Pukul dua siang. Ocean berada di depan pintu kamar Selena sembari bersedekap. Dia menghela napas samar. Pintu itu sejak pagi tidak terbuka, Selena mengurung diri di kamar setelah terjadi pertengkaran dengan Ocean, tidak makan sama sekali.
Sebenarnya Ocean ingin bersikap masa bodoh. Urusan Selena tidak makan, atau bahkan tidak keluar selamanya dari kamar, dia ingin mencoba tidak peduli. Masalahnya, rasa bersalah sialan itu seperti berputar-putar di kepala Ocean, membuatnya tampak seperti pria tak beradab.
“Kau tidak mau keluar?” Ocean berseru, seakan tengah berbicara dengan pintu di depannya.
Tidak ada jawaban, pun suara apa pun dari dalam kamar. Ocean menghela napas berat.
“Baiklah, terserah. Kau sendiri yang akan rugi.”
Ocean balik badan, duduk di sofa. Dia mengambil laptopnya, mulai memeriksa pekerjaan, sembari sesekali melirik pintu kamar Selena yang terlihat dari tempatnya duduk. Urusan ini kenapa menjadi terasa seperti masalah bodoh yang tidak seharusnya Ocean pikirkan. Marah, ngambek, bersikap kekanakan, sungguh paket komplet tindakan bodoh yang Ocean benci. Kedatangan Selena benar-benar merusak keseimbangan hidup yang selama ini Ocean jalani dengan tentram.
Setengah jam, desing mobil terdengar dari halaman rumah, lantas suara bel pintu menyusul setelahnya. Ocean baru akan membukakan pintu ketika tiba-tiba pintu kamar Selena berdebum terbuka. Dan sebelum Ocean sempat menoleh, Selena sudah lebih dulu melewatinya, berlari menuju pintu depan.
“Felix!” Seruan Selena terdengar ceria seiring dia yang melompat, memeluk seseorang di balik pintu.
Ocean mengamati mereka berdua dengan raut wajah datar. Felix? Oh, jelas Ocean tahu siapa pria bertubuh jangkung itu. Felix Hadwin, model ternama yang sejak dua tahun lalu menjalin hubungan dengan Selena. Pria berdarah campuran itu sempat marah, membuat keributan di La Sky Land akibat berita tentang rencana pernikahan Ocean dan Selena tersebar ke media.
Tidak mudah mengatasi pria yang dibutakan oleh cemburu. Ocean harus menekan emosinya agar tidak ikut tersulut, menjelaskan keadaan yang sesungguhnya secara lebih sederhana agar mudah dimengerti Felix.
Berhasil. Felix pergi dari La Sky Land setelah mendengus kasar. Bagaimanapun Ocean tahu, hidup Felix sebagian bergantung pada Selena. Relasi Selena sebagai aktris kenamaan, pun keluarga Athaya yang dikenal banyak kalangan, sangat membantu Felix memperoleh proyek baru. Jatuhnya perusahaan ayah Selena juga akan turut memengaruhi kariernya.
Felix sempat melirik sekilas Ocean sebelum akhirnya membawa Selena pergi dari sana.
Desing mobil yang kembali terdengar, juga mobil berkelir merah yang terlihat sekejap, tidak membuat Ocean beranjak dari tempatnya berdiri. Dia tidak peduli dengan hubungan Selena dan Felix—tentu saja. Masalahnya, kini namanya akan terus disangkutpautkan dengan Selena, meski Ocean hanya berdiam diri tidak melakukan apa pun.
Jika mereka tidak hati-hati, lantas media mengabadikan momen kebersamaan mereka, Ocean yakin dia tidak hanya bisa berpangku tangan. Sialnya, mengingat sikap kenakanan dan ceroboh Selena, kemungkinan buruk itu memiliki peluang tinggi untuk terjadi.
Ocean mengembuskan napas. Kenapa ada banyak sekali hal yang dia benci dari diri Selena.
...****...
Tak terhitung sudah berapa kali Ocean mondar-mandir membuka tirai jendela yang tertutup. Pemandangan di halaman rumah tetap sama: lenggang sejauh mata memandang. Malam telah menurunkan tirainya, temaram di setiap jengkal halaman, hanya diterangi satu-dua lampu taman.
Entah mengapa Ocean merasa sedikit gelisah. Sudah pukul sepuluh malam, namun jangankan pulang, Selena bahkan tidak memberi kabar apa pun. Pertanyaan-pertanyaan mengambang tentang opsi kejadian buruk mulai menganggu Ocean. Berkali-kali dia memeriksa kabar terbaru, mengesah lega ketika tidak menemukan nama Selena Jasmine.
Ini sebenarnya menyebalkan sekali. Ocean yang biasanya sudah terlelap, atau sedang menyelesaikan pekerjaan, kali ini bahkan benar-benar tidak bisa melakukan apa pun. Kantuk tidak singgah, fokus pun menjadi buyar.
Pukul sebelas lebih sedikit, Ocean buru-buru bangkit dari duduknya ketika suara mobil yang mulai familiar di telinganya samar terdengar. Dia segera membuka sedikit tirai jendela, menatap keluar.
Selena keluar dari mobil dengan mengenakan hoodie oversize, serta kacamata dan topi hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Ocean menyeringai, ternyata Selena lebih baik dari yang dia khawatirkan.
Selena berhenti sejenak di samping mobil, membiarkan Felix memeluknya erat dan hangat, sebelum kemudian berjalan masuk ke dalam rumah. Dan ketika Selena melihat Ocean berdiri melipat tangan di depan dada di tengah ruang tamu, dia melengos, hendak mengabaikannya dan langsung masuk ke kamar.
“Selena, ayo bicara.” Ocean berucap datar, memecah keheningan di rumah itu.
Tangan Selena mencengkeram ujung hoodie-nya, menunduk, untuk kemudian berjalan melewati Ocean, duduk di salah satu kursi.
Ocean menyusul sesaat setelahnya, memosisikan diri duduk berhadapan dengan Selena.
“Baiklah, aku telah berbuat salah padamu, menyinggungmu, Selena. Aku minta maaf.” Ocean menatap lurus pada Selena yang masih menunduk—tepatnya tidak ingin melihat wajah Ocean. “Dengar, kita sama-sama sudah dewasa, jadi sudah sewajarnya kita bersikap dewasa juga, bukan? Mengurung diri di kamar, mogok makan, mogok bicara ... sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Jika ada yang tidak kau suka, ada yang membuatmu marah dan kesal sekali, maka bicarakan denganku. Untuk entah berapa lama, kita akan menjalani pernikahan ini. Jadi, selama hidup bersama, ayo coba saling mengerti.”
Saat ini Ocean benar-benar seperti orang tua yang sedang menasihati bocah ingusan yang hanya mengerti kata-kata sederhana. Sebagai atasan sebuah perusahaan multinasional, Ocean memang sudah terlatih untuk bersikap seolah memiliki simpati dan pengertian yang besar, nyatanya dia kini tengah menahan diri agar emosinya tidak menyembur.
“Soal hubunganmu dengan kekasihmu ... aku sama sekali tidak keberatan. Kalian boleh bertemu kapan pun dan di mana pun. Aku tidak akan berkomentar. Tapi, tolong kalian berhati-hati. Media sudah mengabarkan kalian putus sejak lama sebelum akhirnya kau menikah denganku. Jangan biarkan gosip tentang perselingkuhan muncul di permukaan. Itu akan buruk untuk kariermu, bukan? Mungkin aku juga akan terkena sedikit masalah jika hal itu terjadi.”
Entah mengapa saat Ocean membicarakan tentang hubungannya dengan Felix dengan sangat tenang, Selena spontan mengeratkan cengkeramannya pada hoodie. Sebenarnya apa yang terjadi padanya hari ini?
“Kau belum menjawabku sejak tadi, Selena. Kau setuju?”
Pertanyaan Ocean mengembalikan pikiran Selena yang sempat terbang ke mana-mana. Dia mengangkat wajah, menemukan Ocean yang tengah menatapnya dengan manik hitam kelamnya. “Ya .... Tapi aku juga tidak mau jika harus mengerjakan pekerjaan seperti yang kausuruh.”
“Soal tugasmu, itu sudah final. Aku tidak bisa memberimu apa yang kau mau begitu saja. Kau harus belajar untuk bekerja keras demi mendapatkan apa yang kau inginkan. Hei, itu hitungannya sudah besar. Mana ada gaji pelayan yang sebesar itu, biar pun dia bekerja seumur hidup. Anggaplah aku memberimu gaji dengan kapal pesiar dan vila karena kau adalah aktris terkenal. Kapan lagi aku bisa membuat Selena Jasmine membersihkan rumah dan memasak, bukan?”
Wah, lihat wajah menyebalkan itu. Selena menyesal telah termakan omongan Ocean.
“Baiklah, baiklah. Kau bisa libur di hari Minggu. Aku akan membersihkan rumah dan memasak di hari itu. Deal?” Ocean mengulurkan tangannya di depan Selena.
Sejenak, Selena menatap tangan Ocean. Dengan ragu, dia menyambut uluran tangan itu. Mereka berjabat tangan.
“Deal.”
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
red_rubby
ini gimana? kog gak ada tombol like nya ini. mau nge like tunggu bab terakhir yang di update baru muncul tuh jempol.
2023-02-24
1
kaka_ina
bijak sekali ocean. selena ini yg msh kayak anak kecil,, blm bs berfikir dewasa. padahal ocean nya sdh mau mengerti bahkan gak masalah sama hubungan selena dan felix. ayo sadar selena,, ada cowok pengertian spt ocean padahal
2023-02-23
3
kaka_ina
sbg seorang suami pasti ocean merasa hawatir sih....
2023-02-23
1