Elsa menatap surat dengan tatapan yang sulit diartikan, perlahan senyum simpul terukir di wajah Elsa.
"Bagus, rencana gue berhasil, gue bisa menguasai ini sendirian, termasuk Adrian," lirih Elsa. Ternyata ini semua adalah rencananya, namun Alden tidak dalam bagiannya. Elsa sengaja maneruh obat perangsang di minuman Alesha, dan dia sudah menyiapkan seorang pria, yang menunggu di salah satu kamar. Namun, Elsa benar-benar harus ke toilet, dan dia kehilangan jejak Alesha. Semula, Elsa pikir semua rencananya telah berakhir, namun saat tahu Alesha hamil, Elsa tahu rencananya berhasil, meskipun berbeda dari perkiraannya.
'Kira-kira siapa ayah dari anak yang dikandung kak Elsha?' batin Elsa bertanya. Namun kini dia harus fokus pada surat yang digenggamnya, Elsa harus terlihat seperti orang yang terkejut.
"Mamah!! Papah!!' Elsa berlari keluar dari kamar Alesha. Kedua orangtuanya yang tengah duduk menantikan kedua putrinya sarapan bersama pun, terkejut mendengar suara teriakan Elsa.
"Elsa? kenapa Nak?" tanya Reyhan dengan cemas.
"Kak Alesha, Pah ..." isak Elsa.
"Alesha kenapa?" tanya Ratu dan Reyhan secara bersamaan.
"Kak Alesha pergi, aku udah coba cari di kamarnya nggak ada, dan semua bajunya pun nggak ada, aku cuman nemuin surat ini," Elsa memberikan surat yang diia temukan.
"A-apa? Alesha?" Ratu memegang kepalanya yang terasa berat, setelah itu, dia jatuh pingsan karena syok mendengar berita kaburnya Alesha.
"Mah ..!!!".
.
.
Kini, Alesha sudah ada di Bandara, dia sudah menjual semua barang berharga miliknya dan mengganti nomor telepon miliknya. Alesha benar-benar sudah bertekad untuk pergi jauh dari keluarganya, karena tidak mau membuat mereka malu. Recananya, Alesha akan pergi ke Amerika. Dengan uang tabungan yang dia miliki, Alesha berharap, dia juga bisa segera mendapatkan pekerjaan.
'Selamat tinggal Mah, Pah ... selamat tinggal Adrian, maaf aku sudah menyakiti kalian semua, tapi akan lebbih menyakitkan, kalau aku tetap bertahan di sini,' batin Alesha sendu. Dia melangkahkan kakinya dengan berat hati, mulai saat ini dia akan hidup mandiri.
.
.
Adrian datang ke kediaman Alesha dengan teresa-gesa, dia tidak tahu kenapa tiba-tiba orangtua Alesha memintanya untuk datang bersama dengan kedua orangtuanya pula, entah kenapa perasaan Adrian juga sangat tidak enak.
"Om? Tante?" Adrian menyalami tangan Reyhan dan Ratu dengan sopan.
"Pak Dika, Ibu Anita? selamat datang," Reyhan menyambut keluarga Wibisono dengan sopan. Ada semburat kekhawatiran yang sangat terlihat jelas di raut wajah Reyhan dan juga Ratu. Bagaimana tidak, putri sulung mereka, kini entah di mana, dan lagi mereka juga tidak tahu pasti apa yang menyebabkan Alesha kabur. Kalau Alesha memang tidak mencintai Adrian? kenapa Alesha tidak berterus terang sejak awal? karena selama ini, hubungan yang terjalin di antara mereka tidak ada paksaan dari keluarga secuil pun.
"Ada apa ini, Om? Tante?" Adrian seolah tahu, ada yang tidak beres dengan kedua orangtua kekasihnya.
"Silahkan Nak Adrian baca," Reyhan menyerahkan surat yang ditulis oleh Alesha.
"A-apa? Alesha kabur?" tanya Adrian memastikan.
"Benar Nak," jawab Reyhan dengan lesu.
"Kenapa bisa Pak Reyhan, Ibu Ratu? apa yang terjadi?" kiranya begitu yang ditanyakan oleh keluarga Wibisono. Namun kedua orangtua Alesha tentu tidak bisa menjawab, karena selama beberapa hari ini pun, hubungan mereka baik-baik saja.
"Lantas, bagaimana dengan pertunangannya? ini hanya tinggal menghitung hari, dan tidak mungkin kami batalkan begitu saja," ucap Anita, yang tidak terima.
"Ka-kami minta maaf tapi ..." Ratu juga bingung, harus bagaimana menyelesaikan permasalahan ini.
"Maaf semuanya ..." ditengah kebingungan semua orang, Elsa datang.
"Kalau berkenan, dan tidak menjadi masalah ... saya bersedia, menggantikan kak Alesha, untuk bertunangan dengan Kak Adrian," ucap Elsa dengan raut wajah yang begitu polos.
"Elsa? apa kamu yakin?" tanya Ratu memastikan.
"Iya Mah, aku yakin," jawab Elsa dengan mantap.
'Tentu aku yakin, karena ini semua yangg aku inginkan,' batin Elsa.
"Itu jauh lebih baik, dari pada pertunangan ini harus dibatalkan," jawab Anita dengan cepat.
"Bun ..." Adrian hendak protes, namun baik Anita maupun Dika tidak memberikan ruang.
"Kami tidak meminta pendapat kamu Adrian," tegas Dika.
"Baiklah, permasalahan ini sudah selesai. Setidaknya kami berharap, Elsa akan jauh lebih baik dari Alesha dan jauh lebih bertanggung jawab," ujar Dika, kepada Elsa.
"Terimakasih atas kepercayaannya, Om." ucap Elsa, dalam hatinya dia tersenyum bangga, karena sudah menang dari Alesha.
'Mulai saat ini, dan mulai detik ini, semua orang hanya akan menunjukkan perhatiannya sama gue, nggak akan ada lagi Alesha. Dan perlahan tapi pasti, mereka akan lupain lo Alesha,' batin Elsa tersenyum devil.
**
Sebelum berpamitan pulang, Adrian menyempatkann waktu untuk berbicara dengan Elsa, wanita yang seharusnya menjadi adik iparnya, kini akan berstatus menjadi calon tunangannya. Biar bagaimanapun Adrian harus terbiasa dengan keberadaan Elsa.
"Aku mengucapkan terimakasih, karena kamu sudah mau berkorban," ucap Adrian kepada gadis yang kini tengah duduk di sampingnya.
"Sama-sama Kak, aku juga minta maaf atas nama kak Alesha," lirih Elsa.
"Sudahlah, jangan sebut namanya, aku sudah terlanjur kecewa dengan tindakannya. Dan lagi pula, dia yang berbuat salah Elsa, bukan kamu," Adrian menatap Elsa, baru kali ini Elsa merasakan di perhatikan dan di tatap oleh Adrian. Karena biasanya, tatapan Adrian hanya akan tertuju untuk Alesha seorang.
'Sekarang perlahan semuanya mulai berubah, aku biasanya hanya bisa mengagumi Kak Adrian, dan hanya bisa menaruh harapan bahwa suatu saat Kak Adrian juga akan menatap ku, seperti dia menatap Alesha. Namun, kali ini aku benar-benar merasakannya, meskipun Adrian belum bisa menatap aku sedalam dia menatap Alesha, setidaknya dia sudah mau melihat ku, dan menganggap aku ada,' batin Elsa.
"Aku janji, tidak akan menyebut namanya, jika memang itu membuat Kakak tidak nyaman," ujar Elsa, dia berlaku menjadi sosok wanita yang begitu penurut.
"Itu jauh lebih baik," jawab Adrian.
'Dan juga jauh lebih cepat untuk kamu melupakan Alesha,' batin Elsa tersenyum licik.
Setelah Alesha pergi, dan Elsa datang sabagai pahlawan, untuk menggantikan sang Kakak. Pesta pertunangan benar-benar akan terjadi, bahkan semuanya sudah dipersiapkan dengan matang. Kedua orangtua Alesha, masih terus mencari Alesha dan bertanya kepada teman-teman Alesha, namun jawabannya sama. Mereka tidak tahu menahu di mana Alesha berada.
Kini Elsa tengah di rias, dia mengenakan gaun berwarna peach dengan panjang sebatas lutut. Gaun model sabrina, yang menampilkan pundak mulus Elsa, semakin memperlihatkan sisi feminimnya. Ratu, memuji kecatikan sang putri. Namun, ada kesedihan yang masih terlihat jelas di wajahnya, dia memikirkan sang putri sulung yang belum tahu di mana keberadaannya.
"Elsa, kamu cantik sekali, Nak?" puji Ratu, dia menghampiri sang putri, yang baru selesai di rias.
"Terimakasih, Mah." jawab Elsa, sembari menampilkan senyuman manisnya.
"Maaf ya, kamu jadi menghadapi hal ini, maaf karena kamu harus berkorban," Ratu merasa bersalah, karena dia pikir Elsa terpaksa melakukan hal ini, demi nama baik keluarganya.
"Sudahlah Mah, yang penting sekarang Mamah doa kan Elsa ya, semoga ini adalah keputusan terbaik. Dan semoga saja, di manapun kak Alesha berada, kakak dalam kondisi baik-baik saja," ucap Elsa dengan bijak. Namun di balik perkataan bijaknya, tersimpan hati yang dengki.
"Terimakasih ya sayang," Ratu menggenggam jemari putri bungsunya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
✧༺Rexz༻✧
bikin kesal amat wanita dua muka itu
2023-06-08
0
Yulianti Dhanu
jangan jangan bukan saudara kandung lg
2023-03-10
0
Wira Renaulty
ih mit amit dech dgn kelakuan Elsa...
jahat bgt... pembalasan ad loh
2023-03-05
1