Bab 4

1 Minggu kemudian, Sean tak kunjung sadar dan Winda pun sudah seminggu merawatnya. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam dan Winda masih membasuh tubuh Sean.

"Sean sudah seminggu kamu tidur disini, apa kamu tidak bosen bangunlah Sean"ucap Winda.

Winda pun melanjutkan membasuh bagian tangan Sean. saat Winda sedang membasuh tangan Sean tiba-tiba Sean mulai membuka matanya tetapi tidak disadari oleh Winda.

Sean pun sudah sadar dan membuka matanya, ia melihat ke arah Winda lalu tersenyum.

"Sean kamu tau, aku merindukan kejahilanmu, dulu kau sering sekali menjahiliku"ucap Winda.

"Sean bangunlah aku tidak punya siapa-siapa lagi sekarang aku hanya punya kamu, tetapi kau malah pergi dan akan menikah dengan orang lain, rasanya sangat menyakitkan dihatiku aku berusaha untuk ikhlas tetapi tidak bisa, itu sangat menyakitkan di hatiku, ditambah lagi kamu terbaring lemah disini dan itu karnaku andai kamu tidak menemui sebelum pernikahanmu pasti tidak akan seperti itu"ucap Winda yang kemudian menangis.

Sean yang melihat Winda menangis tak tega lalu berusaha menggerakkan tangannya tetapi tidak bisa. ia pun menatap Winda dengan mata yang menangis.

Winda kenapa aku tidak bisa menggerakkan tanganku"batin Sean. Sean pun berusaha memanggil Winda tetapi tidak ada suara yang keluar sama sekali.

Winda suaraku hilang, Winda lihatlah aku aku butuh bantuanmu"batin Sean. Sean pun menatap Winda lalu meniup rambut Winda dan membuat rambut Winda menutupi matanya.

"Aduh.. gak ada angin kok rambutku terbang sendiri"ucap Winda merapihkan rambutnya. Winda pun belum menyadari bahwa Sean sudah membuka matanya. karna Winda yang tak kunjung melihatnya Sean pun meniup rambut Winda kedua kalinya.

Rambut Winda pun kembali berantakan, Winda pun merapihkan rambutnya lagi lalu menatap kearah Sean.

"Sean kamu sudah sadar"ucap Winda terkejut. Sean pun berusaha untuk mengangguk tetapi tak bisa dan hanya bisa berkedip dengan cepat.

"Sebentar ya aku panggilan dokter dulu"ucap Winda. Winda pun memencet sebuah tombol di samping Sean untuk memanggil dokter setelah itu ia pun menelpon kedua orang tua Sean untuk mengabarin hal itu.

"Halo Winda kenapa apa Sean baik-baik saja"tanya nyonya Selina di dalam telepon.

"Nyonya Sean sudah sadar"jawab Winda dengan penuh gembira.

"Apa... kamu tidak bohongkan"ucap nyonya Selina terkejut.

"Tidak nyonya aku serius, nyonya datanglah sekarang Sean membuat nyonya"

"Baiklah saya akan datang sebentar lagi, cepat panggil dokter dan jaga Sean"

"Baik nyonya"

Sambungan pun terputus, nyonya Selina bersama tuan Andree pun bergegas menuju rumah sakit sementara dirumah sakit, dokter sudah datang.

"Tuan muda anda sudah sadar, syukurlah"ucap dokter itu. dokter itu pun mulai memeriksa keadaan Sean.

Selesai memeriksa Sean.

"Nona keadaan tuan muda mulai membaik, setelah 1 jam tuan muda sadar tolong berikan dia makanan untuk menambah tenaga dan tolong berikan obat ini setelah selesai makan, jika terjadi sesuatu panggil saya"jelas dokter itu lalu memberikan kantong yang berisi banyak obat.

"Baik dokter, terimakasih"jawab Winda. dokter itu pun pergi meninggalkan ruangan Sean. Sean pun menatap kearah Winda dan Winda pun mendekatinya.

"Sean syukurlah kamu sudah sadar, apa kamu tau kamu koma selama 1 Minggu setelah kecelakaan itu"ucap Winda.

"Dan maaf, kamu mengalami kecelakaan ini karna aku, andai kamu tidak menemuiku dulu pasti kamu tidak akan seperti ini dan nona Luna tidak akan membatalkan pernikahan kalian"sambung Winda yang kemudian menangis.

Sean pun meniup rambut Winda dan Winda pun menatapnya.

Jangan menangis aku tak rela air matamu berjatuhan seperti itulah"batin Sean. mulut Sean ingin sekali berbicara hal itu tetapi suaranya saja tidak ingin keluar untuk mengatakan hal itu.

"Sean aku tau kamu mau ngomong sesuatu, tapi tolong jangan dipaksakan nanti kamu kesakitan"ucap Winda menatap Sean. Sean pun hanya menatap Winda dengan tatapan sedih.

Ceklek

Saat Winda dan Sean sedang berbicara, kedua orang tua Sean masuk kedalam ruangan itu, Winda pun bangkit dari tempat duduknya lalu menjauh dari Sean. Kedua orang tua Sean pun mendekati Sean.

"Sean sayang, kamu sudah sadar nak, bagaimana keadaanmu apakah sakit nak"ucap nyonya Selina dengan menangis. Sean pun hanya diam dan menatap mereka.

"Mamah minta maaf Sean, mamah tidak bisa menjagamu, apa kamu tau nak, Luna dia sudah membatalkan pernikahan kalian bahkan dia akan menikah dengan orang lain sekarang"ucap nyonya Selina sambil menangis.

Biarkan saja mah, aku tidak akan sedih dengan kabar itu justru aku senang, aku harap aku bisa bersama Winda Sekarang, aku hanya ingin Winda mah"batin Sean.

"Sean, mulai sekarang jangan pernah kamu berhubungan lagi dengan Luna ataupun keluarganya, dan jika Luna mendekati mu ataupun meminta kembali lagi denganmu papah harap kamu menolaknya"ucap tuan Andree.

"Dah ya, papah sudah mencari dalang dari penyebab kecelakaan kamu"ucap tuan Andree sambil melirik tajam kearah Winda. mendapatkan lirikan tajam tuan Andree Winda pun menunduk dengan ketakutan.

"Gara-gara dia kamu kecelakaan, andai saja kamu tidak menemuinya kamu tidak akan seperti ini, dia pasti sudah menyuruhmu untuk menemuinnya"sambungan tuan Andree.

Pah kenapa papah menyalahkan Winda, Winda tidak salah pah aku sendiri yang mendatangi Winda, Winda tidak salah pah"batin Sean yang tidak terima Winda disalahkan.

"Sean mamah dan papah sudah menghukumnya sekarang, dia akan mengurus dan menjagamu sampai aku sembuh, dan maaf nak agar papah dan mamah tidak malu karna pernikahan kamu dengan wanita gila itu dibatalkan kami memutuskan kamu akan menikah dengan Winda"ucap nyonya Selina.

Mendengar perkataan ibunya Sean pun gembira dan memancarkan wajah ceria, Jika itu hukuman untuk Winda aku menerimanya pah mah, aku ingin bersama Winda sekarang bukan yang lain"batin Sean.

"Sean papah akan mencarikan alat untukmu berbicara saat menikah nanti, kalian akan menikah besok semuanya sudah kami persiapkan dan kalian akan menikah di rumah sakit"ucap tuan Andree. Winda pun hanya diam dan Sean pun tersenyum.

"Winda pergilah, kamu bisa makan atau jalan-jalan sebentar biar Sean saya yang menjaga"ucap nyonya Selina.

"Baik nyonya"ucap Winda. Winda pun menatap kearah Sean dan mata Sean pun seolah-olah tidak mengizinkan Winda untuk pergi tetapi Winda tak mengerti dan dia pun pergi meninggalkan Sean bersama kedua orang tuanya.

Setelah Winda pergi, Sean pun menjadi murung. Nyonya Selina pun duduk di sebelah Sean lalu membelainya.

"Sean, 1 Minggu yang kau dokter bilang pada mamah dan papah kalau kamu mengalami lumpuh total, kamu tidak bisa berjalan nak bahkan kamu hanya bisa tiduran saja seperti ini, makanya mamah meminta Winda untuk mengurusmu sekali Winda juga seorang dokter."ucap nyonya Selina dengan menangis. Sean pun terkejut mendengar hal itu.

"Mamah dan papah tau kamu pasti tidak mau seperti ini tapi kami akan berusaha menyembuhkan kalian, untuk perusahaan sementara ini papah dan mamah yang mengurusnya"ucap tuan Andree.

"Setelah kamu keluar dari rumah sakit, mamah akan mencarikan dokter yang terbaik untuk menerapi kamu agar bisa berjalan lagi, kamu yang sabar ya nak"Ucap nyonya Selina.

"Oh ya apa kamu tidak keberadaan dengan pernikahahmu dengan Winda, jika kamu keberatan kamu bisa kedipkan mata kamu secepatnya jika tidak kedipkan dua kali saja"sambungan nyonya Selina. Sean pun mengedipkan matanya dua kali.

"Baiklah jika kamu tidak keberatan, mamah akan menyiapkan pernikahan kalian, Sekarang istirahatlah sambil menunggu Winda kembali"

Sean pun memejamkan matanya kembali dan kedua orang tua Sean pun tetap disisi Sean untuk menjaganya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!