Ratu Iblis

Bruk!

Carlos menghempaskan tubuh Arra di atas ranjang mewah mereka. Untung saja ranjang itu empuk, jadi tubuh berharga Arra tidak terluka.

"Dasar iblis!!!" umpat Arra sembari mendudukkan dirinya dan menatap tajam Carlos.

Pria bertato itu berkacak pinggang, seraya memainkan lidahnya di langit-langit mulutnya dan menatap Arra tidak kalah tajam.

''Jika aku iblis maka kau adalah ratu iblisnya!" ucapkan Carlos dengan suara datar dan dingin.

Arra mencebikkan bibirnya seraya memutar kedua matanya dengan jengah. Enak saja dirinya yang cantik dan sexy, disamakan dengan ratu iblis.

"Carlos, aku ingin tahu alasanmu menikahiku dan menawanku di sini?! Apakah kau sudah tergila-gila denganku? Hingga kau sampai melakukan hal yang rendahan seperti ini?" tanya Arra penasaran, tapi di sepanjang kalimat yang di ucapkan itu tersemat sebuat ejekan dan olokan untuk Carlos.

"Cih! meskipun di dunia ini hanya tersisa wanita sepertimu. Aku tidak akan pernah mau menikahimu! Aku melakukannya hanya karena suatu alasan yang tidak bisa aku jelaskan kepadamu!" Carlos beralasan, tentu saja dia akan pernah mengakuinya. Bisa jatuh harga dirinya, jika jatuh cinta kepada wanita bar-bar seperti Arra.

Arra tersenyum miring ketika mendengar penjelasan Carlos. Dia tahu jika Carlos saat ini sedang berbohong, terlihat jelas dari tatapan mata Carlos yang tidak mau menatapnya saat berbicara.

''Baiklah, aku percaya dengan alasanmu. Tapi jika suatu saat nanti kau jatuh cinta kepadaku, mungkin aku sudah pergi dari hidupmu!" Arra berkata sambil menarik selimut yang ada di ujung ranjang untuk menutupi tubuhnya.

Carlos mengepalkan kedua tangannya ketika mendengar ucapan Arra. Pria itu juga mengeraskan rahangnya, dia tidak akan melepaskan Arra sampai kapan pun, dan akan tetap menjerat gadis itu di dalam hidupnya. Kemudian dia merangkak naik ke atas ranjang, membuat Arra yang terduduk di tengah ranjang pun langsung memundurkan diri, takut diterkam oleh iblis tampan itu.

"Hei!! Kenapa kau tidur di sini?!" Arra terkejut sambil merapatkan selimut yang ada di dekapannya, saat Carlos sudah merebahkan diri.

"Ini rumahku! Jadi, aku bebas ingin tidur di mana saja!" Carlos menjawab sambil menutup mata dan bersedekap di dada.

"Oh, baiklah. Kalau begitu aku akan tidur di kamar lainnya!" Arra ingin beranjak dari sana, tapi niatnya itu terhenti ketika mendengar ancaman Carlos.

''Jika kau berani turun dari ranjang ini, maka besok kau akan mendengar kabar duka dari keluargamu!!" ancam Carlos tidak main-main, dan terdengar sangat mengerikan.

Arra mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Gadis itu menaikkan kakinya lagi yang sudah menjuntai ke lantai. Dia menoleh, menatap tajam Carlos yang sudah terpejam di sampingnya.

Mungkin ini akan menjadi hal gila dalam hidupnya karena berani melawan ketua mafia yang paling ditakuti di Negara Italia. Dengan penuh rasa takut, gadis itu bergerak perlahan mendekati Carlos, kemudian dia menendang pinggang Carlos, sehingga membuat pria berdarah dingin itu terjungkal di atas lantai.

GEDABRUK!

"Awww! Sayang!!!" Carlos berteriak sambil beranjak di atas lantai dan memegangi pinggangnya yang terasa sakit.

Wajah Ara menjadi pias, dengan cepat dia langsung merebahkan diri di atas tempat tidur dan memejamkan mata, tidak lupa menarik selimut hingga membungkus seluruh tubuhnya, seperti seekor kepompong.