Darel melirik, tatapan dinginnya membuat Ken Mura merinding. Dia benar-benar akan memukul Haruka. Ken Mura meneguk ludah, Darel Yon bisa dengan mudah mengalahkan sejumlah orang dewasa yang terlatih ketika dia serius, dan sekarang Darel sedang serius. Jika Darel bertarung melawan Haruka, Ken Mura takut jika gadis cantik itu hanya akan dipukuli hingga menangis.
"Apa taruhannya?" tanya Darel.
"Sederhana, jika aku menang kamu harus patuh pada ucapanku. Jika kamu menang, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau padaku."
Mendengar itu wajah semua orang menjadi merah, tak terkecuali Darel Yon. Pikirannya normal kembali setelah satu tamparan di pipi.
"Baiklah, jika aku menang, kamu harus menjauh dari kakakku," kata Darel membuat semua orang menjadi kecewa.
"Bagaimana dengan aturannya?" Darel kembali bertanya, tetapi Haruka sudah menyerangnya lebih dahulu. "Aturannya hanya ladies first!"
Haruka menjegal belakang lutut Darel dengan mengerahkan kekuatan yang besar. Darel berusaha melawan, tetapi lekukan belakang lututnya sudah dikunci oleh Haruka.
Titik tumpu tubuh Darel menjadi goyah, dengan sedikit dorongan dari Haruka, tubuh Darel melayang dan pandangannya berputar ke langit-langit. Darel jatuh menghantam lantai dengan posisi Haruka duduk di atas tubuhnya. Alih-alih kasihan dengan Darel, Ken Mura malah merasa iri.
"In-ini tidak adil," keluh Darel. Namun, Haruka hanya tersenyum menanggapinya. Haruka mengepalkan tinjunya, memukul phlitrum (oreng) Darel dengannya, membuat Darel pingsan dengan darah yang mengalir dari hidung. Ken Mura yang melihat itu menarik kata-katanya kembali, dia tidak jadi iri dengan Darel.
[Oreng : Alur antara bibir dan hidung]
"Apa ini kekuatan orang yang dibesarkan di distrik kumuh? Sial, dia benar-benar cantik, tetapi kenapa sangat menakutkan," batin Ken Mura yang nyalinya menjadi ciut seketika.
"Pelayan tolong urus Darel untukku," suruh Haruka kepada pelayan yang menjadi sopirnya ke sekolah ini. Saat pelayan itu naik ke atas ring Haruka turun dengan senyum palsunya yang membuat semua orang ketakutan.
"Baiklah, karena aku sudah selesai mengurus pembuat onar. Sudah waktunya menyelesaikan masalah ini." Haruka mengeluarkan ranting pohon yang ia sudah ambil sebelumnya. Haruka menebaskannya ke kiri dan kanan, membuat mereka yang merasa bersalah meneguk ludah, bahkan guru yang sedang mengecek keadaan kembali keluar setelah melihat seringai penjahat milik Haruka.
"Semuanya masuk ke posisi push-up!" perintah Haruka. Ken Mura ingin tidak menurutinya, tetapi tubuhnya bergerak sendiri. Begitu juga dengan anak lainnya, mereka tidak punya pilihan, berharap semua ini lekas berakhir.
Haruka menimbang-nimbang berat-panjang ranting dan memukul-mukulkannya ke telapak tangan.
"Tuan Muda Ken Mura, apa Anda tahu kesalahan Anda?" Haruka bertanya dengan formal, membuat Ken Mura menggigil.
Karena Ken Mura tidak segera menjawab, Soma Haruka memukul bagian belakang tubuh Ken Mura dengan cukup keras secara berturut-turut. "Aku salah... tolong berhenti!" teriak Ken Mura yang telah menangis dibuatnya.
Asisten keluarga Ken tidak bisa berdiam diri lebih dari ini, meski dia sendiri takut, tetapi ia mencoba menguatkan dirinya dan tetap maju. "Nyonya Yon, apa yang sedang Anda lakukan?"
Langkah asisten keluarga Ken dihentikan oleh salah seorang guru, "Anak-anak butuh kedisiplinan tambahan, dan mungkin ini yang benar-benar mereka butuhkan untuk saat ini."
Asisten keluarga Ken mengerutkan dahi. Berpikir ada yang salah dengan kepala guru yang menghentikannya tersebut. Jika benar itu tindakan pendisiplinan oleh keluarga Yon, tetapi kenapa mereka melakukannya kepada Tuan Muda keluarga Ken?
Asisten keluarga Ken melihat kembali ke arah Tuan Mudanya yang masih dipukuli. Setelah mendengar apa yang guru itu katakan, dia mengingat kembali kenangan lamanya saat dulu masih bersekolah. Saat itu para guru masih diperbolehkan untuk menggunakan hukuman fisik sebagai tindak pendisiplinan dan dirinya sering dipukul dengan penggaris.
Setelah asisten keluarga Ken pikirkan, hukuman fisik yang ia terima waktu itu benar-benar membuatnya jera dan tidak punya keberanian untuk mengulangi kenakalannya lagi. Sekarang ia melangkah mundur, ikut tersenyum melihat tangis Tuan Muda yang ia layani.
Darel Yon tersadar dari pingsannya, pelayan keluarga Yon langsung memberinya air mineral dan membantunya untuk duduk.
Mata Darel Yon membulat sempurna, pemandangan yang ia pertama kali lihat setelah jatuh pingsan benar-benar diluar nalar.
Anak-anak yang sebelumnya mengeroyok dirinya kini terbaring seolah kehilangan nyawa. Sementara di satu sisi ada Sekumpulan orang dewasa yang merasa puas melihat anak-anak itu sekarat.
Setelah beberapa kali putaran pukulan, Ken Mura kehilangan harga dirinya. Dia melenguh seperti sapi, memohon agar Haruka berhenti memukulnya. "Aku... aku salah!"
"Katakan padaku, apa kesalahanmu, Tuan Muda Ken?"
"Saya salah! Saya harusnya tidak membayar murid lain untuk mengeroyok Darel Yon dan merencanakan agar masalah ini berakhir di kantor kepala sekolah!"
Pukulan bertubi Haruka hantarkan pada Ken Mura, membuat laki-laki itu menjerit dengan suara yang menyayat hati. "Sakit! Tolong berhenti!"
"Apa lagi?" tanya Haruka.
Mata Ken Mura terbuka lebar dan otaknya seketika menjadi linglung. Setelah beberapa pukulan tambahan Ken Mura membuka mulutnya kembali.
"Sa-saya juga telah bersalah karena menghina Darel Yon dan keluarga Yon. Saya mohon tolong ampuni Saya, Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi!"
Ken Mura menangis terisak dan Haruka puas melihatnya. "Karena sudah tahu apa kesalahan kalian, kalian tahu apa yang harus kalian lakukan sekarang, kan?"
Anak-anak semuanya berdiri, menghadap pada Darel Yon dan bersujud padanya meminta perampunan. Ken Mura yang tidak sanggup lagi berdiri merangkak dengan sekuat tenaga, meraih kaki Darel dan meminta maaf padanya.
"Aku minta maaf, aku melakukannya karena selalu dibanding-bandingkan denganmu! Aku menyesalinya, aku tidak akan melakukannya lagi!"
Ken Mura semakin menangis, wajah menjijikkannya yang tertutup oleh lendir membuat Darel segera memaafkan mereka dan mengusir mereka pergi saat itu juga.
Darel Yon mengingat kembali apa yang terjadi padanya saat bertaruh. Meskipun benar kalau Haruka memakai cara kotor untuk menundukkannya, fakta bahwa Darel meremehkan Haruka adalah penyebab utama kekalahannya. Wanita yang terlihat anggun diluar, ternyata sangat kejam di dalam.
Karena Darel kalah taruhan, dia tidak punya pilihan lain selain menuruti perkataan Haruka, tetapi bukan berarti dia akan menerimanya begitu saja. Darel Yon bertekad, untuk mengawasi gerak gerik kakak iparnya itu dengan serius, dan jika wanita ini bisa membahayakan keluarganya, Darel sendiri yang akan mengeksekusinya.
"Kelas berakhir, ambil tasmu dan mari pulang!" seru Haruka.
Pelayan keluarga Yon tidak bisa berkata-kata. Semua orang yang bekerja di keluarga itu pasti tahu seberapa keras kepala dan sombongnya Darel Yon, tetapi sekarang, tidak hanya Haruka mendisiplinkannya, tetapi juga menjinakkannya.
Pelayan itu sekarang mengingat sesuatu yang lebih buruk, tidak masalah jika dia hanya memukul Darel Yon, tetapi Haruka juga memberi pelajaran pada Tuan Muda keluarga Ken, itu sudah menentang batas kognitif, bisa-bisa masalah ini malah menjadi besar jika reaksi keluarga Ken buruk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments