MLD Bab 2

Jam delapan malam, di Jakarta. Pria bertubuh kekar, gagah dan tampan berjalan menuju kediamannya yang dihuni oleh dirinya dan beberapa asisten rumah tangga saja. Pria itu adalah Ghifari. Ghifari membuka pintu rumahnya dan tampaklah dua orang telah menunggu kepulangannya.

"Ayah, Bunda, kapan sampainya?" Tanya Ghifari menghampiri keduanya. Ya, mereka adalah Ayah dan Ibunya Ghifari. Alisya Reanita-Bunda Ghifari.

"Ucapkan salam ketika memasuki rumah, Ghifari!" Perintah Farhan tegas.

"Oh, iya. Assalamualaikum, Ayah, Bunda" Ghifari menuruti dan menyalami tangan keduanya.

"Waalaikumsalam" balasnya serempak.

"Jadi, sejak kapan Ayah dan Bunda menungguku disini?" Ulang Ghifari seraya duduk di sofa yang ada di depan orang tuanya.

"Sejak Ayah melihat kamu berjalan berdua dengan wanita tak berpakaian itu!" Sindir Farhan.

"Yah .... Gak baik kayak gitu" ucap Alisya mengingatkan.

"Resya, Yah! Nama dia Resya!" Kesal Ghifari.

"Terserah siapa namanya. Ayah gak peduli. Lagipula namanya tak seindah sikap dan gaya pakaiannya" Farhan menyindir kembali.

"Akh ...." Ghifari memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening.

"Ayah dan Bunda ada apa kesini?!" Ghifari mengganti topik pembicaraan.

"Cepatlah menikah!" Suruh Farhan.

Ghifari terkejut. "Tolong diulang, Yah"

"Cepatlah menikah, Fari!" Ulang Farhan dengan penuh penekanan. Ghifari juga kadang dipanggil dengan panggilan Fari, jika berada di rumahnya.

"Kenapa?"

"Kenapa? Karena kau sudah berumur 26 tahun Fari!" Peringat Farhan.

"And then?"

"Umurmu sudah sangat pantas untuk menikah, Fari. Ayah menikahi Bundamu saat Ayah berumur 25 tahun"

"Baru selisih satu tahun, Yah"

"Tapi sudah lebih 12 bulan, Ghifari!"

"Yah ...." Alisya mengusap pelan tangan suaminya agar bisa menurunkan emosinya. Farhan menoleh ke arah Alisya yang sedang tersenyum kepadanya agar emosinya menurun.

"Baiklah. Jika kamu belum siap, Ayah akan memberikan waktu selama tiga bulan kepada kamu. Jika kamu belum juga siap, maka Ayah yang akan mencarinya untuk kamu. Jika kamu membantah Ayah, kamu tak akan mendapatkan apa-apa dari Ayah. Fasilitas ataupun akses yang kamu punya, akan Ayah ambil kembali" lanjut Farhan dengan tenang dan tegas saat ia berbicara.

Ghifari menghela nafas. Ia sungguh tak ingin harta yang sudah menjadi miliknya, diambil kembali "Oke. Jika boleh, besok pun aku siap untuk menikah" setuju Ghifari.

"Kamu sudah menemukan calonnya?" Sekarang Alisya-sang Bunda yang berbicara.

"Apa maksud Bunda? Tentu saja sudah ada, Bun"

"Siapa nak?" Tanya Alisya.

Saat Ghifari ingin menjawab pertanyaan Ibunya, dengan cepat Farhan menyela "Jangan bilang yang kamu maksud adalah cewek tak berpakaian itu!"

"Namanya Resya, Yah .... Harus berapa kali aku bilang?"

"Terserah. Apa dia, yang kamu maksud?" tanya Farhan.

"Tentu saja, Yah"

"Ayah gak akan merestuinya!" Ucap Farhan menolak.

"Lalu siapa yang akan aku nikahi, Yah?" Tanya Ghifari frustrasi.

"Wanita yang taat pada agama dan pakaiannya yang selalu tertutup. Akhlak yang baik dan taat pada suami selagi permintaannya bisa ia sanggupi."

Ghifari speechless. Semua yang Farhan ucapkan tak semuanya Resya lakukan, fikir Ghifari. Resya jarang beribadah, selalu menggunakan pakaian yang terbuka, selalu saja Ghifari yang mengalah jika permintaannya tak dituruti oleh Resya. Itu yang ada dalam fikiran Ghifari saat ini.

"Ghifari!" Panggil Farhan karena Ghifari hanya melamun.

"Iya, Yah?"

"Apa kamu udah menemukannya?" Tanya Farhan.

"Kalau misalnya aku suruh Resya berubah, apakah kalian akan merestuinya?" Ghifari bertanya balik.

"Tentu, nak" Alisya membalas cepat.

"Jika kau bisa mengubahnya menjadi lebih baik, Ayah dan Bunda pasti akan setuju. Iya, kan, Yah?" Lanjut Alisya menatap Farhan. Farhan mengangguk setuju.

"Baiklah, akan aku coba" ucap Ghifari pada akhirnya.

__________

TURKI.

"Luna!"

"Lunara!"

Lunara yang tengah berjalan menuju ruangannya pun terhenti. Lunara memutar tubuhnya, mencari orang yang memanggil namanya.

"Sana iyi haberler getiriyorum" (Aku membawa kabar baik untuk mu) orang yang memanggil Lunara berlari kecil menghampirinya.

"Assalamualaikum" ucap Lunara saat orang itu sudah berada di depannya.

"Waalaikumsalam" balas orang itu.

"Sana iyi haberler getiriyorum" (Aku membawa kabar baik untuk mu) ulang orang itu.

"O nedir?" (Apa itu?)

"Hala hasta var mı?" (Apa kau masih ada pasien?) Tanyanya memastikan.

"Değil. Yanlış olan ne?" (Tidak. Ada apa?) Lunara bertanya balik.

"Tamam o zaman. Odana gel doktor!" (Baiklah, kalau begitu. Ayo ke ruangan mu, dokter!) Ucap orang itu menarik pergelangan tangan Lunara menuju ruangan kerja milik Lunara. Lunara mengikuti langkahnya dari belakang menuju ruangan kerjanya.

"Ne söylemek istiyorsun Selyn?" (Apa yang ingin kamu katakan, Selyn?) Tanya Lunara saat sudah berada di dalam ruangannya. Selyn Ayse-sahabat kecil Lunara hingga sekarang.

"Eminim, kesinlikle duyduğun için mutlusun" (Aku yakin, pasti kamu ikut bahagia mendengarnya) ucapnya dengan wajah yang berbinar-binar.

"O nedir? Acele et ve beni bilgilendir" (Apa itu? Cepat beritau aku) Lunara tampak tak sabar menunggu jawaban dari sahabat dari kecil-nya itu.

"Bir dakika bekle " (Tunggu sebentar) suruh Selyn seraya mencari-cari barang yang ada di dalam tas selempang mini yang ia kenakan.

"Ini dia ...." teriak selyn menggunakan bahasa Indonesia.

Lunara mengerutkan keningnya. "Apa itu?" Tanya Lunara yang juga ikut menggunakan bahasa Indonesia.

"Baca aja" suruhnya seraya menyarahkan kartu besar kepada Lunara.

Lunara menerimanya, kemudian membaca tulisan yang tertera di atas kartu itu. Lunara membulatkan matanya, terkejut sekaligus senang. "Kamu akan menikah dengan Rizal?" Tanya Lunara antusias.

"Tentu saja. Memangnya siapa lagi?"

Lunara mengerucutkan bibirnya dari balik niqabnya "Kapan kamu lamarannya? Kok gak mengundang aku ataupun kabari aku?" Lunara merajuk.

"Maaf. Mas Rizal jauh-jauh dari Indonesia datang ke rumah aku dan langsung melamarku. Dia lengkap membawa kedua orang tuanya" Selyn menjelaskan. Rizal-calon suami Selyn adalah orang Indonesia yang pertama kali bertemu di dekat kampus kuliahnya. Saat itu juga hubungan Selyn dan Rizal semakin dekat. Selyn mengajarkan Rizal berbahasa Turki dan begitu pula sebaliknya.

Lunara tertawa dan membalas perkataan sahabatnya "Iya, gak apa apa. Santai aja. Aku gak marah kok "

"Datang ya ...."

"Pasti. Kamu sahabat aku, Selyn" balas Lunara setelahnya membaca kembali kartu undangan yang di berikan kepadanya.

"Kamu menikahnya seminggu lagi?!" Lunara terkejut.

"Iya"

"Lalu kenapa kamu masih berkeliaran keluar rumah? Kamu harusnya menetap di dalam kamar, Selyn" suruh Lunara.

"Aku tau, Luna. Maka dari itu, ini spesial aku langsung kasih ke kamu" Selyn menjelaskan.

"Baiklah. Terima kasih, aku pasti datang" balasnya seraya tersenyum dari balik niqab yang ia kenakan.

__________

LANJUTIN TERUS YA, CERITANYA...

KALAU SUKA JGN LUPA TINGGALKAN JEJAK, OKE😆

Tangerang, 1 Juli 2020.

Terpopuler

Comments

Zaky Sinaga

Zaky Sinaga

lanjut....

2022-12-15

0

Nurhayatins Aqil

Nurhayatins Aqil

lnjt

2022-12-09

0

Lasmi Kasman

Lasmi Kasman

sambil belajar BHS Turki

2021-08-06

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!