?”
“Jaga ucapan mu perdana menteri hakim, kepala mu bisa melayang jika terdengar penjaga istana.”
Pak Poh tertawa terbahak-bahak menunggu kabar kasus keracunan yang sebentar lagi menggemparkan istana. Sang putri sudah meneguk air teh bunga teratai yang biasa di suguhkan oleh dayang pendampingnya. Hari ini dia kehilangan keseimbangan, pandangan mata kabur sampai menjatuhkan cangkir batu.
Prang__
“Putri…”
Tabib istana berdesakan secara bergantian berusaha mengeluarkan racun di dalam tubuhnya. Sudah beberapa jam berlalu tapi racun ganas yang belum di ketahui penawarnya itu menjalar merubah wajahnya menjadi warna kebiruan.
“Ada apa? Bukan kah kalian adalah para tabib handal?” Tanya Poh sambil melipat tangannya di depan dada.
“Tuan muda harap bersabar, sang putri masih menjalani proses pengobatan” ucap dayang Kumetra.
“Aku membawakan seorang tabib yang paling handal. Aku tidak mau keponakan ku ini mati hanya karena racun yang menggerogoti tubuhnya secara mendadak.”
“Silahkan tuan muda.”
Kumetra melirik gelagat aneh pada tabib yang mengenakan simbol tengkorak pada penutup kepalanya. Perlahan dia keluar dari keramaian kamar kebesaran sang putri lalu berlari mencari pengawal pendamping Suga. Hanya dia yang bisa menentang pak Poh.
“Dayang Cen, apakah kau melihat pengawal Suga?” Tanya Kumetra sangat panik.
Dia mengigat pesan sang pengawal yang mengatakan jika terjadi hal yang mendesak mata sang dayang harus mengirim sinyal di udara. Dayang Kumetra menyalakan meriam di udara, suara yang terdengar oleh Poh membuat dia mendongak ke dari jendela melihat atas langit.
“Siapa yang membuat sinyal di udara? Apakah ada yang berniat menyerang ku?” Tanya Poh .
“Maaf tuan muda, ada anak pejabat istana yang bermain meriam, saya melihatnya tadi ketika mengantarkan teh untuk para prajurit” jawab dayang Cen.
Sajian teh segar buatan dayang Cen, ada cemilan kue basah di atas daun semangkok yang sengaja dia sajikan untuk mengalihkan pandangan mereka. Mengetahui dayang Kumetra sedang terdesak, dayang Cen membantu pergerakannya agar tidak di ketahui oleh Poh.
“Aku harus memastikan bahwa dayang ini bukan lah pengikut setia diajeng” gumam Poh memperhatikan sang dayang.
Pengawal Suga yang sedang berada di dalam ruangan bawah tanah hanya mendengar suara keras dari atas langit. Dia berlari keluar, menanyakan pada salah satu penjaga dari mana suara itu berasal.
“Pengawal Suga, aku adalah utusan dayang Cen. Dia memberitahu akan hal yang sangat mendesak menimpa sang putri” ucap dayang Tan.
Salah satu pengikut Poh melihat Tan berbisik pada Suga. Setelah Suga pergi, dia di seret masuk ke dalam ruangan Poh dengan tubuh yang di rantai. Suga melihat sang puri terbaring menutup mata di kelilingi para tabib. Salah satu tabib memakai topi hitam mengeluarkan pisau tajam bersiap menyayat pergelangan tangannya. Sedikit lagi kulitnya tersentuh. Pengawal Suga menepis pisau , dia memukul tangan tabib hingga terdengar suara retakan tulangnya.
Krrakkk_ “Argghh!” teriaknya kesakitan.
“Apa yang sudah kau lakukan pengawal Suga!” bentak Poh.
“Tuan muda, sang putri tidak akan bisa naik tahta jika ada tanda bekas luka di tubuhnya” jawab sang pengawal.
“Ya, kau benar sekali Suga. Kenapa sebelumnya tidak terpikirkan oleh ku?” ucap salah satu tabib istana.
“Ya benar sekali!” seru tabib yang lainnya.
Karena takut di tuntut oleh sang putri, mereka lepas tangan mengalihkan seluruh tugas pada tabib utusan Poh. Para tabib itu menyusun kembali alat mereka lalu keluar dari ruang kebesaran.
“Sedikit saja kau berani menyentuh kulit sang putri, maka aku tidak akan segan-segan untuk membunuh mu” bisik Suga di telinga Poh.
“Kalau begitu biarkan saja dia mati membusuk. Anggota! Ayo kita pergi!” ucap Poh sangat kasar.
Setelah peramal Ming berhasil di keluarkan oleh Trangga. Dia di minta mengobati sang putri, tubuhnya masih penuh lumpur, luka dan sangat kotor. Dia melakukan pengobatan akupuntur, tidak lama kemudian sang putri membuka mata. Sang peramal mengatakan bahwa jarum-jarum yang tertancap di tubuhnya itu hanya sebagai penyanggah agar dia bisa bernafas dan membuka mata tapi tidak mengeluarkan racun di dalam tubuhnya. Ming menyuruh mereka mencarikan tiga kelopak bunga poppy sebagai obat penawar racun yang berada di dalam tubuhnya.
“Ingat, waktu kalian tidak lah banyak. Dalam waktu yang singkat kalian harus mendapatkan kelopak bunga itu sebelum dia kehilangan nafasnya” pinta sang peramal.
Sebelum pergi, sang penjaga dan pengawal memerintah kan pasukan mereka untuk berjaga di depan kamar kebesaran sang putri hingga dia kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
EL SHADAY
peramal ming kenapa kau tak sekalian meramal nasib tuan putri?
2023-08-13
0
Ucy (ig. ucynovel)
ini kisah nyata kah kak?
2023-03-15
0
Florist
⊂_ヽ
\\
\( ͡° ͜ʖ ͡°)
> ⌒ヽ
/ へ\
/ / \\
レ ノ ヽ_つ
/ /
/ /|
( (ヽ
| |、\
| 丿 \ ⌒)
| | ) /
ノ ) Lノ
(_/
2023-03-04
0