Namun, senyum di bibir Daniela langsung meredup ketika dia melihat seorang wanita cantik masuk dari pintu Resto.
Wanita yang tadi malam tidur bersama dengan Dave, walaupun Dave mematikan lampu kamarnya, tetapi Daniela masih mengingat wajah wanita itu dibantu dengan sinar rembulan yang menerobos masuk ke dalam kamar kekasihnya itu.
Bahkan, Daniela masih mengingat dengan jelas saat Dave memaju mundurkan pinggulnya dalam menghentak milik selingkuhannya itu.
Dave yang melihat kekasihnya tiba-tiba terdiam, Dave merasa curiga. Dia mengelus lembut lengan kekasihnya lalu bertanya.
"Ada apa, hem? Kenapa kamu malah diam saja?" tanya Dave.
Daniela yang sedang memandang wajah wanita yang menjadi selingkuhan dari kekasihnya itu, langsung menolehkan wajahnya ke arah Dave.
Awalnya dia ingin sekali marah dan menampar Dave, karena dia malah mengingat kembali kejadian tadi malam.
Dia diselingkuhi dan dia malah kehilangan kesuciannya karena kebodohannya, tetapi dia tidak bisa marah begitu saja. Daniel menghela napas sepenuh dada lalu tersenyum dengan hangat ke arah kekasihnya.
"Aku tidak apa-apa, ayo kita makan." Daniela menyendok makanan dan mulai menyuapi Dave, dengan senang hati Dave memakan makanan yang disodorkan oleh Daniela.
Daniela tersenyum karena Dave begitu bersemangat saat dia suapi, Dave bahkan terlihat tersenyum begitu manis ke arahnya.
"Enak, Yang. Ngga salah kita datang ke sini, ak--"
Ucapan Dave terhenti karena ada seorang wanita yang datang menghampiri keduanya, wanita itu tersenyum manis dan berkata.
"Hai! Selamat malam, maaf mengganggu waktu kalian berdua. Aku mau makan malam, tapi tidak kebagian kursi. Boleh ikut gabung?" tanya wanita itu seraya mengulurkan tangannya dan mengusap lengan Dave.
Pria itu sangat syok setelah mendapatkan sapaan, dia malah terdiam seraya menatap wanita itu dengan bibir menganga lebar.
Daniela yang melihat interaksi di antara keduanya langsung menghela napas sepenuh dada, kini rasa sesak langsung menyeruak ke dalam hatinya.
Namun, dia berusaha untuk menetralkan perasaannya. Dia berusaha sekuat tenaga agar tidak marah, wanita itu berusaha untuk tersenyum dan berkata.
"Duduk saja, Mbak. Masih ada bangku kosong, kok." Daniela sengaja memberi izin, dia ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh keduanya jika ada dirinya di sana.
Daniela sempat memperhatikan wajah dan penampilan wanita itu, wajahnya terlihat begitu tebal dengan polesan make up.
Bajunya terlihat begitu tipis dan juga seksi, dia bisa jamin jika wanita itu tidak memakai bra. Karena Daniela bisa melihat dengan jelas dada wanita itu bergoyang ketika dia bergerak.
"Nona cantik sangat baik sekali, terima kasih. Oiya, namaku Darra. Nama kamu siapa?" tanya Darra seraya mengulurkan tangannya.
"Daniela," ucap Daniela tanpa membalas uluran tangan dari Darra. Dia hanya menatap Darra dengan tatapan datarnya lalu tersenyum.
Tanpa rasa malu dan juga canggung Darra langsung duduk di samping Dave, dia elus paha pria itu lalu berkata.
"Aku Darra, terima kasih sudah mengizinkan aku untuk duduk di sini," ucap Darra seraya mengerling nakal.
Daniela bukan tidak tahu, tetapi dia memang sengaja berpura-pura tidak tahu. Dia ingin mencoba untuk bersikap setenang mungkin.
"Dave, kenapa malah diam saja? Kenapa kamu malah menatap wajah Darra seperti menatap hantu? Apakah wajah Darra mirip kuntilanak?" tanya Daniela seraya mengelus lembut pipi kekasihnya.
Hal itu dia lakukan karena ingin mengetahui bagaimana sikap Dave terhadap Darra di saat ada dirinya, Dave gelagapan dan langsung menatap Daniela.
"Eh? Maaf, Sayang. Aku hanya kaget, kita mau rayain acara anniversary kita yang kedua. Tapi, rasanya agak canggung aja kalau ada Darra," ucap Dave.
Setelah mengatakan hal itu, Dave langsung bangun dari duduknya. Lalu, dia berpindah posisi. Kini pria itu duduk di samping Daniela, hal itu sengaja dia lakukan agar Daniela tidak merasa curiga kalau dirinya mempunyai hubungan dengan Darra.
Wanita yang sudah beberapa bulan ini menjadi selingkuhannya, wanita sudah beberapa bulan ini menjadi partner di atas ranjangnya.
"Loh, kok, kamu jadi pindah, Sayang?" tanya Daniela seraya mengelus lembut telapak tangan kekasihnya.
Lalu, dia menakutkan jari tangannya ke jari tangan kekasihnya itu. Sengaja Daniela bersikap seperti itu, karena dia ingin tahu reaksi dari Darra.
"Tidak apa-apa, Sayang. Kamu yang jadi kekasih aku, masa aku duduk sama Darra?" jawab Dave, lalu pria itu mengecup punggung tangan Daniela dengan mesra.
Daniela hanya tersenyum mendapatkan jawaban dan perlakuan seperti itu dari Dave, lalu sekilas dia melihat reaksi dari Darra dengan ekor matanya.
Wanita itu nampak marah dan mengepalkan kedua telapak tangannya dengan sempurna, nampak sekali jika wanita itu sedang menahan kekesalannya.
"Kamu kenapa Darra? Kenapa tangan kamu memerah seperti itu?" tanya Daniela dengan sengaja saat melihat buku-buku tangan Darra yang memerah.
"Ti--tidak apa-apa," jawab Darra gugup.
Daniela tersenyum tipis, sungguh dia ingin menguji cinta Dave. Dia bersumpah di dalam hati, jika Dave membela dirinya, maka hubungannya akan dia pertahankan.
Akan tetapi, jika Dave lebih membela Darra, maka dia akan memutuskan pria itu. Dia sudah tidak akan peduli lagi dengan Dave, dia sudah tidak akan peduli lagi dengan rencana masa depannya dengan Dave.
Tanpa sepengetahuan Dave, Daniela mengambil ponselnya. Kemudian dia memakai earphone di telinganya, lalu dia menyalakan mode rekam dan dia menyimpan ponselnya di atas meja dengan posisi terbalik.
"Dave aku mau ke kamar mandi dulu, sebentar saja. Hanya sebentar," ucap Daniela seraya bangun dari duduknya.
Sebelum pergi, Daniela menunduk lalu mengecup bibir Dave sebentar. Namun, dia tetap memperhatikan ekspresi wajah Darra dengan ekor matanya.
Dalam hati dia tertawa melihat kecemburuan dari wajah wanita itu, Daniela bahkan dengan sengaja mengusap bibir Dave dengan gerakan sensual.
"Jangan lama-lama," pinta Dave.
"He'em," jawab Daniela.
Daniela tersenyum lalu dia pergi dari sana, dia masuk ke dalam toilet dan mendengarkan apa yang sedang dibicarakan oleh Dave dan juga Darra.
"Kamu ngapain ke sini, hah? Aku sudah bilang hubungan kita akan awet kalau kamu tidak membuat masalah, jika kamu bersikap seperti ini. Jangan salahkan aku jika aku akan memutuskan hubungan kita!" bentak Dave.
"Dave, pokoknya aku ngga suka kamu mesra-mesraan sama dia. Aku cemburu!" jawab Darra dengan kesal.
"Dengar Darra, aku tidak suka kamu bersikap seperti anak kecil. Kita putus saja," ucap Dave pelan tapi penuh penekanan.
Daniela tersenyum, lalu dengan cepat dia keluar dari toilet untuk menghampiri kekasihnya.
"Sayang, perut aku tuh sakit banget. Kita pulang, yuk!" ajak Daniela seraya menarik tangan Dave agar mengelus lembut perutnya.
Setelah itu dia mengambil ponselnya dan memasukkannya ke dalam tasnya, dia tidak ingin berlama-lama lagi bersama dengan Darra.
"Sakit beneran? Ya udah, kalau gitu kita pulang aja." Dave hendak bangun dan menuntun Daniela untuk pergi dari sana, tetapi Daniela menahan lengan Dave.
"Ehm! Darra, makanannya masih sangat banyak. Kamu habisin saja, sudah aku bayar, kok." Daniela tersenyum penuh kepalsuan.
Darra merasa terhina dengan apa yang Daniela ucapkan, dia menatap Daniela dengan sengit dan penuh kebencian. Namun, Daniela pura-pura tidak paham.
"Selamat malam, Darra. Aku pulang dulu," ucap Daniela seraya memeluk Dave dengan posesif.
Setelah kepergian Daniela dan Dave, Darra menatap nyalang ke arah pintu Resto. Dia mengepalkan kedua tangannya dengan begitu kencang. Bahkan, kuku tangannya sampai menancap pada telapak tangannya.
"Sialan! Dasar perempuan tidak tahu diri! Lihat saja Daniela, aku akan mendapatkan Dave dengan segera! Kamu pasti akan--"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Aisyah Al Humairah 🧸☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
ini si pelakor kagak ada malunya sama sekali.
2023-05-12
1
🎤할리마 차디아 유세프🎧❤️💚
ambil mbak ambil aja cwok bekas Daniela yang kagak bisa setia dan akan selamanya tuh cowok pasti bakal coba suka sama sini ke cwe lain
2023-05-11
0
🦋 Pika 🦋
pinter kamu dan, pepet teroooosss... panas2in klo perlu pake bom sekalian, biar tuh grandong makin mirip dakocan 🤣🤣
2023-05-11
1