Sebulan Kemudian

Irma dengan dua orang berbadan besar mendatangi rumah Ayu. Dengan wajah yang cukup kesal, Irma mengetuk pintu rumah Ayu dengan begitu kerasnya.

Tak berselang lama, Ayu dengan pakaian daster besarnya. Keluar untuk membuka pintu rumahnya yang di ketuk Irma dengan begitu kerasnya. Sebenarnya Ayu sempat kesal pada orang yang mengetuk pintu rumah dengan keras. Tapi saat Ayu melihat wajah Irma yang sudah begitu marah. Ayu pun langsung ketakutan dengan sendirinya. Dia terlihat tak berdaya dengan kedatangan dari Irma dengan dua bodyguard berbadan besarnya tersebut.

Tanpa basa-basi lagi, Irma langsung meminta Ayu untuk membayar hutangnya yang berjumlah 50 juta. Di tambah bunga 20 persen yang telah di sepakati oleh Irma dan Ayu. Hingga total hutang Ayu pada Irma mencapai 60 juta rupiah.

Ayu yang tidak memiliki uang sepeserpun, meminta waktu pada Irma untuk melunasi hutangnya tersebut. Hingga Ayu bisa melunasi hutangnya pada Irma dengan segera.

Irma akhirnya memberikan waktu satu hari bagi Ayu untuk melunasi hutangnya tersebut pada Irma. Jika Ayu berbohong, bukan tidak mungkin Irma akan mengambil rumah dan sawah Ayu yang sempat di jadikan jaminan oleh Ayu pada Irma. Irma dengan tegas akan melakukan hal tersebut, jika Ayu tidak melunasi hutangnya pada Irma di esok hari.

Ayu tentu panik dengan ancaman yang di berikan oleh Irma. Sebab dengan ancaman itu, di khawatirkan Herman dan Intan akan tahu dengan semuanya. Mereka pastinya akan marah dengan keputusan sepihak yang di ambil oleh Ayu tersebut. Dimana demi gengsi semata, Ayu harus menjaminkan rumah dan sawah pada lintah darat seperti Irma.

Begitu Irma telah pergi dari rumahnya. Herman pun datang menghampiri Ayu, dia sempat mempertanyakan wajah Ayu yang terlihat ketakutan. Namun Ayu tidak mengatakan apapun pada Herman, dia hanya sedang gelisah saja dengan musim hujan yang akan segera tiba. Ayu khawatir sawahnya akan kebanjiran lagi. Itu yang membuat Ayu gelisah. Sementara untuk Irma dan dua bodyguard berbadan besarnya. Ayu mengatakan ketiganya adalah petugas dari kelurahan yang sedang mendata orang tidak mampu di kampung tersebut. Hingga mereka datang ke rumah Ayu untuk mendata Ayu.

Herman tidak menaruh curiga apapun pada Ayu. Dia menerima semua penjelasan dari Ayu untuk dirinya. Herman pun kembali masuk kedalam rumahnya. Sementara Ayu harus langsung mencari pinjaman ke sana-kemari untuk melunasi hutangnya pada seorang Irma.

Orang pertama yang di datangi oleh Ayu adalah Ningsih. Dia adalah teman baik Ayu yang kerap mengghibah dengan Ayu. Ningaih yang memiliki dua anak yang telah bekerja di pabrik minuman. Di rasa Ayu memiliki uang yang banyak untuk meminjamkan Ayu uang untuk membayar pada seorang Irma.

Ayu mengetuk pintu rumah Ningsih yang di kunci rapat. Tak berselang lama, Ningsih keluar dari dalam rumahnya dengan beberapa perhiasan yang telah terpajang di tubuhnya. Tak ingin ketahuan oleh orang lain. Ayu meminta izin pada Ningsih untuk masuk kedalam rumahnya. Sehingga Ayu bisa mengatakan maksud kedatangan dari dirinya ke rumah Ningsih.

Ningsih menawarkan minum pada Ayu, tapi Ayu menolaknya. Ayu yang sudah ketakutan dengan ancaman dari seorang Irma. Langsung mengutarakan maksud kedatangan dari dirinya ke rumah Ningsih.

"Kamu ada pegangan uang?" tanya Ayu dengan penuh harap.

"Pegangan uang! Ada sih, kamu mau pinjam uang berapa memang?" jawab Ningsih.

"Kamu bisa meminjamkan aku uang 60 juta rupiah?"

Ningsih langsung terkejut mendengar nominal uang yang hendak di pinjam oleh Ayu. Nominal uang yang tentu tidak di miliki oleh Ningsih. Mungkin jika Ayu ingin meminjam di bawah satu juta, Ningsih ada. Tapi jika 60 juta, tentu uang itu Ningsih tidak ada. Sebab Ningaih seorang janda yang hanya hidup dari uang pemberian kedua anaknya.

Ningsih pun meminta maaf pada Ayu yang tidak bisa membantu dirinya dalam meminjamkan uang. Ayu pun terus mendesak Ningsih untuk meminjamkan dirinya uang. Tapi sekali lagi, Ningsih mengatakan jika dirinya memang tidak memiliki uang sebanyak itu untuk meminjamkan Ayu. Sehingga hanya ada permohonan maaf yang Ningsih sampaikan pada Ayu.

Ayu hanya bisa mendapatkan kekecewaan dari Ningsih. Salah satu temannya tersebut tidak mampu menolong Ayu. Sehingga Ayu harus meminta bantuan pada orang lain untuk mendapatkan pinjaman uang guna membayar hutang pada seorang Irma.

Tujuan dari Ayu berikutnya adalah ibunya sendiri. mungkin ibunya memiliki sejumlah uang yang bisa di gunakan untuk membayar hutang pada Irma. Hingga Ayu bisa terbebas dari jeratan hutang Irma tersebut.

Pulang dari rumah Ningsih, Ayu langsung mendatangi kediaman rumah ibunya. Dia berharap ibunya akan memiliki uang yang cukup untuk membayar hutang pada seorang Irma. Harapan dari Ayu memang hanya pada ibunya tersebut. Sebab hanya ibunya yang mungkin saja akan menolong seorang Ayu dalam permasalahan yang cukup pelik tersebut.

Baru duduk di kursi rapuh milik ibunya. Ayu justru di ajak beradu nasib dengan ibunya tersebut. Dia mengatakan pada Ayu bagaimana kehidupannya setelah tinggal oleh bapak Ayu. Kehidupan ibunya begitu cukup sulit, terutama dalam hal ekonomi.

Mendengar apa yang di sampaikan oleh ibu Ayu. Seketika niat awal Ayu untuk meminta pinjaman dari ibunya tersebut. Langsung Ayu urungkan begitu saja. Mengingat ibunya tentu sudah tidak memiliki uang untuk di pinjamkan pada Ayu.

Ayu kembali ke rumahnya dengan pikiran yaah cukup kacau. Dia bingung harus mencari pinjaman pada saiap lagi, sebab sudah tidak ada orang yang mungkin akan meminjamkan uang pada Ayu. Hingga Ayu harus bisa jujur pada Herman dan Intan akan masalah yang sedang di hadapi oleh dirinya.

Herman langsung marah saat Ayu mengatakan hal yang sejujurnya pada Herman dan Intan. Ini merupakan pukulan yang cukup telak bagi seorang Herman. Sebab Ayu meminjam uang tanpa sepengetahuan dari seorang Herman dan Intan.

Begitu juga dengan Intan yang tidak menginginkan pernikahan yang mewah seperti yang di hadirkan oleh seorang Ayu. Intan hanya ingin pernikahan sederhana, tanpa harus membuat resepsi mewah yang di buat oleh Ayu.

Ayu tidak dapat membantah ucapan dari Intan dan Herman. Dia hanya terdiam sambil perlahan menangis dengan apa yang telah dia lakukan. Herman sebagai kepala keluarga, terpaksa harus mencari pinjaman uang untuk membayar hutang Ayu pada Irma sebesar 60 juta rupiah. Bukan tidak mungkin rumah dan sawah Herman akan menjadi milik Irma, jika dia tidak segera melunasi hutang pada Irma.

Tapi Herman bingung harus mencari pinjaman kemana lagi. Sudah tidak ada saudara Herman yang mungkin memiliki uang lagi. Sebab mereka pun memiliki kualitas keuangan yang tidak jauh berbeda dari Herman. Hidup secara pas-pasan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!