Berlatih

Hari berganti pekan, pekan berganti bulan, bulan berganti tahun. Tak terasa waktu berjalan, kini setahun sudah Jaya berada di wilayah Kerajaan Air, Tepatnya di desa Rambang. Berdua bersama Empu Gading, Jaya melewati hari hari di sebuah gubuk sederhana belajar mengolah logam dari Empu Gading baik itu besi, perunggu, perak maupun emas.

Berbagai bentuk pesanan sudah mampu di kerjakan oleh Jaya seorang diri, dari mulai jarum untuk keperluan pengobatan sampai menjadi senjata rahasia, keris dengan berbagai ukuran dan bentuk, begitu juga dengan golok, pedang, tombak, busur dan panah serta tameng jika ada pesanan dari kota Raja.

Bahkan sekarang Empu Gading lebih sering bepergian ke kadipaten maupun kota raja untuk mengantar pesanan atau pun di panggil karena ada pesanan. Namun Jaya jarang sekali mau ikut berpergian kecuali barang yg akan di bawa sangat banyak, Dia lebih senang tinggal di gubuk sambil mengerjakan pesanan yg masih ada atau berlatih sendiri sambil mengunggu Empu Gading pulang. Empu gading yg selama ini hidup sebatang kara kini merasa sangat bahagia dengan keberadaan Jaya, bahkan dia menyayangi Jaya seperti cucu kandungnya sendiri. Sekarang ini bisa di bilang Jaya sudah menguasai hampir seluruh ilmu pandai besi Empu Gading, bahkan saat ini Jaya sudah bisa membuat kepingan uang koin dari emas, perak maupun perunggu yg selama ini tidak bisa di lakukan Empu Gading.

Ilmu Kanuragannya pun berkembang sangat pesat, Tanpa kenal lelah setiap malam dia terus berlatih, Di temani Empu Gading atau tidak dia tetap berlatih dengan tekun. Tak jarang Jaya sampai tertidur di tempat latihan karena kelelahan berlatih, Seluruh jurus jurus yg di ajarkan Empu Gading maupun yg di dapat dari kitab kitab yg di berikan Empu Gading. Berbagai jurus tangan kosong sudah Jaya pelajari dari mulai tinju, telapak maupun tendangan. Jurus bersenjata juga dipelajarinya, seperti menggunakan keris, belati, pedang, golok, tongkat, tombak, sampai memanah sudah dia kuasai hanya tinggal mematangkan saja.

Suatu malam saat mereka sedang duduk bersantai di pendopo setelah santap malam Jaya bertanya Kepada Empu Gading.

"Kakek... Saat aku menyaksikan pertarungan Raja Bara dengan Raja Damar, Aku melihat ratusan bola api keluar dari kedua telapak tangan Raja Bara, Pukulan telapak yg mengeluarkan cahaya kemerahan dengan hawa yg sangat panas dan juga Raja Bara pernah berteriak menyebut Aji Segoro Geni.

kemudian aku juga melihat dari kedua telapak tangan Raja Damar mengeluarkan cahaya putih agak kekuningan di sertai air, Aku juga menyaksikan pedang yg mereka pegang bisa bercahaya dan bisa meredup. Kenapa hal itu bisa terjadi kek? " Jaya membeberkan apa yg dia saksikan dan bertanya dengan penuh rasa penasaran kepada Empu Gading.

Sejenak Empu Gading menarik nafas dalam lalu membuangnya secara perlahan. " Kakek akan menjelaskan kepadamu dari awal, Semua yg kamu saksikan itu di sebut ilmu Trawangan atau Kedigdayaan, Dengan menggunakan energi spiritual atau tenaga dalam hal itu mampu di lakukan seseorang apabila orang tersebut memiliki suatu energi tertentu, Selanjutnya energi yg di keluarkan seseorang tersebut di sebut Zat atau Elemen. Energi tersebut bisa di dapat dari alam, Dengan menyerap energi di suatu tempat yg mengandung elemen tertentu atau bisa juga dari benda benda keramat atau tumbuhan langka yg mengandung energi spiritual.

Selanjutnya energi yg di serap masuk ke dalam tubuh melalui pori pori kulit berkumpul di suatu tempat di sekitar pusat yg di sebut Lautan energi. Energi yg terkumpul itu di ubah oleh tubuh seseorang untuk membangkitkan Zat tertentu yg di sebut Orka.

Sejatinya setiap orang sudah memiliki Orka dari semenjak dia lahir, Yg menjadi pertanyaan adalah sejauh mana orang tersebut bisa mengendalikan orka yg ada di dalam tubuhnya. Ada delapan elemen yg kakek ketahui di dunia ini, yaitu, Cahaya, Kegelapan, Racun, Petir, Api, Air, Angin, dan Tanah. Namun yg sering di jumpai di daerah Bukit Barisan ini hanya empat Api, Air, Angin, dan Tanah." Empu Gading menjelaskan sangat gamblang tentang apa yg ingin di ketahui oleh Jaya.

" Apa mungkin seseorang bisa menguasai seluruh elemen itu kek?" Tanya Jaya kembali yg masih penasaran.

" Entah lah... Seumur hidup kakek hanya mengetahui seorang yg bisa memiliki dua zat sekaligus yaitu Raja Damar yg memiliki Zat Air dan Angin, itu pun sudah menjadikan dia sebagai orang terkuat di Bukit Barisan ini sebelum di kalahkan oleh Raja Bara, kau melihat sendiri bukan bagai mana dahsyatnya Ajian Pamungkas dari Kedua Raja itu." Empu Gading menjelaskan semua yg dia ketahui kepada Jaya.

" Apakah kakek memiliki elemen?" Tanya Jaya penasaran.

" Ia.. Kakek memiliki elemen Air." Kemudian Empu Gading mengarahkan jari telunjuk kanannya kearah cangkir bambu di depan Jaya yg sudah kosong, Seketika dari ujung jari telunjuk Empu Gading keluar air dan mengisi cangkir tersebut hingga penuh. Jaya melihat kejadian itu dengan penuh takjub.

"Bagai mana caranya agar aku bisa memiliki elemen kek?" Tanya Jaya dengan wajah memelas nya. Empu Gading hanya bisa tersenyum mendengar pertanyaan dari murid yg sudah dia anggapnya cucu itu.

" Kakek akan mengajarkan Tehnik Pernafasan Alam kepadamu, tehnik ini di ajarkan secara turun temurun dari Guru kakek, Setelah menguasai tehnik ini kamu bisa mempraktekkannya di sungai untuk menyerap Energi Air." Empu Gading menjelaskan ilmu baru yg akan di ajarkannya ke pada jaya.

Tak lama berselang Jaya sudah terlihat Fokus dengan apa yg di ajarkan oleh Empu Gading, Tanpa menunggu waktu dia terus mencoba mempraktekkan sesuai apa yg di ajarkan Empu Gading secara sempurna, Secara teori tehnik ini sangat sederhana namun sangat berbeda saat di praktekkan. Walau hanya duduk tanpa bergerak sama sekali nyatanya tehnik ini sangat menguras tenaga dan susah, Namun dengan gigih dan pantang menyerah Jaya terus mencoba dan mengulanginya sampai dia merasa yakin bahwa apa yg dia lakukan sudah sesuai dengan apa yg di ajarkan oleh gurunya.

Sikap Jaya seperti ini lah yg membuat Empu Gading merasa kagum, Bahkan ketika Empu Gading akan beranjak untuk beristirahat ke dalam gubuk Jaya masih terus berlatih Tehnik Pernafasan Alam.

Jaya masih terus berlatih, Rasa lelah dan kantuk sudah mulai menyerang, Namun Jaya seolah tidak menghiraukan hal tersebut, Walau di malam hari dan berada di luar ruangan namun terlihat peluh keringat sudah membanjiri di sekujur tubuhnya, Melewati tengah malam Jaya mulai bisa merasakan aliran udara memasuki tubuhnya, Perlahan lahan aliran udara yg masuk kedalam tubuhnya menghilangkan rasa lelah dan keringat di tubuhnya, bahkan udara dingin malam yg menyerangnya perlahan menghilang, Entah sampai kapan Jaya berlatih dan pada akhirnya di sudah terlelap dalam posisi duduk di pendopo hingga pagi tiba.

Terpopuler

Comments

Mesya Prisdayanti

Mesya Prisdayanti

mantap

2023-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!