Tidak Menyerah

"Dayton Delamo, ternyata kau tidak ada kapok sama sekali yah. Masih sama yah seperti pemimpin yang lemah ups.. Hahaha... " Vallen dengan sengaja menghina dirinya dan ia segera pergi meninggalkan laki-laki itu.

Vallen menyuruh orangnya untuk lebih dulu, karena dia bisa mengatur kondisi ini. Walaupun pengawal disana terlihat takut tapi lebih takut lagi Vallen. Akhirnya mereka menurut.

Hingga Vallen ingin berjalan kembali, tiba - tiba dia mendapat serangan. Dengan cepat dirinya menghindari dan tersenyum menatap remeh pria yang mencoba menyerangnya.

"Ternyata kau memang bajingan sialan, bahkan sudah ku beri tahu denganmu agar rubah sikap sombongmu itu." Sinis Vallen.

"Tidak usah berpura-pura menjadi baik ******, kau memang wanita ****** yang sedang menjilat hidung pria belang selama ini." sinis pria itu.

"Oh rupanya kau iri?" Vallen menantang Dayton.

"Sialan... Bugh.. bugh... " Dayton menghajar Vallen habis-habisan.

Vallen dengan cepat menahan serangan yang Dayton berikan hingga akhirnya Vallen kesusahan menggunakan karena temannya tiba-tiba ikut menyerang.

Vallen terjatuh untuk pertama kalinya, dia berpikir tidak seperti biasanya tenaga mereka cukup baik.

"Kau jangan pernah mencoba melawan ku ******, mulai hari ini kau harus tunduk denganku! DAN CIUM KAKIKU SEKARANG JUGA!!!" Bentak Dayton kepada Vallen yang tengah mengatur nafas.

Vallen tak sudi tunduk dan juga mencium kaki busuk Dayton, akhirnya berdiri menatap remeh Dayton dan senyum licik.

"Jangan kepedean deh jadi orang, kakimu busuk. Dari baunya saja memang sudah bau dan BUSUK seperti orangnya." jawab Vallen tersenyum.

"DASAR ****** SIALAN!!!" Dayton mengeluarkan pistol, Vallen tidak takut sekalipun.

"KAU HARUS MATI SIALAN!!!" emosi Dayton memuncak dan menembak Vallen.

Vallen dengan mudah menghindari tembakan pistol tersebut, tak lupa di tersenyum seperti pria di depannya ini harus segera dia kirim ke alam lain.

"Sudahlah kau membuang waktu saja, lebih baik kau istrahat dan belajar pria BODOH!" Vallen segera berjalan meninggalkan Dayton dengan mata iblisnya dia berlari ke arah berlawanan untuk menghabisi Vallen segera.

Dibalik sana dua pria dingin tajam saling menatap dan Albert tersenyum licik begitu menarik sekali pemandangan yang baru saja dia lihat.

"Tuan apa kita harus menolong gadis itu?" tanya Mike karena dia mereka Dayton sudah dalam mode iblis.

"Kita lihat dulu Mike, tidak perlu mengkhawatirkan orang yang seperti itu." jawab Albert segera berjalan mengikuti Vallen yang sudah lebih dulu.

'Dayton sialan, tanganku jadi terluka gara-gara dia awas saja kau ya. Aku kesini ingin berbaik hati, tapi kau sendiri yang mengibarkan kekacauan ini.'

Langkah Vallen terhenti, dia merasa ada orang yang mengikutinya. Dia segera melihat kedepan, dan ternyata benar.

'Dasar pria bodoh, ingin menjebak ku tapi kau sendiri yang akan memakan jebakanmu itu sendiri.'

Vallen tersenyum saat Dayton bersembunyi dibalik tembok tinggi itu. Dia terus berjalan santai seperti tidak ada beban karena harus kembali ke mansion jika tidak ayahnya sudah pasti mencarinya.

"Sepertinya kau ****** yang sudah bosan hidup yah?" jawab pria bertubuh besar di depannya ada 5 orang menghampiri Vallen.

"Kau cukup cantik, bagaimana kalau kita bermain lebih dulu?" salah satu pria menarik pinggang Vallen dan memeluknya.

Langsung Vallen menghajar mereka semua, namun seperti ini salah disana juga ada Dayton membawa besi baja Vallen menelan ludah sangat kasar.

"Dasar bajingan ini, benar membuatku sangat muak."

Dayton melempar dan memukul Vallen dengan tongkat besi saat dia orang menyerangnya. Namun ada tendangan laki-laki yang menjatuhkan besi tersebut.

Ya Albert dan juga Mike ikut turun membantu, kini mereka semua menyerang hingga tergeletak semuanya. Kiara merasakan sakit di lengan tangannya karena luka jatuh tadi dipukul dengan besi tadi oleh pria tua ini.

Vallen tampak acuh kepada mereka, dia juga enggan mengucapkan terimakasih atau apapun segera berjalan dan menginjak-injak perut Dayton yang.

"Lihat, bahwa semesta tidak pernah mengizinkanmu untuk membuatku lemah. Dan kau tetap BODOH DAYTON DELAMO."

"Awas saja kau ******, aku akan membalasmu dan membuatmu bersujud di kakiku." geram Dayton.

Vallen melirik Albert dan Mike yang menatap tajam dirinya, namun Vallen tidak peduli segera dia belari menuju mobil pengawal.

"Apa kita perlu mengejarnya?" tanya Mike dengan Albert.

"Apa dia wanita buruk kemarin?" tanya Albert karena ia terpesona melihat Vallen yang tampil beda hari ini.

Dari jauh saja Vallen sudah cantik, dan semakin dilihat dari dekat membuat dirinya terus menatapnya seperti tertarik magnet dengan Vanita itu sendiri.

"Saya akan mencari informasi tentang wanita itu tuan." jawab Mike segera mencari informasi tentang Vallen.

"Kita pergi sekarang, mengejar dirinya sebelum jauh dari sini." jawab Albert ikut lari mengejar Vallen.

'Duh pria itu lagi terus mengikutiku. Maunya apa sih, atau jangan - jangan dia memang hidung belang. Astaga Tuhan bagaimana ini, kenapa lagi supir mobil tadi. Bahkan aku sendiri tidak tau alamat mansionku sendiri. Bodohnya aku.'

Vallen berjalan cukup cepat hingga langkahnya di imbangi dengan Albert lalu menarik tangannya.

"Awwww.... sakit brengsek!" Albert memang lengan dimana tadi sempat terkena pukulan.

"Lepas tanganmu yang kotor dariku!" jawab Vallen menatap tajam dirinya.

Seketika Albert langsung melepaskan tangan jelek wanita ini, dan menatapnya tajam.

"Apa kau tidak pernah bersekolah cara terimakasih?" jawab Albert menatap remeh Vallen.

"Ha?" jawabnya bingung.

"Tuanku sudah menolong Anda, harusnya Anda harus berterimakasih karena Tuanku sudah membantu Anda tadi." jelas Mike di samping Albert.

"Oh, kurasa aku tidak butuh pertolongan tadi bahkan aku juga tidak butuh bantuan." jawab Vallen tersenyum.

Albert melihat senyum itu entah mengapa senyuman itu memiliki arti tanda tanya jika orang paham. Bahkan bisa dilihat kalau orang mengetahui hanya beberapa senyuman yang diberikan gadis didepannya ini sangat berbeda dengan sebelumnya.

"Kau dapat pakaian seperti ini darimana? Kau mencuri?" tanya Albert karena dia memakai baju yang memiliki kualitas dan harga yang sangat tinggi.

"Apa itu penting untukmu? Kurasa tidak penting. Oh seperti aku harus segera pergi. Sampai jumpa bajingan dahh..."

Kiara sengaja mengatakan kasar agar pria itu merasa marah dengannya. Karna dia juga ikut campur dengan urusannya tadi.

"Kita pulang sekarang, ayah pasti mencariku." jawab Vallen dengan supirnya dan segera menuju ke mansion.

"Mike pasti kau tau harus melakukan apa?" jawab Albert sembari menatap kepergian mobil tersebut.

"Sudah tuan muda, sekarang kita kembali tuan muda." jawab Mike segera menuju mobil yang sudah di jaga oleh pengawalnya.

Albert hanya berdiam diri di mobil, dia bepikir bisa - bisa dia ikut campur urusan wanita tidak jelas iku. Ia juga muak dengan tata krama wanita itu tidak mempunyai kepribadian yang baik sekali.

'Pasti dia memang simpanan hidung belang, dasar ****** sialan.'

Albert mengingat kata Dayton yang sempat mengatai Vallen ****** dan dia hidup dengan pria hidung belang.

'Untuk kedua kalinya pertemuanku dengannya sangat buruk sekali. Aku tidak akan pernah melihatnya lagi. Menjijikkan sekali dirinya.'

"Tuan muda, sepertinya besok tuan besar akan datang ke mansion. Beliau sudah memberitahu Anda tapi katanya Anda tidak membalas pesannya tuan."

"Sengaja memang, aku sangat malas sekali bertemu dengan mom apalagi dad juga."

"Ampuni saya tuan, saya hanya memberitahu saja."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!