Eps 5

" aah tidak,, aku hanya ingin lihat keadaanmu, bagaimana sudah baikan..?? " tanya Jennie khawatir.

" sudah Jen, terimakasih sudah mengkhawatirkan.. " jawab Elena.

" mm, ya sudah kamu lanjutkan istirahatnya, aku juga mau tidur.. " ucap Jennie sambil berlalu keluar kamar.

" iya terimakasih jen, " jawab Elena sambil tersenyum.

Jennie pun pergi ke kamar tidurnya untuk tidur siang, sedangkan Elena tidak melanjutkan tidurnya melainkan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih.

ketika sampai di dapur Elena melihat ibunya Jennie sedang memotong sayuran untuk dimasak.

" kamu sudah bangun rupanya, bagaimana keadaanmu El, apakah sudah membaik..?? " tanya ibunya Jennie.

" sudah bu, " jawab Elena sambil menuang air ke dalam gelas.

" Syukurlah, kalau masih pusing istirahatkan lagi saja dikamar.. " ucap ibunya Jennie sambil terus memotong sayuran.

" sudah tidak bu, setelah tidur tadi pusing dan jualnya sudah hilang.. " jawab Elena dan dilanjutkan meminum segelas air.

" boleh saya bantu bu masaknya..? " tanya Elena kepada ibunya Jennie.

" gak perlu repot- repot, kamu istirahat saja atau tiduran di ruang TV.

" gak kok bu, gak apa-apa biar saya bantu, kebetulan di kost pun saya sering masak sendiri ketimbang beli.. " jawab Elena sambil mengambil pisau yang dipegang Ibunya Jennie.

" kamu bisa masak..?? masakan apa yang biasa kamu masak..? " tanya Ibunya Jennie sambil mengerutkan dahi.

" hanya sekedar masakan rumahan biasa, seperti sop, pasta, ikan & ayam goreng.. " jawab Elena sambil memotong sayuran.

" hebat kamu, nanti lain kali kamu ajarkan juga Jennie masak ya.. " ucap Ibunya Jennie.

" hehe, kalau itu saya gak bisa janji bu.." jawab Elena sambil tertawa kecil.

" iya, setidaknya ajarkan Jennie menghidupkan kompor walaupun satu kali dalam hidupnya, hahaha.. " Ibunya Jennie tertawa menggoda Elena.

" oh ya El, ada yang mau saya tanyakan.. " ucap Ibunya Jennie.

" apa bu..?? " jawab Elena penasaran.

" apa kamu pernah melihat Jennie punya teman pria..?? " tanya Ibunya Jennie kepada Elena.

" kalau rekan kerja banyak bu, " jawab Elena.

" eh, bukan itu maksud saya, teman kencan atau semacamnya...?? " tanya Ibunya Jennie penasaran, sambil terus memasak.

"setahu saya tidak ada, karna hampir setiap hari selama kurang lebih 15 jam saya selalu mendampingi nona Jennie, tidak pernah melihat nona Jennie kencan atau jalan dengan pria kecuali rekan kerja, itupun bersama saya.. " jawab Elena menjelaskan.

" oooh ,, kalau begitu kamu bisa bantu saya..?" tanya Ibunya Jennie kepada Elena.

" apa bu..?? " tanya Elena.

" saya berniat menjodohkan dan mempertemukan Jennie dengan David, tapi Jennie selau beralasan sibuk, kamu bisa pertemukan mereka..??" ucap Ibunya Jennie sambil menjelaskan maksudnya.

" bisa saja bu, tapi untuk saat ini kantor kita memang sedang sibuk-sibuknya, apalagi ditambah sekarang non Jennie sedang mencari ide ingin membuat produk makanan, jadi saya rasa kalau saat ini non Jennie belum ada waktu luang. " ucap Elena .

" tapi hari ini kalian bisa cuti dia hari..?? " tanya Ibunya Jennie.

" sejujurnya ini cuti dadakan ,tanpa ada rencana.. " jawab Elena.

" ooh, kalau begitu kapan kalian ada waktu..? " tanya Ibunya Jennie lagi.

" belum pasti, tapi nanti kalau ada waktu luang akan saya kabarkan ke ibu.. " jawab Elena meyakinkan Ibunya Jennie.

" baiklah, pokonya kamu segera hubungi saya ya,, " ucap Ibunya Jennie menegaskan.

" baik bu pasti saya hubungi.. " jawab Elena sambil menuang masakan yang sudah matang kedalam mangkuk.

" masakan sudah hampir selesai, kamu istirahat lagi sana biar syaa yang lanjutkan.. " ucap Ibunya Jennie kepada Elena.

" biar saya bantu sampai selesai bu, " jawab Elena.

" terimakasih el, oh ya.. bagaimana dengan kuliahmu..?? " tanya Ibunya Jennie.

" untuk saat ini saya sudah berhenti kuliah, tapi mungkin lain waktu saya akan melanjutkannya.. " jawab Elena sambil tersenyum.

" apa mungkin ini salah satu alasan kamu bicara di telepon kepada saya saat bulan lalu, meminta pendapat bahwa kamu ingin berhenti jadi sekertaris..?? " tanya Ibunya Jennie ingin tau. ( jadi saat satu bulan yang lalu, Elena berniat menelpon Ibunya Jennie meminta pendapat bagaimana kalau dia berhenti sebagai sekertaris pribadi Jennie dan hanya menjadi supirnya saja. karna beberapa bulan ini perusahaan sedang sibuk, sehingga membuat Elena tidak bisa fokus pada satu pekerjaan.

" tidak bu,, sebenarnya tidak ada sangkutannya dengan kuliah, hanya saja menjalani 2 pekerjaan itu cukup sulit bagi saya. " jawab Elena menjelaskan.

"kesulitan apa yang kamu alami saat ini el..??"

tanya ibunya Jennie sambil membawa makanan yang sudah matang ke meja makan.

" jujur saja, saya tidak bisa fokus dengan ide-ide baru saya, kita terlalu sibuk dijalan sehingga fokus saya hilang, sedangkan perusahaan membutuhkan ide-ide yang bagus. " jawab Elena menjelaskan.

" saya setuju tentang itu, seharusnya pekerjaan supir dan sekertaris itu memang harus dipisahkan. " jawab Ibunya Jennie menyetujui perkataan Elena.

" tapi jika kamu keluar apakah kamu sudah menyiapkan penggantinya yang seperti kamu..?? " tanya Ibunya Jennie lagi, memastikan apabila Elena tak jadi sekertaris Jennie lagi, apakah sudah ada penggantinya.

" untuk saat ini saya belum mencarinya, karna kami masih sibuk dan saya juga belum berani bicara tentang ini dengan non Jennie, jadi saya belum tau dia setuju atau tidak. " jawab Elena sambil mengangkat masakan terakhir kedalam wadah dan membawanya ke meja makan.

" bagaimana jika di sela - sela makan malam, ibu bantu mulai obrolan masalah ini..?? " ucap Ibunya Jennie memberi ide.

" tidak perlu sekarang bu, saya belum siap menghadapi non Jennie, saya takut dia marah. apalagi kalau dia marah, dia tidak akan berbicara sama sekali kepada saya, dan membuat saya bingung.. " ucap Elena menjelaskan sikap bosnya tersebut.

" hahahaha.. anak itu masih tidak berubah ya sifatnya, ya sudah pokoknya nanti saya bantu kamu untuk bicara, akan saya beri pengertian kepada Jennie tentang maksudmu.. " ucap Ibunya Jennie sambil tertawa mendengar tingkah laku anaknya.

" terimakasih banyak bu,, " jawab Elena berterima kasih sambil tersenyum tenang yang dibalas senyuman dan anggukan dari Ibunya Jennie.

setelah selesai masak merekapun membereskan semua bekas masak di dapur, setelah itu Elena pergi ke halaman rumah yang kebetulan ada gazebo dari bambu dan ia pun duduk di sana sambil memainkan handphonenya.

Di sisi lain, Jennie yang berada di kamarnya sedang berdiri di depan jendela kamarnya tak sengaja melihat Elena dari jauh, dan rupanya tak sengaja pula Jennie mendengar percakapan Ibunya dan Elena.

setelah mendengar perbincangan tersebut Jennie mulai berfikir untuk mempertimbangkan apa yang di maksud oleh Elena. Tak lama kemudian Jennie menelpon salah satu karyawannya agar membuka lowongan pekerjaan melalui media sosial untuk sekertaris berpengalaman dengan spesifikasi yang mirip dengan kinerja Elena, dan memintanya untuk tidak memberitahukan kepada Elena terlebih dahulu.

Tanpa Jennie sadari setelah beberapa lama menatap Elena, ia tersenyum bahagia, entah apa yang ia rasakan. Yang ia tau entah mengapa melihat wajah Elena membuatnya tenang.

" tukk.. tukk.. tukk.. " suara ketukan pintu kamar Jennie yang membuatnya melepaskan tatapannya tersebut lalu berlalu pergi menuju pintu kamar untuk membukanya.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!