2. Konser

"Bu, Yah, Niki pamit pergi ya."

Niki berteriak dari ruang tamu kepada kedua orang tuanya yang saat itu sedang berada di kamar. Dia terlihat buru-buru sampai tak menunggu orang tuanya keluar dan langsung pergi begitu saja setelah berpamitan.

Di luar Rara sudah menunggunya dengan sepeda motornya, Niki segera menghampiri temannya itu dan naik ke atas motor setelah menerima helm yang diberikan Rara.

"Niki, jangan pulang malam-malam."

Saat itu teriakan ayah Niki berhasil membuat Rara menarik rem-nya. Mereka menghadap kepada suara pria paruh baya itu yang sudah berada di ambang pintu seorang diri.

"Iya Yah, Niki nggak pulang malem-malem banget kok. Setelah acara selesai pasti langsung pulang, paling nggak jam satu lah ya," ucap Niki dengan terkekeh di sana.

"Jam satu? Kamu jangan gila ya, Niki."

Niki hanya terkekeh melihat ayahnya yang nampak terkejut mendengar ucapannya.

"Tenang aja Ayah sayang, sebelum jam dua belas Niki sudah di rumah Rara kok. Bye Ayah, Niki pergi ya. Love you so much."

Setelah berteriak seperti itu, Niki meminta Rara untuk segera melajukan motornya menuju lokasi konser musik yang diselenggarakan. Konser akan di mulai sekitar satu jam lagi, suasana di sana pasti sudah mulai ramai dan mereka harus mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi agar tidak mendapatkan space paling belakang.

Setiba di sana memang saat itu suasana sudah sangat ramai dan konser juga baru saja di mulai dengan MC yang memandu acara. Niki yang begitu antusias berdiri dengan tidak sabar menunggu Rara memarkirkan motornya.

"Ayo cepetan, Ra," ucap Niki dengan pandangan ke arah panggung di ujung sana.

"Sabar kali, Nik. Tukang parkirnya lagi masukin motorku," sahut Rara. Sebenarnya dia juga tak kalah hebohnya dengan Niki, namun Rara masih bisa mengendalikan emosinya ketimbang Niki yang seperti orang baru pertama kali nonton konser.

Setelah tukang parkir memberi kunci motor ke Rara, Niki segera menarik tangan temannya itu menuju depan panggung. Karena orang-orang datang lebih cepat dari mereka, jadi mereka kedapatan space yang cukup jauh dari panggung.

"Yah, jauh banget. Mana seru kalau di belakang begini," ucap Niki kesal.

"Kamu sih pake acara sholat maghrib dulu, 'kan telat jadinya kita," ucap Rara kemudian.

"Mau gimana lagi, Ra. Dari pada nggak diizinin pergi, 'kan?" ucap Niki dengan memanyunkan bibirnya.

Sebenarnya Niki memang sudah siap pergi sejak sore, namun ayahnya melarangnya pergi sebelum maghrib. Ayahnya tahu sekali jika di luar rumah Niki seringkali lalai menjalankan ibadahnya. Seharusnya saja Niki diizinkan pergi setelah sholat isya', namun karena Niki protes dan mengatakan jika acaranya mulai pukul tujuh, makan ayahnya hanya minta Niki untuk berjanji tidak lalai dengan ibadahnya. Meski orang tua Niki bukanlah seorang yang ahli agama, namun untuk hal wajib bagi agama mereka, ayah Niki cukup patuh akan itu. Walaupun tidak memaksakan anaknya, tapi beliau berusaha untuk menerapkan ilmu agama kepada putri semata wayangnya itu.

Begitu MC memanggil salah satu band yang akan tampil, Rara dan Niki kembali bersemangat. Tubuh yang tidak terlalu tinggi membuat mereka harus berjinjit agar bisa melihat lebih jelas apa yang ada di atas panggung. Karena begitu excited ingin mendapatkan pemandangan yang sempurna, Niki menggenggam pergelangan tangan Rara dan menariknya menerobos para manusia di depan sana yang memberi celah untuknya masuki. Celah sekecil apapun akan Niki terobos agar bisa lebih dekat dengan panggung. Dia sangat excited dengan konser itu meski ini bukanlah yang pertama ataupun kedua baginya.

"Nik, pelan-pelan dong. Sakit nih tanganku," rengek Rara saat merasakan pergelangan tangannya yang kebas karena digenggam Niki dengan begitu erat.

"Sorry, Ra. Kamu jalannya cepetan dong. Nanti kalau hilang, gimana?" ucap Niki.

"Nggak mungkin hilanglah, kamu kira aku anak kecil apa."

"Makanya cepetan jalannya."

Niki melepas genggamannya dari pergelangan tangan Rara dan berganti menggenggam ujung baju temannya itu. Perjalanannya menuju barisan paling depan memang begitu sulit karena ramainya orang di sana, namun Niki tak pantant menyerah. Sambil bernyanyi dan berjoget, dia terus bergerak maju sediki demi sedikit. Hingga akhirnya satu jam kemudian Niki dan Rara sudah berada sangat dekat dengan panggung utama.

"Emang the best kamu Nik kalau urusan nerobos kerumunan," ucap Rara sembari menepuk bahu temannya itu.

"Niki gitu loh," sahut Niki.

Musik yang terdengar begitu lantang membuat Niki kembali berjoget dengan melompat-lompat, mengikuti irama musik yang ada. Kerumunan yang melakukan hal sama pun membuat Niki dan Rara tak menghiraukan rasa malu karena di sana tidak ada yang akan memerhatikan mereka seorang kecuali, para panitia yang berjaga di samping panggung. Hal tersebut sudah biasa bagi mereka yang sering menonton konser dan tidak akan menjadi penghalang mereka untuk bersenang-senang.

Begitu musik berhenti dan digantikan oleh MC yang mengambil alih, pandangan Rara saat itu tertuju pada seorang pria dibalik pagar pembatas yang sedang menatap ke arah mereka. Dia menatap lama pada pria itu yang ternyata sedang memerhatikan Niki yang sedang berkutik dengan ponsel pintarnya.

"Nik."

Niki mengalihkan pandangannya begitu Rara memanggil dan menyenggolnya.

"Kenapa?"

"Ada cowo yang ngeliatin kamu dari tadi tuh," ucap Rara sembari memberikan petunjuk pada lirikannya kepada pria yang saat itu masih menatap Niki.

Niki segera menatap kepada apa yang Rara pandang. Dia melihat seorang pria yang cukup tampan sedang menatap ke arahnya dengan sebuah senyuman tipis. Sepertinya pria itu berusia tak jauh darinya jika dilihat dari wajah dan tinggi badannya.

"Ngapain dia senyum-senyum nggak jelas gitu?" ucap Niki sambil tersenyum geli. Dan ternyata senyumnya itu berhasil membuat pria di sana melebarkan senyumnya, sehingga membuat Niki tertawa bersama Rara.

"Dia ge-er kayaknya, Nik. Kamu kenapa balik senyum ke dia," ucap Rara.

"Aku nggak senyum ke dia, Ra. Aku cuma geli saja dengan pria itu."

Mereka kembali menertawaka tingkah aneh pria di sana dan begitu musik kembali terdengar, mereka mulai mengabaikan pria itu dan fokus pada alunan musik yang membuat tubuhnya meliuk bersama dengan suara cempreng mereka.

Hampir tengah malam konser musik pun akhirnya selesai. Semua orang mulai membubarkan diri untuk pulang ke asalnya masing-masing, begitu juga Rara dan Niki. Mereka berjalan pelan mengikuti langkah kaki orang-orang di depannya menuju area parkir. Karena lebih banyak manusia berjenis kelamin pria yang ada di sekitar mereka, membuat mereka sering kali terdorong karena kegaduhan orang-orang yang kadang hanya jahil saja.

"Ini yang buat aku malas datang ke konser. Pulangnya pasti begini nih," rengek Rara sambil memelul lengan Niki.

"Yaudahlah Ra, nikmatin aja."

Rara hanya memanyunkan bibirnya mendengar sahutan Niki. Saat kondisi sudah tidak begitu padat lagi, Rara berencana meraih ponselnya yang ada di saku celananya. Namun karena tidak bisa merasakan keberadaan benda pipih itu di tubuhnya, Rara lantas melepas pelukannya dari lengan Niki dengan tiba-tiba.

"Kenapa, Ra?" tanya Niki heran.

"Ponselku, Nik. Ponselku kok nggak ada ya?"

Niki dan Rara langsung menghentikan jalannya. Mereka mulai mencari di seluruh saku pakaian mereka dan juga slim bag yang Niki pakai, namun hanya ponsel Niki saja yang ada di dalam slim bag itu.

"Kamu sih, sudah dibilangin simpan di tasku saja malah disimpan dalam saku," omel Niki begitu menyadari jika ponsel Rara ternyata hilang.

"Gimana dong, Nik. Aku bisa diomeli mamaku."

Raut cemas Rara membuat Niki menghela nafasnya. Jika sudah seperti ini, pasti dia yang akan sibuk. Bagaimana tidak, jika sedang bersama Rara, Niki-lah yang akan menjadi problem soulving untuk temannya satu itu.

Akhirnya Niki mengajak Rara menuju belakang panggung tempat konser berlangsung. Namun belum tiba di sana, seorang pria dari arah belakang mereka menghentikan langkahnya.

Terpopuler

Comments

nowitsrain

nowitsrain

sekalian subuh aja, Niki

2023-03-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!