BAB 5

" Bagaimana pekerjaan mu? " Anita penasaran dengan kehidupan Karin jadi menurutnya pelan-pelan dia akan mencari tau tentang Karin dan bagaimana kehidupan nya.

" Lancar Tante, oh ya kemungkinan mulai sekarang aku akan sibuk Tante mengingat ada bayi yang harus aku penuhi kebutuhan nya."

" Tidak apa-apa tenanglah Tante akan membantu biaya Karen, kamu jangan khawatir." Anita tersenyum pada Karin sebagai tanda jangan khawatir.

" Tidak itu semua tanggung jawab ku, aku janji akan memenuhi sebua kebutuhan bayi ku Tampa kurang sedikit pun, dia tidak boleh merasakan kehidupan melarat seperti ku." Seloroh Karin dengan tersenyum getir ketika mengingat kehidupan nya yang begitu miris hidup sebatang kara.

" Karin boleh Tante bertanya? " Anita meminta ijin terlebih dahulu karena tidak ingin memaksa Karin untuk bercerita.

" Boleh, memang Tante mau bertanya apa "

" Kamu_" Lama kedua nya berbicara sampai tak melihat waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang dan Karin ijin pamit untuk berangkat kerja, dan tak lupa berpamitan pada putrinya.

*

*

Kini hari-hari yang di jalanin Karin selalu bekerja bahkan dia sering lembur karena tidak ingin putrinya kekurangan kebutuhan nya sedikitpun, Karin sudah jarang sekali menjenguk putrinya karena sibuk dengan kerjaan sampai tak punya waktu.

Dari pagi Karen terus menerus menangis hingga membuat Anita dan Hans bingung harus melakukan apa! " Shuttt Karen sayang kamu kenapa nak dari pagi terus menangis, pah coba papah yang gendong siapa tau dia berhenti menangis."

" Tadi kan papah sudah coba mah tapi dia masih tetap menangis, sini papah coba lagi papa mau bawa keluar siapa tau dia diem." Hans mencoba membawa keluar Karen, bukan berhenti menangis tapi malah semakin kencang.

" Pak Hans kenapa bayi nya saya dengar nangis terus." Ucap tetangga depan seraya menghampiri, Ya tetangga Anita sudah tau semua jika bayi itu adalah bayi yang mereka rawat dan di angkat anak oleh Karin serta mereka.

" Saya juga tidak tau Bu, dari pagi dia nangis terus."

" Mungkin ingin minum susu, Hay cantik kenapa menangis sayang." Ucap tetangga itu, dan semakin membuat karen tak henti menangis.

Anita menghampiri suaminya sambil membawa sebotol susu lalu mendekat dan memberikan susu formula itu, tapi karen menolak nya.

" Mah coba telfon Karin suruh dia kesini siapa tau Karen bisa tenang dan berhenti nangis." Hans sudah tidak tau lagi harus bagaimana karena tidak tega dari pagi hingga jam 10 Karen belum berhenti menangis.

" Iya juga ya pah, kenapa mama tidak ingat." Dan setelah itu Anita langsung menelpon Karin yg sedang sibuk mencatat packaging.

Dari sebrang sana

" Halo iya Tante kenapa, hah menangis? baiklah aku akan kesana sekarang." Dengan tergesa gesa Karin merapihkan catatan nya.

" Karin mau kemana? " Tanya salah satu teman nya.

" Aku mau menjenguk anakku Tante bilang dia belum berhenti menangis dari pagi, jadi tolong bilang aku ijin sebentar." setelah itu Karin langsung pergi Tampa mendengar jawaban dari teman nya.

" Tapi Karin_ " Belum sempat menjawab Karin sudah pergi jauh dari penglihatan nya.

Bersyukurnya Karin mendapat kan pekerjaan yang welcome dan mengerti dengan keadaan Karin, jika Karin masuk siang dan Karin akan mengganti jam kerja itu dengan malam, jadi membuat atasan nya percaya pada Karin jika dia pekerja yang bertanggung jawab.

Setelah sampai Karin langsung masuk dan menghampiri bayinya. " sayang kamu kenapa nak? kenapa nangis? " Dan tiba-tiba bayi itu langsung berhenti nangis dan menatap Karin.

" Pah mungkin dia kangen pada ibunya, lihat dia langsung berhenti mungkin karena Karin sudah lama tak berkunjung ke sini."

" Iya mah! " Hans menatap Karin dengan sedikit senyuman walaupun tidak terlihat.

" Tante maaf belakang ini aku benar-benar sibuk sekali jadi membuat aku tak bisa setiap saat menjenguk." Karin menyadari jika belakang ini waktunya begitu padat oleh kerjaan terkadang dia istirahat cuma 3 jam dalam 24 jam.

" Tidak apa-apa kami mengerti asalkan jaga kesehatan mu selalu."

Karin mengajak putrinya bermain-main di kamar, dan bayi mungil itu terus tertawa dengan ibunya, seolah melepaskan rasa sedih dan rindunya.

" Nak maafin mama ya, mama gak punya waktu buat kamu karena mama harus kerja keras buat kebahagiaan kamu, kamu gak boleh nangis seperti tadi biar mama fokus kerja nya." Bisik Karin pada telinga putrinya.

Karena Karin sudah terlalu lama meninggalkan pekerjaan nya dan putrinya sudah tertidur, jadi Karin memilih untuk kembali ke tempat kerja dan berpamitan pada Hans dan Anita.

" Tante aku kembali untuk bekerja, Karen sudah tertidur lelap, jika ada apa-apa langsung kabari aku saja." Pesan Karin pada Anita dan hanya di tanggapi anggukan oleh Hans..

" Hati-hati, apakah kamu tidak mau makan dulu bersama kami? kami sudah masak! "

" Tidak Tante, kerjaan ku begitu full jadi harus cepat-cepat ku selesaikan."

" Baiklah, Sering-sering kesini ya." seloroh Anita.

Karin kembali ke toko, di sepanjang jalan dia memikirkan kehidupan nya yang harus dia rubah mengingat dia memiliki putri yang harus mendapatkan kehidupan yang layak!

karin berniat sedikit demi sedikit ingin membuka sebuah usaha tapi uang tabungan nya belum cukup. Karin janji akan merubah semua nya demi mendapatkan kehidupan yang layak terutama putrinya.

Selama ini Karin selalu fokus bekerja tak pernah terpikir untuk bermain, nongkrong, atau jalan sama teman-temannya, Karin sadar itu semua akan membuang waktu dan uang, karin lebih memilih bekerja di banding berkumpul dengan teman-temannya.

di usia nya yang sudah 25 Tahun, seharunya dia sudah menikah tapi Karin mencatat menikah tidak ada dalam kamus kehidupan nya, banyak para lelaki yang berdatangan mengajak Karin menikah tapi Karin menolak dengan secara langsung, Karin takut pria yang menikah dengannya tidak akan bisa menyayangi putrinya.

*

*

1 Tahun kemudian

" Ayo nak Ayo." Teriak Karin karena begitu senang melihat putrinya sudah bisa jalan.

" Bugh_ " Karen terjatuh.

” it's okay sayang, hebat sekali anak mama sudah pintar jalan! oke sekarang istirahat dulu ya." Karin memberikan minum agar putrinya tidak dehidrasi.

" Mama...mama.... " celoteh Karen sambil memutar mutar mainan yang ada di tangan nya.

Karin terus memandangi putrinya tak terasa 1 Tahun sudah Karin menjadi ibu sekaligus tulang punggung untuk anaknya, Karin sering kali takut tidak bisa menjaga anak nya sampai besar nanti mengingat karin di nyatakan dokter bahwa dia mengidap Autoimun, suatu penyakit ketika kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat! penyakit yang sampai sekarang belum ada obatnya, tepat 5 bulan lalu Karin mengetahui bahwa dirinya menderita sakit Autoimun dari situ kecemasan di mulai, cemas memikirkan masa depan anaknya serta tumbuh besar anaknya.

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Kasian Karin..moga aj Karin tetap sehat krn ada Karen yg membutuhkan kasih sayang dr Mamanya

2023-03-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!