Mike memacu kendaraannya menuju markas Cosa Nostra yang ada di dekat pelabuhan lama—Kota Mila, Italia.
DOR
DOR
Suara baku tembak masih terdengar di area markas. The Camborra masih bertahan beberapa jam berperang melawan Cosa Nostra. Tujuan mereka adalah ingin menguasai pasar senjata api ilegal yang selama ini di kuasai oleh Carlos.
Mike turun dari mobil seraya mengambil senjatanya yang di simpan di bawa jok mobilnya.
“Alright! Saatnya menyingkirkan para tikus menjijikkan itu!” geram Mike segera masuk ke dalam markas sembari memegang dua senjata api di tangannya.
*
*
Arra menatap pria paruh baya yang berdiri di hadapannya. Pria tersebut sepertinya usianya saam dengan Dante—kakeknya. Meski sudah terlihat tua dan rambutnya sudah memutih, pria tersebut masih terlihat tampan dan gagah.
“Senang bertemu Anda, Ayah Mertua! Perkenalkan, aku adalah Arracelia William.” Arra memperkenalkan diri dengan sopan, seraya sedikit menundukkan sedikit badannya bertanda memberikan hormat pada pria paru baya itu.
“Siapa yang kau sebut Ayah Mertua?!” sentak Gino pada Arra dengan suara datar, dan dingin, terdengar sangat mengerikan bagi siapa saja yang mendengarnya, tapi tidak untuk Arra.
“Oh, sepertinya Anda tidak menyukai aku. Bagus kalau begitu, aku bisa pergi kapan saja dari tempat membosankan ini!” balas Arra tanpa rasa takut sedikit pun.
“Kenapa kau tidak pergi saja dari sini! Jadi aku tidak perlu menyingkirkanmu!” desis Gino seraya menatap gadis yang ada di hadapannya itu sangat tajam.
Suasana terasa sangat menegangkan di ruang tengah mansion mewah itu. Di tambah lagi Eugino dan Arra saling menatap tajam. Bahkan para pelayan dan bodyguard yang ada di sana tidak ada yang berani melerai keduanya.
“Jika aku bisa pergi dari sini, maka sudah aku lakukan sejak dulu! Tapi, karena putramu yang sangat menyebalkan itu tidak akan pernah membiarkan aku pergi! So, minta kepada putramu sendiri agar menceraikan aku!!!!” balas Arra dengan telak. Kemudian memanggil pelayan.
“Nyonya--”
“Antarkan aku ke kamarku!!” ucap Arra kepada pelayan yang mendekatinya.
“Baik, Nyonya. Mari ...” Pelayan mempersilahkan Arra jalan lebih dulu menaiki anak tangga.
Eugino menghela nafas kasar seraya mengepalkan kedua tangannya dengan erat. “Aku kira dia adalah gadis yang lemah! Sungguh di luar eskpetasiku!” geramnya.
Menyingkirkan Arra adalah hal yang sangat mudah baginya, tapi dia tidak boleh gegabah.
“Apakah ini kamar suamiku?” tanya Arra kepada pelayan yang mengantarkannya ke salah satu kamar di lantai dua. Kamar tersebut sangat mewah dan mengusung konsep modern, tapi kamar tersebut di dominasi dengan warna abu. Sebuah warna yang membuat Arra mual, karena semua kamar Carlos di Meksiko dan New York berwarna abu, tidak ada warna lainnya.
“Iya, Nyonya. Ini adalah kamar Tuan Muda. Silahkan Anda beristirahat, jika Anda membutuhkan sesuatu, tekan interkom yang ada di atas nakas,” jelas pelayan wanita itu.
“Oke, terima kasih,” jawab Arra tersenyum tipis.
Pelayan tersebut segera pamit undur diri, sambil menutup pintu kamar tersebut.
Arra menghela nafas kasar, lalu tour kamar yang luasnya seperti lapangan sepak bola.
“Ck! Dia sangat perhatian, tapi sayang sekali sikapnya sangat cuek, dingin, dan datar,” gumam Arra tersenyum tipis saat dia berada di ruang ganti. Dia menatap pakaian wanita dengan brand ternama di dunia, sepatu, dan tas branded. Ah, jangan lupakan aksesoris wanita, mulai dari jam tangan dan perhiasan berlian, berjajar rapi di dalam lemari kaca.
“Eh, tunggu! Sejak kapan dia menyiapkan semua ini?! Atau jangan-jangan ini adalah milik kekasihnya?!” Pikiran negatif itu melintas di benaknya. Dan berhasil membuatnya kesal setengah mati. Lalu dia segera keluar dari ruang ganti, memanggil pelayan melalui intercom.
***
Jangan lupa like dan komentarnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Eva Nietha✌🏻
Seru
2023-12-22
1
fernando Theo Taneo
makin seru aja ne,,tom&jeri di tambah lagi pak tua,,
2023-12-15
0
Meriana Erna
🤣🤣🤣🤣sabar,sabar 🤣🤣
2023-10-08
5