Eps 3

Eps 4

Malam ini adalah malam yg sangat membingungkan bagi Jennie, semua rasa penasaran yg dia rasakan itu benar-benar terjadi di depan matanya bahkan tak membutuhkan waktu lama.

Saat Jennie tak sengaja melihat adegan mesra Elena dan Bella, Jennie langsung bergegas kembali ke lantai bawah,ia duduk di ruangan tamu sambil memegang handphone milik Elena dengan perasaan terkejut. Setelah 20 menit kemudian Elena menyadari handphone nya tertinggal di mobil, dan ia berjalan menuju ke lantai bawah, saat akan menuju keluar rumah, ia melihat bosnya itu tengah duduk sambil memegang handphone miliknya. Dan ia pun bertanya kepada Jennie.

"Maaf non, apa itu handphone punya saya..?? " Tanya Elena.

" Hmm, " Jawab Jennie sambil memberikan handphone tersebut. Saat menatap Elena, Jennie dikejutkan lagi dengan dua tanda merah dileher Elena. Tanpa memberikan ekspresi apapun Jennie langsung naik ke lantai atas untuk pergi ke kamarnya. Saat baru menaiki satu anak tangga Elena bertanya lagi.

" Maaf non, apa non dari tadi menggunakan saya disini..? " Tanya Elena. Dengan santai Jennie menjawab.

"Hmm,, ya kira-kira sekitar 20menitan.." Jawab Jennie sambil melihat jam tangan yg ia pakai.

"Kenapa non gak panggil saya aja, kan nona ga perlu menunggu saya lama seperti ini. " Ucap Elena dengan perasaan bersalah.

" Ga masalah, " Ucap Jennie sambil melanjutkan langkahnya, Tiba-tiba langkahnya terhenti dan mengatakan.

" Oh ya, jangan lupa tutup dan kunci pintu kamarnya ya.. " Ucap Jennie sambil memberikan sedikit senyuman.

Dan dibalas dengan anggukan oleh Elena. Tapi Elena tak menyadari bahwa Jennie melihat adegannya dengan Bella tadi. Setelah beberapa saat barulah ia menyadarinya.

" Aaa....aaaah, Jangan-jangan tadi nona Jennie melihat aku dan Bella dikamar, aduh, kok bisa bodoh banget aku.. Kalau sampai ketahuan kan malu juga ?? " Ucap Elena dalam hati sambil memukuli kepalanya sendiri.

Jennie memasuki kamarnya, dan Elena juga pergi kekamar dan tidur bersama Bella.

Malam berlalu, setelah pagi datang Elena terbangun lebih dulu, meskipun masih terasa pusing akibat mabuk semalam Elena segera mandi dan memaksakan diri untuk keluar rumah dan berniat untuk membeli sarapan untuk semua orang yang berada dirumah tersebut. Saat akan membuka pintu rumah Jennie memanggilnya dari lantai atas.

" Mau kemana El..?? Tanya Jennie.

" Saya mau cari sarapan untuk kita semua non.. " Jawab Elena.

" Gak usah keluar rumah, cukup pesan online saja..." Jawab Jennie.

" Baik non, " Jawab Elena sambil mengangguk setuju.

" Owh iya, apakah Bella dan yang lain akan pulang hari ini?? " Tanya Jennie.

" Sepertinya iya non, karna mereka besok pagi harus masuk kerja. " Jawab Elena.

" Eehhm, bagaimana kalau mereka pulang diantar supir cafe saja, saya khawatir mereka kenapa-kenapa dijalan kalau menyetir mobil sendiri, karna belum sepenuhnya pulih dari mabuk. " Ucap Jennie .

" Saya sangat setuju non, sejujurnya dari tadi malam saya memikirkan itu juga. " Jawab Elena.

" Ya, apalagi saya yang mengundang mereka kesini, ya sudah.. Segera pesan sarapan lewat online, saya mau mandi dulu, ini uang untuk membayarnya. " Ucap Jennie sambil memberikan uang kepada Elena.

"Baik, terimakasih non. " Jawab Elena.

Jennie kembali ke kamarnya untuk mandi, sedangkan Elena duduk di sofa ruangan tamu sambil memainkan handphone untuk memesan makanan online. Setelah beberapa saat kemudian pesanan pun datang dan Elena menyiapkannya di meja makan dan kembali menuju kamar untuk membagunkan Bella mengajaknya sarapan.

Saat akan masuk kamar Elena berpapasan dengan Jennie yang baru saja keluar kamar.

" Mau kemana lagi kamu..?? " Tanya Jennie.

" Eeh, saya mau membangunkan Bella dan yang lain agar segera sarapan. "

Jawab Jennie sambil melirik Jennie yang kebetulan hanya memakai kemeja tangan panjang putih yang panjangnya hanya sejengkal dari pinggul.

" Biarin aja mereka istirahat dulu, tunggu sebangun nya mereka saja. " Jawab Jennie sambil berjalan menuruni anak tangga. Setelah sampai dibawah Jennie melihat ke arah Elena yang masih terdiam di atas.

" Ayo Elena, kita sarapan.. " Ajak Jennie.

" Baik non, " Jawab Elena menuruti perintah bosnya itu.

Setelah sampai dimeja makan, mereka pun mulai sarapan berdua. Terkadang Elena melirik ke arah bos nya itu dan dia merasa hari ini Jennie jauh lebih cantik dan seksi dari sebelumnya. Namun Elena tak berani menatap Jennie karna ia merasa hal tersebut tidak sopan jika ia melakukannya.

" Enak ya jadi Bella, punya teman sebaik kamu,. " Ucap Jennie tiba-tiba.

" Hal yang biasa aja kok non, " Jawab Elena.

" Gak lah, kebanyakan teman kan cuma ngucapin saja, tak perlu repot-repot menyiapkan acara, apalagi rela pakai uang sendiri. " Ucap Jennie lagi.

" Tapi kan non yang membayar semuanya. " Jawab Elena.

" Ya kan niat awalnya kamu yang ingin membayarnya kan..?? Kamu sebaik itukah kepada temanmu..?? " Tanya Jennie.

" Gak kesemuanya kok non, cuma yang saya anggap akrab saja " Jawab Elena dengan polos.

" Yakin..?? " Tanya Jennie sambil memberi senyuman.

" Apanya yang yakin non..?? " Tanya Elena lagi. Namun jennie hanya menjawab senyuman sambil geleng-geleng kepala.

" Apakah kita bisa berteman setelah ini..??" Tanya Jennie sambil menatap mata Elena.

" Maksudnya non...?? " Tanya Elena sambil mengerutkan dahi, karna bingung dengan pertanyaan bosnya itu.

" Ya, seperti pertemanan kamu dan Bella, " Tanya Jennie dengan serius. Elena yang terkejut dengan pertanyaan Jennie hanya menjawab dengan mengangguk saja.

" Ok kalau begitu, kalau diluar kantor kamu bisa panggil namaku saja, lagi pula kita juga seumuran, dan gak perlu pakai kata formal, terkecuali di kantor, bagaimana..?? " Ucap Jennie.

" Tapi saya agak segan dan itu saya merasa tidak sopan non, " Jawab Elena.

" Bagaimana caranya agar saya bisa sama seperti posisi Bella ..? " Tanya Jennie. Elena terkejut dengan pertanyaan tersebut..

" E ... " Jawab Elena gelagapan.

" Maaf maksudku, bagaimana caranya agar kamu bisa sama menganggapku teman seperti Bella..?? " Ucap Jennie sambil meluruskan pertanyaannya.

" Eeh, tidak ada caranya non, " Jawab Elena yang masih terkejut dengan pertanyaan Jennie tadi.

" Berarti mulai hari ini, selain didalam kantor kita saling panggil nama, ataupun bisa berbicara dengan bahasa kamu & aku, " Jawab Jennie

" Iya, non " Jawab Elena.

" Panggil aku Jennie oke..!! " Ucap Jennie mempertegas.

" Baik Jenn, " Ucap Elena, meskipun menurut agak terpaksa ia tetap menuruti perintah Jennie.

sedangkan Jennie, dengan semua yang ia lihat membuatnya selalu ia ingat ketika ia melihat wajah Elena, entah perasaan apa yang ada pada Jennie saat ini, yang pasti ia sangat terkejut dan agak sedikit gugup apabila bertatap wajah dengan Elena. Elena memang memiliki pesona menarik yang bisa memikat sesama jenis, karena memiliki tubuh yang tinggi dan postur tubuh seperti pria, bahkan dada dan perutnya pun rata, terlebih sorot matanya yang tajam membuat wanita canggung saat di depannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!