Sidang Perdana

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore segera aku Nia dan Winda menuju masjid kantor menunaikan ibadah sholat ashar berjamaah setelah sholat ashar kami kembali ke kantor lagi bersantai dan membereskan pekerjaan-pekerjaan kantor sambil menunggu waktu pulang setengah jam lagi.

Menuju penitipan anak.

"Assalamualaikum" ucap salamku.

"Waalaikumsalam" jawaban dari dalam.

Kulepas sepatuku dan membuka pintu,

Vano melihatku dan berlari memelukku menciumku serasa lelah bekerja terobati semua terimakasih ya Allah Engkau anugerahkan anak laki-laki kepadaku yang selalu mengerti kondisiku memberi semangat hidupku, kupeluk kucium dan kugendong anakku melepas rindu sehari tidak bertemu.

"Bu Via, Bu Ana bagaimana Vano sehari ini nakal ya? atau rewel?" tanyaku

"Biasa Bu anak kecil ya begitulah" jawab Bu Ana

"Tadi Vano tidur siang Bunda" kata Bu Via

"Ya sudah Bu saya pamit pulang dulu" sambil membawa tas bekal Vano dan bersalaman dengan Bu Ana, Bu Via dan Bu Rika.

"Terima kasih Bu telah menjaga Vano" ucapku.

"Assalamualaikum" salamku.

"Waalaikumsalam" jawab Bu Via dan Bu Ana.

"Hati-hati bunda" kata mereka.

Dalam perjalanan Vano bilang.

"Bunda minta beli mainan mobil" rengeknya.

"Vano... Bunda gak ada uang sama sekali

bulan depan ya" pintaku sambil memelas.

"Vano minta sekarang Bunda" rengeknya sambil menangis dalam gendonganku.

Dalam hati Ya Allah murahkan lancarkan rejeki hamba ini tak terasa aku menitikkan air mata, Vano masih saja menangis merengek minta beli mainan.

Selama ini memang ayahnya tidak peduli dengan Vano dia sibuk dengan urusanya sendiri.

Aku berhenti di pinggir jalan karena Vano terus menangis dan meronta.

"Vano...maaf sekali Bunda benar-benar tidak punya uang, ini uang cukup untuk susu Vano, Vano apa gak mau minum susu?" kataku menjelaskan.

"Kalau Vano minta mainan sekarang lusa tidak bisa beli susu mau? bunda gajian masih lama" kataku.

Vano diam saja mendengarkan perkataanku kupeluk kucium Vano dengan lembut sambil berkata.

"Maafkan Bunda ya Vano belum bisa membelikan mainan untuk Vano"

"Bunda kalau bulan depan janji ya" tanyanya.

"Insyaallah Vano doakan Bunda dapat uang banyak bisa nyenengin Vano" kataku.

Tiba dirumah jam setengah 5 sore

memanaskan air untuk mandi Vano.

Aku mandikan Vano sambil bercanda bergurau serasa beban berat hilang lenyap dengan melihat vano tersenyum.

Seminggu telah berlalu tanggal 8 mei yang kunantikan.

Vano hari ini tidak di Penitipan anak tapi sama orang tuaku yang kebetulan hari ini lagi santai dirumah dan aku kemarin juga sudah minta ijin sama pak Farid untuk tidak masuk kerja.

Di Pengadilan agama duduk sendiri menunggu panggilan sidang kutengok kanan kiri depan belakang tidak ada ayahnya Vano

setengah jam berlalu belum ada panggilan juga akhirnya aku menuju kantin untuk membeli air minum dan kembali ke ruang tunggu sidang.

Tak lama kemudian pengeras suara memanggil namaku.

"Arinda Widya Arini dan Ardiansyah Ma'ruf mohon masuk ke ruang sidang dua"

Kupandangi di sekelilingku tidak kutemukan wajah mantanku dalam benakku sudahlah kalau tidak datang segera kulangkahkan kakiku menuju ruang sidang hati dag dig dug tangan bergetar Ya Allah ampuni dosa hamba ini lancarkan urusan hamba ini doaku.

Di dalam ruang sidang.

"Ibu Arinda" tanya orang yang di depanku.

"Ya betul Pak" jawabku.

"Bapak Ardiansyah mana?" tanya orang yang di depanku.

Aku terdiam dan menggelengkan kepala.

"Tidak tau Pak tidak ada komunikasi dengan saya" jawabku.

"Bagaimana sidang bisa dimulai" tanya Pak jaksa ke orang disebelahnya, dan yang disebelahnya menganggukkan kepala.

"Bu Arinda apa sudah benar-benar ingin berpisah dengan Bapak Ardiansyah?" tanya beliau.

"Iya Pak" jawabku dengan bergetar suaraku karena gugub

"Ini Bapak Ardiansyah tidak menandatangani berkas perceraian yang dikirim kesana berarti Pak Ardiansyah tidak mau bercerai" kata Pak jaksa

Deg rasa hatiku ya Allah... apa mau lelaki ini.

"Pak... mohon untuk dilanjutkan proses perceraian ini" pintaku.

"Saya dengan suami sudah pisah rumah selama satu tahun dan selama itu dia tidak pernah mengunjungi anaknya apalagi menafkahi anaknya tolong dilanjutkan ya Pak! sudah tidak ada harapan lagi bagi saya untuk meneruskan rumah tangga ini" lanjutku.

Pak jaksa melihat-lihat berkasku lagi dan berbisik-bisik dengan disebelahnya.

"Iya Bu sidang bisa diteruskan lagi Ibu bisa mengikuti sidang lagi setelah dua minggu lagi, nanti jadwal sidang akan dikirim ke Ibu" katanya.

Sidang ditutup suara palu terdengar diketuk tiga kali.

Segera kumeninggalkan ruang sidang dengan hati jengkel.

Kuambil hp dari tasku mau menelpon Mas Ardi

"Kamu dimana sekarang?" tanyaku dengan nada marah.

"Aku di parkiran Pengadilan agama jawabnya

maksudmu apa dengan tidak mau tanda tangan berkas? kamu pikir aku mau balik lagi sama kamu? sudah lelah aku hidup denganmu, sudah lelah aku kau sakiti mau apalagi kamu dengan hidupku?" ocehku.

"Kamu segera ke parkiran aku tunggu disana" jawabnya.

Segera kumatikan telponku dan menuju parkiran Pengadilan agama dari jauh kulihat mantanku duduk di kursi panjang dan aku menghampirinya.

"Maumu apa?" sungutku.

"Duduk dulu" katanya.

"Gak usah" jawabku dengan ketus.

"Rin... Vano tak bawa ya?" katanya.

"Gak boleh enak saja kamu bawa terus diurus sama perempuanmu kamu pikir aku gak bisa ngurus anak apa? terus setiap hari Vano lihat bapaknya pulang bawa perempuan beda-beda? itu maumu? kamu bangga begitu? mau kamu tunjukkan ke anakmu?" kataku dengan emosi.

Rasanya ingin kulempar apa saja ke mukanya yang seperti tak berdosa, mimpi apa aku ini hidup sekali di dunia bertemu dengan lelaki macam ini.

Segera kulangkahkan kakiku menuju sepeda motorku yang kuparkir disana dan keluar meninggalkan Pengadilan agama dengan hati dongkol gak perduli dia mau ngomong apa yang penting sidang ini sukses dan dilanjut dua minggu lagi.

Setelah keluar dari pengadilan agama aku pergi menuju toko untuk membeli kebutuhan selama sebulan, sesampainya disana kubeli beberapa susunya Vano, pampers dan lain sebagainya dan segera kubayar ke kasir

susu dan lain sebagainya selama sebulan sudah di kardus dalam hati Alhamdulillah semoga berkah kulihat isi dompetku tinggal beberapa uangku dan masih ada di atm beberapa ratus semoga cukup sampai gajian nanti.

Sesampainya di rumah, kulihat vano tertidur pulas di kamar kucium lembut pipinya yang cubi, waktu menunjukkan pukul satu siang.

"Bu Vano tadi gak rewel ya?" tanyaku ke Ibu.

"Iya sering tanya kapan kamu pulang" jawab Ibuku.

"Bagaimana tadi sidangnya?" tanya Ibu.

"Ya begitulah Bu dua minggu lagi sidang lagi membawa dua saksi" jawabku.

Aku tidak pernah bercerita seperti apa proses perceraianku dan permasalahanku kepada kedua orang tuaku, aku tak mau mereka jadi kepikiran dan sakit.

"Kamu sudah makan Rin?" tanya Ibu.

"Belum Bu" jawabku.

"Makan dulu!" pinta Ibu.

"Iya Bu tak sholat duhur dulu" kataku.

Setelah sholat duhur aku menuju meja makan kulihat Vano masih terlelap tidur, setelah makan kubaringkan tubuhku disamping Vano dan berbisik di telinganya

"Jadi anak pinter dan sholeh ya nak!" sambil mengecup keningnya.

Kalau bisa berkata aku lelah dengan kehidupanku ini, biarlah aku yang merasakan sendiri.

Terpopuler

Comments

Miss Bonita

Miss Bonita

Masih blm jelas knp si bapak ganti2 bawa perempuan..apa pekerjaanya...kasihan Vno uluu uluu

2020-08-13

0

Sept September

Sept September

jempollll buat Kakak

2020-08-01

1

Priska Anita

Priska Anita

Lanjut disini 💜

2020-07-21

1

lihat semua
Episodes
1 Pengadilan Agama
2 Menunggu Panggilan
3 Sidang Perdana
4 Masa Lalu Part 1
5 Masa Lalu Part 2
6 Sidang Kedua
7 Kehidupan Baru
8 Bertemu Dengannya
9 Penjelasanya
10 Galau
11 Bisik-Bisik Tetangga
12 Kebersamaan Part 1
13 Kebersamaan Part 2
14 Pengakuanya
15 Tidak Bisa Mengungkapkan Rasa
16 Bertemu Ibunya
17 Ungkapan Hati
18 Ingin Bersamanya
19 Bandara
20 Pertemuan Orang Tua
21 Kenangan Tertinggal
22 Tinggal Di Tempat Baru
23 Suasana Baru
24 Cerita Tante Linda
25 Bertemu Dia Lagi
26 Makan Siang
27 Curahan Hati
28 Selalu Mengikuti
29 Waktu Untukku
30 Berlibur Ke Rumah Nenek
31 Dia Lagi Dia Lagi Yang Mengganggu
32 Maunya Bukan Mauku
33 Kejutan
34 Pertunangan
35 Berdua
36 Berkunjung Ke Rumah Nenek
37 Kerikil-Kerikil Kecil
38 Bertiga
39 Di Rumah Saja
40 Terimakasih Kekasihku
41 Berunding
42 Mengikutiku
43 Kejujuranya
44 Diam-diam mengurus surat
45 Semua serba mendadak
46 Kembali trauma
47 Tante Linda psikiater hebat
48 Cerita Bapak
49 Kedatangan Orang Tuanya Rinda
50 Kantor Urusan Agama
51 Berdamai Dengan Masa Lalu
52 Kejutan Dari Rinda
53 Suamiku I Love You
54 Menikmati Waktu
55 Malu Tapi Suka
56 Pertemuan yang tak terduga
57 Biang Gosip
58 Tuduhanya
59 Dua Lelaki Bertemu Kembali
60 Tamu Di Pagi Hari
61 Merayakan
62 Romantisnya
63 Honeymoon Membawa Anak
64 Jogja Aku Datang
65 Malam Minggu Di Malioboro
66 Malam Terakhir Di Kota Gudeg
67 Selamat Tinggal Jogja
68 Persiapan
69 Cerita Lama
70 Seperti Mimpi Tapi Nyata
71 Masuk Rumah Sakit
72 Suamiku Selamat Ulang Tahun
73 Bermanja
74 Masuk Kerja Lagi
75 Resepsi Pernikahan
76 Hasil Tespek
77 Perhatianmu
78 Kembali Ke Papua
79 Long Distance Marriage Itu Menyakitkan
80 Ke Dokter Kandungan
81 Rindu berat
82 Rindunya Arif
83 Tak Terduga
84 Jangan Ambil Anakku Ya Allah
85 Tangisan Rinda
86 Kesedihan Arif
87 Ingin Sendiri
88 Teringat Kembali
89 Diantar Nenek
90 Waktunya Kontrol Ke Dokter
91 Beraktifitas Kembali
92 Arif Pulang
93 Cerita Sepasang Suami Istri
94 Mengenang Masa Lalu
95 Mengunjungi Bapak Ibu
96 Bermalam Di Rumah Orang Tuaku
97 Menunggui Kerja
98 Sepulang Kerja
99 Berkunjung Ke Sang Guru
100 Inginkan Kebersamaan Keluarga
101 Keputusan Memberi Kewajibanku
102 Sore Ini
103 Senyum Di Pagi Hari
104 Kalau Bisa Memilih Jangan Tinggalkan
105 Quality Time
106 Pantai Kenangan
107 Anak vs Ibu
108 Bukan Malam Terakhir
109 Kutunggu Kembalimu
110 Berdua Lagi
111 Ingin Bertemu
112 Suntuk
113 Bertemu Tetangga Lama
114 Bersama Keluarga
115 Berenang Bersama Keluarga.
116 Rindu Terobati
117 Melepas Rindu
118 Untuk Ibu
119 Curahan Hati
120 Perempuannya Mantan
121 Untuk Apa?
122 Menemuinya
123 Ceritaku
124 Kabar Dari Papua.
125 Telpon Dari Vera
126 Aku Sudah Tau kelemahanmu
127 Salah Paham
128 Bertemu Rista
129 PMS
130 Malam Dingin
131 Pergolakan Batin
132 Pertengkaran
133 Jujur Saja Susah
134 Sarapan Istimewa
135 Ibu Mertua Ke Jogja
136 Merindukan Mbah Uti Dan Mbah Kung
137 Dinner
138 Keinginan Kami Sama
139 Siapa Dia sebenarnya?
140 Arti Senja
141 Sendiri Lagi
142 Percakapan Menantu Dan Mertua
143 Mantan Tetaplah Mantan
144 Anak Dan Suami Adalah Semangatku
145 Curhat Kepada Ibu
146 Keputusan Faris
147 Mantan Lagi
148 Kabar Baik
149 Senangnya Bertemu Ibu
150 Ke Klinik Dokter Lisa
151 POV Arif
152 Cuti Yang Tertunda
153 Mak Comblang
154 Persiapan Lamaran Faris
155 Ketertarikan Dua Lelaki.
156 Sahabat Saling Membantu
157 Tersenyum Bahagia
158 Sibuk
159 Foto Itu
160 Pelampiasan
161 Tak Tergoda
162 Gerakan Kecil
163 Berkunjung
164 Susah Dan Senang
165 Rencana
166 Nyidam
167 Berpisah Sementara Waktu
168 Terkejut
169 Pov Arif
170 Kedatangan
171 Kejutan Untuk Nia
172 Serasa ABG Kembali
173 Biarlah Mereka Bahagia
174 Waktu Untuknya
175 Berpasangan
176 Pasti Kembali Lagi
177 Keinginan Ibu Mertua
178 Minta Pendapat
179 Belajar Lagi
180 Semakin Curiga
181 Kata Ibu Mertua
182 Perdebatan
183 Santai
184 Suasana Baru
185 Antara Hidup Dan Mati
186 Semoga Baik-Baik Saja
187 Secercah Harapan
188 Perubahan Yang Diinginkan Rinda.
189 Terima Kasih
Episodes

Updated 189 Episodes

1
Pengadilan Agama
2
Menunggu Panggilan
3
Sidang Perdana
4
Masa Lalu Part 1
5
Masa Lalu Part 2
6
Sidang Kedua
7
Kehidupan Baru
8
Bertemu Dengannya
9
Penjelasanya
10
Galau
11
Bisik-Bisik Tetangga
12
Kebersamaan Part 1
13
Kebersamaan Part 2
14
Pengakuanya
15
Tidak Bisa Mengungkapkan Rasa
16
Bertemu Ibunya
17
Ungkapan Hati
18
Ingin Bersamanya
19
Bandara
20
Pertemuan Orang Tua
21
Kenangan Tertinggal
22
Tinggal Di Tempat Baru
23
Suasana Baru
24
Cerita Tante Linda
25
Bertemu Dia Lagi
26
Makan Siang
27
Curahan Hati
28
Selalu Mengikuti
29
Waktu Untukku
30
Berlibur Ke Rumah Nenek
31
Dia Lagi Dia Lagi Yang Mengganggu
32
Maunya Bukan Mauku
33
Kejutan
34
Pertunangan
35
Berdua
36
Berkunjung Ke Rumah Nenek
37
Kerikil-Kerikil Kecil
38
Bertiga
39
Di Rumah Saja
40
Terimakasih Kekasihku
41
Berunding
42
Mengikutiku
43
Kejujuranya
44
Diam-diam mengurus surat
45
Semua serba mendadak
46
Kembali trauma
47
Tante Linda psikiater hebat
48
Cerita Bapak
49
Kedatangan Orang Tuanya Rinda
50
Kantor Urusan Agama
51
Berdamai Dengan Masa Lalu
52
Kejutan Dari Rinda
53
Suamiku I Love You
54
Menikmati Waktu
55
Malu Tapi Suka
56
Pertemuan yang tak terduga
57
Biang Gosip
58
Tuduhanya
59
Dua Lelaki Bertemu Kembali
60
Tamu Di Pagi Hari
61
Merayakan
62
Romantisnya
63
Honeymoon Membawa Anak
64
Jogja Aku Datang
65
Malam Minggu Di Malioboro
66
Malam Terakhir Di Kota Gudeg
67
Selamat Tinggal Jogja
68
Persiapan
69
Cerita Lama
70
Seperti Mimpi Tapi Nyata
71
Masuk Rumah Sakit
72
Suamiku Selamat Ulang Tahun
73
Bermanja
74
Masuk Kerja Lagi
75
Resepsi Pernikahan
76
Hasil Tespek
77
Perhatianmu
78
Kembali Ke Papua
79
Long Distance Marriage Itu Menyakitkan
80
Ke Dokter Kandungan
81
Rindu berat
82
Rindunya Arif
83
Tak Terduga
84
Jangan Ambil Anakku Ya Allah
85
Tangisan Rinda
86
Kesedihan Arif
87
Ingin Sendiri
88
Teringat Kembali
89
Diantar Nenek
90
Waktunya Kontrol Ke Dokter
91
Beraktifitas Kembali
92
Arif Pulang
93
Cerita Sepasang Suami Istri
94
Mengenang Masa Lalu
95
Mengunjungi Bapak Ibu
96
Bermalam Di Rumah Orang Tuaku
97
Menunggui Kerja
98
Sepulang Kerja
99
Berkunjung Ke Sang Guru
100
Inginkan Kebersamaan Keluarga
101
Keputusan Memberi Kewajibanku
102
Sore Ini
103
Senyum Di Pagi Hari
104
Kalau Bisa Memilih Jangan Tinggalkan
105
Quality Time
106
Pantai Kenangan
107
Anak vs Ibu
108
Bukan Malam Terakhir
109
Kutunggu Kembalimu
110
Berdua Lagi
111
Ingin Bertemu
112
Suntuk
113
Bertemu Tetangga Lama
114
Bersama Keluarga
115
Berenang Bersama Keluarga.
116
Rindu Terobati
117
Melepas Rindu
118
Untuk Ibu
119
Curahan Hati
120
Perempuannya Mantan
121
Untuk Apa?
122
Menemuinya
123
Ceritaku
124
Kabar Dari Papua.
125
Telpon Dari Vera
126
Aku Sudah Tau kelemahanmu
127
Salah Paham
128
Bertemu Rista
129
PMS
130
Malam Dingin
131
Pergolakan Batin
132
Pertengkaran
133
Jujur Saja Susah
134
Sarapan Istimewa
135
Ibu Mertua Ke Jogja
136
Merindukan Mbah Uti Dan Mbah Kung
137
Dinner
138
Keinginan Kami Sama
139
Siapa Dia sebenarnya?
140
Arti Senja
141
Sendiri Lagi
142
Percakapan Menantu Dan Mertua
143
Mantan Tetaplah Mantan
144
Anak Dan Suami Adalah Semangatku
145
Curhat Kepada Ibu
146
Keputusan Faris
147
Mantan Lagi
148
Kabar Baik
149
Senangnya Bertemu Ibu
150
Ke Klinik Dokter Lisa
151
POV Arif
152
Cuti Yang Tertunda
153
Mak Comblang
154
Persiapan Lamaran Faris
155
Ketertarikan Dua Lelaki.
156
Sahabat Saling Membantu
157
Tersenyum Bahagia
158
Sibuk
159
Foto Itu
160
Pelampiasan
161
Tak Tergoda
162
Gerakan Kecil
163
Berkunjung
164
Susah Dan Senang
165
Rencana
166
Nyidam
167
Berpisah Sementara Waktu
168
Terkejut
169
Pov Arif
170
Kedatangan
171
Kejutan Untuk Nia
172
Serasa ABG Kembali
173
Biarlah Mereka Bahagia
174
Waktu Untuknya
175
Berpasangan
176
Pasti Kembali Lagi
177
Keinginan Ibu Mertua
178
Minta Pendapat
179
Belajar Lagi
180
Semakin Curiga
181
Kata Ibu Mertua
182
Perdebatan
183
Santai
184
Suasana Baru
185
Antara Hidup Dan Mati
186
Semoga Baik-Baik Saja
187
Secercah Harapan
188
Perubahan Yang Diinginkan Rinda.
189
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!