MLD Bab 5

Lunara terlebih dahulu memeriksa keadaan pasien korban kecelakaan. Ia menangani seorang wanita paruh baya. Sedangkan korban kecelakaan yang satu lagi ditangani oleh dokter Hasna-rekan kerja Lunara.

Lunara keluar ruangan. Ia ingin menemui keluarga pasien korban kecelakaan untuk meminta persetujuan mereka untuk segera melakukan operasi kepada pasien.

"Hastanın ailesi kim? " (Siapa keluarga pasien?) Tanya Lunara saat keluar dari dalam ruangan UGD.

Dengan cepat tiga orang yang menunggu tadi segera menghampiri Lunara. Diantaranya ada dua orang pria yang satunya terlihat lebih muda dan seorang wanita.

"Sorry doctor, we are not residents here. We can't use Turkish. Can you use English please?" (Maaf dokter, kami bukan penduduk disini. Kami tak bisa menggunakan bahasa Turki. Bisa tolong pakai bahasa Inggris?) Ucap pria tertua diantara mereka bertiga.

Lunara sedikit mendongak untuk melihat pria yang berbicara dengannya. Lunara terkejut, ternyata orang itu adalah temannya Rizal yang tadi foto bersamanya di atas panggung.

"Luna," ucap seorang wanita.

"Kamu Luna-kan? Kamu Lunara kan?" Ulang wanita itu.

Lunara menoleh kepada orang yang menyebut namanya. "Yes, i am" balas Lunara yang sedikit lupa dengan wajah orang yang memanggil namanya.

Sedangkan kedua pria tersebut hanya bingung melihatnya.

"Ini aku Dilla. Faradilla Chalista Muzakki" ucap wanita itu mengingatkan Lunara.

"Kamu Dilla? Beneran?" balas Lunara menggunakan bahasa Indonesia.

Ghifari dan Rayhan yang melihat interaksi keduanya pun jadi bingung. Bagaimana mereka bisa saling kenal? Pikir mereka dalam hati. Lalu, kenapa wanita itu bisa menggunakan bahasa Indonesia? Pikir mereka lagi.

"Ya, ini aku. Luna, tolong sembuhkan kedua orang tuaku. Lakukan yang terbaik untuk mereka, Luna. Ku mohon" pinta Dilla seraya menyatukan kedua tangannya di depan dada, memohon kepada Lunara.

"Aku akan berusaha melakukan yang terbaik untuk kesembuhan mereka. Tapi sebelum itu, aku minta persetujuan dari pihak keluarga untuk menandatangani surat operasi yang harus dijalankan" tutur Lunara dengan jelas.

"Baiklah dok, dimana saya harus bertanda tangan?" Sambung Ghifari.

"Ikuti perawat ini" intruksi Lunara.

"Lütfen ona imzalaması gereken hastane ameliyat mektubunu verin" (Tolong berikan dia surat operasi rumah sakit yang harus ia tanda tangani) suruh Lunara kepada perawat yang berada disebelahnya.

"İyi doktor. Efendim, lütfen beni takip edin." (Baik dokter. Tuan tolong ikuti saya) ajak perawat tersebut.

"Ikuti dia" suruh Lunara. Ghifari mengangguk dan berjalan dibelakang perawat tersebut.

"Kardeş, lütfen ameliyathaneyi hazırla" (Suster, tolong siapkan ruang operasi) suruh Lunara kepada perawat yang satu lagi.

"İyi doktor" (Baik dokter) balas perawat tersebut seraya pergi untuk menyiapkan apa yang disuruh oleh Lunara.

"Aku permisi. As ...." pamit Lunara terpotong.

"Ku mohon tolong selamatkan kedua orang tuaku, Luna" mohon Dilla seraya memegang lengan Lunara.

"Aku akan berusaha, Dilla. Berdo'a-lah supaya keduanya baik baik saja." Balas Lunara.

"Itu pasti, Lunara"

"Kak, kita tunggu saja" perintah Rayhan-adik Dilla. Dilla tak menolak ajakan adiknya. Rayhan membawa Dilla duduk dikursi tunggu yang berada didepan ruangan UGD.

"Baik, aku permisi. Assalamualaikum" pamit Lunara.

"Waalaikumsalam."

Lunara pergi menuju ruang operasi. Sedangkan pasien akan dibawa oleh perawat yang lain.

__________

Dua jam pun berlalu.

Lunara keluar dari ruang operasi. "Luna, apakah operasi Bundaku berjalan dengan lancar?" Tanya Dilla yang langsung mendatangi Lunara yang baru saja keluar dari dalam ruang operasi.

Lunara tersenyum dari balik niqabnya

"Tenang Dilla, keadaan Bundamu sekarang sudah stabil. Kita tunggu beliau siuman. Mungkin beberapa jam lagi ia akan siuman. Kalian tunggu saja" balas Lunara dengan jelas dan fasih dalam menggunakan bahasa Indonesia.

"Makasih Luna. Apakah aku dan yang lainnya boleh menemui Bundaku?" tanya Dilla.

"Silahkan. Tapi setelah Bundamu di pindahkan ke ruang rawat. Nanti ada perawat yang datang kemari untuk membawa Bundamu ke ruang rawatnya. Kalau begitu aku permisi. Kalau butuh sesuatu, panggil saja aku. Kamu tau nomor telponku, bukan?" Tanya Lunara.

Dilla mengangguk. "Baiklah, aku permisi. Assalamualaikum" pamit Lunara.

"Waalaikumsalam" balas mereka serempak.

Lunara pun berjalan meninggalkan ketiganya setelah perawat datang untuk memindahkan Ibu mereka.

__________

"Alhamdulillah, kesehatan Tante Alisya sudah semakin membaik. Beberapa hari kedepan, kalau kesehatannya tidak menurun, In Syaa Allah Tante sudah diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit" tutur Lunara setelah memeriksa keadaan Alisya-Bunda Ghifari, Dilla, dan Rayhan.

"Terima kasih, Luna, kamu sudah menolong Bunda" balas Alisya.

"Tidak perlu berterima kasih, Tante. Ini sudah menjadi tugasku untuk menolong pasien yang membutuhkan" balas Lunara.

"Panggil saja Bunda, jangan Tante. Kamu itu sahabatnya Dilla, Dilla juga sering bercerita tentang kamu, jadi Bunda menganggap bahwa kamu juga anak Bunda" suruh Alisya.

Lunara tersenyum dari balik niqabnya. Lunara mengangguk mengiyakan.

Ghifari sedang berada di dalam ruangan Ayahnya. Sedangkan Dilla duduk dan tersenyum melihat interaksi antara Ibunya dan Lunara. Rayhan sedang berada di kantin rumah sakit untuk membeli makanan makan siang mereka.

"Kalau begitu aku pamit dulu, Bunda, Dilla, assalamualaikum" pamit Lunara.

"Waalaikumsalam" balas mereka serempak.

"Luna, tunggu" Dilla memanggil Lunara yang sudah lumayan jauh.

Lunara berbalik "Ya, kenapa?" Tanya Lunara.

"Apakah Ayahku boleh digabung dengan Bundaku? Agar mereka tidak berjauhan" tanya Dilla.

"Maksudnya gabungan?" Tanya Lunara tak mengerti.

"Ruangannya digabung jadi satu. Kalau tidak bisa, aku akan pindahkan Bunda ke ruangan yang lebih luas agar bisa di gabung sama Ayah,"

"Kasian mereka jika dipisahkan" lanjut Dilla.

Lunara tersenyum "Ya, aku mengerti maksud kamu. Aku akan meminta perawat untuk melakukan apa yang kamu minta" balas Lunara.

"Makasih Luna, sayang" balas Dilla seraya bergelayut manja dilengan Lunara. Memang sudah menjadi kebiasaan bagi Lunara ketika Dilla manja dan akan bergelayut dilengannya. Sewaktu kuliah, awal mereka bertemu Dilla sudah seperti itu, tidak ada kata canggung walaupun mereka baru bertemu.

"Ayolah Dilla, aku sedang bekerja. Kita lanjutkan nanti, ya? Kamu mau kita keliling Ankara?" Tawar Lunara.

"Sepertinya ide bagus. Tapi aku akan meminta izin terlebih dahulu. Kalau begitu, kau lanjutkan saja pekerjaanmu dulu, bu dokter" balas Dilla sedikit bercanda.

"Jangan sedih anak kucingku" ledek Lunara seraya mengusap pelan puncak kepala Dilla. Dilla sangat suka diperlakukan seperti itu.

Karena Lunara adalah blasteran antara Mesir-Turki, jadi Lunara memiliki postur tubuh yang sangat tinggi untuk ukuran wanita Indonesia. Sedangkan Dilla hanya sepundak Lunara. Tinggi memang, tapi masih jauh lebih tinggi Ghifari karena ia adalah cowok.

"Aku bukan anak kucing, kau tau?" Balas Dilla yang pura-pura merajuk.

"Baiklah, maafkan aku ya?"

"Hei, aku bercanda. Aku suka diperlakukan seperti itu oleh Luna ku" ucap Dilla.

"Iya-iya. Aku pamit ya? Sepertinya pasienku sudah menumpuk" ucap Lunara bercanda.

"Ya sudah. Jangan Lupa ya, bu dokter" Dilla mengingatkan.

"Iya anak kucing ku. Assalamualaikum" Lunara pamit menuju ruangannya.

"Waalaikumsalam."

__________

Tangerang, 2 Juli 2020

Terpopuler

Comments

Baihaqi Sabani

Baihaqi Sabani

dri awal bc....mnarik...ad bhsa turki yaaaa...authoryaaa hbt....jgn2 orang turki🤣🤣🤣🤣

2023-02-28

1

Maylani Putri

Maylani Putri

bagus banget alurnya ana suka banget banget

2021-12-19

1

Elly

Elly

bagus alur ceritanya....suka bangetttt

2021-06-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!