Aku menyukai om Hasan.

"Yah.. Apa kamu benar-benar tidak mendengar ku?" Hasan kembali mengulangi kata-kata tersebut. "Kamu ini benar-benar sudah tuli? Saya katakan pergi sekarang juga".

"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi. Tapi sebelum aku pergi, aku ingin sekali mengatakan ini. Aku menyukai om Hasan! Aku tidak perduli om Hasan percaya atau tidak, yang penting aku menyukai om Hasan pertama kali aku melihat om Hasan".

Lalu Clara pergi meninggalkannya Hasan yang terbelanga mendengar apa yang baru saja Clara ucapakan yaitu kalau Clara menyukainya pada saat pertama kali mereka bertemu.

"Aaiisss... Anak kurang ajar itu" umpat Hasan dalam hati. Namun pada akhirnya ia mengabaikan itu semua dan ia menganggap kalau ia tidak mendengar apa yang tadinya Clara ucapakan. Hingga sekarang hari sudah sore, bahkan malam telah tiba. Ia keluar dari dalam kamar melihat pak Maman sedang asik menikmati sebuah cemilan di depan ruang tamu sambil menonton TV bersama dengan putrinya yaitu Clara.

"Ekh nak Hasan. Ayo duduk nak Hasan, tadi kami membawa cemilan ini dari sana. Silahkan di ambil".

Hasan tersenyum tipis, "Iya" jawabnya langsung duduk di sofa. Kemudian ia melirik kepada Clara yang tak henti-hentinya melihatnya kepadanya dengan senyum mengembang di wajahnya. "Anak kecil ini benar-benar sangat bebal sekali. Bagaimana bisa bocah kecil seperti dia menyukai orang yang sudah berbeda umur jauh darinya. Dia benar-benar sudah gila".

"Ayah!" panggil Clara. "Ayah ceritakan dong bagaimana bisa ayah bertemu dengan om Hasan? Clara penasaran ayah. Ayah tau sendiri kalau di kampung kita ini jarang ada orang tampan seperti om Hasan, bahkan bisa dibilang tidak ada ayah".

Mendapatkan pertanyaan seperti itu dari putri kecilnya membuat pak Maman tertawa menyuruh Clara untuk lebih sopan kepada orang yang jauh lebih dewasa darinya.

"Maafkan aku ayah. Aku hanya penasaran saja. Terus, om Hasan mau kerja di kampung ini ayah?".

Pak Maman langsung melihat Hasan, ia berkata. "Begini nak Hasan, kalau nak Hasan tidak keberatan karna nak Hasan bilang tadi datang kemari tanpa tujuan, kami berdua berencana menawarkan nak Hasan sebuah pekerjaan yaitu menjadi sebagai guru di sekolah Clara. Kalau nak Hasan tidak keberatan kami akan menginformasikan kalau nak Hasan setuju".

"OMG! Jadi guru di sekolah kami? Hahahaha.. Yes.. Akhirnya" Clara tertawa dalam hati menunggu jawaban Hasan mau atau tidak menerima tawaran tersebut.

Lama menunggu jawaban Hasan, pak Maman mengajukan pertanyaan itu lagi.

"Sebaiknya om Hasan terima saja tawaran ayah. Om Hasan bisa juga nanti mencari pekerjaan lain lagi. Iya kak Ayah?".

"Iya nak Hasan, benar apa kata Clara".

"Hhhmmss" Hasan menarik nafas, setelah itu ia mengangguk setuju kalau ia bersedia menjadi salah satu guru mengajar di sekolah SMA Clara.

"Kalau begitu, karna nak Hasan sudah mau, maka saya akan memberitahu mereka nak Hasan bersedia".

Kemudian Hasan melihat Clara yang tak henti-hentinya tersenyum senang melihat kepadanya. "Om Hasan, mulai besok kita berangkat sama yah? Kan om Hasan tidak tau jalan menuju sekolah kami".

"Ya nak Hasan. Biarkan Clara yang menunjukkan jalan kepada nak Hasan".

Tidak lama setelah mengatakan itu, istri pak Maman langsung datang dari dapur memberitahu mereka kalau sekarang sudah saatnya mereka makan malam.

.

Seperti biasanya dikediaman keluarga Mandefa Hasan tidak pernah terlambat bangun, ia selalu tepat waktu. Dan sekarang ini ia langsung terbangun dari tidurnya, ia melihat jam masih menunjukkan pukul 06:20 menit. Ia lalu memasuki kamar mandi dan tidak lupa membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

Hingga beberapa menit lamanya ia disana, ia pun segera keluar dengan handuk putih melilit diatas pinggangnya.

"Mmmmm, dia sedang apa yah sekarang? Apakah om Hasan sudah bangun dari tidurnya?" gumam Clara yang tidak bisa tidur malam ini. "Sekarang sudah jam berapa? Ternyata masih jam 06:30 menit. Itu artinya aku masih punya waktu tidur, entah kenapa aku jadi tiba-tiba mengantuk sekali hhooaammm".

Hingga pada akhirnya Clara terlelap dalam tidurnya tanpa ia sadari kalau sekarang jam telah menunjukkan pukul 07:9 menit. Sedangkan buk Tari yang belum juga melihat putrinya itu keluar, ia menebak kalau Clara masih terlelap sedangkan semalam ia sudah mengingatkan anak itu untuk bangun cepat.

"Selamat pagi" ucap Hasan dengan senyum seperti biasa ia tunjukkan di balas langsung oleh buk Tari dengan senyuman indah.

"Nak Hasan sudah siap-siap saja. Ayo silahkan duduk nak Hasan, ibu sudah menyiapkan sarapan pagi untuk kalian. Ibu ke kamar Clara sebentar yah".

"Iya Bu".

Buk Tari segera memasuki kamar sang putrinya, dan seperti tebakan yang tadi ia pikirkan, benar saja kalau Clara pun masih terlelap dalam tidurnya dan itu membuat buk Tari murka kepadanya mengambil air satu gayung dari dalam kamar mandi langsung menyiramnya di wajah Clara.

"Ya ampun Clara!" buk Tari yang tidak peduli lagi menjewer telinga Clara dengan sangat kuat sehingga membuat Clara merasakan sakit di bangun kuping. "Bangun tidak?".

"Akh.. Akh.. Akh.. Sakit Bu, telinga Clara sakit".

Kemudian buk Tari melepaskan tangannya dan memberikan pukulan di punggung Clara sampai berulang kali.

"Kalau kamu tidak di hajar seperti ini kamu akan terus-menerus mengulangi kesalahan ini. Dan sekarang kamu harus merasakan pukulan ini supaya kamu jerah Clara".

"Iya-iya ampun Bu. Aku akan mandi sekarang juga".

"Apa? Kamu bilang mandi? Kamu pikir sekarang masih jam berapa Clara?".

Emang sekarang jam berapa Bu?".

"Jam 07: 19 menit" jawab Bu Tari memutar kepala Clara kearah jam didinding. "Kebiasaan kamu seperti ini Clara, kamu terlihat seperti tidak di didik saja dirumah".

"Iya Bu maafkan Clara. Kalau begitu Clara akan memakai baju saja. Ibu tunggu saja di luar, aku tidak akan menghabiskan waktu 1 menit mmmm".

Lalu buk Tari keluar dari dalam kamar Clara, dan melihat suaminya itu sedang menikmati segelas kopi panas diruang tamu seorang diri.

"Nak Hasan mana Pak? Bapak sendiri saja?".

"Mmmm, nak Hasan baru saja pergi berangkat Bu".

"Loh, dia tidak bersama dengan Clara pak? Ibu pikir mereka akan berangkat bersama".

Mendengar itu, pak Maman melihat jam tangannya. "Ini sudah jam 7:23 menit Bu. Clara belum berangkat sekolah?".

"Hhhmmss... Itu dia marah ya ibu sama anak itu pak. Masa sudah jam 7 sekian dia masih asik tidur dikamar. Padahal semalam ibu sudah mengingatkan anak itu untuk bangun tidak terlambat lagi. Tapi apa nyatanya, anak itu sama sekali tidak mendengarkan ibu pak".

"Astaga Clara! Jadi Clara masih di kamarnya Bu?".

"Tidak, itu dia baru saja keluar" jawab bu Tari melihat Clara keluar dari dalam kamar dengan senyuman di wajahnya berkata. "Ayah! Ibu! Clara berangkat sekolah dulu yah".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!