Malam makin dingin. Sunyi. Hanya detak jantung Cytra yang terdengar.
"Ibra memang pria dungu. Kenapa tidak tahu ada wanita yang sedang kesepian," gerutu Cytra di dalam kamarnya.
Cytra memejamkan matanya. Beberapa saat kemudian ia terlelap. Di dalam tidurnya dia
melihat Ibra bangun dari tempat tidur dan berjingkat menuju ke kamarnya.
Jantung Cytra berdebur ketika pria itu membuka pintu kamar yang sengaja tidak ia kunci. Terlihat Ibra berjalan mendekatinya dengan penuh percaya diri.
"Ibraa...," Cytra memanggil ketika Ibra sudah berdiri menantang di hadapannya.
"Jangan membohongi diri sendiri, kau butuh ditemani, kan?" kata Ibra seperti tahu apa yang sedang diinginkannya.
"Ya, kamu kok tahu?" Cytra melepaskan bantal gulingnya dan duduk menghadap ke Ibra dengan tatapan mata yang bulat cerah.
"Sini...." Cytra menarik tangan Ibra dan memintanya untuk memijit kepalanya yang masih senut-senut.
Kedua tangan Ibra lantas memegang rambut kepala Cytra yang halus dan tebal.
Lalu jari-jarinya mulai memijit pelan-pelan.
Cytra merasakan Ibra sudah pengalaman bermain wanita. Sikapnya santai dan seolah tahu bahasa wanita yang sedang kepingin dibelai.
"Apakah kau sudah terbiasa berhubungan dengan wanita?" Citra akhirnya bertanya.
"Baru kali ini bersama kamu," jawab Ibra tidak seperti yang diduga Cytra.
Cytra mendekatkan wajahnya dan menatap Ibra dengan serius. Seperti ingin menyelam ke lubuk hatinya yang paling dalam.
"Kenapa kau menatapku seperti itu. Kau tidak percaya?" Ibra memegang kedua tangan Cytra yang ingin memeluknya.
Tapi begitu cepat gerakan Cytra. Tanpa menjawab pertanyaan itu Cytra mencium bibir cowok itu dengan gemas. "Jangan bohong aku sudah tahu kamu dari waitress."
Terasa sudah lama sekali Cytra tidak menikmati gairah asmaranya sejak suaminya meninggal.
Lantas badan Ibra yang masih muda dan tegap itu begitu empuk ia tindih.
Cytra teringat saat melakukan hal yang sama dengan Tuan Samyokgie. Lelaki yang pertama kelihatan menakutkan itu ternyata begitu mudah ia taklukan di atas ranjang.
Apalagi kini di hadapannya adalah pria muda seperti Ibra. Yang biasanya cepat goyah dengan godaan wanita.
Cowok itu melenguh sebentar. Lalu mulai menggerayangi tubuh Cytra.
Cytra mendesah. Selanjutnya badan cowok itu ganti yang menindihnya dan langsung memompa gairah Cytra dengan penuh semangat.
Cytra merasakan bahagia sekali. Ibra ternyata begitu gairah menggaulinya. Lalu cowok itu kembali membalikan badan Cytra, berganti yang berada di atas.
Cytra wanita yang sedang haus belaian lelaki. Selama ini ia bisa menutupi perasaannya dengan bernyanyi dan kesibukan lainnya. Tetapi kini rasanya pertahanannya sudah jebol. Ibra yang muda, Ibra yang tegap dan tampan itu, harus ia lahap untuk mengobati kesepiannya.
Akhirnya cowok itu pun mengerang menyelesaikan permainannya....
Malam sudah beranjak pagi. Saat itu sudah pukul 3.00.
Cytra terbangun oleh dentang suara jam. Ia tengok kanan kiri tidak ada Ibra di sampingnya.
"Apa yang saya lakukan barusan?" pikir Cytra bingung.
Cytra memeriksa baju tidurnya dan badannya. Semuanya masih utuh tidak nampak kalau barusan bergumul dengan Ibra.
Ternyata adegan itu cuma ada dalam mimpi. Tetapi sepertinya Cytra melakukannya dengan sungguh-sungguh. Tubuhnya yang putih itu juga berkeringat seperti habis bermain kuda-kudaan.
Setelah terbangun dari mimpi indah itu Cytra merasakan badannya sudah enak. Rasa pusingnya juga sudah hilang.
Lalu ia ingat seorang cowok yang ia suruh tidur di kamar samping. Apakah dia masih berada di sana atau sudah pulang. Cytra belum mengucapkan terimakasih diantar pulang.
Cytra bangun dari ranjang. Lalu berjalan keluar menuju ke kamar Ibra. Pintu kamar tidak menutup secara rapat. Sehingga dia bisa melihat ke dalam.
Tetapi Ibra tidak ada disana. Kemana Ibra?
"Cytra...," panggil Ibra pelan.
Cytra kaget menoleh ke belakang. Ternyata Ibra tidur di sofa.
"Ya,Tuhan. Kenapa kau tidur disini?" Cytra mendekat dan duduk di sofa yang sama, dekat kaki Ibra.
"Aku tidak bisa tidur di dalam. Lumayan tadi sempat memejamkan mata sebentar," ungkap Ibra sambil menarik kakinya yang selonjor.
"Maaf, aku telah membuat kamu menderita malam ini," ungkap Cytra berbasa-basi.
"Tidak apa-apa, Cy. Tenang sajalah," kilah Ibra.
"Apakah kamu mau pindah ke kamarku?" Cytra menawarkan sepotong kebaikan. Karena benaknya masih digelayuti mimpi berasyik masyuk dengan cowok itu barusan.
"Sudah hampir fajar. Tanggung, Cy," tolak Ibra halus.
"Ya, sudah aku temani kamu ngobrol disini." Cytra membenahi baju tidurnya yang tersingkap sedikit bagian pahanya.
"Bagaimana..., kamu sudah tidak pusing lagi?" tanya Ibra.
"Lumayan sudah sehat kembali," jawab Cytra pendek sambil menikmati wajah Ibra yang tetap tampan walau dalam keadaan lelah kurang tidur.
"Itu di foto kulihat kamu bersama seorang lelaki dan seorang bocah. Apakah mereka suami dan anakmu?" tanya Ibra mengalihkan perhatian.
"Iya betul..., tetapi suamiku sudah meninggal. Sedang anakku masih ada tapi tinggal bersama keluarga suamiku."
"Aku tadi sempat cemburu melihatnya," ungkap pemuda itu.
Alis mata Cytra mengernyit.
"Cemburu?" Cytra tak percaya.
"Ya. Karena aku belum bisa sepertimu punya istri dan anak," ungkap Ibra.
"Memangnya kau belum punya pacar?" tanya Cytra.
Ibra tak menjawab. Sebenarnya sudah banyak pacar yang Ia gauli. Tetapi sekarang dia sedang mencari istri. Mama sudah ingin sekali punya mantu. Sampai menghukum Ibra tak boleh pulang sebelum membawakan calon mantu kepadanya.
"Sudah sering terjadi saya bawa pacar tapi Mama tak cocok. Kalau mama cocok saya tidak suka," kata Ibra kemudian.
"Tipe mamamu dan tipe kamu selalu berbeda?" tanya Cytra.
"Sekarang mungkin Mama cocok. Tapi wanita itu mungkin masih terbayang-bayang suaminya," ungkap Ibra sambil melihat reaksi mimik muka Cytra.
"Siapa wanita itu?" tanya Cytra.
"Yaa...Gadis yang sekarang sedang ngobrol denganku." Ibra menatap Cytra penuh harap.
"Kamu salah memilih. Saya itu bukan gadis tapi janda," ucap Cytra tidak malu-malu.
"Tapi kamu masih kelihatan seperti gadis." Ibra mengelus pipi dan dagu Cytra dengan lembut.
"Gombal! Seperti sudah pernah merasakan saja." Cytra menahan tangan Ibra berhenti di pipinya.
Ibra mengamati wajah Cytra dengan penuh arti.
"Kamu walaupun masih muda pandai merayu." Cytra menyandarkan badannya ke dada Ibra yang bidang itu.
Cytra kemudian mencium bibir Ibra dengan penuh kasih sayang. Cowok itu pertama hanya terpejam. Tidak melakukan yang serupa di dalam mimpi Cytra tadi.
Tetapi Cytra terus merangsek dan membuat sentuhan-sentuhan yang membangkitkan gairah Ibra. Dan upayanya berhasil. Ibra mulai menggerakan tangan dan bibirnya.
"Aku mau melakukan ini denganmu. Tetapi don't want you to be just a one night stand...," ucap Ibra pelan.
"Aku akan berusaha. Semoga ini bukan pengalaman cinta satu malam saja...," Cytra menjawab sambil menggigit bibir Ibra.
Waktu terus bergerak perlahan. Seiring dengan permainan mereka yang makin lama terasa makin seru. Sofa yang sempit itu tak mampu lagi menampung gairah mereka berdua.
Lalu Cytra memberi kode pindah ke kamar. Ibra menuruti. Tubuh Cytra yang proporsional dan berisi itu diangkat pindah dari sofa.
"Mau kemana, sayang," ucap Cytra manja.
"Ke kamarmu, bukan? Kita akan bermain-main disana sampai pagi."
"Akhirnya kamu mau tidur di kamarku, kan." Cytra melingkarkan lengannya di leher Ibra ketika berjalan masuk ke kamar.
"Kalau boleh tidak satu malam ini saja." Ibra membaringkan Cytra dengan pelan.
"Kau akan tinggal di Jakata berapa lama? Aku siap untuk menemani kamu?" tanya Cytra.
Pertanyaan itu tiba-tiba mengganggu Konsentrasi Ibra. Seluruh gairahnya buyar seketika.
Ibra lalu melepaskan pelukannya. Kemudian bergeser posisinya duduk dengan bersandar di ranjang.
"Kenapa? Ada apa kamu?" tanya Cytra bingung melihat perubahan sikap Ibra yang mendadak berubah itu.
.......sampai disitu dulu adegan kemesraan mereka, jangan lupa like dan komentarnya ya...🙏🙏🙏
Bersambungl
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
PORREN46R
mereka berpacaran ya
2023-09-05
0