“Ini apa sayang?”
“Buat kakak,aku tau kakak haus dan butuh minum.”
“Makasih sayang.”
Regina tau bahwa Tiara hanya mulutnya saja yang ketus,tapi hatinya baik dan selalu memikirkan kakaknya.
“Kakak jangan ke-PDan ya aku ngelakuin ini,karena menghargai mama dan papa.”
Regina hanya tersenyum dan peluk Tiara,Tiara hanya diam dan Regina menghelus kepala Tiara sambil mencium kening Tiara.
“Makasih ya sayang,kamu udah peduli sama kakak,kakak enggak nyangka kamu sayang banget sama kakak,kakak juga sayang banget sama Tiara,maaf ya kalau kakak belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu dan juga Selly sayang.”
“Kakak udah jadi kakak yang baik kok,aku aja yang kurang bersyukur punya kakak yang baik,kuat dan hebat kayak kakak.”
Regina yang mendengar itu tidak bisa berhenti menanggis,setelah itu Tiara melap air mata kakaknya dengan menggunakan tangan munggilnya sambil melihat kakaknya.
“Kak,jangan nangis dong,kan aku jadi sedih kalau kakak nangis.”
Regina langsung sontak memeluk Tiara,di liat oleh Selly dari luar dan ikutan memeluk kakaknya sambil menguatkan kakaknya. Mengusap air mata kakaknya.
“Kakak janji sama kalian gak bakal kecewain kalian,maaf ya kalau kakak belum bisa menjadi kakak idaman kalian.”
Selly dan Tiara langsung menanggis mendengar kakaknya bicara seperti itu,setelah itu akhirnya mereka tidur,kebesokan paginya di meja makan,Tiara menyiapkan sarapan begitu juga Selly,Regina yang bangun kaget dan melihat ke arah mereka.
“Loh? Adek kakak ngapain ini rajin banget.”
Regina menghampiri kedua adiknya,setelah itu kedua adiknya senyum dan menyuapin kakaknya makan yang lagi belum beberes.
“Hmm,enak kalian belajar dimana? Kok tau kakak suka nasi goreng.”
“Iya ka,kita tau kakak capek dan kakak sering banget,lewatin makan kita gamau kalau kakak kenapa-kenapa.”
Regina menanggis mendengar itu setelah itu langsung peluk kedua adiknya sambil melihat ke arah adik-adiknya.
“Hmm,kakak bangga banget sama sifat kalian,gak ngerti lagi kenapa bisa ada orang sebaik kalian,keren banget hebat.”
Regina langsung bergegas mandi tanpa memikirkan yang aneh-aneh,kedua orangtuanya bangga akan Regina yang sudah mengurus adiknya dengan benar.
“Ka,mau kemana?”
Selly yang menghampiri kakaknya dengan makanan buatanya dan porsi untuk kakanya sebelum kerja,sedangkan Tiara sudah berangkat duluan dan memberi pesan kecil.
“Ka,maafin Tiara yang selalu merendahkan kakak,enggak maksud Tiara seperti itu,Tiara cuman gamau kalau kakak di hina orang karena,Tiara kesal melihat kakak di hina sama teman-teman Tiara dan menanggis di sekolah.”
Regina yang membaca pesan itu menanggis dan Selly langsung peluk kakaknya sambil mengusap air matanya dengan lembut.
“Ka,udah dong jangan nangis terus Selly gak kuat kalau liat kakak nangis terus,Selly gatau masalah kakak apa,tapi kakak harus tau kalau Selly sayang kakak banget.”
“Enggak sayang,kakak bahagia punya adik-adik kayak kalian yang pengerti dan kakak bingung kenapa kalian pengertian banget,kakak jadi malu sama kalian.”
“Enggak usah malu kak,kenapa harus malu justru kita bangga sama kakak,kita mau kakak tetap sehat dan juga kakak tetap kerja.”
Regina tersenyum dan hpnya bunyi dari Restaurant kemarin,Regina senang dan langsung mengantar Selly ke sekolah,serta berpamitan dengan kedua orangtuanya,setelah sampai sekolah,Regina langsung buru-buru pergi.
“Selamat pagi ibu.”
“Pagi Regina,kamu datang pagi banget belum buka tau,ada apa?”
“Gimana hasilnya ibu?”
“Kamu keterima dan kamu udah boleh kerja ya di sini.”
“Baik ibu,makasih ya ibu.”
Regina langsung menganti seragam kerja dan memulai kerja,hari demi hari di lewatinya untuk mencari nafkah demi membahagiakan keluarganya,setelah selesai Selly dan Tiara sudah tidur dan meninggalkan makanan untuk regina.
Tak terasa sudah mau 4 bulan bekerja di Restaurant ini dan semua ekonomi Regina,sedikit demi sedikit terbantu berkat kerja kerasanya.
“Halo ibu,mau pesan apa?”
“Ibu-ibu emang muka saya kayak orangtua sampai kamu panggil saya ibu?”
Regina diam dan kaget apa dia salah bicara kepada ibu-ibu ini,setelah itu Regina tersenyum sambil memperbaiki bahasa bicaranya.
“Maaf kak,saya enggak tau mau manggil apa.”
“Kakak,sejak kapan saya punya adik kayak kamu,panggil saya putri.”
“I-iya baik,Putri mau pesan apa? Ada yang bisa saya bantu?”
Putri melihat menu sambil menahan kesal dengan Regina,Regina yang enggak tau apa-apa,Putri sengaja mau jatuhin minum agar mengenai Regina,Regina Reflek dan langsung mengambil air itu.
“Putri,enggak apa-apa?”
Putri merasa kesal dengan Regina,setelah selesai pesan Putri terus mencari alasan Regina,Ibu pemilik Restaurant bingung ada apa,setelah itu menghampiri Putri dan juga Regina.
“Putri! Kamu kenapa sih? Gangguin pegawai mama,kamu mau bantuin mama kerja,jangan egois bisa gak! Capek mama sama kamu.”
Putri menanggis,karena di marahin oleh mamanya setelah itu Regina hanya diam,sambil senyum kepada Ibu pemilik Restauran.
“Itu anak ibu?”
“Iya anak saya,emang manja dia makannya saya capek sama dia,makasih ya kamu udah pengertian.”
“Sama-sama ibu.”
Regina balik ke belakang dan gak lama Heri datang pria dingin nan ganteng,yang mau makan di Restauran yang jauh dari kantor dan juga menunggu pasanganya.
“Selamat siang kak,ada yang bisa di bantu? Mau pesan apa.”
Heri pesan makan tanpa melihat ke arah Regina,Regina tetap ramah walau dirinya tidak di liat dan Heri merasa ada yang aneh dengan suara ini,seperti kenal namun takut untuk melihat dan memutuskan untuk tidak melihat.
Sampai makanan Heri tiba,Heri memberanikan diri melihat Regina,namun keadaan berkata lain,Regina pergi lebih dulu dan tidak sempat untuk saling melihat and bertatap,sampai Heri mau baya dan melihat Regina dengan tutup topinya.
“Regina.”
“Iya ibu.”
Heri yang mendengar itu membautnya mengingat akan masa lalunya,dengan wanita yang bernama Regina juga,Heri masuk kembali untuk memastikan apa Regina di maksud,Regina dari masa lalunya hanya ilusinya yang rindu akan Regina.
“Maaf pak,ada yang bisa saya bantu?”
Perkerja yang mengantikan posisi Regina,setelah itu Heri hanya diam sambil celingak-celinguk menunggu Regina keluar dari ruanga.
Sedangkan Regina sedang membuat pembukuan Restauran karena,ibu pemilik Restauran sudah percaya penuh dengan Regina,Regina juga senang di beri kepercayaan seperti itu.
Heri merasa usahanya sia-sia dan keluar dari Restauran,ke kantornya dan merenung sambil melihat ke arah jendela dengan pemandangan gedung tinggi,sambil memikirkan Regina dimana dana pa kabarnya.
“Regina,duluan ya.”
“Iya hati-hati ya.”
Regina merapikan Restauran dan menghitung semua uang untuk di transfer ke ibu,Restauran sampai dirumah sambil meregangkan badan,adik-adiknya langsung peluk Regina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments