" Kenapa aku jadi kepikiran mereka." Gumam Karin sambil mengambil napas karena dari semenjak datang ke toko Karin tampak tidak fokus bekerja.
" Dorrr." salah satu teman Karin mengagetkan ketika Karin sedang melamun. " Kamu kenapa? dari semenjak datang ku lihat-lihat tampak bingung sekali." Tanya nya.
" Hah, Eh, gpp aku cuma kurang tidur aja jadi ku rasa kepala ku begitu sakit." Ucap Karin sambil membungkus baju yang akan di kirim untuk para customer.
" Kau yakin? " Tanya nya sekali lagi untuk memastikan.
" Iya." Jawab Karin dengan singkat, ya memang Karin bukan tifikal seseorang yang sering berbicara, dia lebih banyak diam dan berbicara seperlu nya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, Karin siap-siap untuk pulang karena mengingat ada Pricilla di kost an nya.
Setelah sampai, Karin melihat Pricilla yang sedang tertidur, niat ingin membangunkan tapi Karin urungkan karena melihat Pricilla yang tertidur pulas.
" Eummmm, Karin sudah pulang? " Ternyata Pricilla terbangun karena mendengar suara seseorang.
" Iya, baru saja sampai tadinya aku ingin membangunkan mu, tapi kau tidur nyenyak sekali."
" Maaf aku ketiduran sehingga tidak tau kamu pulang." ucap Pricilla dengan rasa tidak enak hati, karena ini kost an milik Karin.
" Tidak apa-apa, oh ya apa kamu sudah makan? " Tanya Karin karena dia baru ingat dari pagi tidak menanyakan apakah wanita itu sudah mengisi perut nya atau belum.
Pricilla menggelengkan kepala. " Belum, karena aku tidak berani pergi keluar."
" Siap-siap lah pergi bersamaku untuk mencari makan, kasian bayi yang ada di dalam perut mu pasti kelaparan." Karin berlalu keluar meninggalkan Pricilla yang sedang bersiap-siap.
Setelah sampai di pasar malam, Karin membeli beberapa makanan ” Apa ada yang kamu inginkan? beli lah biar aku yang membayarnya." ucap Karin, karena dia adalah orang yang royal dengan makanan mengingat dulu dia begitu kelaparan karena tidak berani memakan apapun yang ada di rumah orangtua angkatnya.
" Tidak, ini semua sudah cukup, aku rasa kenyang sekali. " perut Pricilla sudah merasa tak kuat untuk menampung makanan yang di beli Karin, karena dia takut muntah jadi tidak ada yang ingin dia makan lagi.
Keduanya langsung memilih pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, tidak baik bagi ibu hamil keluar malam-malam.
Setelah sampai di kost an Karin dan Pricilla duduk di sofa sambil menyalakan tv " Karin boleh aku bertanya."
" Hmmm, Apa yang ingin kamu tanyakan?" Karin bertanya balik sambil melirik sekilas ke arah Pricilla.
" Euh, apakah kamu sudah mengetahui Aditya di mana? aku tidak enak harus berlama-lama tinggal di sini bersama mu, apalagi harus membeban kan mu." Ucap Pricilla sambil menatap Karin yang tampak bingung.
" Aditya dia ada di Kalimantan, dia bilang tidak mau bertanggung jawab, jadi dia menyuruh untuk menggugurkan bayi yang ada di dalam kandungan mu." Karin menjelaskan apa yang di katakan Aditya.
" Huuuhhh!" Pricilla menarik napas " dia tidak mau bertanggung jawab apa harus aku menggugurkan bayi tak berdosa ini." Gumam Pricilla yang masih terdengar oleh Karin.
" Jangan, kita masih bisa cari cara lain, dia tidak bersalah yang bersalah itu kalian jangan sampai kalian melakukan dosa kedua kali." Karin tak habis pikir dengan pikiran mereka.
" Tapi Karin bagaimana caraku membiayai dia sedangkan aku tak bekerja keluarga aku pun mengusir ku, dan Aditya gak mau bertanggung jawab."
Karin terdiam tidak ada satu kata pun yang keluar dari bibir nya, karena Karin pun bingung harus bagaimana dan kenapa sekarang harus dia yang terlibat dalam hal kotor ini. rasanya Karin ingin ternggelam di dasar lautan untuk menghilangkan rasa setres nya yang teramat pusing.
Setelah mengakhiri percakapan tadi, Karin mencoba menghubungi Aditya kembali, namun sayang nomor ponsel Aditya tidak aktif. Sudah 20 kali Karin mencoba memanggil Aditya namun semua panggilan nya tidak di jawab.
" Sial, kalian merepotkan saja." Karin mengusap kepala nya yang terasa sakit.
Beberapa hari kemudian
" Karin aku tak sanggup jika seperti ini, aku akan menggugurkan bayi ini jika Aditya tak kunjung dapat di hubungi." karena menurut Pricilla inilah jalan satu-satunya.
" Kau gila, bayi itu tidak minta untuk hadir dalam rahim mu, tapi kalian yang bersalah. " Karin tak habis pikir dengan wanita itu, andai Karin tidak menahan kekecewaan mungkin Karin sudah menyeret wanita itu untuk pergi.
" Tapi Karin aku tidak memiliki pilihan lain, aku tidak memiliki apapun dan keluarga ku sudah mengusir ku."
Karin berpikir lama apa yang harus dia lakukan, dan tiba-tiba Karin langsung berpikir dan berkata. " Biar aku yang akan menjaga dan merawat bayi itu ketika sudah lahir." ucap Karin tampa sadar.
" Benarkah? apa kamu sedang becanda? "
" Aku tidak pernah bercanda dalam hal permasalahan apapun, jadi jagalah bayi itu sampai lahir setelah itu kau boleh mau pergi kemana pun, biarkan aku yang akan menjadi ibu nya." Karin sebenarnya merasa berat dengan berbicara seperti ini, tapi entah nalar dari mana sehingga membuat bibir nya berbicara seperti itu.
Setelah pembicaraan tadi, Karin lebih memilih duduk di luar sambil memikirkan jalan keluar dan solusinya, mencoba menghubungi Aditya tapi sampai sekarang nomor ponsel nya tidak aktif, atau Aditya sengaja ganti nomor ponsel.
" Apakah ini jalan keluar yang tepat? arghhh kenapa tadi harus berbicara seperti itu, bagaimana kalo nanti aku mengajak anak itu sengsara, mengingat hidupku saja sudah rumit dan sebatang kara." Karin terus saja berceloteh dan merasa frustasi dengan keputusan nya.
Satu Minggu kemudian
" Tinggalah di sini sampai bayi itu di lahirkan, dan aku akan menanggung semua kebutuhan mu asalkan kau jaga dengan bayi calon anak ku itu." Ya Karin berjanji akan menunggu dan merawat bayi yang masih dalam kandungan itu.
" Karin... Terimakasih sudah membantu ku, jika bukan karena kamu entah bagaimana nasibku sekarang! maafkan aku yang dulu sudah menyakiti mu, menggoreskan luka karena kehadiran ku di dalam hubungan kalian sebagai orang ketiga." Pricilla merasa bersalah dengan kejadian dulu, di mana dia terus menggoda Aditya sampai mereka menjalin hubungan terlarang, andai waktu bisa di sketsa ulang mungkin Pricilla tidak akan menggoreskan luka berulang kali pada Karin.
" Hmmm,,, sudah cukup jangan membahas masalalu lagi pula aku sudah melupakan nya." Karin tak mau banyak membahas tentang masalalu nya yang begitu menyakitkan.
Karin merasa dirinya sosok wanita yang tak pernah beruntung dalam segi hal apapun, keluarga yang menghancurkan nya, pasangan yang meninggalkan nya dengan menggoreskan luka, hidup nya harus berjuang keras sambil mengobati penyakit nya.
Ya, Karin mengalami trauma berat dan depresi semenjak banyak goresan luka yang keluarga nya tabur, Karin sering kali ingin melakukan bunuh diri karena merasa tidak sanggup untuk melanjutkan hidup, namun Karin sangat kuat Sampai detik ini dia sanggup bertahan.
Di balik diam nya Karin dia menyimpan begitu banyak luka, kekecewaan, trauma, menyembunyikan sakit nya dan benar-benar hidup berjuang keras sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
LISA
Bagus jg nih ceritanya
2023-03-17
0