Semalam Denganmu
Seorang gadis cantik bernama Daniela sedang berlenggak-lenggok di depan cermin, wajahnya nampak sumringah karena sebentar lagi dia akan pergi untuk menemui kekasih hatinya.
"Cantik, sudah. Wangi juga sudah, siapin hadiah buat Dave juga sudah. Dia pasti senang karena aku akan memberikan kejutan kepadanya," ucap Daniela dengan riang.
Senyum di bibir Daniela nampak merekah ketika dia menetap kado yang sudah dia siapkan untuk sang kekasih, hari ini adalah anniversary ke-2 tahun mereka berpacaran.
Malam ini dia akan menemui Dave, tentunya tanpa memberitahukan pria itu terlebih dahulu. Pria yang suda dua tahun menjadi pujaan hatinya itu.
Dia ingin memberikan kejutan manis untuk kekasihnya, pria yang selalu memberikan semangat untuk dirinya.
Pria yang selalu menjadi pelipur laranya di saat dia sedih, pria yang selalu pengertian dan juga perhatian terhadap dirinya.
"Ya ampun, aku sudah tidak sabar untuk menemui Dave." Daniela tersenyum riang saraya memeluk kado yang akan dia berikan kepada kekasihnya.
Untuk mengejutkan kekasihnya, Daniela yang selalu saja berpenampilan tomboy sampai rela berpenampilan feminim. Hari ini sengaja dia memakai dress berwarna merah marun, warna kesukaan sanga kekasih.
Dia yang tidak pernah memakai make up pun sengaja memoles wajahnya dengan make up tipis, bibirnya bahkan dia pakaikan gincu berwarna merah muda. Daniela benar-benar terlihat sangat cantik.
"Aku harus segera sampai ke kostan Dave, naik taksi aja kali ya? Biar cepet, biar ngga berantakan juga," ucap Daniela dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya.
Gadis berusia dua puluh satu tahun itu nampak mencegat taksi, setelah itu dia meminta pak sopir untuk mengantarkan dirinya ke kostan Dave, sang kekasih hatinya.
Dia sengaja pergi ke kostan Dave menggunakan taksi, karena takut penampilannya akan berantakan jika dia menaiki ojek online.
Sepanjang perjalanan menuju kostan Dave, senyum di bibirnya terus hanya mengembang. Sesekali dia melirik kado yang sedang dia peluk, kemeja dan juga dasi yang sudah lama diinginkan oleh kekasihnya.
"Terima kasih, Pak." Daniela memberikan ongkos dan segera turun dari taksi tersebut.
Dia berjalan dengan tidak sabar menuju kamar kost milik kekasihnya yang berada di paling pojok, kamar kost yang lumayan nyaman dengan ukuran yang cukup luas.
Ada satu kamar, satu ruang tamu, dapur dan juga kamar mandi. Kostan yang sangat nyaman untuk ditinggali, bahkan mereka berencana setelah menikah nanti akan tinggal di sana sebelum mereka bisa membeli rumah sendiri.
Saat tiba di depan pintu kamar kost, Daniela terlihat menghela napasnya berkali-kali. Dia begitu gugup entah karena apa.
"Eh? Lupa kalau sepatunya belum dicopot," ucap Daniela seraya membuka sepatunya dan menyimpannya di atas rak sepatu yang ada di depan kost.
Dia kembali tersenyum, lalu menggosok kedua tangannya. Hal itu dia lakukan karena tiba-tiba saja dia merasa jika tubuhnya terasa sangat dingin.
"Semoga saja pintunya tidak terkunci, agar aku bisa langsung memberikan kejutan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu," ucap Daniela penuh harap.
Setelah mengatakan hal itu, Daniela mencoba membuka pintu kamar kost Dave. Senyum di bibirnya langsung mengembang kala mendapati pintu kamar kost itu tidak terkunci.
"Thanks, God. Sepertinya hari ini merupakan hari yang baik buat aku, karena aku dipermudah untuk memberikan kejutan kepada Dave."
Setelah mengatakan hal itu, Daniela mendorong pintu kostan itu secara perlahan. Dia mengedarkan pandangannya dan ternyata kekasihnya tidak ada di ruang tamu, dapur ataupun kamar mandi.
Dia berpikir jika kekasihnya sedang berada di dalam kamarnya, karena sayup-sayup dia mendengar suara musik dari kamar tersebut.
"Dia pasti sedang merebahkan tubuhnya yang begitu lelah seraya mendengarkan musik," ucap Daniela dengan senyum yang tidak pernah memudar di bibirnya.
Dahinya sempat mengernyit dalam karena dia melihat ada sepatu wanita yang tergeletak di depan pintu kamar, tetapi dia tidak mau berpikir negatif.
Dia berpikir jika itu adalah sepatu yang mungkin saja akan diberikan oleh Dave kepada dirinya, dia bahkan terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha untuk tersenyum kembali.
"Harus positif thinking, Dave adalah pria yang baik, Daniela," ucapnya menenangkan diri.
Dengan perlahan dia mendorong pintu kamar kost milik Dave, dahinya mengernyit kala kamar itu terlihat begitu gelap.
Kekasihnya selalu berkata jika dia itu takut akan kegelapan, dia tidak pernah mematikan lampu di kala pria itu tidur.
Tidak lama kemudian, matanya langsung membulat dengan sempurna. Karena dia bisa melihat ada seorang pria dan juga wanita yang sedang bercinta di atas tempat tidur milik kekasihnya.
Lampu di dalam kamar itu memang dimatikan, tetapi sinar rembulan yang menerobos lewat jendela mampu menerangi kedua insan berbeda jenis kelamin itu.
"Jangan sentuh itunya!" ucap wanita yang kini sedang berada di bawah tubuh Dave dengan manja.
Tubuh Daniela terasa begitu lemas mendengar dan menyaksikan hal itu, ingin sekali dia memaki kekasihnya itu.
Bahkan, dia ingin sekali memukuli dan menjambak rambut wanita yang kini sedang menahan suara erangan kenikmatan yang akan lolos dari bibirnya.
Namun, untuk berucap saja Daniela seakan tidak mampu. Dia hanya terdiam mematung menyaksikan apa yang sedang dilakukan oleh kekasihnya bersama dengan selingkuhannya.
'Jangan lemah, Daniela. Kamu harus bangkit kamu harus memaki kedua manusia laknat itu!" bisik hati kecilnya.
'Jangan melakukan hal bodoh, Daniela! Pergilah dengan cepat, tinggalkan pria seperti itu. Pria seperti itu adalah pria yang tidak berguna, bodoh jika kamu terus mempertahankan pria seperti itu!' bisik sisi hatinya yang terdalam.
Entah apa yang harus Daniela lakukan, dia seakan tidak mampu melakukan apa pun. Dia seperti patung tapi bernyawa, matanya kini nampak memerah. Air matanya bahkan nampak bercucuran.
Karena merasa tidak sanggup lagi, akhirnya Daniela memutuskan untuk pergi dari sana. Walaupun kakinya terasa begitu berat dan seperti ada batu besar yang menindih kakinya, dia tetap berusaha pergi dari sana.
'Gila! Ini sangat gila, Daniela!' ucap Daniela memaki dirinya, tetapi hanya mampu memaki dalam hati.
Karena hatinya sangat sakit, Daniela sampai tidak sadar jika dia sudah berjalan cukup jauh. Bahkan dia sampai lupa jika Daniela tidak memakai sandal.
"Hastaga! Kenapa aku begitu bodoh," ucap Daniela seraya menatap kakinya yang terasa sangat perih.
Dia benar-benar merasa seperti orang bodoh, sudah tidak bisa mengatakan apa pun dan kini dia terlihat seperti orang gila.
"Jangan lemah, Daniela. Dave bisa berselingkuh, aku juga bisa. Aku bisa berselingkuh, aku cantik dan pasti ada yang mau kepadaku selain Dave."
Daniela mengedarkan pandangannya, kemudian dia duduk di salah satu bangku yang ada di pinggir jalan.
Cukup lama dia merenung dengan air matanya yang terus saja mengalir, dia seolah tidak peduli dengan tatapan orang yang berlalu lalang seraya menatap aneh kepada dirinya.
"Kamu benar, Daniela. Aku harus membalas perbuatan, Dave. Aku harus pergi ke--"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Daniela, kenapa tadi ngk nyala in. lampu biar liat apa reaksi Dave. Cowok kaya gitu tinggalin aja 10 rb serius😎
2024-07-08
0
💋ShasaVinta💋
Berharap hari baik. Yang ada malah hari paling buruk ☹️
2023-06-05
1
Aisyah Al Humairah 🧸☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
niatnya untuk buat surprise eh malah dia juga sendri yang di buat jantungan
2023-05-12
0