GPN 04

"Ekhmmmmm"

Deheman tuan Arkha sontak saja membuat suasana di meja makan menjadi kaku kembali, bahkan terkesan dingin aku baru tau ternyata tidak boleh ada yang mengeluarkan suara sepatah katapun saat kami tengah makan, sebelum makanan itu habis.

Suasana hening terasa kulihat tuan Arkha bangkit dan berlalu begitu saja tanpa ada kata pamit.

"Habiskan makanan kalian lalu kembali ke rumah masing masing , jangan ada yang mengobrol" Ujar kak Marisa lalu dia bangkit dan pergi juga dari meja makan.

"Santai aja Ir, di rumah ini kamu harus kuat mental, dia orang nya memang begitu agak judes, kamu jangan terlalu dekat atau buat masalah dengan dia ya Ir pokonya jauh jauh deh, bicara seperlunya aja" aku mengangguk mengerti, beruntung di rumah ini masih ada orang yang ramah selain para pelayan.

"Kak Rania rumah nya yang mana?" tanya ku. Setelah selesai menghabiskan makanan.

"Yang warna pink, yang warna ungu itu rumah Marisa, aku pamit yah sudah selesai besok kita bisa mengobrol lagi" ucapnya sambil berlalu meninggal kan ku sendirian di meja makan, karena aku sudah selesai makan akupun segera pergi menuju ke rumah ku, di pintu keluar sudah ada Ella yang menungguku.

"Sudah selesai makan nya nyonya?" Tanya nya, sambil menatap ku Ella tipe orang yang murah senyum ternyata hampir setiap aku dengan nya dia selalu tersenyum.

"Sudah El, kamu sudah makan?" tanya ku balik sambil menatap wajah manisnya.

"Gak usah di tanya, saya paling cepet makan nya nyonya " aku tersenyum mendengar ucapan nya. kami pun pergi meninggalkan rumah utama dan kembali ke rumah minimalis ku.

"Apa kamu akan tidur di sini juga El?" Tanya ku pada Ella saat kami sudah sampai di rumah.

"Enggak nyonya, tugas saya dari membangunkan nyonya waktu pagi, menemani nyonya waktu siang, sampai nyonya tertidur lagi, setelah nyonya tidur saya pergi dari sini dan kembali ke rumah khusus untuk pelayan" Aku mengangguk mengerti ternyata di sini sangat tertib.

"Nyonya ganti baju dulu pake ini" aku mengernyitkan kening saat melihat baju berwarna merah cerah berbahan tipis itu.

"Baju model apa ini El, aku gak mau pake ini nanti masuk angin carikan piyama aja" tolakku dengan halus lagian untuk apa aku memakai baju tipis begitu membuat ku kedinginan saja pikirku.

"Kalau seandainya nanti tuan masuk ke rumah ini, tuan melihat anda sudah cantik nyonya" aku menatap Ella tak mengerti.

"Gak usah berbelit belit deh El, maksud kamu apa? Tanya ku.

" Ini kan malam pertama anda " aku membelalak kaget aku baru inget kalau aku sudah menikah dan ini malam pertama ku apa dia akan datang menemui ku malam ini sungguh aku gak siap kehilangan kesucian ku di saat usiaku masih belia.

***

Pagi hari menyapa, malam yang begitu membuat ku takut akhirnya terlewati juga untung nya tuan Arkha tidak datang malam ini menemui ku untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang suami.

"Selamat pagi nyonya," aku menoleh ke arah pintu, di sana sudah berdiri Ella dengan senyum nya kemudian menghampiri ku yang masih bergelung di bawah selimut.

"Pagi Ell " ucapku dengan suara khas bangun tidur, ku lihat matahari belum keluar dengan sempurna langit masih terlihat berwarna oranye.

"Nyonya bangun yuk, jam 7 pagi nyonya harus sudah kumpul di meja makan untuk sarapan bersama dengan 2 istri tuan Arkha juga tuan Arkha, jangan biarkan mereka menunggu biar anda gak kena semprot sama nyonya Marisa" ucapnya membuat ku langsung duduk di atas tempat tidur mengumpulkan serpihan serpihan nyawa yang belum kembali seutuhnya.

Setelah kesadaran ku kembali dengan sempurna aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi sementara Ella dia mulai membereskan tempat tidurku.

"Hmmmm, rasanya enak sekali andaikan begini seterusnya " aku menghirup dalam dalam wangi aromaterapi yang ku tuang kan bersama dengan sabun ke dalam bathtub, ku main kan busa busa lembut ini sampai ketukan pintu menyadarkan ku.

"Nyonya apa anda baik baik saja kenapa anda mandi lama sekali" Teriak Ella dari balik pintu.

"Ya El, aku baik baik aja " teriaku dari dalam. aku segera keluar dari bathtub dan mengguyur tubuh ku di bawah shower, setelah selesai segera ku keluar dari dalam kamar mandi.

"Nyonya anda mandi hampir 1 jam, ngapain saja di dalam?" Aku terkejut saat mendengar ucapan Ella.

"Apa aku mandi selama itu ya ampun aku merasa mandi hanya 15 menit seperti biasanya El" ternyata selama itu aku mandi aku terlalu asyik terbawa suasana yang begitu memenangkan di dalam sampai lupa jika aku mandi terlalu lama.

"Saya sudah siapkan pakaian Anda nyonya, sekarang pakai lah waktu sudah setengah tujuh pagi," aku pun bergegas memakai pakaian ku, setelah selesai memakai pakaian juga merias tipis tipis wajahku, akupun keluar dari rumah bersiap pergi ke rumah utama untuk menemui suami juga kakak maduku untuk sarapan bersama.

"Pagi Ir" baru saja aku sampai di kedalam rumah utama, senyuman kak Rania sudah menyambut ku.

"Pagi Kak Rania, kak Marisa kemana ko belum muncul?".tanya ku penasaran saat melihat kak Marisa tidak ada di ruang makan.

" Biasalah dia suka cari perhatian suami kita dulu, meskipun tak pernah di gubris oleh mas Arkha" aku mengernyit heran.

"Mak_"

"Ekhhmmm" ucapan ku terhenti saat ku lihat tuan Arkha berjalan mendekat ke arah meja makan di ikuti oleh kak Marisa di belakangnya.

Meja makan terasa hening sesaat setelah kedatangan tuan Arkha, mengapa dia bisa sedingin itu ya Tuhan.

Selesai makan kulihat tuan Arkha bangkit dari duduknya.

"Aku berangkat dulu, jangan ada yang buat masalah di sini, jika ada yang buat masalah jangan salah kan aku jika aku berbuat hal yang tak pernah terlintas dalam pikiran kalian" ucapannya tegas dan dingin membuat ku bergidik ngeri saja.

Kak Rania memberi ku kode untuk berdiri kemudian kami mengantar tuan Arkha sampai ke pintu utama, terlihat di sana sudah ada Heru asisten pribadi tuan Arkha yang sudah menunggu nya.

"Silahkan masuk tuan" setelah tuan Arkha masuk ku lihat dia meliriku sekilas dengan tatapan tajam nya, hatiku mejadi dag dig dig di buat nya siapa yang mampu melawan pesona tuan Arkha, tapi sikap dingin, tegas juga arogan nya membuat nyali orang menciut.

"Ya Tuhan dia begitu tampan, andai saja sikapnya gak sedingin es balok pasti akan lebih tampan lagi" gumam ku dalam hati.

"Rania, Irni, mamy Alea sore nanti akan datang kalian persiapkan diri, terutama kamu Irni " ucap kak Marisa sambil menatap ku.

"iya kak" hanya itu yang mampu ku ucapkan.

Kak Rania menarik tangan ku membawa ku ke halaman samping, kami duduk di kursi yang menghadap ke arah kolam yang berisi begitu banyak ikan hias.

"Kenapa kakak membawa ku ke sini?" tanyaku polos.

"Kau ini, ya jelas aku ingin mengobrol dengan mu, selama ini di sini selain pelayan ku aku tak punya teman kau tau kan gimana sifat nya Marisa, dia mana bisa di jadikan bestie" ucapnya sambil memberi makan ikan yang di depan kami.

Seperti nya kak Rania sosok yang sangat enak di ajak mengobrol, jujur saja akupun sama tak punya teman menjadi seorang introvert yang sangat susah bergaul menjadikan ku tak punya banyak teman, mereka menjauhi ku karena aku pendiam jarang bicara, aku tidaklah sombong tapi aku sangat sulit menerima kehadiran orang baru.

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

yg pertama comen...

2023-03-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!