Sebesar kelingking?

Carlos menikmati makan siangnya di dalam kamar sembari melihat istrinya yang masih terlelap di atas ranjang yang mewah dan lebar itu. Ia menghentikan aktivitas makannya saat melihat Arra menggeliat sambil berdesis seperti sedang kesakitan.

Tidak lama, Arra mengerjapkan kedua mata, terbangun dari tidurnya. Carlos meletakkan sendok dan garpu yang sedang dia pegang, kemudian ia beranjak menghampiri istrinya.

"Kau sudah bangun?" Suara Carlos mengejutkan Arra yang sedang mengumpulkan nyawa.

Arra menatap Carlos dengan kedua mata yang menyipit, lalu mengangguk pelan. Ia meringis sakit sambil berdecak pelan karena area pangkal pahanya terasa sangat sakit.

"Kenapa sakit sekali!!" rengek Arra yang sudah meneteskan air matanya. Pangkal pahanya terasa sangat sakit luar biasa saat di gunakan bergerak.

"Apanya yang sakit?" Carlos bertanya sambil mendudukkan diri di tepian tempat tidur, sedikit memiringkan badannya, menatap Arra yang masih meringis kesakitan.

"Kau ini bodoh atau apa?! Jelas milikku yang sakit!!" Arra menjawab pertanyaan Carlos penuh emosi.

"Sesakit itu kah?!" Carlos masih bertanya dengan wajah datarnya, dan hal itu semakin membuat Arra gregetan.

Arra mengambil bantal yang ada di sampingnya kemudian melemparkannya kepada Carlos dengan rasa kesal luar biasa.

Carlos segera menangkap bantal melayang ke arahnya, lalu meletakkan bantal tersebut ke atas ranjang seraya menepuknya pelan.

"Bisakah mulutmu diam!" omel Arra sambil berusaha untuk mendudukkan dirinya dengan susah payah.

"Baiklah, aku akan diam," jawab Carlos sambil memperhatikan istrinya yang akan turun dari ranjang.

Arra melirik Carlos seraya mendengus kesal. Kemudian ia melilitkan selimut ke tubuhnya yang masih polos itu. Dia ingin ke kamar mandi, saat panggilan alam menyapa dan sudah tidak tertahankan lagi, akan tetapi dia harus menahannya sejenak karena kedua lututnya terasa sangat lemas dan pangkal pahanya masih sangat sakit.

Carlos menghela nafas panjang, lalu beranjak dari duduknya, mendekati Arra dan menarik selimut yang melilit di tubuh istrinya hingga terhempas ke lantai.

"Carl!!" Arra marah dengan tindakan Carlos, dia menatap tajam iblis tampan yang kini di hadapannya.

"Aku hanya ingin membantumu!!" Dengan gerakan cepat, Carlos menggendong tubuh istrinya ala bridal style.

Arra terkejut lalu secara reflek mengalungkan kedua tangannya di leher kokoh suaminya. Arra menatap Carlos dari samping. Iblis itu di akuinya mempunyai ketampanan dan pesona yang luar biasa, tapi Arra sebisa mungkin membentengi hatinya agar tidak jatuh dalam pesona suaminya sendiri.

Sampai di kamar mandi, Arra di dudukkan di Closet.

"Sana pergi!!" usir Arra pada Carlos sambil mengibaskan tangannya.

Akan tetapi Carlos tak bergeming. Pria itu masih berdiri di hadapan Arra sambil memandang istrinya dengan tatapan datarnya.

Masa bodo dengan keberadaan Carlos. Arra segera menuntaskan hajatnya. Wanita cantik itu memekik sakit, sampai mengeluarkan air matanya saat buang air kecil. Area sensitifnya terasa perih dan sakit seperti ada luka robekan di sana.

Ini benar-benar sangat sakit, rasanya seperti sebuah luka yang di taburi dengan air garam.

Carlos cemas melihat keadaan istrinya. Separah itukah efek dari percintaan mereka? Pria tampan itu mendekati Arra lalu menggenggam tangan istrinya dengan erat.

"Apa sudah merasa lebih baik?" Carlos bertanya dengan nada lembut saat Arra terdiam.

"Ini sangat sakit!! Aku tidak mau lagi di sentuh! Hu hu hu, seharusnya milikmu di kecilkan saja. Agar tidak menyiksaku!" racau Arra tidak jelas, membuat Carlos mengangkat kedua sudut bibirnya.

"Bukankah milikku hanya sebesar kelingking?" Carlos membalikkan perkataan Arra.

"Apa?!"

***

Jangan lupa bestie dukungannya ya. Jangan lupa komentar, karena setiap hari senin nanti akan ada undian pulsa sebesar 10 ribu untuk satu komentar pembaca yang beruntung, terima kasih. ❤❤

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***