Pangeran Impian Gadis Malang

Pangeran Impian Gadis Malang

Pangeran Impian Gadis Malang Episode 1

Disuatu rumah yang sederhana terlihat anak gadis yang sedang duduk diatas ranjangnya sambil menatap rintikan hujan dari jendela kamarnya.Dia Nabila Ramadani seorang gadis yatim piatu yang tinggal dengan nenek nya.

Nabila adalah gadis cantik , semampai, berambut indah, matanya bulat bersinar, hidungnya mancung melengkapi kesempurnaanya, postur tubuh yang bagus bahkan bisa dikatakan ideal, banyak gadis yang iri akan kesempurnaan tubuh yang dimiliki Nabila, namun tidak dengan Nasib nya , ya perjalanan hidupnya tidak sesempurna fisik yang dimilikinya, pahit manis yang menguras air mata sudah sering Ia jalani, dan Nabila mempunyai Impian untuk bisa hidup bahagia, senyum dan tawa yang selalu menghiasi wajahnya, bahkan Impian Ia juga bisa memiliki pendamping hidup bak seorang pangeran yang mempunyai hati bijak dan baik, mencintai dan menyayangi nya tulus dan sepenuh hati yang bisa membuat hidupnya berlimpah kasih sayang dan kebahagiaan itu sudah cukup baginya.

Nabila masih duduk dibangku sekolah , Kelas 3 SMA namun dia harus bekerja disebuah restoran untuk menyambung hidup nya dan juga adik beserta neneknya. selain itu terkadang dia melakukan pekerjaan lainnya untuk menambah penghasilan guna menutupi biaya hidup nya yang juga harus menanggung biaya sekolah adik laki lakinya yang masih duduk dibangku kelas 3 SMP.

Tok tok tok terdengar ketukan pintu yang membuyarkan lamunan nya.

"kak ..kak Nabil, ada yang mau q bicarakan dengan kakak ". Adik Nabila mengetuk pintu kamar kakaknya.

"Iya tunggu sebentar dit". Nabila membuka pintu kamarnya.

Aditya Gunawan adalah satu satunya adik Nabila yang sangat dia sayangi.

"Ada apa dit?".tanya Nabila.

"Kak besok Adit harus bayar uang sekolah yang menunggak 3 bulan, kemarin Adit dipanggil ke ruang tata usaha karena Adit sudah 3 bulan tidak bayar uang sekolah". Aditya ragu untuk mbicarakan ini, karena dia tahu kondisi keuangan keluarganya saat ini.

Nabila mengambil nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, aku tidak tau harus bilang apa sama Adit tapi saat ini belum ada uangnya. Aku takut Adit kecewa.

"Dit maaf, kakak belum punya uang, karena kakak belum gajian , tapi kamu jangan khawatir kakak akan usahakan, kamu ngga usah mikirin itu ya, tugas kamu hanya belajar yang rajin agar bisa jadi orang yang sukses kelak". Nabila membelai rambut Aditya dengan lembut.

"Makasih ya kak, Adit janji Adit bakal rajin belajar biar kelak Adit bisa sukses dan bisa bahagiain kakak dan nenek. kalau begitu Adit mau menyelesaikan tugas sekolah dulu ya kak". Aditya tersenyum , Nabila mencium pucuk kepala Aditya penuh kasih sayang.

"Tunggu Dit, nenek sedang apa?"

"Nenek sedang tidur kak". Aditya menoleh ke arah kakaknya karena tadi aditya sudah hampir keluar dari kamar kakaknya.

Nabila kembali membuka buku-buku pelajarn sekolahnya dan mulai membacanya, saat Nabila sedang asyik membaca tiba-tiba Nabila di kagetkan dengan teriakan dan ketukan pintu yang sangat kencang dari depan rumahnya.

Pasti itu paman yang datang, Aduuh bagaimana ini , paman pasti mau minta uang , mana aku lagi ngga ada uang.huhh

"Bil..Nabil..buka pintunya cepat".Teriak pria paruh baya dari luar rumahnya

Nabila berlari dari kamarnya dan bergegas membukakan pintu.

"Ada apa paman?".Tanya nabila kepada pria paruh baya itu.

Dia adalah Johan paman Nabila yang sangat kejam dan jahat yang selalu meminta uang kepada Nabila dengan dalih untuk membayar hutang hutang orang tua Nabila terhadapnya.

"Apa kamu sudah menyiapkan uang nya untukku". Bentak Johan dengan pandangan tajam menatap Nabila.

"Aku belum punya uang paman, tolong lah paman kasih saya waktu". Nabila menunduk perasaannya sangat takut, tubuhnya mulai bergetar , Nabila sangat paham watak dan karekter pamannya yang bisa saja melayangkan pukulan kepadanya karena tidak memberinya uang. Nabila berusaha menyembunyikan rasa takut itu dari pamannya.

"Apa kamu bilang?, tidak ada uang nya?!!. Teriak Johan sambil menarik tangan nabila dan mencengkeram pergelangan tangan Nabila dengan sangat kuat.

"Lepaskan Paman ini sangat sakit". Nabila meringis menahan sakit, mencoba melepaskan tangannya dari cengkeraman Johan.

"Tolong lepaskan tangan kakak paman". Aditya langsung keluar kamar ketika mendengar kegaduhan di luar rumahnya.

"Tidak akan aku lepaskan sebelum kakakmu ini memberiku uang".Johan tertawa jahat.

Aditya yang melihat kakaknya merintih kesakitan tidak tega dan langsung bersujud memohon kepada pamannya untuk melepaskan kakaknya.

"Adit mohon paman". Aditya memegangi kaki Johan dan terus memohon agar Johan melepaskan cengkeraman di tangan Nabila.

"Pergi kau anak ingusan". Johan mendorong Aditya hingga tersungkur jauh kedepan.

"Adit...!!" .Teriak Nabila tak kuasa menahan tangisnya, bulir bening yang sedari tadi menggenang di pelupuk matanya kini mengalir derasnya tanpa dikomando. Nabila hendak membangunkan Aditya namun Johan tak juga melepaskan cengkeramannya.

Nenek pun keluar dari kamarnya sambil menahan tangisnya, nenek sudah paham apa yang dilakukan Anak bungsunya itu, Dia selalu saja membuat Nabila dan Aditya menderita.

"Apa yang kamu lakukan Johan, Kamu terus saja menyakiti Nabila dan Aditya". teriak nenek sambil menahan tangisnya.

"Tua bangka apa yang akan kamu lakukan sekarang?, aku hanya minta uang jatah ku itu juga untuk melunasi hutang Tio padaku dulu", bentak Johan terhadap ibunya yang sudah renta itu.

"Paman tolong jangan kasar sama nenek, q janji aku akan usahakan cari uangnya." Nabila mengusap air mata yang membashi pipinya dengan tangan kirinya, karena tangan kanannya masih dicengkeram kuat oleh Johan, bahkan mungkin sekarang pergelangan tangan Nabila sudah memar.

"Baik aku akan kasih kamu waktu 3 hari , kalo sampe 3 hari kamu tidak memberikan uang itu kepadaku , kamu tau sendiri akibatnya". bentak Johan sambil melemparkan dengan kasar tangan Nabila yang sedari tadi Ia cengkeram.

Nabila langsung memeluk Aditya dan nenek nya dengan air mata yang kembali tumpah membasahi pipi mulusnya.

"kamu tidak apa apa kan dit?, Nabila memegang pipi aditya dan menatapnya penuh kekhawatiran.

Aditya hanya menggeleng dan kembali memeluk erat kakaknya itu.

"Nenek tidak apa apa kan nek?". Nabila sangat cemas dengan kondisi nenek mengingat akhir-akhir ini nenek sering sakit-sakitan.

Nenek menggeleng dan kembali memeluk kedua cucunya. " Kalian berdua harus kuat jalani ini semua, jadikan ini semua cambuk buat kalian untuk hidup lebih baik lagi menata masa depan yang lebih baik". Nenek mencium pucuk kepala kedua cucunya itu dan kembali memeluknya erat.

-------------------

Keesokan harinya setelah pulang sekolah Nabila bergegas mengganti baju seragamnya dengan baju seregam kerjanya, Dia akan segera berangkat menuju tempat kerjanya.

"Nek Nabila pamit berangkat kerja dulu ya". Nabila mencium punggung tangan nenek dan mengembangkan senyum manisnya.

"Hati-Hati ya nak, kamu jangan ngebut ngebut bawa motornya". Nenek membelai rambut Nabila dengan lembut.

Nabila segera bergegas memacu motornya dengan kecepatan sedang, Namun ditengah perjalanan Nabila terjebak macet yang mengharuskan Dia berpanas panasan diatas motornya dengan perasaan khawatir karena dia sudah terlambat 30 menit.

Ditengah kemacetan ada sebuah mobil yang sejak tadi membunyikan klaksonnya berulang, spontan Nabila pun menoleh kearah belakang karena mobil itu tepat berada di belakang Nabila.

Nabila hanya menoleh sekilas saja dan memilih untuk tak menghiraukan nya karena memang keadaan sedang macet, dan motornya tak bisa bergerak sama sekali.

"Woyyy... Maju ..".Teriak seorang pemuda dari kemudi mobil tersebut.

Orang kaya memang suka seenaknya sendiri ya, sudah tau jalanan macet , mau maju gimana lagi, ini aja sudah susah buat gerak.huhh batin Nabila.

Dia adalah Rangga Pramudita anak dari seorang pengusaha kaya raya di kota Jakarta.

Perushaannya ada dimana-mana hampir di seluruh kota negeri ini .

Rangga masih Kuliah dan Dia pemuda yang sangat tampan , memiliki postur tubuh yang bisa dikatakan sempurna ,namun memiliki sifat angkuh.

Nabila menoleh sempat terpana dengan ketampanannya, namun dia mengernyitkan dahinya melihat pria di belakang kemudi itu yang terlihat sangat angkuh dan arogan.

"Dia ganteng banget tapi sayang dia terlihat sangat angkuh dan arogan".batin Nabila

Tak lama kemudian kemacetan pun mulai mengurai, kendaraan kendaraan terlihat mulai bergerak hingga akhirnya suatu insiden terjadi.

Rangga sangat tidak sabar melajukan mobilnya dengan sangat cepat dan tanpa sengaja menyerempet motor yang dikendarai Nabila.

Brruuuukkkk....

"Auuuuwwww....". Nabila terpental hingga kebahu jalan.

Sejenak Rangga menghentikan kemudinya, dan hendak turun dari mobil namun dia mengurungkan niat nya.

"Ah sudahlah, gue ngga mau repot ngurusin Dia", gumam Rangga dan kembali memacu mobilnya meninggalkan Nabila yang bersusah payah bangkit dari bahu jalan.

Beruntungnya Nabila hanya mengalami sedikit lecet- lecet di siku dan tangannya, akhirnya Nabila bangkit dan langsung mengendarai motornya kembali menuju restoran tempat kerjanya. tubuhnya sedikit bergetar dan lemas karena kejadian tadi namun dia segera menepis itu dan fokus memacu motornya agar bisa cepat sampai di restotan tempatnya bekerja.

Di Restoran

Matilah aku..!!, Pak manager sudah menyambutku di depan pintu restoran.

"Dari mana saja kamu?". Teriak seorang pria paruh baya yang sedari tadi berdiri di depan restoran dia sudah lama menunggu kedatangan Nabila.

Dia adalah Iwan manager restoran tempat Nabila bekerja.

"Maaf pak sa.. saya.. tadi terjebak macet ". Nabila menundukkan pandangannya.

"Terus kenapa dengan tangan kamu itu?". tanya Iwan sambil menunjuk luka lecet disiku dan tangan Nabila.

Eh perhatian juga dia rupanya.

"Tadi saya juga diserempet mobil pak".Jawab Nabila sambil menunduk.

"Ya sudah cepat obati luka kamu, terus langsung bekerja".sahut Iwan

"Baik Pak".

"uhhh Kenapa tadi lupa bawa jaket ya, mana luka nya perih banget lagi".gumam Nabila sambil meringis menahan perih ditangannya.

Nabila bergegas menuju loker nya menyimpan tas dan hp nya, kemudian berjalan kearah kotak P3K mengambil obat dan perban untuk membalut lukanya. setelah itu Ia langsung memulai pekerjaannya.

------------

Di Kediaman Rangga

Rangga tinggal dengan beberapa pelayan di rumahnya, dan 2 tukang kebun, 4 orang security . kedua orang tua Rangga sibuk bekerja mengurus beberapa perusahaan yang mereka kelola.

Keluarga nya merupakan keluarga yang terpandang dan sangat disegani, namun Rangga tidak pernah merasakan kasih sayang orang tuanya , Dia sejak kecil diurus oleh baby sitter dan para pelayannya. sehingga Rangga tumbuh menjadi sosok yang angkuh dan arogan, namun di balik sifat buruknya itu dia adalah sosok yang penyanyang. Sebenarnya Rangga juga mempunyai adik perempuan yang hanya beda 2 tahun dengannya yang kini sedang menempuh pendidikan di luar negeri.

"Den , aden mau bibik buatkan makan siang apa?" Tanya Bi Minah pembantu keluarga Pramudita yang sudah puluhan tahun bekerja disana.

"Apa saja Bik". Rangga menyandarkan punggungnya di kursi meja makan.

Aden itulah panggilan Bi Minah kepada Rangga, hanya Bi Minah yang boleh memanggilnya aden karena Bi Minah yang sudah mengurus Rangga dari kecil, dan memang Rangga yang memintanya Dia sudah menganggap Bi Minah seperti keluarga sendiri. Pelayan yang lainnya biasa memanggil Rangga dengan sebutan Tuan Muda.

"Bibik buatkan makan siang dulu untuk aden ya". Bi Minah pergi beranjak meninggalkan Rangga di meja makan.

"Tunggu Bik, Bibik sendiri sudah makan siang?, Bibik temenin Rangga makan ya". Rangga mengembangkan senyumnya.

"Ya sudah kalo begitu bibik tinggal sebentar ya den".

Rangga bersikap sangat sopan dan hormat kepada Bi Minah. Kadang Rangga sering meminta Bi Minah menemani nya makan atau mengobrol. Tapi sangat berbeda perlakuan Rangga kepada pelayan yang lain nya bahkan bisa di bilang acuh, dan suka semena-mena.

Rangga menunggu Bi Minah menyiapkan makan siangnya sambil memainkan ponselnya, sembari sesekali menatap langit-langit rumahnya. Entah apa yang ada di pikirannya hingga Ia sempat termenung bahkan senyum-senyum sendiri saat wajah gadis pengendara sepeda motor yang Ia serempet tempo hari melintas dipikirannya.

"Bagaimana keadaan cewe yang gue tabrak tadi ya". Gumam Rangga sembari melamun.

"Ahh sudah lah bukan urusan gue". Gumam Rangga sambil menggeleng cepat mencoba menghilangkan pikiran itu dari kepalanya.

"Tapi Dia Cantik juga". Rangga tersenyum membayangkan wajah gadis itu.

"Aaaarrrghhh...Kenapa gue jadi mikirin cewe itu". Rangga mengacak acak rambutnya berusaha menghilangkan wajah gadis itu dari pikirannya.

Bi Minah datang membawa makan siang untuk Rangga, dan meletakkan nya di meja makan di depan kursi yang di duduki Rangga. Sontak Rangga terperanjat kaget dan membuyarkan lamunannya.

--------

Keesokan harinya,

Di sekolah Nabila

Pagi yang cerah dengan sinar matahari yang menghangatkan bumi , Para Siswa-siswi nampak bersemangat mengawali harinya, menyongsong masa depan dan harapan yang mereka impikan . Mereka nampak antusias menimba ilmu untuk bekal hidupnya kelak, bekal pedoman dan bekal tuntunan untuk menerapkannya dalam kehidupan mendatang.

Terlihat di sudut taman sekolah yang tak jauh dari ruang kelas, duduk termenung Nabila yang nampak murung. Rendy yang sedari tadi memperhatikannya dari kejauhan mencoba mendekatinya.

"Haii Nabila, aku perhatikan dari tadi kamu melamun, apa yang kamu pikirkan?. Rendy duduk di samping Nabila.

Rendy adalah pria yang menyukai Nabila sejak lama, namun tidak pernah mendapat balasan atas perasaannya itu dari Nabila, Rendy anak yang sangat baik dan sering membantu Nabila. mereka berteman sejak masih duduk di bangku kelas 1 SMA.

tak heran Rendy menaruh hati kepada Nabila gadis cantik yang mandiri itu.

" Eh kamu Ren, aku kirain siapa".Nabila tersentak dari lamunannya.

"Kamu kenapa?, kalo kamu ada masalah ceritalah" . Rendy menatap dalam mata Nabila penuh makna.

"Tidak Ren, aku hanya sedikit kecapean saja".

"Rendy sudah terlalu sering membantuku, aku tidak boleh merepotkan nya lagi". gumam Nabila lirih

"Apa kamu bilang barusan, Bil?".tanya Rendy yang mendengar tak jelas apa yang diucupkan Nabila

"Tidak ada Ren, kalo begitu q balik ke kelas dulu ya, bye". Nabila berjalan menuju ruang kelas dan meninggalkan Rendy.

Rendy terus menatap dalam Nabila yang meninggalkan nya memasuki ruang kelas.

"Bil dari mana saja kamu, kita dari tadi nyariin kamu". Tanya Lisa kepada Nabila yang baru saja duduk dibangkunya

"Iya bil , kenapa tadi kamu tidak ke kantin bil?". Maya menimpali.

"Aku tadi dari taman".Jawab Nabila singkat

Lisa dan Maya adalah sahabat Nabila , mereka bertiga bersahabat dari kelas 1 SMA.

"Bil, kamu kenapa?, kamu lagi ada masalah ya?". Lisa merangkul pundak Nabila

"Kamu cerita aja bil kalo lagi ada masalah, siapa tau kita bisa bantu". sahut Maya sambil memegang tangan Nabila.

"Aku tidak apa-apa ". Nabila tersenyum menatap kedua sahabatnya.

"Kalian sahabat sahabat ku yang baik, aku tidak akan merepotkan kalian terus menerus". gumam Nabila dalam hati.

Bel Berbunyi dan seorang guru memasuki ruang kelas, Lisa dan Maya kembali ketempat duduk mereka masing masing.

mereka pun mengikuti pelajaran dengan baik hingga akhirnya bel pulang pun berbunyi.

Anak anak mulai berhamburan keluar dari ruang kelas menuju parkiran sekolah, ada juga yang menuju kantin, atau hanya mampir sebentar ke perpustakaan.

Ada senyum atau tawa kegembiraan di wajah mereka yang sedari pagi berjibaku menuntut ilmu.

---------

Di parkiran sekolah

"Nabil...". teriak Rendy sambil melajukan pelan motor Ninja nya menghampiri Nabila dan teman temannya yang sedang berjalan menuju parkiran.

"Ada apa Ren?".Nabila menghentikan langkahnya.

"kita pulang bareng ya, aku antar kamu sampe rumah".

"Udah iyain aja". Sahut Maya sambil menyenggol pelan bahu Nabila.

"Iya bil, aku sama Maya juga mau ada urusan sebentar mampir kerumah kakakku". tutur Lisa

Lisa dan Maya memang sangat mendukung Rendy untuk mendekati Nabila, Karena Lisa dan Maya yakin Rendy adalah orang yang tepat untuk menjaga dan Melindungi Nabila dari pamannya.

Lisa berpura pura ada urusan agar Rendy bisa mengantar Nabila pulang.

"Gimana Bil?." tanya Rendy sambil menatap Nabila

"Baik kalau begitu, sebentar aku ambil motor ku dulu" .Nabila tersenyum.

"Aku balik duluan ya Lis, May ". Nabila melambaikan tangan kearah Lisa dan Maya.

Rendy pun membunyikan klakson sambil menganggukkan kepala nya menatap Lisa dan Maya kemudian pergi meninggalkan mereka.

Rendy dan Nabila melajukan motornya beriringan dengan kecepatan pelan, sambil sesekali mengobrol.

Tak terasa perjalanan mereka begitu singkat dan kini telah tiba di rumah sederhana Nabila.

Di rumah Nabila

"Ren, thanks ya udah mau nganterin aku sampe rumah ".

"Aku yang harus nya berterima kasih karena kamu udah mau aku anterin". Rendy mengulum senyum.

"Ya sudah aku masuk dulu ya, sebentar lagi juga aku harus berangkat kerja". Nabila membalas senyuman Rendy.

"Ya sudah kalau begitu, kamu masuk gih ". Rendy menunggu Nabila hingga benar-benar Nabila masuk rumah.

"oke, bye". Nabila berlalu meninggalkan Rendy yang masih mematung ditempatnya berdiri.

Nabila pun membuka Jaket yang Ia kenakan kemudian menentengnya dengan tangan kanannya.

Tiba-tiba Rendy langsung menarik tangan Nabila.

"Nabil , kenapa tangan mu". Rendy memegang dan memperhatikan luka lecet lecet di siku dan tangan Nabila.

"A...Aku tidak apa-apa Ren, ini cuma lecet biasa saja, nanti juga sembuh".

"Ayo kita kerumah sakit, aku takut kamu kenapa-kenapa", tutur Rendy sambil memegang pipi Nabila dan menatap wajah Nabila penuh kecemasan.

"Ren, aku tidak apa-apa kamu ngga usah khawatir".Nabila mengulum senyumnya.

"Apa yang terjadi Bil, sampe tanganmu seperti ini", Tanya Rendi cemas.

"Aku hanya terjatuh dari motor saja Ren, bukan masalah besar". Nabila meyakinkan Rendy.

"Ijinkan aku mengantarmu kerestoran ya, aku takut terjadi apa-apa sama kamu". Rendy memohon.

" Tapi Ren..". Sahut Nabila

"ssssssttt", Rendy menutup mulut Nabila dengan telunjuknya.

Belum sempat Nabila melanjutkan kata kata nya Rendi sudah memotongnya dan menutup mulut Nabila dengan telunjuknya.

"Ya sudah , aku ganti baju dulu, kamu masuk saja tunggu di dalam". Nabila dan Rendy berjalan beriringan memasuki rumah Nabila.

Rendi pun Masuk ke rumah Nabila, dan mengucapkan salam, tak lupa mencium punggung tangan nenek yang sedang duduk di ruang tamu.

"Assalamualaikum nek". Rendy memberi salam

"Walaikumsalam nak Rendy". Jawab Nenek.

"Nenek apa kabar?". Rendy memang sangat akrab dengan nenek dan Aditya adik semata wayang Nabila, Karena Rendy sering berkunjung kerumah Nabila.

"Alhamdulilah nenek sehat, nak Rendy bagaimana?.Jawab Nenek.

"Baik juga nek, oiya nek aditya kemana?, qo ga kelihatan". Rendy mencari-cari keberadaan Aditya.

"Adit, masih kerja kelompok di rumah temannya Ren, tadi dia sms aku". sahut Nabila yang baru keluar dari kamar mengganti bajunya.

" Oo begitu ya".Rendy manggut manggut kan kepalanya.

"Ren kita makan siang dulu ya, tadi pagi aku masak banyak",.Ajak Nabila kepada Rendy

"Baiklah".

Selesai makan Nabila dan Rendy pun bergegas berangkat menuju restoran tempat Nabila bekerja. tak lupa pamit kepada nenek terlebih dahulu.

Mereka pergi berboncengan menggunakan motor Rendy, karena Rendy yang memintanya.

Di Restoran

"Makasi ya Ren, aku masuk dulu ya, kamu hati-hati jangan ngebut".Nabila menyerahkan helm kepada Rendy.

"okey, nanti pulang nya aku jemput ya". tutur Rendy.

"Baiklah". Sahut Nabila.

-----------

Di kampus

"Bro kenapa melamun". Teriak Alan sambil menepuk punggung Rangga.

"Sialan Lo, ngagetin gue aja". Rangga memukul kepala Alan dengan buku yang sedari tadi digulungnya sambil melamun.

"Aduuuh". Alan sambil memegangi kepalanya.

"Kenapa Lo melamun , Lo nglamun jorok ya bro?". Alan terkekeh dan duduk disamping Rangga.

"Pala lo tuh jorok". Rangga menendang kaki Alan.

"Terus kenapa lo melamun Bro, ati-ati loh nanti kesurupan. Bhahahaha".Jawab Alan ngasal.

"Gue cuma inget kejadian kemarin, gue ga sengaja nyerempet cewe bro".

"Apa?!!, terus gimana cewenya cantik ga ?". Alan penasaran.

"Cantik ".Jawab Rangga singkat.

"Lo minta nomer ponselnya ga bro?". Alan makin penasaran sambil memajukan wajahnya mendekati Wajah Rangga.

"Boro-Boro nomer ponsel, gue tolongin juga ga tuh cewe".Jawab Rangga sambil mendorong Wajah Alan hingga Alan terpental.

"Wah.., parah banget lo bro". Alan berdiri dan menggeleng gelengkan kepalanya.

"Gue ga mau ribet ngurusin tuh cewe bro", Jawab Rangga seraya pergi meninggalkan Alan.

"Terus cewe itu gimana kondisinya bro?". Tanya Alan sambil berlari kecil mensejajarkan tubuhnya dengan Rangga yang berjalan cepat.

Rannga hanya mengangkat bahunya, kemudian berlalu meninggalkan Alan yang masih terbengong.

----------------

Waktu bergulir dengan cepat, sinar mentari pagi sudah siap menyambut siswa-siswi di sekolah ini. mengobarkan semangat belajarnya.

"Bil, Aku minta no Rekening kamu dong". Rendy menepuk pelan punggung Nabila yang sedang duduk termenung di depan kelas.

"Maksud kamu apa Ren?, Tanya Nabila membelalakan matanya tetkejut mendengar ucapan Rendy.

"Aku ingin sekali membantu mu Bil", sahut Rendy seraya menatap dalam mata Nabila.

"Aku ga ngerti maksud kamu Ren?. Tanya Nabila.

#Flashback ON

Kemarin ketika Rendy hendak menjemput Nabila Rendy tanpa sengaja mendengar percakapan Nabila dengan Iwan Manager restoran tempat Nabila bekerja di Area parkir saat Rendy hendak memarkirkan motornya.

"Pak , maaf apakah boleh saya minta gaji saya sekarang karena saya betul-betul butuh uang". Tanya Nabila sambil menundukkan kepalanya.

"Apa kamu bilang minta gajimu dibayar sekarang?, kamu saja kerja sering terlambat". Sahut Iwan.

"Tapi aku bener - bener lagi butuh uang pak", Nabila memohon.

"Tidak., tidak bisa..!!" sahut Iwan ketus sambil berlalu meninggalkan Nabila.

Nabila pun menitikan Air matanya, dan segera menghapusnya khawatir ada yang melihatnya.Tak lama Rendy pun datang menghampiri Nabila.

#Flashback Off

" Tapi maaf Ren, aku tidak bisa menerimanya, kamu terlalu sering membantuku".Jawab Nabila.

" Nabil, aku sangat senang bisa membantumu jadi tolong biarkan aku membantumu". Rendy menatap dalam wajah Nabila.

Didalam pikiran Nabila berkecamuk antara menolak atau menerima bantuan Rendy, di satu sisi dia sangat takut pamannya akan menyiksa nya jika Ia tidak memberikan uang kepadanya, mengingat besok adalah hari terakhir paman memberinya waktu.Di sisi lain Ia tidak enak terhadap Rendy karena Nabila sangat sering merepotkan Rendy.

Setelah menimbang nimbang baik buruknya, akhirnya Nabila pun menerima bantuan Rendy.

"Bil, Nabila ...bagaimana?", tanya Rendy sambil melambaikan tangan kedepan wajah Nabila yang kembali termenung.

"Baiklah Ren, Aku akan sms no rekeningku tapi ijinkan aku menggantinya jika aku sudah memiliki uang".Jawab Nabila.

"Tidak usah kamu pikirkan masalah itu Bil, yang penting masalah kamu terselesaikan", tutur Rendy sambil mengulum senyum.

-----------

Keesokan harinya

Di rumah Nabila

Tok tok tok....

"Nabila..., buka pintunya cepat...!!", Teriak Johan sambil mengetuk pintu dengan sangat keras.

"Itu pasti paman".

"Iya sebentar paman", sahut Nabila sambil membukakan pintu.

Nabila tahu kalau yang datang adalah pamannya untuk menagih uang yang biasa Dia terima setiap bulan, dan tidak ada lagi orang selain pamannya yang selalu mengetuk pintu dengan keras sambil berteriak.

" Mana uang nya , kamu sudah janji akan memberikan uangnya hari ini, cepat berikan sekarang..!!" .Bentak Johan.

" Ini paman uangnya, Nabila harap paman tidak akan pernah menganggu Nabila, aditya dan juga nenek lagi". Nabila memberikan uang nya kepada Johan.

"Bagus, tapi setiap bulan aku akan tetap kesini untuk meminta uang mu, untuk membayar hutang Tio padaku". Johan mengambil uang ditangan Nabila dengan kasar sambil tertawa penuh kemenangan.

"Kamu tidak apa-apa Nak?". Nenek baru saja keluar dari kamarnya.

"Tidak nek, aku tidak apa-apa". Nabila menuntun nenek untuk duduk di ruang tamu.

"Assalamualaikum ". Memberi salam.

"Walaikumsalam dit, kamu baru pulang?", Tanya Nabila.

"Iya kak tadi Adit ada eskul di sekolah". Aditya mencium punggung tangan nenek dan Nabila.

"Ya sudah cepat ganti bajumu, dan makan siang dulu, kakak mau berangkat kerja sekarang". Nabila mengambil tas dan jaketnya yang Ia letakkan di atas nakas di sudut kamarnya.

"Nek aku pamit kerja dulu ya, nenek hati-hati dirumah, sebaiknya nenek banyak istirahat". Nabila mencium punggung tangan nenek.

"Iya nenek akan istirahat di kamar, kamu hati-hati di jalan". Nenek membelai lembut rambut indah Nabila yang sudah terikat rapi dan memakai jepitan mutiara di salah satu sisi sampingnya.

"Aduuh hampir saja lupa". Nabila menepuk keningnya pelan.

"Oiya dit, kemarilah". Nabila berjalan menuju kamar Aditya.

"Ada apa kak"?. Tanya adit heran.

"Ini uang bulanan sekolah kamu dit, besok segera kamu lunasi tunggakannya ya". Nabila mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan dari dalam dompetnya.

"Makasi ya kak". Adit memeluk Nabila.

"Iya dit, kamu belajar yang Rajin ya biar kelak bisa jadi orang sukses". Nabila membelai rambut Aditya.

"Iya kak, Adit janji akan belajar dengan sungguh-sungguh biar Adit bisa jadi orang sukses dan bisa bahagiain kakak dan nenek". Aditya tersenyum optimis.

"Ya sudah kakak berangkat kerja dulu ya, kamu hati-hati dirumah, jaga nenek juga". Nabila berjalan menuju motornya yang terparkir di sudut halaman rumahnya.

Nabila memacu motornya dengan kecepatan sedang, tak lupa Ia memakai Jaketnya sebagai pelindung kulit putihnya itu dari sengatan matahari yang sedang terik.

Nabila menyusuri jalanan ibu kota yang terlihat ramai , di jam-jam makan siang seperti ini memang banyak lalu lalang kendaraan yang memadati jalanan ibu kota. bahkan sesekali terdengar teriakan, dan makian dari segelintir pengendara yang tidak sabar untuk segera sampai di tempat tujuan.

Tapi itu semua tak menyurutkan semangat Nabila untuk bekerja ,mengumpulkan sedikit demi sedikit uang guna menyambung hidup nya dan keluarganya.

Di Restoran

Semua pegawai restoran tengah sibuk dengan tugasnya masing-masing, karena banyak nya pengunjung di jam-jam makan siang ditambah lagi akan kedatangan anak dari pemilik restoran itu yang terkenal angkuh dan arogan. Semua karyawan mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik mungkin, agar tidak terjadi kesalahan atau kekacauan sedikitpun.

Rangga Pramudita telah sampai di restoran dan bergegas memasuki Restoran , Dia lah anak dari pemilik restoran itu.

Rangga sangat sering mengunjungi restoran itu karena menurutnya restoran itu menjadi salah satu restoran favoritnya dari sekian banyak restoran milik keluarganya.

Selain karena semua menu yang memiliki cita rasa yang pas dilidahnya juga karena desain interior yang klasik namun terlihat modern membuat nya nyaman, ditambah lagi pemandangan yang apik di sekeliling restoran menjadi salah satu nilai tambah restoran ini.

Sebenarnya Rangga masih enggan ikut mengurus perusahaan atau beberapa bisnis lainnya milik keluarganya, maka dari itu Tuan besar Angga Pramudita belum sepenuhnya memberikan kepercayaan kepada Rangga untuk mengurus perusahaan atau bisnis lainnya.

Rangga hanya sesekali saja membantu Ayahnya mengurus puluhan perusaahan dan bisnisnya itu.

Dan saat ini Rangga di minta Ayahnya untuk mengurus dan memantau bisnis milik keluarganya yang bergerak di bidang kuliner, termasuk salah satunya restoran favoritnya nya tersebut.

"Selamat siang Tuan muda", Sambut Iwan selaku manager sambil membungkukkan badannya memberi hormat.

Begitu juga karyawan lain memberi hormat kepada Rangga. Namun Rangga tak pernah menghiraukan mereka, Ia terus saja berjalan menuju ruangan khusus keluarga Pramudita.

ruangan VVIP yang hanya boleh dimasuki oleh keluarga Pramudita. Iwan pun bergegas mengikutinya dari belakang.

" Aku ingin makan siang disini, tolong sajikan menu kesukaanku secepatnya..!! ". Perintah Rangga kepada Iwan penuh penekanan.

" Baik tuan muda, Aku akan segera meyiapkannya ".Jawab Iwan sambil membungkukkan badannya.

Tak berapa Lama makanan yang sudah dipesan Rangga pun telah tersaji didepan meja. Ia pun ingin segera menyantapnya namun Ia merasa sangat terganggu dengan berdirinya Iwan diruangannya.

" Ngapain kamu masih disini?, cepat keluarr..!!!".Teriak Rangga sambil menunjuk pintu keluar.

" Ba..Baik Tuan muda ". Iwan segera bergegas keluar dari ruangan Rangga.

Setelah selesai makan Rangga hendak keluar dari ruangan itu, Namun Dia dikejutkan oleh salah satu karyawan yang menabrak dirinya dengan membawa nampan dan segelas minuman di atasnya, karyawan itu tak lain adalah Nabila.

tumpahlah minuman yang dibawa karyawan itu membasahi kemeja dan Jas yang Rangga kenakan.

" Heiii kau...!!!". Teriak Rangga hingga membuat Nqbila gemetar dan tak berani menatap Rangga.

" Apa yang kau lakukan bodoh!!". Umpat Rangga memarahi Nabila itu habis-habisan.

" Ma...Maaf tuan Muda sa..saya tidak sengaja". Jawab Nabila terbata-bata sambil menunduk ketakutan.

"Kau Lihat bajuku ini jadi kotor karena ulahmu". Teriak Rangga sambil memegang dagu Nabila dan mendongakkannya keatas untuk menatap bajunya yang kotor.

" Sa..saya minta maaf tuan ".Mata Nabila berkaca-kaca.

" elo.?". Rangga terkejut saat menatap wajah Nabila karena Dia mengingat wajah itu, cewe yang waktu itu dia serempet.

Nabila pun terkejut setelah menatap wajah Rangga.

"Jadi cowo yang waktu itu adalah anak pemilik restoran ini". gumam Nabila.

" Lo ikut ke ruangan gue sekarang ".

Nabila yang masih syok dengan kejadian ini Dia hanya terdiam mematung, tanpa mengindahkan perintah Rangga.

" Haii nona, kamu budeg ya??!!, cepat ikut ke ruangan gue sekarang..!! . Bentak Rangga sambil menarik tangan Nabila dengan kasar.

" Aaaawww, sakit tuan, saya mohon lepasin saya tuan ". Nabila meringis menahan sakit di pergelangan tangannya.

Tidak bisakah dia bersikap lembut kepada perempuan. huhh Nabila menhembuskan nafasnya kasar.

Rangga lalu melepaskan tangan Nabila, Namun Rangga kaget melihat lecet-lecet di siku dan tangan nabila yang terlihat belum mengering.

" Tangan lo kenapa? ". Rangga pura-pura tidak tahu.

" Diserempet mobil tuan ".Jawab Nabila sambil menunduk.

Nabila ingin sekali menampar Rangga karena Dia telah menyerempet nya waktu itu dan meninggalkannya begitu saja, Namun Nabila sadar Dia bos nya , Nabila tidak mau kehilangan pekerjaan sumber penghasilan keluarganya.

" Coba sini gue lihat ".Rangga memegang tangan Nabila dan melihat luka lecetnya.

" Ayo ikut gue ke rumah sakit ". Rangga menarik tangan Nabila membawanya keluar dari restoran.

" Tu..Tuan muda mau bawa dia kemana ". Iwan terheran heran saat melihat mereka hendak masuk mobil.

Rangga tak mengindahkan pertanyaan Iwan , Ia bergegas memacu mobilnya menuju rumah sakit.

Dalam perjalanan mereka hanya terdiam dengan pikirannya masing-masing, Rangga sesekali mencuri curi pandang ke arah Nabila.

"Cantik juga nih cewe". Gumam Rangga

"Kalau saja Dia bukan bos ku sudah kutampar muka Dia yang suka semena mena itu". gumam Nabila dalam hati.

" Sudah sampai, ayo turun ". Rangga tetep dengan nada angkuhnya.

Nabila pun turun dari mobil dan berjalan menuju receptionist, Namun saat itu juga mata Nabila terbelalak saat Rangga kembali menarik tangan Dia dan membawanya langsung ke ruangan dokter.

Sahabat Papanya Rangga adalah seorang dokter sekaligus pemilik Rumah sakit itu, jadi Dia tidak perlu repot-repot mengantri seperti yang lain.Dia hanya tinggal menelfon saja dan langsung bisa masuk ruangan dokter tersebut.

"Selamat sore Rangga, apa ada yang bisa om bantu". Sapa Dokter Roby sahabat dekat papanya Rangga dengan ramah.

" Selamat sore om, tolong periksa temennya Rangga, kemarin habis jatuh dari motornya ". Jawab Rangga.

"Apa?, Jatuh dari motor katanya bukan nya Dia yang menyerempetku dengan mobil mewahnya itu, ishhh ngga habis pikir aku sama cowok kaya gini ".

" Baik akan om periksa dulu ya, silahkan baring ditempat tidur ". Dr. Roby mempersilahkan Nabila untuk berbaring.

" Apa ada keluhan lain selain luka lecet-lecet ini?". tanya Dr.Roby.

" Tidak ada dok, hanya luka ini saja ". Jawab Nabila.

" Baik kalau begitu akan aku resepkan obat anti nyeri saja ya, sama salep untuk lukanya agar cepat sembuh dan bekas nya hilang ". tutur Dr.Roby sambil menuliskan resepnya.

" Terimakasih om " . Rangga menjabat tangan Dr.Roby.

" Terimakasih Dok ". Nabila menjabat tangan Dr.Roby.

" Ini cewe kamu ngga?, pinter juga kamu pilih cewe ya ". bisik Dr.Roby kepada Rangga sambil terkekeh.

Rangga hanya mengulum senyum dan melambaikan tangan seraya meninggalkan ruangan Dr.Roby.

Setelah menebus resep , mereka langsung bergegas menaiki mobil dan meninggalkan rumah sakit.

" Lo gue antar pulang ya, dimana rumah lo ". Rangga menoleh ke arah Nabila yang sedang manatap arah luar kaca mobil.

" Ngga usah tuan, sebaiknya saya balik ke restoran saja ". tutur Nabila

" Jangan membantah", bentak Rangga penuh penekanan.

" Tapi tuan motor saya ada direstoran ". Jawab Nabila dengan nada sedikit bergetar.

" Biar nanti gue suruh orang buat antar ke rumah lo".

" Ya sudah terserah tuan saja ". Jawab Nabila.

" Menolak pun tidak bisa, mau bagaimana lagi". batin Nabila

Di rumah Nabila

" Ini rumah lo ". Rangga menatap wajah Nabila.

" Iya tuan, Mari masuk dulu ". Jawab Nabila

" Lain kali saja, gue masih banyak urusan ".

" Ya sudah terimakasih tuan sudah mau mengantarku, tuan hati-hati dijalan ". Nabila membungkukkan badannya memberi hormat.

" Okay ". Jawab Rannga.

Setelah mobil Rangga berlalu dari rumahnya Nabila segera mengambil ponsel didalam tasnya yang tiba-tiba bunyi.

" Hallo Ren, ada apa?, tanya Nabila menjawab telfon Rendy

" Kamu sudah pulang kerja? ", tanya Rendy

" Sudah Ren ", Jawab Nabila

Tak terasa mereka berbincang-bincang ngalor ngidul sesekali diselingi gelak tawa mereka, sampai-sampai Nabila tidak sadar di belakang nya ada Rangga yang tiba-tiba kembali lagi ke rumahnya.

" Telfon dari siapa? ". tanya Rangga mengejutkan Nabila

Nabila pun terbelalak kaget melihat Rangga yang berdiri di belakangnya, dan hampir saja Nabila menjatuhkan ponsel yang dipegangnya.

" Loh kok tuan balik lagi?, ada apa? ". tanya Nabila bingung.

" Gue cuma mau ngasih ini, obat sama salepnya tadi tertinggal ". Jawab Rangga.

" Ohh begitu, terimakasih tuan ". Nabila menerima kantong kresek yang diberikan Rangga.

" Gue minta nomer ponsel lo , tolong save di hp gue ". Rangga memberikan hp nya kepada Nabila.

" Baik tuan ". Nabila memasukkan nomer ponselnya di hp Rangga.

" Gue cabut dulu ". Rangga bergegas meninggalkan Nabila.

Nabila kembali melanjutkan percakapannya dengan Rendy di ponselnya.

Di kediaman Rangga

" Kenapa dari tadi gue terus kepikiran cewe itu". Gumam Rangga.

" Arrghh..". Rangga berusaha menghilangkan pikiran Nabila dari ingatannya.

Rangga pun mencoba menghubungi ponsel Nabila, Namun sudah berkali kali mencoba tidak kunjung ada jawaban.

Saat telfon yang terakhir , Diangkat oleh Nabila dan hati Rangga mulai berdegup kencang.

" Hallo, ini Siapa ya? ". tanya Nabila diujung telefon.

" Gue Rangga Pramudita, bagaimana kondisi lo?, dan apakah motor lo sudah sampai?, tadi gue udah suruh orang buat antar motor lo ". Tanya Rangga.

" oo.. tuan muda maaf tadi saya baru selesai makan malam, saya sudah baik baik saja tuan dan motor saya juga sudah sampai ". Jawab Nabila.

" Bagus lah kalo begitu ". tutur Rangga

"Maaf tuan muda saya harusmengerjakan tugas sekolahku ". Nabila mencoba mengakhiri obrolannya.

" Heii, Lancang sekali lo mau menutup telfonnya begitu saja, Lo lupa lagi bicara dengan siapa? ", Tutur Rangga dengan Nada sedikit keras.

" Memang nya dia siapa, selalu saja membentak dan memaksaku ".Gumam Nabila dalam hati.

" Hallo..Hallo .". teriak Rangga diujung telfon.

" Iya hallo tuan ". Jawab Nabila lirih.

" Lo ga dengerin ya apa yang gue bilang dari tadi ". Tanya Rangga dengan nada sedikit tinggi.

" Saya mendengarnya tuan, hanya saja saya betul-betul harus mengerjakan tugas sekolahku sekarang ", Tutur Nabila.

" Terserah Lo saja deh, dasar keras kepala ". umpat Rangga dan segera memutuskan sambungan telfonnya.

" *D*iihh, ini orang emang aneh, bisanya cuma marah-marah saja" . Gumam Nabila seraya menuju meja belajarnya.

Nabila mengerjakan tugasnya hingga larut malam, hingga rasa kantuk pun sudah tak tertahankan, Ia segera merebahkan tubuhnya diatas kasurnya dan menarik selimutnya.

------

Nabila selalu bangun pagi, 04.30 Ia bangun dan segera menyambar handuk lalu memasuki kamar mandi, setelah itu Ia mengerjakan sholat subuh, Nabila selalu berusaha untuk tidak pernah meninggalkan kewajibannya pada Sang Pencipta nya.

Setelah selesai sholat dan berdoa, Ia bergegas menuju dapur untuk memasak, dan menyiapkan sarapan.

Tak Lama kemudian, Nenek dan aditya keluar dari kamarnya masing-masing dan bersiap untuk sarapan menuju meja makan , nenek duduk di samping Nabila dan Aditya duduk di depan Nabila.

" Adit, bagaimana dengan sekolahmu? ", Nabila memasukan suapan makanan kedalam mulutnya.

" Sekolah Adit lancar saja kak, tidak ada masalah apapun, Adit lagi fokus belajar saja kan sebentar lagi ujian kak ". Jawab adit

" Iya kamu belajar yang rajin ya ". tutur Nabila sambil mengulum senyum.

" Kalian berdua harus belajar yang rajin, nenek yakin suatu saat kalian bisa menjadi orang yang sukses ". Nenek sambil membelai rambut kedua cucunya.

Setelah selesai sarapan Nabila dan Aditya berpamitan kepada nenek, sambil mencium punggung tangan nenek.

Nabila dan Aditya pergi berboncengan naik motor, setelah sampai di sekolah Aditya turun dan berpamitan pada Nabila sambil mencium punggung tangan Nabila.

" Adit masuk dulu ya kak, kakak hati-hati ". Aditya mencium punggung tangan Nabila.

" Iya adik ku yang manis, sudah sana masuk ". Jawab Nabila sambil menarik pelan hidung aditya.

Nabila kembali melajukan motornya menuju sekolahnya, dan segera memarkirkan motornya sesampainya di sekolah.

" Nabil..!! " .Teriak Lisa dan Maya memanggil Nabila.

" Hai kalian, sudah dari tadi nyampe? ". Tanya Nabila sambil berlari memghampiri Lisa dan Maya yang tengah duduk di depan kelas.

" Iya dong, aku ngga mau telat Bil, kamu kan tau jam pertama pelajaran siapa? " Tutur Maya.

" haahaa.." Nabila terkekeh , mengingat jam

pertama adalah pelajaran Pak Bimo Guru Matematika yang mendapat julukan guru killer di sekolahnya itu.

" Ayo masuk, itu Dia sudah datang ".Tutur Lisa sambil menarik tangan kedua sahabatnya memasuki ruang kelas.

Nabila dan Maya pun terbelalak dengan kedatangan Pak Bimo yang hendak memasuki ruang kelas, mereka pun segera berlari memasuki kelas dan segera duduk di bangkunya masing-masing.

---------

Di Kediaman Rangga

Terlihat Rangga sedang sarapan dengan kedua orang tuanya, moment yang jarang terjadi , biasanya Rangga hanya sarapan sendiri di meja makan karena kesibukan kedua orang tuanya, Nyonya Rani Pramudita juga merupakan bisnis woman yang cukup sukses, beliau membantu suaminya Tuan besar Angga Pramudita untuk mengelola beberapa perusahaan miliknya.

" Rangga, Papa dengar dari om Roby kemarin kamu ke rumah sakit mengantar seorang wanita, siapa dia ngga? ". Tanya Tuan Angga sambil memandang wajah Rangga.

Rangga hanya terdiam, tak menghiraukan ucapan papanya.

" Betul kah itu ngga? ". Tanya Nyonya Rani penasaran.

Rangga pun kembali tak menghiraukan orang tuanya, dan memilih untuk langsung berangkat ke kampus sambil menarik tas yang Ia letakkan diatas meja makan.

" Rangga..., Apa kamu tidak dengar apa yang papa katakan?!! ". teriak Tuan Angga kepada Rangga.

Rangga yang mendengarnya sontak membelalakkan matanya dan menghentikan langkahnya.

" Bukan urusan papa" . Rangga menoleh kebelakang menatap Tuan besar Angga Pramudita.

" Rangga..",.Tuan Angga hendak bangkit dari kursinya dan mengejar putranya namun Nyonya Rani menahan nya.

" Sudah lah pa, jangan terlalu keras sama Rangga ". Nyonya Rani menenangkan suaminya.

Rangga pun mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

" Bisa-bisanya mereka ikut campur urusan gue bukan kah mereka tidak peduli sama gue hanya bisnisnya saja yang mereka urus sampai-sampai lupa mengurus anak sendiri ", Tutur Rangga Kesal sambil memukul setir mobilnya.

Tiba-tiba Rangga mengingat Nabila

" Sedang apa dia sekarang? ", gumam Rangga sambil membayangkan wajah Nabila.

" Dasar bodoh, Namanya saja gue tidak tahu ". umpat Rangga merutuki kebodohannya.

Di Kampus

" Rangga..Dari mana saja lo ngaa? ". Tanya Alan sambil menghampiri Rangga dan mensejajarkan dirinya dengan Rangga yang berjalan menuju kelas.

" Dari Rumah lah, terus dari mana lagi? ". Jawab Rangga

" Bukan itu maksud gue ngga, gue dari tadi malam nelfonin lo tapi ga lo angkat".

" Gue males ngangkat telfon lo, pasti lo cuma mau curhat cewe-cewe lo itu kan ". Jawab Rangga

" Hahaha, Tau aja lo bro..". sahut Alan terkekeh.

" Udah kaya ABG labil tau ga lo ". Rangga mendorong kening Alan dengan telunjuknya.

" Hahahaha ". Alan hanya terkekeh.

" Trus gimana sama cewe yang waktu itu lo srempet bro?, gue sih yakin lo suka sama dia ". Tanya Alan penasaran.

" Sok tau lo ", Jawab Rangga sambil pergi meninggalkan Alan.

-------

Di rumah Nabila

Sepulang sekolah Nabila segera bergegas pulang karena Dia juga harus bekerja, Namun betapa kagetnya saat Dia melihat neneknya tergeletak di lantai.

" Assalamualikum nek, Nabila pulang ". Tutur Nabila sambil membuka pintu.

Namun tidak ada jawaban dari neneknya, Nabila langsung mencari keberadaan neneknya , mata Nabila terbelalak saat Dia melihat nenek tergeletak di lantai.

" Astagfirlohhaladzim, nenek ! ". Teriak Nabila sambil memeluk neneknya. Air mata Nabila pun berderai membasahi pipinya.

" Nek..nenek..bangun nek, nenek kenapa? ", Isak Nabila sambil memeluk nenek.

Nabila pun langsung membawa nenek ke rumah sakit, terlebih dulu Ia memesan taksi online tak berapa lama taksi pun datang , Nabila segera bergegas mengangkat nenek kedalam taksi dengan dibantu supir taksi tersebut.

Di rumah sakit

" Dok bagaimana kondisi nenek saya ". Tanya Nabila cemas.

" Untuk saat ini kondisinya sudah mulai membaik, beliau sudah sadar, itu hanya karena kelelahan saja mengingat umurnya yang sudah 70th jadi harus banyak istirahat ". Jawab dokter.

" Syukurlah kalau begitu, apakah saya bisa menemani nenek sekarang dok? ", tanya Nabila.

" Tentu saja, silahkan ". Sahut dokter.

Tak Berapa lama Aditya datang bersama Rendy.

" Hallo Kak, Kak Nabila dimana ".Tanya Aditya di ujung telfon.

" Kakak di ruang IGD, kamu tunggu saja di depan ruang IGD nanti kakak kesitu ". Nabila kemudian memutus telfonnya.

" Bagaimana dit? ". Tanya Rendy

" Kita disuruh nunggu disini saja kak nanti kak Nabil keluar ".

" Baiklah ". Jawab Rendy sambil duduk di kursi yang ada di depan Ruang IGD.

" Dit ..!! ".Panggil Nabila kepada Aditya.

" Bagaimana kondisi nenek kak, tanya Aditya sambil mencium punggung tangan Nabila ".

" Alhamdulillah Nenek sudah baik-baik saja dit, sekarang lagi istirahat ".

" Loh Ren, kamu kok bisa ada disini? ". Nabila menghampiri Rendy yang sedang duduk di ruang tunggu di depan ruang IGD dan duduk di kursi sebelah Rendy.

" Tadi Aku tidak sengaja ketemu aditya di jalan , aku lihat wajah Adit sangat cemas, pas aku tanya katanya nenek masuk rumah sakit". Jawab Rendy.

" Oo..begitu ". Tutur Nabila manggut-manggut.

" Kalian pasti belum makan siang kan?, biar aku beli makanan dulu untuk kalian ".

" Apa itu tidak merepotkan Ren? "

" Tentu saja tidak ". Jawab Rendy sambil menyunggingkan senyumya.

Terpopuler

Comments

Anggita Saja Wezt

Anggita Saja Wezt

Hai kak aku mampir

2020-12-20

0

aris

aris

ceritanya bagus
panjang....dan..bulat...
hhh
sip...

2020-11-14

1

Yudi

Yudi

baru kali ini aku baca novel, 1 bab nya panjang, puas bacanya 👍👍👍👍👍👍

2020-11-14

2

lihat semua
Episodes
1 Pangeran Impian Gadis Malang Episode 1
2 Episode2 Kematian Nenek
3 Episode3 Terbayang-bayang wajahnya
4 Episode4 Siapa Dia??
5 Episode5 Menyatakan cinta
6 Episode6 Perkelahian Rangga dan Rendy
7 Episode7 Trending Topic
8 Episode8 Galau
9 Episode9 Bintang Jatuh
10 Episode10, Wisuda sekolah
11 Episode 11 Dunia kampus
12 Episode12 First Kiss
13 Episode13 Nabila Florist
14 Episode14 Jangan Menghindariku
15 Episode15 Pelakor
16 Episode16 Banyak pesanan
17 Episode17 Lepaskan tanganmu!
18 Episode18 rumah Nabila dijual
19 Episode19 ikutlah ke apartemenku!
20 Episode20 Cemburu
21 Episode21 Sepenggal perjalanan hidupku
22 Episode22 selalu ribut
23 Episode23 Di usir seperti ayam
24 Episode24 Mencuri ciuman
25 Episode25 cewek murahan!!
26 Episode26 mendapat undangan pernikahan
27 Eps27 Pulang ke rumah
28 Eps28 Cinta Rendy!
29 Episode29 Mencari gaun
30 Episode30 Hampir dilecehkan!
31 Episode31 Merasa bersalah
32 Episode32 Seperti ABG jatuh cinta
33 Episode33 Jangan menatapnya seperti itu!!
34 Episode34 Aku sangat mencintaimu!
35 Visual
36 Episode 36 Salah paham
37 Epidode 37 itu mobil siapa?
38 Episode 38 Mobil itu lagi!
39 Episode39 Aku dijual?!
40 Episode 40, Kamu kenapa sayang?!
41 Episode 41, Madam Karla
42 Episode42, Dia melotot!!
43 Episode43, semua aman terkendali!
44 Episode44, Baju seksi
45 Episode45, ini tidak mungkin!!
46 Episode46 , Bukan perempuan baik baik!!
47 Episode 47 Aku akan menghangatkanmu
48 Episode 48 Penculikan
49 Episode 49 Dia bukan wanita penghibur!
50 Episode 50 Bedebah!!
51 Episode 51 tolong aku!!
52 Episode 52 Tertangkap basah!
53 Episode 53 Gugup
54 Episode 54 Segera menikah!
55 Episode 55 Kehangatan keluarga
56 Episode 56 Patah hati!
57 Episode 57 Patah hati part 2
58 Episode 58 Pertunangan
59 Episode 59 Fitting baju pengantin
60 Episode 60 Kedatangan Rania
61 Eoiside 61 Jatuh Cinta pada Pandangan pertama
62 Episode 62 Anak manja
63 Episode 63 Rania dan Rendy
64 Episode 64 Akad nikah
65 Episode 65 Pesta pernikahan
66 Episode 66 Kamu cantik
67 Episode 67 Mau punya anak berapa?
68 Episode 68 Leon dan Lisa
69 Epidode 69 Malam Pertama
70 Episode 70 sangat menderita
71 Episode 71 Malam pertama yang menyebalkan
72 Episode 72 Taman bunga
73 Episode 73 Masih mau bermesraan
74 Episode 74 Apa benar dia sahabat kakak ipar?
75 Episode 75 Kakak ipar ngga pernah naksir dia?
76 Episode 76 Aku mau makan masakan padang!
77 Episode 77 Ganti bajumu!
78 Episode 78 Malam pengantin yang tertunda
79 Episode 79 Ganggu orang saja!
80 Episode 80 berharap jadi istrinya
81 Episode 81 Temani aku berenang
82 Episode 82 Aku sudah tidak tahan
83 Episode 83 Masih ada Leon
84 Episode 84 aku kangen
85 Epidode 85 Salah paham
86 Episode 86 Hanya ingin berteman
87 Episode 87 Sakitnya cinta tak terbalas
88 Episode 88 Aku akan menunggumu
89 Episode 89 Honeymoon
90 Episode 90 Honeymoon part2
91 Episode 91 Honeymoon part3
92 Episode 92 Direct massage
93 Episode 93 Tidak akan meninggalkanmu
94 Eoisode 94 Kerepotan
95 Episode 95 Masker
96 Episode 96 Pijat
97 Episode 97 Floating breakfast
98 Episode 98 Cucu untuk mama
99 Episode 99 Rangga dan Rendy
100 Episode 100 takut kehilangan
101 Episode 101 tidak akan meninggalkanmu
102 Episode 102 Kepulangan Rania
103 Episode 103 Kecewa
104 Episode 104 Nonton Drakor
105 Episode 105 Tidak selera makan
106 Episode 106 pegawai yang buruk
107 Episode 107 Mie ayam
108 Episode 108 Menyebalkan
109 Episode 109 Rujak buah
110 Episode 110 Manja
111 Episode 111 Positif
112 Episode 112 USG
113 Episode 113 Bertemu dengannya
114 Episode 114 Kebodohanku
115 Episode 115 Bukan sepenuhnya salah dia
116 Episode 116 Berbohong
117 Episode 117 mencari tahu tentangmu
118 Episode 118 Mangga muda
119 119 Tespek
120 Episode 120 Rania hamil
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Pangeran Impian Gadis Malang Episode 1
2
Episode2 Kematian Nenek
3
Episode3 Terbayang-bayang wajahnya
4
Episode4 Siapa Dia??
5
Episode5 Menyatakan cinta
6
Episode6 Perkelahian Rangga dan Rendy
7
Episode7 Trending Topic
8
Episode8 Galau
9
Episode9 Bintang Jatuh
10
Episode10, Wisuda sekolah
11
Episode 11 Dunia kampus
12
Episode12 First Kiss
13
Episode13 Nabila Florist
14
Episode14 Jangan Menghindariku
15
Episode15 Pelakor
16
Episode16 Banyak pesanan
17
Episode17 Lepaskan tanganmu!
18
Episode18 rumah Nabila dijual
19
Episode19 ikutlah ke apartemenku!
20
Episode20 Cemburu
21
Episode21 Sepenggal perjalanan hidupku
22
Episode22 selalu ribut
23
Episode23 Di usir seperti ayam
24
Episode24 Mencuri ciuman
25
Episode25 cewek murahan!!
26
Episode26 mendapat undangan pernikahan
27
Eps27 Pulang ke rumah
28
Eps28 Cinta Rendy!
29
Episode29 Mencari gaun
30
Episode30 Hampir dilecehkan!
31
Episode31 Merasa bersalah
32
Episode32 Seperti ABG jatuh cinta
33
Episode33 Jangan menatapnya seperti itu!!
34
Episode34 Aku sangat mencintaimu!
35
Visual
36
Episode 36 Salah paham
37
Epidode 37 itu mobil siapa?
38
Episode 38 Mobil itu lagi!
39
Episode39 Aku dijual?!
40
Episode 40, Kamu kenapa sayang?!
41
Episode 41, Madam Karla
42
Episode42, Dia melotot!!
43
Episode43, semua aman terkendali!
44
Episode44, Baju seksi
45
Episode45, ini tidak mungkin!!
46
Episode46 , Bukan perempuan baik baik!!
47
Episode 47 Aku akan menghangatkanmu
48
Episode 48 Penculikan
49
Episode 49 Dia bukan wanita penghibur!
50
Episode 50 Bedebah!!
51
Episode 51 tolong aku!!
52
Episode 52 Tertangkap basah!
53
Episode 53 Gugup
54
Episode 54 Segera menikah!
55
Episode 55 Kehangatan keluarga
56
Episode 56 Patah hati!
57
Episode 57 Patah hati part 2
58
Episode 58 Pertunangan
59
Episode 59 Fitting baju pengantin
60
Episode 60 Kedatangan Rania
61
Eoiside 61 Jatuh Cinta pada Pandangan pertama
62
Episode 62 Anak manja
63
Episode 63 Rania dan Rendy
64
Episode 64 Akad nikah
65
Episode 65 Pesta pernikahan
66
Episode 66 Kamu cantik
67
Episode 67 Mau punya anak berapa?
68
Episode 68 Leon dan Lisa
69
Epidode 69 Malam Pertama
70
Episode 70 sangat menderita
71
Episode 71 Malam pertama yang menyebalkan
72
Episode 72 Taman bunga
73
Episode 73 Masih mau bermesraan
74
Episode 74 Apa benar dia sahabat kakak ipar?
75
Episode 75 Kakak ipar ngga pernah naksir dia?
76
Episode 76 Aku mau makan masakan padang!
77
Episode 77 Ganti bajumu!
78
Episode 78 Malam pengantin yang tertunda
79
Episode 79 Ganggu orang saja!
80
Episode 80 berharap jadi istrinya
81
Episode 81 Temani aku berenang
82
Episode 82 Aku sudah tidak tahan
83
Episode 83 Masih ada Leon
84
Episode 84 aku kangen
85
Epidode 85 Salah paham
86
Episode 86 Hanya ingin berteman
87
Episode 87 Sakitnya cinta tak terbalas
88
Episode 88 Aku akan menunggumu
89
Episode 89 Honeymoon
90
Episode 90 Honeymoon part2
91
Episode 91 Honeymoon part3
92
Episode 92 Direct massage
93
Episode 93 Tidak akan meninggalkanmu
94
Eoisode 94 Kerepotan
95
Episode 95 Masker
96
Episode 96 Pijat
97
Episode 97 Floating breakfast
98
Episode 98 Cucu untuk mama
99
Episode 99 Rangga dan Rendy
100
Episode 100 takut kehilangan
101
Episode 101 tidak akan meninggalkanmu
102
Episode 102 Kepulangan Rania
103
Episode 103 Kecewa
104
Episode 104 Nonton Drakor
105
Episode 105 Tidak selera makan
106
Episode 106 pegawai yang buruk
107
Episode 107 Mie ayam
108
Episode 108 Menyebalkan
109
Episode 109 Rujak buah
110
Episode 110 Manja
111
Episode 111 Positif
112
Episode 112 USG
113
Episode 113 Bertemu dengannya
114
Episode 114 Kebodohanku
115
Episode 115 Bukan sepenuhnya salah dia
116
Episode 116 Berbohong
117
Episode 117 mencari tahu tentangmu
118
Episode 118 Mangga muda
119
119 Tespek
120
Episode 120 Rania hamil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!