Di Ruangan Presdir.
'tok tok tok' suara ketukan pintu.
Jack langsung membuka pintu ruangan Presdir. Muncullah El yang terlihat sangat gugup.
"Silahkan masuk" ucap Jack mempersilahkan masuk El.
El berjalan menuju mendekat ke arah tempat duduk yang ada disana, ia melihat seseorang yang duduk membelakangi nya. Untuk pertama kalinya El merasa gugup, mungkin ini pertama dalam hidupnya.
Kursi pun berputar menghadap kearah El, namun dengan segera El menundukkan kepala untuk memberi hormat.
Arkan melihat El dari atas sampai bawah, dan berhenti ke wajah El.
"Cewek itu" batin Arkan.
"Silahkan duduk" ucap dingin Arkan.
El segera duduk, ia melihat Arkan dengan santai nya. Mungkin ia lupa dengan pertemuan mereka dicafe kemarin.
"Apa alasan mu memilih kerja disini?" tanya Arkan menatap kedua mata El.
"Saya hidup sendiri, jadi so ga ngapa ngapain dirumah" ucap El dengan polosnya.
Arkan langsung menatap kearah Jack, apa ini yang dibilang Jack berbeda dengan yang lain.
"Baiklah kamu diterima, bisa kerja mulai sekarang" ucap Arkan dengan entengnya.
"Cuma gitu interview?" Tanya El bingung.
"Apa perlu saya tarik kata kata saya tadi" ucap Arkan.
"Ga perlu tuan, baik terimasih saya akan menjalankan pekerjaan saya sebaik mungkin." ucap El.
"Ini kontrak kerja kamu" ucap Arkan memberikan lembar kontrak kepala El.
Jack yang melihat itu pun sedikit heran ketikan tuannya memberikan langsung kontrak kerja tanpa melihat hasil kerja El dulu.
"Tuan tapi" ucap Jack berhenti karena Arkan memberikan simbol untuk diam.
El mulai membaca isi kontrak, bahkan El juga melihat gaji yang tertera cukup sangat besar dan menarik. Banyak peraturan, salah satunya jika El resign sebelum kontrak habis akan dimasukkan dijalur hukum.
Bukannya biasanya denda? El tidak merasa keberatan dengan isi kontrak. Yang ia butuhkan saat ini cuma pekerjaan agar ada kegiatan selama rencananya berjalan.
"Jika kamu setuju, silahkan tanda tangan" ucap Arkan memberikan polpen kepada El.
El segera menandatangani lembar kontrak yang ada di depannya.
"Jack bawa dia keruangannya" ucap Arkan.
"Baik tuan" ucap Jack memberitahukan tempat ruang kerja El.
Sesampainya diruangan.
"Ini jadwal tuan Arkan hari ini, nanti siang ada meeting diluar. Kamu siapin berkasnya" ucap Jack
"Oke, makasih kak Jack" ucap El kepala Jack.
"Jika ada masalah atau kesulitan bisa tanya langsung ke saya" ucap Jack kepala El
"Baik kak terimakasih" ucap El dengan senyum manisnya.
.
.
.
.
.
Diruangan Arkan.
"Apa tuan yakin dengan menetapkan nona El sebagai asisten tuan Arkan?" ucap Jack.
"Aku yakin dia bisa" ucap Arkan dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
Jack sangat jarang melihat senyum yang ada pada tuannya, bahkan untuk pertama kalinya ia melihat wanita yang sama sekali terlihat tidak tertarik kepada tuannya.
Jam menunjukkan pukul 12.30
El membawa beberapa berkas, entah kenapa El tidak kesulitan dengan pekerjaan nya saat ini. Mungkin karena ia dulunya sering membantu ayahnya di ruang kerja membuat El lebih mudah dan cepat memahami semuanya.
'Tok tok tok' suara ketukan pintu.
"Masuk" ucap Tuan Arkan masih fokus dengan leptop miliknya.
"Tuan ada jadwal meeting sekarang di cafe mango dengan perusahaan Vir" ucap El kapal Alkan.
"Berkasnya udah siap?" tanya Alkan, menatap ke arah El.
"Sudah semuanya aman" ucap El dengan raut wajah santainya.
"Kita berangkat" ucap Alkan berjalan keluar ruangan menuju parkiran di ikuti El yang berada di belakang nya.
Alkan masuk kedalam mobil miliknya, namun El hanya berdiri di depan pintu.
"Masuk" ucap tuan Alkan membuka kaca jendela mobil nya.
"i i iya tuan" ucap El langsung membuka pintu belakang dan duduk.
"Gue bukan supir Lo, kedepan sekarang" ucap Alkan kesal karena hanya El yang tidak mau duduk di sampingnya.
"Disini aja tuan" ucap El.
"Kedepan" ucap Alkan dengan tegas, membuat El dengan berat hati pindah ke kursi depan.
"Ni cowok kenapa sih, aneh banget" batin Elvira menatap kesal ke arah Alkan yang penuh kemenangan.
Di perjalanan menuju cafe, tidak satu pun dari mereka yang mengeluarkan suara. Sunyi hanya ada suara gas mobil.
Sesampainya dicafe, mereka menuju ruang khusus yang sudah dipersiapkan oleh perusahaan Vir. Sudah ada beberapa orang disana yang menunggu kedatangan Alkan.
"Selamat siang tuan Arkan" ucap Pak Gio berjabat tangan dengan Arkan dan El yang baru saja tiba.
"Baiklah saya mulai saja, perkenalkan nama saya Elvira. Saya sebagai asisten tuan Arkan akan menunjukkan beberapa file yang akan saya jelaskan" ucap El dengan senyum manis nya dan tentunya profesional.
Dari perjelasan El, dari pihak Vir cukup puas. Mereka langsung menandatangani kontrak kerja sama mereka.
"Terimakasih atas kerjasama nya tuan" ucap Pak Gio kepada Tuan Alkan.
"Nona El juga sangat hebat, berbakat cantik pula" ucap Pak Gio kepala El.
"Terimakasih Pak Gio" ucap El.
"Baiklah kami permisi, selamat siang" ucap Arkan kepala semuanya.
Arkan berjalan menuju mobilnya di ikuti El dibelakangnya.
"Kerja yang bagus El" Ucap Arkan yang akan menjalankan mobilnya.
"Terimakasih tuan" ucap El biasa saja.
Di perjalanan El merasa perutnya sedari tadi terus berdemo, karena sejak pagi ia belom sempat sarapan. El melihat warung makan yang membuatnya tergoda.
"Tuan Arkan bisa kita berhenti" ucap El, membuat Alkan mengehentikan mobilnya.
"Ada apa?" ucap Alkan.
"Emmm tuan ituu,, kriukkk" ucap El berhenti ketika terdengar jelas bunyi perutnya.
El langsung tersenyum dengan memegang perutnya, membuat Alkan tiba tiba saja tersenyum ke arah El.
"Hehehehe maaf tuan, dari pagi belom keisi jadi maklum bunyi" ucap El dengan santainya.
"Mau makan dimana?" ucap Alkan melihat sekeliling.
"Disitu" ucap El menunjuk ke salah satu kedai makanan Padang.
"Yaudah ayo keluar" ucap Alkan.
"Tapii tuan ikut masuk?" ucap El bingung.
"Emang cuma Lo yang laper" ucap Alkan keluar dari mobil menuju ke arah kedai makanan.
"Tuan tunggu" ucap El berlari kecil menyeimbangi langkah Alkan.
Untung saja saat itu kedai sudah lumayan sepi, jika rame pasti Alkan tidak akan bisa makan dengan tenang. Karena semua orang pasti mengenalinya.
El mengeluarkan ponselnya, ia menghubungi Bimo.
"*Halo kak Bim, semua udah beres?" ucap El.
"Sudah, tinggal beberapa bukti saja" ucap Bimo.
"Baiklah kak Bim, makasih kak udah bantuan aku" ucap El.
"Sama sama El" ucap Bimo*.
Alkan yang mendengar kan sedari tadi ingin rasanya bertanya namun gengsi yang Alkan punya membuatnya hanya bertanya-tanya di dalam pikiran nya.
Mereka makan dengan lahap dengan kesibukan nya masing masing dengan handphone nya. Hanya suara sendok piring yang terdengar.
.
.
.
.
.
.
.
#Selamat menikmati.
Semoga kalian terhibur yaaaa🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments