Setelah menempuh perjalanan selama hampir tiga jam, mobil yang membawa sosok wanita dengan raut wajah pucat, tak lain adalah Ana Maria bersama dengan pria di balik kemudi merupakan sang detektif, telah tiba di pelataran rumah sakit kecil yang ada di Bandung.
Boby Setiawan yang baru saja memarkirkan mobil, kini sudah mematikan mesin dan melepaskan seatbelt.
Kemudian menoleh pada sosok wanita yang berada di sebelah kirinya dari tadi hanya diam membisu sambil memalingkan wajah.
“Ini rumah sakitnya, Nyonya Ana. Saya baru mendapatkan kabar jika wanita itu masih pembukaan lima yang kemungkinan besar nanti malam akan melahirkan. Sekarang Anda bisa menemui suami dan wanita itu di ruangan UGD.”
Tentu saja Ana sudah mengetahui hal itu karena memang dari tadi tidak tidur dan selama perjalanan tadi merasa kebingungan harus berbuat apa.
Apakah ia akan mengamuk pada sang suami karena telah berselingkuh darinya? Ataukah menarik rambut wanita yang telah merebut suaminya karena ia tidak bisa hamil?
Ana kini menoleh ke sisi sebelah kanan dan mengembuskan napas kasarnya. “Menurutmu, apa yang harus kulakukan? Apakah nasib wanita yang tidak bisa memberikan keturunan untuk suami selalu berakhir mengenaskan sepertiku?”
“Apakah aku boleh marah atas takdir burukku yang tidak bisa memberikan anak untuk suamiku?” Meskipun nada suara Ana terdengar diliputi oleh amarah, tetapi lebih menyayat hati bagi siapapun yang mendengarnya.
Begitu juga dengan Boby Setiawan yang saat ini hanya bisa menelan saliva dengan kasar saat mendapatkan pertanyaan yang membuatnya merasa kebingungan untuk berkomentar karena belum pernah menikah.
Meskipun tidak bisa dipungkiri jika tujuan utama pasangan menikah selain menyatukan dua hati untuk menyempurnakan ibadah, juga hal lain adalah ingin memilki keturunan.
Namun, tidak mungkin ia semakin menyakiti hati sosok wanita yang sedang hancur dan terluka setelah mengetahui pengkhianatan sang suami.
“Maaf, Nyonya Ana. Saya belum menikah, jadi tidak tahu harus menjawab apa. Lebih baik Anda ikuti kata hati saja. Apakah memilih untuk meninggalkan suami atau tetap bertahan?”
Tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, tentu saja membuat wajah Ana kembali memerah dengan amarah mewakili perasaannya saat ini.
Bahkan ia belum bisa berpikir tentang dua pilihan itu karena satu-satunya hal yang ingin diketahui adalah kenapa pria yang selama ini terlihat sangat mencintainya mengkhianati pernikahan.
‘Seharusnya kau menceraikan aku dulu sebelum memilih bersama wanita lain, Christian. Jika seperti ini, kau telah menyakiti dua hati yang tidak bersalah. Aku yakin jika wanita itu pun tidak tahu jika kau sudah memiliki istri. Namun, jika dia sudah tahu, tapi tetap menerimamu, sepertinya aku tidak bisa diam saja pada pelakor.'
“Aku akan membuat perhitungan pada wanita sialan itu,” ucap Ana yang saat ini memilih untuk membuka pintu mobil dan beranjak keluar.
Ia yang sudah mengetahui bahwa wanita itu dipanggil Laura oleh suaminya, kini memilih untuk melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke lobi rumah sakit tanpa menunggu sang detektif.
Tanpa memperdulikan apapun lagi, ia tidak menoleh ke belakang lagi dan fokus menatap ke depan dan begitu bertemu dengan wanita berseragam putih, langsung bertanya di mana letak ruangan UGD.
Begitu mengetahui tempatnya, Ana kembali berjalan dengan perasaan berkecamuk dan membuncah.
Bahkan jantungnya kini berdetak kencang melebihi batas normal saat sebentar lagi bertemu dengan sosok pria yang paling dipercaya dan cintai tengah menemani wanita lain yang akan melahirkan.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 279 Episodes
Comments
Mr.VANO
mulai tertarik thor cerita novelmu
2023-03-30
1