Malam harinya, Winda sudah kembali dari rumahnya dan saat ini ia sedang membasuh seluruh tubuh Sean dengan air hangat, sementara kedua orang tua Sean mereka sudah kembali ke kediaman mereka untuk mengurus perusahaan mereka.
Saat sedang membasuh bagian muka, Winda menatap wajah Sean.
"Sean, kapan kamu bangun apa kamu akan tidur seperti ini terus, aku merindukanmu aku merindukan suaramu, Sean cepatlah bangun"ucap Winda kepada Sean tetapi Sean hanya diam tak tak menjawab. Winda pun melanjutkan membasuh tubuh Sean sambil mengungkapkan isi hatinya kepada Sean.
Jam 9 malam, Winda sudah membersihkan tubuh Sean dan kini Sean seharusnya sudah merasa nyaman karna tubuhnya yang sudah bersih itu. Winda pun memutuskan untuk makan makanan yang ia beli dijalan.
"Sean apa kamu tidak laper, kamu tidur saja dari tadi ayo bangunlah"ucap Winda sambil makan.
"Sean aku kangen saat kamu menyuapiku dulu, kamu selalu memaksaku untuk makan walaupun aku menolaknya"
Winda pun berhenti makan lalu menatap kearah Sean yang terbaring itu, Winda pun menatap Sean dengan sangat dalam lalu menangis singkat setalah itu melanjutkan makannya.
Selesai makan, Winda pun duduk di sebelah Sean sambil memainkan tangannya. Winda memainkan tangan Sean dengan menggelitik dan mencubitnya agar saraf bagian tangan Sean bisa pulih kembali. Winda adalah seorang dokter sama seperti ayahnya, dia adalah seorang dokter ahli saraf sedangkan ayahnya adalah dokter spesialis jantung, ayah Winda memiliki rumah sakit besar di kota itu dan sekarang rumah sakit itu sudah menjadi milik Winda karna ayahnya yang sudah pergi sedangkan ibu Winda, semasa hidupnya dia juga bekerja sebagai sekertaris di perusahaan ayah Sean tetapi setelah Winda lahir ibunya pun berhenti dari pekerjaannya itu lalu membangun sebuah butik untuk pekerjaan sampingannya sambil merawat Winda kecil dan ayahnya.
Winda pun terus memainkan tangan Sean dan Sean pun masih saja diam dan menutup matanya itu. Winda pun memutuskan untuk menyudahi aktivitas itu lalu memutuskan untuk tidur di kasur sebelah Sean.
Pagi berikutnya, Winda terbangun pukul 04.30 pagi ia pun langsung pergi ke kamar mandi untuk berwudhu lalu sholat, saat sholat Winda tak lupa mendoakan Sean agar cepat sadar dan pulih.
Selesai sholat, Winda pun memutuskan untuk mandi lalu setelah itu mengambil air hangat untuk memandikan Sean.
Pukul 07.00 pagi, Winda duduk di sebelah Sean sambil memainkan tangan Sean.
Ceklek
Nyonya Selina ibunda Sean masuk kedalam ruang Sean.
"Winda hari ini kamu akan memilih baju untuk pernikahanmu nanti"ucap Nyonya Selina.
"Iya nyonya"jawab Winda. Nyonya Selina pun memanggil beberapa pelayan untuk membawakan gaun pernikahan untuk dipilih oleh Winda. Nyonya Selina pun menyuruh Winda untuk memilih salah satu.
"Yang mana pilihanmu"tanya nyonya Selina.
"Yang ini saja nyonya"jawab Winda sambil memberikan gaun itu ke nyonya Selina.
"Baiklah jika ini pilihanmu, jaga Sean aku akan kembali beberapa jam lagi"ucap nyonya Selina lalu dibalas anggukan oleh Winda. Nyonya Selina pun pergi bersama pelayan-pelayan itu dan Winda pun kembali duduk di sebelah Sean dan memainkan tangannya kembali.
Siang harinya, Winda tertidur di samping Sean. saat Winda tertidur kedua orang tua Sean pun masuk ke ruang itu.
"Dia disuruh untuk menjaga Sean kenapa dia malah tidur"ucap Tuan Andree.
"Aku akan membangunkannya"ucap nyonya Selina. Nyonya Selina pun mendekat ke Winda lalu membangunkannya.
"Winda bangunlah kenapa kamu tidur tugasmu adalah untuk menjaga Sean bukan tidur, Winda bangun"ucap nyonya Selina membangunkan Winda.
Winda pun terbangun lalu melihat Tuan Andree dan Nyonya Selina menatapnya.
"Maaf nyonya Tuan saya ketiduran"ucap Winda.
"Jangan kebiasaan tertidur seperti itu ingat itu, bagaimana dengan Sean"jawab nyonya Selina.
"Maaf nyonya, Sean sudah saya mandikan dengan kain nyonya Sean juga sudah diberi obat oleh dokter"ucap Winda.
"Baiklah, kami akan menemui dokter dulu jaga Sean jangan tertidur lagi"
"Baik nyonya"
Nyonya Selina dan Tuan Andree pun pergi dari ruangan Sean, dan Winda pun duduk kembali ke sebelah Sean.
Di ruangan dokter, kedua orang tua Sean masuk ke dalam ruangan itu.
"Dokter apakah ada cara untuk menyembuhkan putraku"ucap tuan Andree.
"Untuk saat ini tidak ada tuan, kita harus menunggu putra anda untuk sadar dulu setelah itu anda bisa membawa putra anda untuk terapi saraf"jawab dokter itu.
"Apa terapi itu bisa menyembuhkan putraku dokter"tanya nyonya Selina.
"Maaf nyonya, putra anda mengalami lumpuh total dan juga bagian tangan, kepada, bahkan suaranya sudah tidak berfungsi dan kemungkinan terapi ini bisa menyembuhkan saraf bagian tangan, kepala, dan suaranya saja, untuk kaki dan tulang bagikan belakang itu sangat sulit karna rusak yang sangat parah"jelas dokter itu
Mereka pun terus mengobrol mengenai kesehatan Sean hingga waktu yang tidak tentu.
Sementara diruangan Sean, Winda sedang memainkan tangan Sean sedari tadi.
Ceklek
Seseorang masuk dan melihat kearah Winda dan Sean, Winda pun melihat orang itu.
"Maaf anda siapa"tanya Winda.
"Aku Luna kekasihnya Sean"Jawab seseorang itu yang tak lain adalah Luna.
Deg
Hati Winda seakan sakit melihat kedatangan Luna yang pastinya untuk menemui Sean. Luna pun mendekati Sean dan Winda pun bangun lalu menjauh dari Sean.
"Ternyata kamu belum sadar juga, oh ya Sean aku kesini mau memberikanmu kalau pernikahan kita sudah dibatalkan dan sebentar lagi aku akan menikah dengan anak rekan bisnis papahku yang tak kalah tampan dan kaya darimu tetapi sebenarnya masih mending kamu sih, tapi aku gak mau menikah denganmu karna kau lumpuh"ucap Luna kepada Sean. Sean pun tak memberikan respon sama sekali sedangkan Winda ia begitu kaget dengan ucapan Luna kepada Sean.
"Jika aku menikah denganmu, kamu akan sangat merepotkanku nantinya, ah sudahlah lagian kamu akan sadar saja tidak mungkin kenapa juga aku harus berbicara denganmu yang tak merespon sama sekali, aku akan pergi sekarang dan bay aku akan pergi dengan calon suamiku sekarang."ucap Luna lalu menyentuh tangan Sean dan pergi. Tetapi, saat ia ingin pergi ia menatap kearah Winda.
"Siapa kamu kenapa kamu disini"tanya Luna pada Winda.
"Sa. . . saya suster Tuan muda Sean"jawab Winda dengan gugup.
"Oh"jawab Luna singkat.
Ceklek
Saat Luna tengah mengobrol dengan Winda, kedua orang tua Sean masuk kedalam ruangan itu lalu menatap tajam kearah Luna.
"Untuk apa kau datang kemari"tanya nyonya Selina dengan nada marah.
"Hanya untuk menemui Sean dan memberitahu kalau pernikahan kami gagal, serta memberitahunya kalau aku akan menikah dengan orang lain"jawab Luna dengan bangganya.
"Cih, berani sekali kamu membatalkan pernikahan ini dan sekarang ingin menikah kembali secepat itu, dasar perempuan munafik"ucap nyonya Selina dengan sangat marah.
"Suka-suka akulah kenapa juga kau marah, ingin ini baik-baik Tante, tidak ada satupun wanita yang mau menikah dengan Sean karna dia lumpuh dan untuk apa juga aku menikah dengannya"ucap Luna dengan bangganya.
"Berani sekali kau berkata begitu, dengar ini baik-baik Sean juga akan menikahi sebentar lagi dan wanita yang akan dinikahi Sean bukan kau dan itu wanita lain, dan jika suatu saat nanti Sean sembuh aku tak akan mengizinkannya untuk kembali ataupun memaafkan kesalahanmu sampai kapanpun"teriak nyonya Selina. Luna pun meremehkan ucap nyonya Selina lalu menatap kearah Winda.
"Pasti kau kan yang akan menikah dengan Sean"tanya Luna kepada Winda. Winda pun hanya diam lalu menunduk.
"Cih wanita busuk dan kampungan sepertinya, Tante salah memilih dia sebagai istri Sean tapi ya sudahlah lagian tidak ada yang mau sama Sean juga"ucap Luna dengan lancang.
"DIAM KAU LUNA, PERGI DARI SINI SEKARANG JUGA"teriak Tuan Andree. Luna pun tak menanggapi ucapan itu lalu pergi meninggalkan ruangan itu. Setelah Luna pergi nyonya Selina pun langsung menghampiri Sean dan memeluknya sambil menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments