"Kak, Kak Alesha ... bangun Kak," Elsa terus mengguncang tubuh Alesha, berharap sang Kakak bangun. Namun, hasilnya nihil. Elsa meminta tolong pada pengunjung sekitar, untuk membawa Alesha ke mobil, tujuann Elsa saat ini adalah, klinik terdekat.
"Bagaimana keadaan Kakak saya, Dok?" tanya Elsa dengan cemas.
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, hal ini lumarh terjadi pada ibu yang tengah hamil muda," ucap Dokter menjelaskan.
"Saya hamil Dok?" ternyata, Alesha sudah siuman, dan dia mendengar semua penjelasan dari Dokter.
"Kak Alesha!" Elsa langsung mendekati Kakaknya dengan panik
"Iya Bu, usia kandungan Ibu saat ini sudah memasuki 3 mingggu," ucap Dokter.
Kini, Alesha dan Elsa dalam perjalanan pulang. Alesha belum menjelaskan apapun kepada Elsa, tentang siapa anak dari kandungannya tersebut.
"Kak, sepertinya kalian nggak bisa tunangan deh, kalian harus langsung menikah," ucap Elsa, dia pikir kalau anak yangg dikandung Alesha adalah anak dari Adrian.
"Tidak, aku dan Adrian tidak bisa menikah," ucap Alesha menolak.
"Kenapa Kak? dia harus tanggung jawab," Elsa tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Kakaknya.
"Karena bukan Adrian, ayah dari bayi ini," ucapan Alesha, sontak membuat Elsa terkejut.
"Ba-bagaimana mungkin?" tanya Elsa dengan menatap wajah kakaknya nanar. Sangkin terkejutnya, Elsa sampai mengerem mobil.
"Kak, jawab aku, siapa ayah bayi ini?" tanya Elsa sekali lagi. Namun, Alesha hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia bingung.
"Aku nggak tahu, aku nggak kenal siapa dia," jawab Alesha seraya terisak.
"Bagaimana bisa Kak?" Elsa benar-benar tidak menyangka, dan dia juga bingung dengan apa yang menimpa Kakaknya.
"Pada saat acara malam itu ..." Alesha menjellaskan apa yang sebenarnya terjadi, dan kemana dia pergi.
"A-apa?" Elsa begitu terkejut, dia tidak menyangka hal buruk menimpa sang kakak.
"Lalu apa yang akan Kakak lakukan sekarang?" tanya Elsa, sebab minggu depan adalah hari pertunangan Alesha dan Adrian.
"Kakak nggak tahu," Alesha benar-benar bingung, pikirannya buntu sekarangg.
"Atau, gugurkan saja kandungannya Kak?" Elsa memberikan ide yang begitu berani.
"A-apa? gugurkan kandungan?" tanya Alesha, dia nampak ragu. Biar bagaimanapun, janin dalam kandungannya tidak bersalah kan?
"Nanti, biar aku bantu cari kan info, yang penting Kakak nggak buka mulut sama Mamah dan Papah," ujar Elsa, meyakinkan Alesha. Alesha hanya diam dan mengangguk pasrah.
.
.
Malam ini, Alesha tidak bisa tidur, dia terus terngiang dnegan perkataan Elsa, yang mengatakan tidak ada jalan lain selain mengugurkan kandungannya. Karena semakin lama, perut Alesha akan semakin membesar. Alesha membenarkan perkataan Elsa, bahwa semakin lama perutnya pasti akan semakin terlihat. Tapi, apakah tidak ada jalan lain selain mengugurkan kandungan? Alesha tidak tega.
Alesha mengelus perutnya yang masih rata, "apa yang harus Mamah lakukan, Nak?" lirih Alesha. Dia memejamkan matanya, membayangkan bermain dengan sang buah hati kela. Memikirkan hal itu, Alesha semakin tidak tega, untuk menghukum bayi yang tidak berdosa.
"Tidak, biar bagaimana pun dia tidak bersalah," lirih Alesha. Alesha langsung mengambil koper, dan memasukkan semua baju serta barang-barang penting miliknya. Tabungan, perhiasan dan semua barang berharga miliknya ikut diambil serta. Tidak lupa Alesha juga mengambil secarik kertas dan menuliskan sesuatu.
'Maaf Mah, Pah ... Alesha memilih jalan Alesha sendiri,' batin Alesha. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 dinihari, pasti dikediamannya sudah sunyi senyap. Alesha bergas keluar dari rumah dengan perlahan dan mengendap-endap. Benar saja, semua lampu sudah dimatikan. Alesha membuka kunci rumah dengan perlahan, dia pun keluar rumah dengan aman. Alesha sudah memesan taksi online, dan seharusnya taksi itu sudah ada di depan rumahnya. Kini, Alesha hanya tinggal keluar dari gerbang rumahnya, dia melihat satpam yang nampaknya tengah tertidur pulas.
'Syukurlah, sepertinya keadaan sedang berpihak padaku,' batin Alesha. Pintu pagar beredit, namun tidak mengganu tidur satpam rumahnya. Alesha cukup bernapas lega sekarang.
"Mbak Alesha?" tanya supir taksi.
"Iya Pak, kita langsung menuju ke tempat tujuan ya?" ujar Alexa. Saat ini, tujuan Alexa adalah hotel, Alexa akan memikirkan kembali kemana sebaiknya dia akan pergi. Selama perjalanan Alexa lebih banyak diam. Tiba-tiba Alexa melihat ada foto di yang digantung dibagian kaca mobil taksi.
"Itu, anak-anak Bapak?" tanya Alexa mencoba bersikap ramah.
"Iya Neng, sekarang sudah menikah, dan ikut suami dia," jawab sang supir.
"Jadi, Bapak tinggal sama siapa di rumah?" tanya Alesha lagi.
"Saya sama istri Neng, dan ke-4 anak kami," jawabnya.
"Wah, pasti rame ya Pak," ujar Alesha lagi.
"Wahh ... anak sebanyak apa, kalau jauh salah satu pasti tetap berasa kurang Neng," jawaban sang supir, membuat Alesha teringat dengan kedua orangtuanya.
'Bagaiamana dengan Mamah dan Papah? yang cuma punya aku dan Elsa?' batin Alesha sendu.
"Bapak malam-malam begini masih narik?" Alesha cukup iba dengan sang driver, karena ini sudah waktunya orang beristirahat bukan?
"Saya sudah janji Neng, sama anak bungsu saya, mau belikan dia sepeda. Soalnya kasihan, kalau berangkat sekolah jalan kaki," jawaban sang driver membuat Alesha tersentuh, saat sudah tiba di tempat tujuan. Alesha memberikan tips sejumalah 500.000.
"Loh Neng, ini kebanyakan ..." sang Driver nampak terkejut dengan pemberian Alesha.
"Nggak apa-apa kok Pak, ini rejeki anak Bapak, semoga bisa buat nambahin beli sepeda," ujar Alesha dengan sangat sopan. Sang Driver sangat berterimakasih dengan pemberian Alesha. Alesha juga sangat bersyukur, karena jujur saja, saat dia hendak memesan taksi online, Alesha sempat ragu, karena ini sudah sangat malam dan sangat rawan dengan tindak kejahatan. Namun, sepertinya Tuhan masih baik, dan selalu menjaga Alesha, sampai Alesha bertemu dengan driver yang jujur.
-//-
Pagi ini, Elsa turun ke meja makan, namun dia belum melihat Alesha di sana. Akhirnya, Elsha pun menuju kamar kakaknya, untuk mengajak Alesha sarapan berssama.
"Kak?" kosong, Elsa tidak menemukan keberadaan kakaknya di ranjang, bahkan ranjang itu terlihat rapi.
"Mungkin mandi," ujar Elsa, dia berlalu mengetuk kamar mandi.
"Kak?" lagi, Elsa memanggil nama kakaknya, namun tidak ada sahutan sama sekali.
"Kenapa nggak ada suara air ya?" akhirnya, Elsa mencoba untuk membuka pintu kamar mandi, teryata sama saja, kosong. Elsa melangkah menuju lemari pakaian, di sana dia tidak menemukan baju-baju milik Alesha, bahkan koper pun tidak ada. Secarik kertas, ditemukannya di atas nakas.
Pagi semuanya ...
Mungkin saat kalian menemukan surat ini, aku sudah pergi. Maaf karena Alesha harus pergi dengan hanya pamit lewat surat ini. Alesha terpaksa pergi, karena ada hal yang tidak bisa Alesha jelaskan. Alesha tidak bisa meneruskan pertunangan dengan Adrian, dan denan ini Alesha juga menyampaikan maaf sebesar-besarnya, atas sikap egosi yang Alesha lakukan. Alesha harap, Mamah dan Papah akan selau baik-baik saja, dan tolong jangan cari Alesha.
Salam hangat
Alesha.
Elsa menatap surat dengan tatapan yang sulit diartikan, perlahan senyum simpul terukir di wajah Elsa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
✧༺Rexz༻✧
thor apa elsa itu cuma pura pura baik aja?
2023-06-08
0