Ayu Panas

Selama ini Ayu kerap berseteru dengan seorang janda muda yang di kenal sebagai seorang lintah darat di kampung itu. Janda itu bernama Dinda. Sebenarnya umurnya tidak jauh dari Ayu, tapi berkat perawatan mahal yang di lakukan oleh Dinda. Hingga Dinda kerap terlihat awet muda. Apalagi Dinda kerap mewarnai rambut dan kukunya. Sehingga tidak ada nampak wajah tua dari seorang Dinda. Dia selalu terlihat awet muda dengan penampilan yang kerap di tunjukkan olehnya.

Dinda memiliki seorang anak perempuan seusia Intan. Kebetulan anak Dinda yang bernama Tami itu tak lama lagi akan melangsungkan pernikahan dengan tunangannya yang merupakan seorang pilot. Dinda pun kerap memamerkan calon menantunya yang merupakan seorang pilot pada setiap nasabah yang meminjam uangnya.

Walaupun tidak pernah bercerita pada seorang Ayu. Bisik-bisik tetangga yang rembes, terdengar juga ke telinga Ayu. Dia pun akhirnya tahu jika anak Dinda yang bernama Tami tersebut akan segera melangsungkan pernikahan dengan seorang pilot.

Ayu merasa iri pada anak Dinda tersebut. Sebab anak Dinda yang dalam pandangannya tidak terlalu cantik dengan anaknya Intan. justru mendapat seorang calon suami seorang pilot. Tapi anak Ayu yang merupakan seorang kembang desa, justru berpacaran dengan seorang tukang kayu bernama Wahyu. Secara materi saja, Wahyu kalah telak dari seorang calon Tami. Hingga Ayu terkadang minder saat menceritakan sosok Wahyu yang hanya tukang kayu di kampungnya.

Pernikahan Tami dan seorang pilot itu akan di gelar mewah oleh Dinda. Dia akan membuat pesta 7 hari 7 malam. Dimana nantinya akan ada banyak hiburan yang bisa di saksikan oleh setiap tamu undangan. Hingga setiap tamu undangan akan merasa puas datang ke acara pernikahan dari Tami.

Undangan yang di sebar oleh Dinda juga tak tanggung-tanggung. Dia mengundang banyak tamu penting, seperti perangkat desa dan kecamatan. Bahkan dia juga mengundang kepala daerah untuk datang di resepsi pernikahan anaknya tersebut.

Mendengar kabar kemewahan dari pernikahan anak Dinda. Ayu langsung terbakar dengan rasa iri yang tinggi. Dia tidak ingin kalah dari Dinda. Tapi Ayu sadar, dia tidak memiliki banyak uang seperti Dinda. Jadi rasa irinya itu hanya bisa di lampiaskan di dalam hati Ayu saja.

Dinda pun membuat banner besar yang terbentang di samping jalan kampung. Dimana akan ada acara dangdutan yang mengundang banyak artis ibukota. Sehingga setiap warga bisa bertemu dengan artis idola mereka. Artis dangdut yang biasanya kerap tampil di acara televisi akan di undang oleh Dinda dalam resepsi pernikahan puteri tercintanya.

Ayu yang sedang melintas di jalanan kampung bersama dengan Herman. menyempatkan diri untuk membaca banner besar yang di buat oleh Dinda tersebut. Hingga hati Ayu semakin panas saat melihat banner besar yang di buat oleh Dinda tersebut.

"Kamu lihat apa sih Bu. Sampai harus berhenti segala?" tanya Herman yang harus menahan panas.

"Bapak gak lihat banner besar ini. Ternyata si lintah darat itu bakal membuat acara dangdutan juga di hari pernikahan Tami." jawab Ayu dengan wajah kesalnya.

"Terus masalahnya apa buat kita?" tanya Herman kembali.

"Ibu juga ingin kita buat acara dangdutan yang sama seperti dia." jawab Ayu dengan wajah kesalnya.

"Hahaha... Duit dari mana Bu. Uang seserahan dari Wahyu cuman cukup untuk katering, baju pengantin dan tenda saja. Duit dari mana kita mau buat acara dangdutan itu." ujar Herman sedikit tertawa.

"Kita jual saja sawah kita. Siapa tahu laku besar Pak. Biar kita bisa buat acara besar seperti Dinda." Usul Ayu dengan penuh semangat.

"Tidak, itu harta satu-satunya buat nanti kalau Bapak meninggal. Jadi Bapak tidak akan melakukan itu. Pernikahan seorang Intan dan Wahyu di gelar sederhana saja. Tidak harus berlebihan seperti itu Bu." ucap Herman.

Ayu sebenarnya tidak setuju dengan ucapan dari Herman. Sebab dia berharap pernikahan dari Intan dan Wahyu akan di gelar secara mewah. Mengingat ada rasa gengsi di antara Ayu dengan Dinda. Sehingga Ayu tidak ingin kalah dari seorang Dinda dalam membuat sebuah acara resepsi pernikahan untuk Intan.

Intan yang semakin panas dengan apa yang di tunjukkan oleh Dinda. Mencari cara agar bisa menggelar pesta pernikahan yang tak kalaheqah dari apa yang di lakukan oleh Dinda pada Tami. Sehingga Ayu tidak akan kalah dalam hal resepsi dari seorang Dinda. Ayu harus melakukan hal yang terbaik untuk membuat Intan dapat merasakan pesta yang mewah.

Ayu pun datang ke rumah salah satu rentenir yang berada di luar kampungnya. Kedatangan dari Ayu, bermaksud untuk meminjam uang dengan nominal yang besar. Nantinya uang tersebut akan Ayu gunakan untuk membuat pesta meriah di hari pernikahan Intan dan Wahyu. Sehingga pernikahan Intan dan Wahyu akan berjalan sangat meriah dan berkesan bagi seluruh warga kampung.

Setibanya di rumah rentenir itu, Ayu langsung di sambut baik oleh rentenir yang bernama Irma tersebut. Irma senang ada seorang nasabah baru yang akan meminjam uang dari dirinya. Sehingga Irma tidak sabar untuk memberikan pinjaman uang pada Ayu.

Ayu pun di persilakan untuk duduk di sofa empuk milik Irma. Tak lupa dia juga di tawari oleh Irma segelas air putih yang akan membuat tenggorokannya sedikit lebih baik lagi. Sehingga Ayu begitu nyaman saat berada di rumah mewah milik Irma tersebut.

"Ada keperluan apa kami datang ke rumah saya?" tanya Irma dengan begitu lembutnya.

"Saya datang kesini untuk meminjam uang pada anda." jawab Ayu sedikit malu-malu.

"Berapa yang ingin kamu pinjam?" tanya Irma kembali.

"50 juta." jawab Ayu singkat.

Irma terkejut dengan nominal uang yang ingin di pinjam oleh Ayu. Dia tidak mungkin langsung percaya pada Ayu. Sebab pinjaman dari Ayu adalah pinjaman pertamanya. Sehingga rentan bagi Irma untuk memberikan pinjaman dengan nominal yang fantastis tersebut.

"Apa yang bisa kamu jaminkan untuk pinjaman kamu tersebut?" tanya Irma kembali.

Ayu sempat berpikir, sebelum akhirnya dia dengan spontan menawarkan sertifikat rumah dan sawah yang di milikinya.

"Saya ada sawah, serta rumah. Mungkin itu bisa jadi jaminan buat Ibu."

"Apa kamu bawa sertifikat rumah tersebut?" tanya Irma kembali.

"Tidak, sertifikat itu ada di lemari baju saya. Tapi saya memiliki beberapa photo dari sertifikat rumah tersebut." jawab Ayu dengan penuh percaya diri.

Ayu pun menunjukkan photo dari sertifikat rumah milik. Ayu berjanji akan segera memberikan sertifikat rumah itu pada Irma. Jika Irma memberikan dirinya pinjaman uang tersebut. Ayu berjanji akan hal itu pada Irma.

Irma percaya dengan ucapan dari Ayu. Tapi Irma tidak langsung memberikan uang tersebut pada Ayu. Dia ingin Ayu menyerahkan terlebih dahulu sertifikat rumah yang Ayu maksud. Sehingga itu bisa menjadi jaminan bagi Irma.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!