BAB 4| GUCI DAN RAHASIA

“Kau pasti sedang bercanda, Selena.”

Selena pura-pura menatap keluar jendela, menghindari tatapan tajam Ocean. Kalau saja posisinya lebih baik, jelas Selena akan balas berteriak, lebih kencang dan beringas.

“Kau sebut ini makanan?” Kening Ocean mengernyit dalam saat matanya kembali tertuju pada sandwich dengan bentuk mengenaskan di depannya. Potongan sayur yang tidak beraturan, telur gosong di satu sisi, mayones dan keju leleh yang berantakan. Singkatnya, sandwich itu membuat selera makan lenyap seketika.

“Apa yang kauharapkan dari tujuh menit? Sudah bagus aku memberimu sarapan.” Selena bersedekap, mendengus pelan.

Suara helaan napas Ocean terdengar setelahnya. Pria itu mengangguk pelan, lantas menopang kepalanya dengan satu tangan. “Meskipun cukup kesal sekarang, tapi aku akan mencoba memahamimu. Seumur hidup kau mungkin belum pernah menyentuh papan penggorengan. Baiklah, lupakan sarapan. Kalau menyapu dan mengepel, kau pasti bisa, bukan?”

Bibir Selena komat-kamit merapalkan sumpah serapah. Lihatlah wajah menyebalkan itu. Selena bersumpah suatu hari nanti akan menyambitnya dengan heels tujuh sentinya.

Sayangnya, meskipun tengah dilanda kesal luar biasa, Selena tidak bisa berbuat banyak. Entah karena otaknya yang encer atau memang pada dasarnya Ocean belum pernah kalah, dia selalu berada satu langkah di depan Selena.

Dengan langkah lebar-lebar, Selena berjalan menuju ruang penyimpanan alat kebersihan yang baru saja ditunjuk Ocean. Dia mengambil vacuum cleaner, mencoba menyalakannya. Mati. Tidak terdengar desing mesin sekecil apa pun.

“Rusak, aku belum sempat beli yang baru.” Ocean sudah berdiri di ambang pintu, berucap santai. “Di pojok sana, ada sapu. Kau bisa menggunakannya. Ah, sekalian bersihkan semua barang-barang dan meja menggunakan lap dan kemoceng. Semangat, ya!”

Tangan Selena semakin erat mencengkeram vacuum cleaner, rasa ingin melemparkan benda itu untuk menimpuk kepala Ocean semakin besar. Penghinaan macam apa ini? Seorang Selena Jasmine disuruh menyapu dan mengelap? Bahkan di peran-perannya selama ini, Selena selalu menjadi putri keluarga kaya atau konglomerat.

Dengan kaki yang sesekali dientakkan ke lantai, Selena meraih sapu dan kemoceng, memulai dari sudut ruangan. Sudah tak terhitung berapa kali dia menyumpahi Ocean agar terjerembab masuk ke selokan atau tiba-tiba alien datang ke rumah ini lantas menyeretnya pergi. Kapal pesiar dan vila? Memang seharusnya dia lupakan saja. Ocean jelas ingin menginjak-injak harga dirinya.

Sementara objek sumpah serapah Selena kini tengah meluruskan kaki di sofa, memakan apel, sembari membaca surat kabar. Sesekali Ocean melirik Selena, memastikan dia mengerjakan tugasnya dengan baik.

Baru lima menit, Ocean dibuat tersentak ketika bunyi pecahan benda terdengar nyaring. Selena sudah berteriak lebih nyaring lagi di sudut ruangan, kaget bercampur takut.

Salah satu guci pecah. Selena tidak sengaja menyenggol guci itu ketika sedang membersihkan meja.

Jangan tanya bagaimana Ocean sekarang. Lenyap sudah raut wajah setenang Sungai Amazon itu. Kesabarannya menguap.

“Apa kau tidak bisa mengerjakan satu hal saja dengan benar? Guci itu aku dapatkan dengan susah payah, membayar mahal di pameran. Apa memang tidak ada yang bisa kau lakukan selain merengek dan bertingkah, Selena? Benar-benar kekanakan dan tidak berguna!” Ocean meluapkan kekesalannya pada Selena yang sudah dia pendam sejak pertemuan kembali mereka pada makan malam. Ocean sungguh tidak tahan dengan sikap Selena yang seperti itu. Sehingga, tepat rasanya Ocean melabeli Selena dengan julukan ‘Tuan Putri Manja yang Bodoh’.

Ucapan tajam Ocean membawa perubahan dalam wajah Selena. Raut kaget dan takut itu digantikan oleh tatapan nanar dan terluka. Cekalan tangannya pada sapu semakin mengerat. Matanya tiba-tiba memanas.

“Ya ....” Selena mencoba untuk mengalahkan rasa rendah dirinya, namun suaranya malah terdengar serak karena tangis yang dia tahan sekuat mungkin. “Aku memang tidak berguna. Kekanakan. Tidak berbakat. Sok berkuasa, padahal aku hanya benalu bagi keluargaku. Meskipun aku memperoleh banyak penghargaan, nyatanya aku hanyalah aktris gagal. Semua itu hanyalah apresiasi untuk nominal uang Papa yang diberikan pada mereka. Tidak lebih ....”

Sunyi menyelimuti ruangan itu. Ocean terdiam menatap Selena yang menahan tangis. Waktu seakan merangkak, detik demi detik turut membawa rasa bersalah yang menelusup di hati Ocean.

“Kalau kau sebegitunya tidak suka denganku, kenapa kau tidak berusaha menolak dan menghentikan pernikahan ini, Ocean? Sama seperti saat kau menolakku dulu ....”

Membawa kenangan paling buruk dalam hidupnya, membicarakannya seolah dia tidak cukup terluka, tanpa Selena sadari malah membuat luka menganga itu semakin lebar. Dadanya terasa sesak, dan tenggorokannya tercekat.

Merasa air matanya akan segera luruh jika terus berhadapan dengan Ocean, Selena memutuskan untuk pergi dari sana. Namun belum selangkah pun dia bergerak, baru hendak mengangkat salah satu kakinya, Ocean lebih dahulu berucap pelan, “Diam di sana.”

Selena mendengus, tidak mengindahkan kata-kata Ocean.

“Kubilang diam di sana!”

Seruan Ocean membuat Selena mengurungkan niatnya untuk pergi dari sudut ruangan. Sebagai gantinya, dia melayangkan tatapan tajam seperti hendak menancapkan anak panah tepat di jantung Ocean.

Hanya sedetik, sebelum akhirnya Selena sedikit tersentak saat Ocean melewati pecahan guci begitu saja. Meskipun dia memakai alas kaki yang membungkus kakinya, tetap saja pecahan kaca bisa melukainya.

Dan yang membuat mata Selena membeliak seketika adalah ketika Ocean membalikkan badan, lantas sedikit menurunkan badannya di depan Selena. “Ayo, naik. Kau tidak memakai alas kaki.”

Selena membeku. Naik ke punggung Ocean? Maksudnya Ocean ingin menggendongnya? Entah Selena sedang bermimpi atau berhalusinasi, yang pasti Ocean sama sekali tidak terlihat seperti pria yang akan melakukan hal itu.

Tiga detik menimbang-nimbang, Selena mendorong pelan punggung Ocean. Begini-begini dia masih punya harga diri. Akan memalukan sekali jika dia mengikuti perkataan Ocean padahal kejadian dramatis nan emosional baru saja terjadi.

“Jangan membuatku mengulangi perkataanku, Selena.”

“Lupakan. Aku tidak butuh bantuanmu.” Selena membuang muka.

“Baiklah kalau itu maumu.”

Tanpa aba-aba, Ocean menurunkan badannya, menempatkan tangan kiri di punggung Selena dan tangan kanan di kakinya, lantas hap, dengan mudah Ocean mengangkat wanita itu. Jelas saja Selena memberontak, menggerak-gerakkan kakinya ke atas-bawah sembari berteriak minta diturunkan. Namun jangankan menuruti kemauan Selena, Ocean seperti sama sekali tidak terganggu dengan segala hal yang dilakukannya, terus berjalan melewati pecahan guci.

Selena baru diturunkan setelah sampai di sofa panjang. Mendengus sekilas, Selena langsung bangkit berdiri, berderap menuju kamarnya, lantas membanting pintu.

Yang tidak Selena ketahui, setelah pintu berdebum tertutup, Ocean berjalan tertatih mengambil obat merah. Kakinya terluka terkena pecahan guci.

Dan yang tidak Ocean ketahui, setelah pintu berdebum tertutup, Selena merasakan panas menjalari pipinya. Wajahnya bersemu merah.

...****...

Terpopuler

Comments

Leyna Ainee

Leyna Ainee

next ka!! semangat!!

2023-02-22

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1| MIMPI BURUK ITU KEMBALI
2 BAB 2| BENCANA MAKAN MALAM
3 BAB 3| CRAZY PRINCESS
4 BAB 4| GUCI DAN RAHASIA
5 BAB 5| PEMBICARAAN TENGAH MALAM
6 BAB 6| THE PERFECT CASSANOVA
7 BAB 7| INTERUPSI SELENA
8 BAB 8| RENCANA PEMBALASAN
9 BAB 9| MANIAK
10 BAB 10| INTERUPSI AGATHA
11 BAB 11| URSA MAJOR DAN SURAT TAK SAMPAI
12 BAB 12| SERANGAN DI PESTA PERNIKAHAN
13 BAB 13| TIDAK PERNAH PENTING
14 BAB 14| TENTANG LUKA DAN MENUNGGU
15 BAB 15| TRAFFIC JAM TALK
16 BAB 16| PENYANGKALAN
17 BAB 17| AFTER DINNER
18 BAB 18| BELENGGU MASA LALU
19 BAB 19| TRAGEDI DINI HARI
20 BAB 20| COUNT THE STARS
21 BAB 21| DALANG INSIDEN
22 BAB 22| MISI PENYELAMATAN
23 BAB 23| KEKACAUAN DI APARTEMEN
24 BAB 24| KEDAMAIAN DALAM MIMPI
25 BAB 25| DERAI TAWA BERSAMA OMBAK
26 BAB 26| DIA TIDAK PERNAH PERGI
27 BAB 27| SUNSET DI WAECICU
28 BAB 28| SEBUAH PERBEDAAN
29 BAB 29| PENGACAU DI RUMAH OCEAN
30 BAB 30| PESTA DAN SALAH PAHAM
31 BAB 31| OCEAN DALAM GEMERLAP MALAM
32 BAB 32| MRS. CRAZY
33 BAB 33| DUA PRIA BODOH
34 BAB 34| BENCANA MAKAN SIANG
35 BAB 35| PENDUKUNG NOMOR SATU
36 BAB 36| PERAN SUAMI
37 BAB 37| SALAM PERPISAHAN
38 BAB 38| MELEPASKAN
39 BAB 39| SINAR BINTANG
40 BAB 40| BERBAGI RAHASIA
41 BAB 41| THE NEW OCEAN
42 BAB 42| MIMPI BURUK DARI BOSTON
43 BAB 43| CHAOS
44 BAB 44| THE DEVIL PRINCESS
45 BAB 45| PEMENANG
46 BAB 46| PERGI
47 BAB 47| SEKELUMIT PERASAAN
48 BAB 48| LANGKAH PALING BERANI
49 BAB 49| TEMPAT PULANG
50 BAB 50| HALAMAN PERTAMA
51 EXTRA CHAPTER| HOW THEY MET
52 EXTRA CHAPTER| HOW SHE FELL
53 EXTRA CHAPTER| HOW SHE HURT
54 SPECIAL CHAPTER| KENCAN DI PANTI JOMPO
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB 1| MIMPI BURUK ITU KEMBALI
2
BAB 2| BENCANA MAKAN MALAM
3
BAB 3| CRAZY PRINCESS
4
BAB 4| GUCI DAN RAHASIA
5
BAB 5| PEMBICARAAN TENGAH MALAM
6
BAB 6| THE PERFECT CASSANOVA
7
BAB 7| INTERUPSI SELENA
8
BAB 8| RENCANA PEMBALASAN
9
BAB 9| MANIAK
10
BAB 10| INTERUPSI AGATHA
11
BAB 11| URSA MAJOR DAN SURAT TAK SAMPAI
12
BAB 12| SERANGAN DI PESTA PERNIKAHAN
13
BAB 13| TIDAK PERNAH PENTING
14
BAB 14| TENTANG LUKA DAN MENUNGGU
15
BAB 15| TRAFFIC JAM TALK
16
BAB 16| PENYANGKALAN
17
BAB 17| AFTER DINNER
18
BAB 18| BELENGGU MASA LALU
19
BAB 19| TRAGEDI DINI HARI
20
BAB 20| COUNT THE STARS
21
BAB 21| DALANG INSIDEN
22
BAB 22| MISI PENYELAMATAN
23
BAB 23| KEKACAUAN DI APARTEMEN
24
BAB 24| KEDAMAIAN DALAM MIMPI
25
BAB 25| DERAI TAWA BERSAMA OMBAK
26
BAB 26| DIA TIDAK PERNAH PERGI
27
BAB 27| SUNSET DI WAECICU
28
BAB 28| SEBUAH PERBEDAAN
29
BAB 29| PENGACAU DI RUMAH OCEAN
30
BAB 30| PESTA DAN SALAH PAHAM
31
BAB 31| OCEAN DALAM GEMERLAP MALAM
32
BAB 32| MRS. CRAZY
33
BAB 33| DUA PRIA BODOH
34
BAB 34| BENCANA MAKAN SIANG
35
BAB 35| PENDUKUNG NOMOR SATU
36
BAB 36| PERAN SUAMI
37
BAB 37| SALAM PERPISAHAN
38
BAB 38| MELEPASKAN
39
BAB 39| SINAR BINTANG
40
BAB 40| BERBAGI RAHASIA
41
BAB 41| THE NEW OCEAN
42
BAB 42| MIMPI BURUK DARI BOSTON
43
BAB 43| CHAOS
44
BAB 44| THE DEVIL PRINCESS
45
BAB 45| PEMENANG
46
BAB 46| PERGI
47
BAB 47| SEKELUMIT PERASAAN
48
BAB 48| LANGKAH PALING BERANI
49
BAB 49| TEMPAT PULANG
50
BAB 50| HALAMAN PERTAMA
51
EXTRA CHAPTER| HOW THEY MET
52
EXTRA CHAPTER| HOW SHE FELL
53
EXTRA CHAPTER| HOW SHE HURT
54
SPECIAL CHAPTER| KENCAN DI PANTI JOMPO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!