Hari kedua di rumah sakit
Bayi mungil itu sedang di gendong oleh suster, Karin terus memandangi bayi mungil itu dengan tatapan kagum, penantian nya selama ini membuat nya banyak bersabar.
Karin pamit sebentar pada suster berniat ingin keruangan Pricilla, namun tak sengaja melihat Wanita yang menghampiri nya kemarin mendekat ke arah nya.
" Tante? Tante sedang kontrol lagi kerumah sakit? " Tanya Karin.
" Tidak kami sengaja ke sini sesuai yang kemaren di bicarakan jika kami akan kembali."
" Tapi kenapa Tante sebegitu nya kepada ku? " Tanya ulang Karin kepada wanita itu.
" Karena setelah mendengar cerita mu, saya dan suami ingin sekali membantu untuk merawat bayi itu karena kami tidak memiliki anak! "
Karin tampak berpikir lama menimbang-nimbang tawaran dari wanita itu, apakah wanita itu dapat di percaya untuk merawat bayi itu karena jujur karin sangat takut bayi itu di bawa pergi jauh apalagi dia baru mengenal wanita itu.
Lama Karin berpikir pada akhirnya mengiyakan penawaran dari wanita itu karena Karin juga bingung harus dengan siapa bayi itu di rawat mengingat dirinya tak memiliki siapa-siapa dan harus bekerja! mereka bertiga akhirnya masuk ke ruang bayi melihat Karen yang sedang tidur, di tatap nya bayi itu membuat Karin meneteskan air mata apakah ini mimpi? di usia nya yang genap 25 Tahun dia harus menjadi ibu pengganti.
Hari ke tiga
Hari ini dokter sudah mengijinkan Karen untuk di bawa pulang, tak lupa Karin masih menawarkan rasa baik nya! apakah Pricilla mau menjaga bayi itu atau tidak, tapi jawaban nya tetap sama Pricilla ingin hidup dalam kebebasan nya.
Karin memberikan sejumlah uang untuk Pricilla agar wanita itu bisa mencari tempat tinggal atau modal usaha, " Pergilah dari kehidupan anak ku, uang itu untuk mu terserah mau kamu gunakan untuk apa tapi ingat jangan pernah sekalipun kamu menemui atau meminta bayi itu karena mulai sekarang dia anakku! " Karin menegaskan kata-katanya kepada Pricilla.
Mereka sudah sampai di Rumah yang cukup besar, Karin di ajak masuk oleh wanita itu yang bernama Anita Hutapea dan suami nya yang bernama Hans Hutapea.
" Siapa nama bayi ini? " Tanya Anita dengan senyuman di bibirnya.
" Karen Widjaja, aku sengaja membedakan satu huruf saja pada nama dia agar kelak kami tak bisa untuk di pisahkan."
" Nama yang sangat cantik seperti yang punya, iya kan pah? " Anita menatap suami nya, dan hanya di balas dengan anggukan karena Hans adalah orang yang pendiam, jadi jika berbicara hanya akan seperlunya saja.
" Tante aku titipkan anak ku, tolong jaga dan rawat anakku dan aku janji akan memenuhi kebutuhan dia karena itu tanggung jawab ku." Karin memeluk bayi yang kini menjadi anak nya dengan erat.
" Iya kami akan menjaga nya dengan baik kamu jangan khawatir, jika perlu kamu tinggal lah di sini bersama kami."
" Tidak Tante, aku di kost an saja lagi pula kost an ku lebih dekat ke tempat kerja."
" Oh baiklah, jaga dirimu baik-baik." Ucap Anita pada Karin.
" Iya Karin, jika perlu apa jangan sungkan berbicara pada kami." Hans ikut menimpal pembicaraan dua wanita itu.
" Baik Uncle, kalo begitu saya permisi dulu karena masih afa kerjaan Tante, om." Pamit Karin karena waktu sudah menjelang hampir sore.
Setelah pamitan Karin di antar sampai depan oleh Anita dan Hans, " Nak mama pergi dulu kamu baik-baik di sini ya sama Tante nanti mama balik lagi buat ngajak kamu main." Bisik Karin pada bayi mungil nya, dan seolah dia mengerti apa yang Karin bisikan sehingga dia tersenyum-senyum walaupun sedang tidur.
Karin berangkat menuju tempat kerja nya, di sana dia sudah di sambut teman nya yang sudah tidak sabar ingin menanyakan bagaimana kabar bayi itu.
" Karin, akhirnya kamu masuk kerja, gimana-gimana apa bayi itu ibunya yang merawat." Tampa memberikan jeda teman nya itu terus bertanya.
" Kau itu banyak sekali pertanyaan, aku haus ingin minum dulu dan duduk."
" Ishhh... kau itu gak seru, aku sudah tidak sabar ingin mendengar cerita nya aku sudah menunggu mu dari tadi." Celoteh teman nya.
" Hmmm! ya bayi itu aku yang bertanggung jawab sesuai kesepakatan awal, maksud ku aku yang membiayai tapi ada orang lain yang merawat karena aku tidak mungkin merawat dia mengingat hidup ku saja sengsara." Seloroh Karin pada teman nya.
" Itulah yang aku pikirkan, tadinya ku pikir kamu akan berhenti bekerja demi merawat bayi itu? "
" Dasar, aku mana mungkin berhenti, kau tau kan aku hidup sendiri, kalo aku tidak bekerja bagaimana aku bisa memenuhi kebutuhan nya."
Karena Jam kerja Karin sudah masuk, Jadi mereka mengakhiri pembicaraan nya dan fokus pada kerjaan masing-masing.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 11 malam, Karin merasa badan nya pegal sekali karena mencatat dan membungkus paket milik pesanan customer sebanyak 600 paket membuat dirinya lembur dan lupa waktu.
Setelah sampai di kost an Karin merebahkan tubuhnya sambil berpikir bagaimana kedepannya, apakah dia akan bisa menjadi ibu yang hebat untuk Karen seperti ibu di luaran sana? apakah Karin akan mampu mendidik seorang anak di usianya yang tidak memikirkan tentang anak, semua pertanyaan itu membuat pikiran Karin di kabuti beribu pertanyaan.
Membersihkan dirinya setelah itu Karin membuka tabungan nya yang tersisa tinggal 10 JT, Karin mengingat jika kebutuhan bayi itu jauh lebih banyak di banding dia, karena harus banyak yang di beli untuk keperluan bayi.
Karena merasa lelah akhirnya Karin tertidur karena waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam.
Ke esokan harinya
Sebelum berangkat kerja Karin akan kerumah Anita dulu untuk menjenguk anaknya, menggunakan Taksi untuk menuju sana setelah sampai Karin melihat Karen yang sedang di jemur oleh Anita dan suami nya.
" Pah tangan nya sangat halus sekali, lihat lah dia tersenyum." Anita terlalu senang sehingga membuat dia tidak sadar dengan kedatangan Karin.
" Iya, sepertinya dia akan tumbuh menjadi anak yang selalu tersenyum mah." Puji Hans pada bayi yang di gendong istrinya.
" Pagi Uncle, Tante." Sapa Karin hingga membuat dua orang itu kaget.
" Karin, mengagetkan saja." Tawa Anita.
" Iya, maaf kami tidak tau jika kamu datang karena kami terlalu senang melihat bayi ini tersenyum terus." Seloroh Hans.
" Tidak apa-apa." lalu Karin meminta ijin untuk menggendong bayi itu. " Kamu begitu cantik." Puji Karin sambil tersenyum.
Anita pamit dulu untuk menyiapkan sarapan dan Hans pamit untuk bersiap-siap berangkat kerja.
Karin sendiri terus saja memandangi Anak nya, sambil terus berceloteh! dia janji akan terus menjaga Karen serta mendidik karen dengan baik, memberikan kasih sayang yang penuh Tampa kurang sedikit pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
LISA
Karin berhati mulia..mau merawat baby itu..Ibunya pun g mau merawatnya..
2023-03-17
0