Bagi sebagian orang malam Minggu adalah malam yang sangat cocok untuk bertemu dengan sang kekasih hati ataupun pujaan hatinya. Begitu pun dengan Rangga yang hendak bertemu dengan pujaan hatinya, gadis berparas ayu yang sudah membuat hatinya merasakan getaran-getaran cinta.
Rangga sudah terlihat keren dengan outfit yang Ia kenakan, kali ini Ia memakai kaos polos berwarna putih dipadukan dengan Jas blazer berwarna hitam dengan desain cukup casual , kerah lapel dilengkapi kantong di sampingnya. Dan celana jeans warna hitam, Untuk menambah kesan santai Rangga memakai sepatu sneakers., tak lupa Ia menyemprotkan parfum menambah wangi maskulin di tubuhnya.
"Nabila, I'm coming !". Gumam Rangga lirih sambil tersenyum menatap cermin yang ada di depannya.
Jalanan ibu kota cukup ramai , Rangga memacu mobilnya dengan kecepatan sedang setelah beberapa menit kemudian mobil Rangga memasuki halaman rumah Nabila.
Tok..
Tok..
Tok..
"Haii mas Rangga". Nabila membukakan pintu.
"Mari masuk mas, silahkan duduk".
Rangga memasuki rumah Nabila, kemudian duduk di sofa yang berada di ruang tamu. Sebelumnya saat di perjalanan menuju rumah Nabila Ia mampir dulu beli pizza untuk Nabila dan Aditya.
"Oiya ini aku tadi mampir dulu beli pizza buat kalian, ini ambillah". Rangga menyodorkan kantong plastik yang berisi 3 box pizza.
"Wahh mas Rangga nih repot-repot sekali, makasi banyak ya mas". Nabila menerima kantong plastik yang diberikan Rangga.
"Adit..., Kemarilah". Teriak Nabila.
"Ada apa kak?" . Aditya menghampiri Nabila.
"Ini mas Rangga bawain pizza buat kamu". Nabila memberikan 2 box pizza kepada Aditya. Dan yang satu lagi Nabila letakkan di meja ruang tamu.
"Makasi ya Kak Rangga, ini ngga kebanyakan kak?". Aditya tersenyum.
"Udah buruan kamu makan , nanti kelamaan malah ngga enak". Ucap Rangga.
"Iya kak, Adit bawa kesana ya soalnya Adit lagi belajar".
"Sipp". Rangga mengacungkan jempolnya.
"Mas Rangga mau minum apa?". Tanya Nabila.
"Apa saja boleh". Jawab Rangga.
Tak lama Nabila datang membawa dua gelas teh manis dan meletakkannya di meja.
Nabila pun segera mengambil buku-buku pelajaran yang mau Ia baca. Nabila membaca satu persatu buku nya , Rangga hanya menatap wajah cantik gadis di depannya itu tanpa lelah, Rangga juga ikut membaca salah satu buku yang menurutnya menarik. Rangga mengambil salah satu buku yang ada diantara tumpukan buku di atas meja yang berjudul Entrepreneurship.
"Kau membaca buku ini juga?". Rangga memegang buku yang berjudul Entrepreneurship.
"Iya. Jawab Nabila.
"Apa kau berniat jadi seorang wirausaha?". Tanya Rangga.
"Sebenarnya aku hanya ingin membuka usaha kecil-kecilan saja". Nabila tersenyum.
"Emang kamu mau buka usaha apa?". Tanya Rangga penasaran.
"Aku pengen banget buka toko bunga, karena aku suka banget sama bunga".
"Pantas saja di halaman rumah kamu banyak sekali bunga-bunga indah bermekaran". Ucap Rangga.
"Dulu mamaku punya toko bunga, tapi setelah mama meninggal usahanya bangkrut, aku pun tidak bisa mengelolanya karena aku masih sangat kecil". Ada bulir bening di pelupuk mata Nabila yang Ia tahan agar tidak tumpah membasahi pipinya.
"Baiklah aku akan mengurusnya besok". Jawab Rangga enteng.
"Maksud mas Rangga apa?". Tanya Nabila bingung dengan ucapan Rangga.
"Aku akan buatkan toko bunga untukmu besok". Rangga tersenyum.
"Apa.??". Nabila membulatkan matanya.
Apa dia sudah gila. dengan gampangnya dia mau buatkan aku toko bunga besok. Gumam Nabila dalam hati.
"Mas Rangga bercanda kan?". Tanya Nabila
"Emang kamu pikir aku bercanda?, aku serius Bil".
Aku lupa Dia adalah Rangga Pramudita, anak dari pengusaha ternama , kaya raya, dan nomor satu di Negeri ini. Dia bisa melakukan apa saja termasuk membuat toko bubga dalam waktu sekejap. Batin Nabila.
"Mas aku tau kamu punya banyak uang, kamu bisa lakukan apa saja yang kamu mau tapi aku harap tidak dengan rencanamu itu. Aku ingin membuka toko ku dengan kerja keras ku sendiri". Ucap Nabila tegas.
"Baiklah, aku hargain itu semua tapi kamu ngga usah sungkan untuk minta bantuanku dalam hal apapun".
"Baiklah".
"Aku yakin suatu saat kamu pasti bisa punya toko bunga seperti almarhumah mama kamu". Rangga mengusap usap punggung Nabila.
"Terimakasih". Jawab Nabila singkat.
"Kalau cita-cita kamu sendiri apa?". Tanya Rangga kepada Nabila.
"Cita-cita ku sih pengen jadi dokter. tapi biaya nya kan sangat mahal". Wajah Nabila terlihat muram. Ia pesimis dengan cita-cita nya itu.
"Kenapa kamu sedih, selama kamu berusaha pasti ada jalannya, aku yakin kamu bisa". Rangga memberikan semangat.
"Iya InsyaAllah mas, aku akan ikut program beasiswa di Universitas Pandawa. kemarin aku sudah baca-baca brosurnya dan ada program beasiswa untuk fakultas kedokteran ya walaupun cuma nyari 2 orang tapi aku berharap aku bisa jadi salah satunya". Ucap Nabila.
"Aku yakin kamu bisa jadi salah satunya". Rangga tersenyum.
"Aamiin.., terimakasih mas.
Krucuuuk...kruuuucuuukk....Terdengar suara perut Rangga berbunyi tanda minta di isi. Padahal tadi Rangga sudah makan dua potong pizza tapi perutnya masih saja berbunyi membuat rona merah di pipi Rangga muncul.
"Kamu laper mas?". Nabila melihat ke arah perut Rangga.
"Hehehe , iya nih". Rangga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal menahan malu.
"Mau makan apa?, Biar aku masakin dulu".
"Ngga usah, ayo kita makan diluar saja". Jawab Rangga.
"Aku ngga bisa ninggalin Aditya sendiri mas".
"Tunggu sebentar aku ajak Aditya". Rangga bergerak menuju kamar Aditya.
Tok
Tok
Tok
Sebenarnya kamar Aditya tidak di kunci, tapi sangat tidak sopan masuk ke kamar orang tanpa permisi pikir Rangga.
" Kak Rangga, ada apa kak?". Aditya berjalan menghampiri Rangga yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.
"Ayo kita makan malam di luar". Ajak Rangga.
"Aduuhh, maaf banget kak kayanya Adit ngga ikut deh, kakak sama kak Nabila aja". Jawab Aditya.
"Baiklah, kamu anak yang rajin yaa, terusin belajar mu". Rangga menepuk punggung Aditya.
"Nanti aku bawakan saja makanan buat kamu dit". Ucap Rangga.
"Iya kak, makasi ya". Jawab Aditya.
"Aditya ngga mau ikut Bil". Rangga kembali duduk di ruang tamu, samping Nabila.
"Ya sudah kalau begitu kita berdua saja, aku ambil tas dulu ya". Nabila membereskan buku-bukunya dan berjalan memasuki kamarnya.
Nabila mengganti sandal rumah nya dengan sepatu sneakers warna putih , sangat cocok dengan turtleneck dress yang panjangnya selutut lebih sedikit yang sedang Ia kenakan.
"Ayo mas, kasian kamu sudah kelaparan kan?". Nabila tersenyum mengejek.
"Hehehe". Rangga terkekeh.
Mobil Rangga melaju dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan ibu kota yang terlihat ramai. Nabila melihat arah jendela mobil Ia berdecak kagum melihat keramaian kota di malam minggu, maklum saja biasanya Nabila jarang sekali keluar malam-malam.
Setelah hampir 35 menit Rangga menghentikan laju mobilnya dan menepikan nya di area parkir yang sudah tersedia disana.
"Sudah sampai, ayo turun". Rangga membuka seat beltnya dan keluar memutari mobil untuk membukakan pintu mobil samping Nabila.
"Aku bisa sendiri mas". Nabila tersenyum.
Nabila mengernyitkan dahinya merasa terkejut dengan tempat yang Ia kunjungi, sebuah tempat makan pinggir jalan , namun dengan pemandangan yang sangat indah. Letak tempat makan ini terletak di atas bukit yang cukup tinggi, sehingga pengunjung bisa melihat indahnya malam dari atas bukit ini.
Apa bener Mas Rangga mau makan makanan pinggir jalan seperti ini, biasanya kan orang kaya tidak akan mau makan ditempat seperti ini. Gumam Nabila dalam hati.
"Ayo". Rangga menggandeng tangan Nabila memasuki tempat makan itu, tempat nya cukup luas, juga nyaman, bersih hanya saja letaknya di pinggir jalan.
"Eh tuan muda Rangga, mau pesan apa?". Seorang pria berseragam menyodorkan buku menu di depan meja Rangga.
Sepertinya mas Rangga sering kesini, buktinya sama pelayannya saja dia terlihat sangat dekat. Batin Nabila.
"Kamu mau makan apa?".Tanya Rangga menggeser buku menu ke hadapan Nabila.
"Samain aja sama punya mas Rangga". Jawab Nabila.
"Okey, minumnya ?". Rangga kembali bertanya.
"Aku jus alpukat saja mas".
" Aku pesen seperti biasa ya 2 porsi, sama minumnya jus alpukat dan ice kopi susu".
Ucap Rangga kepada pelayan yang sudah menunggu di samping meja mereka.
"Baik tuan, tunggu sebentar ya". Jawab pelayan itu berlalu pergi.
"Emm Mas Rangga sering kesini?". Tanya Nabila.
"Iya, kenapa kok kaya aneh gitu ngeliatnya". Jawab Rangga.
"Ngga apa-apa sih, cuma aneh aja ternyata mas Rangga mau juga makan makanan pinggir jalan, biasanya kan orang kaya mana mau makan di tempat kaya gini.
"Jangan salah kamu Bil, aku justru suka tempat-tempat kaya gini. Jarang yang ngenalin aku, kamu tau sendiri kan hampir setengahnya restoran yang ada dikota ini milik keluargaku jadi otomatis banyak yang mengenaliku, aku lebih nyaman kaya gini. Tutur Rangga.
Aku baru saja dapet satu fakta lagi , ternyata pria ini tidak seburuk yang aku kira. Batin Nabila.
"Kau lihat Bil sebelah sana, disana banyak sekali pasangan kekasih sedang duduk-duduk santai menikmati indahnya ibu kota dari ketinggian, menyaksikan bintang-bintang dengan jelas". Rangga menunjuk sebuah lahan yang luas , dimana banyak pasangan kekasih sedang duduk-duduk disana dengan rumput-rumput pendek sebagai alasnya.
"Nanti setelah kita selesai makan, kita kesana". Sambung Rangga.
"Boleh, sepertinya tempatnya pemandangannya sangat bagus" Nabila tersenyum riang.
"Iya, itu namanya bukit cinta". Ucap Rangga.
"Apa?, bukit cinta?". Tanya Nabila tak percaya.
"Iya bukit cinta, lihatlah disana suasananya sangat romantis, lampu penerangnya juga seadanya hingga membuat suasana semakin romantis". Jawab Rangga.
Nabila hanya tersenyum mendengar penjelasan dari Rangga.
Nabila dan Rangga menyantap makanan yang sudah tersaji di depan meja mereka, makanan yang begitu lezat memiliki cita rasa yang tak kalah dari restoran-restoran besar milik keluarga Rangga
.
Setelah selesai makan, mereka beranjak dari duduknya dan menuju tempat yang dijanjikan Rangga tadi.
"Wawwww...MasyaAllah bener-bener pemandangan yang indah". Ucap Nabila yang terpukau dengan pemandangan yang ada di depannya. Pemandangan ibu kota yang terlihat dari bukit itu sangat indah ditambah taburan bintang-bintang di atasnya menambah kesan romantis.Tak heran banyak muda mudi menghabiskan waktu kencan mereka di tempat itu. dan tak heran kalau bukit ini dinamakan dengan bukit cinta pikir Nabila.
"Kau suka?". Tanya Rangga.
Nabila menganggukkan kepalanya antusias.
"Ayo kita duduk disini". Rangga menggandeng tangan Nabila dan duduk di bawah diatas rumput-rumput yang pendek seperti yang lainnya Menambah kesan sangat romantis di antara keduanya.
Mereka menatap indahnya bintang-bintang yang bertaburan di langit, sambil berbincang-bincang. Sampai pada akhirnya Rangga memberanikan diri untuk menyatakan perasaan cintanya kepada Nabila.
"Bil..". Rangga memegang kedua tangan Nabila dan memutar posisi duduk nya hingga mereka berhadapan. Jantung Rangga mulai berdegup kencang , begitu juga dengan Nabila.
Nabila mencoba menarik tangannya dari genggaman Rangga, namun Rangga kembali memegangnya erat.
"Aku mau jujur sama kamu Bil ". Ucap Rangga menggantung.
Huuuuuhhhhh...Rangga menarik Nafas kemudian menghembuskannya pelan.
"Aku cinta sama kamu".
"Apa?!". Nabila terbelalak tak percaya dengan apa yang Ia dengar barusan.
"Aku mencintai kami Bil, sungguh". Rangga mengulanginya.
Nabila terdiam dan menundukkan kepalanya.
"Bil..".Rangga menarik lembut dagu Nabila agar gadis ayu itu menatap wajahnya.
Aaaaa, bagaimana ini ?, Rasanya aku ingin pingsan saja. Batin Nabila.
"Bil, bagaimana apa kau juga mencintaiku?". Tanya Rangga dengan perasaan cemas dan jantung yang masih berdegup kencang.
"Aku...Aku..". Nabila bingung harus menjawab apa.
Rangga menunggu jawaban Nabila penuh harap.
Nabila terdiam sejenak, dan akhirnya Ia menemukan alasan yang tepat untuk menolak cinta Rangga.
"Mas Rangga aku minta maaf, bukannya aku tidak menyukai mas Rangga tapi kita kan belum lama dekat masih 2 bulanan kalau ngga salah, apa mas Rangga yakin mas Rangga cinta sama aku?". Nabila memberanikan diri menatap wajah pria yang ada di hadapannya itu , dan mencoba menepis jantungnya yang masih saja kebat kebit.
"Nabil, cinta itu datangnya dari sini, dari hati". Rangga menarik tangan Nabila dan meletakkannya di dada bidangnya.
"Kita tidak ada yang pernah tau kapan rasa cinta itu akan datang, walaupun kita belum lama dekat tapi aku merasakan getaran-getaran cinta saat ada disamping mu". Sambung Rangga menatap dalam wajah Nabila.
Apa yang akau rasakan itu juga getaran-getaran cinta?, aku selalu ngerasa deg-degan , salah tingkah bahkan grogi kalau lagi berduaan dengan mas Rangga. Arrghh itu mungkin karena dulu aku selalu takut di pecat sama dia jadi ke bawa sampe sekarang. Gumam Nabila dalam hati.
"Nabila bagaimana?, Apa kau tidak menyukaiku?". Tanya Rangga.
"Bukan , bukan begitu mas aku hanya belum kepikiran untuk pacaran saat ini". Nabila mencari Alasan.
Apa aku mimpi??, Aku seperti kejatuhan bintang tiba-tiba seorang Rangga menyatakan cinta kepadaku. Aku tau banyak wanita-wanita cantik diluar sana tergila-gila kepada Rangga, mereka juga cantik-cantik dan kaya tidak sepertiku. Harusnya aku sadar aku tidak mungkin bersanding dengan Rangga mengingat dia keturunan dari keluarga yang sangat disegani di negeri ini, keluarga kaya raya yang terpandang dan terhormat. Aku harus cukup tau diri untuk itu. Batin Nabila.
"Nabila, kenapa kau malah melamun". Rangga mengejutkan Nabila yang termenung.
"E..maafkan aku, aku tidak pantas untuk mu mas, bukan kah diluar sana banyak wanita yang tergila-gila denganmu, mereka juga cantik-cantik, modis, kaya , kenapa mas Rangga malah mencintaiku". Nabila menundukkan kepalanya.
"Bil, kau berbeda dengan mereka, dan hatiku memang cintanya padamu bukan mereka". Rangga masih menggengam erat kedua tangan Nabila. Nabila terdiam.
"Bil, aku tidak akan memaksamu jika memang kau belum siap, tapi ijinkan aku menunggumu". Rangga menegakkan dagu Nabila yang tertunduk.
Nabila tersenyum.
"Aku akan memperjuangkan cintaku Bil". Rangga mengecup tangan Nabila sekilas.
Wajah Nabila merah merona, Rangga dan Nabila menatap kembali indahnya bintang-bintang yang bertaburan diatas mereka. Rangga menyandarkan kepalanya di pundak Nabila. Nabila menggeser duduknya bermaksud agar Rangga mengangkat kepalanya dari pundak Nabila namun yang terjadi malah Rangga menarik pinggang Nabila merapatkan duduk mereka sehingga tidak ada celah sedikitpun di antara keduanya.
Mereka tampak bahagia memandangi langit dan indahnya ibu kota dari atas sana. Tiba-tiba saja ponsel Nabila berdering mengagetkan keduanya. Nabila bergegas membuka tas nya yang ada di pangkuannya dan mengambil ponselnya. Terlihat Nama Rendy melakukan panggilan telefon.
"Haloo Ren".
"Hallo Bil, kamu lagi apa?".Tanya Rendy di ujung telefon.
"Aku lagi....". Belum sempat Nabila menyelesaikan ucapannya Rangga dengan cepat merebut ponsel Nabila.
"Nabila lagi kencan sama gue, lo mau apa?". Ucap Rangga menggantikan Nabila. Rangga pun langsung memutus sambungan telefonnya.
"Mas Rangga kok gitu sih". Ucap Nabila kesal.
"Emang kamu lagi kencan sama aku kan?, Jadi apa yang salah". Jawab Rangga enteng.
" Ya ngga gitu juga mas, mas Rangga harusnya jaga perasaan Rendy dong. dia pasti...". Ucap Nabila menggantung.
" Apa?, Cemburu?". Rangga memotong ucapan Nabila.
"Kau aja ngga mau jaga perasaanku, telfonan sama cowok lain di depanku". Sungut Rangga.
"Maaf". Ucap Nabila lirih.
"Apa alasan kau menolak pria sialan itu sama dengan alasan kau menolakku". Tanya Rangga.
"Dari mana mas Rangga tau kalau Rendy sudah pernah menyatakan cintanya padaku". Nabila penasaran.
"Jawab saja pertanyaanku tadi". Tutur Rangga.
"Alasanku menolak kalian berdua sama, aku memang masih belum kepikiran untuk pacaran saat ini mas. Aku hanya ingin fokus belajar dan cari uang saja buat biaya hidupku dan Aditya. Jawab Nabila lirih.
Iya juga, aku tau Nabila menjalani hidup yang tidak gampang jadi wajar saja kalau dia tidak memikirkan soal perasaannya. Gumam Rangga dalam hati.
"Aku tau kamu wanita yang hebat Bil, suatu saat Nanti kamu pasti bisa sukses. Ucap Rangga sambil membelai lembut Rambut Nabila. Dan menarik lembut kepala Nabila agar bersandar di pundaknya.
"Oiya Aditya belum makan malam ayo kita pulang". Nabila menarik-narik ujung Jas yang dikenakan Rangga.
"Aku orderin online saja ya biar cepet". Rangga mengambil ponselnya dari saku celana.
"Nanti itu lama mas". Nabila merengek.
"Ini cepet kok Bil, dari pada nunggu kita pulang itu lebih memakan waktu". Ucap Rangga sambil menatap layar ponselnya.
"Ini sudah ku order, dan udah ku bayar juga, sebentat lagi juga sampai rumah kamu". Rangga memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana.
Nabila mrncebikkan bibirnya kesal.
"Kamu marah?".Tanya Rangga menatap Nabila.
"Aku hanya kasian sama Aditya pasti dia kelaparan". Ucap Nabila menerawang wajah Aditya.
"Sebentar lagi juga sampai, kamu tenang saja. Lagian apa kamuu tidak mau menikmati malam yang indah ini bersamaku lebih lama lagi?".
Bener juga rasanya aku masih ingin berlama-lama disini menikmati indahnya malam ini. Batin Nabila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-12-03
0
Poppy Yanni
mampir sampai sini dulu
2020-09-24
1
Ev-
hallo kak aku mampir 🎉kubawa like untukmu
2020-09-17
0