Terpaksa Aku menemani Binar untuk ke salon. Ini yang Aku tidak suka dari Binar. Dan Aku pun merasa ilfil dengan sikap Binar. Binar sangat egois dan selalu mementingkan dirinya sendiri.
...****************...
Hari minggu telah tiba. Kini saatnya Aku ke gereja untuk beribadah. Aku segera melajukan mobilku. Sebelum Aku sampai di gereja, terlebih dahulu Aku menemui kekasihku Binar.
Ternyata Binar sudah siap menunggu kedatanganku. Aku melihat Binar yang sudah berdiri di teras rumah, tak lupa dengan sling bag yang di tenteng oleh tangannya. Aku pun langsung turun dari mobil.
Aku berjalan menghampiri Binar, Binar menyambut ku dengan sebuah senyuman. Aku melihat Binar berbeda kali ini. Dia terlihat lebih cantik dari sebelumnya. Penampilannya pun sangat elegan tidak norak seperti kemarin. Penampilan Binar kali ini membuat Aku lebih kagum.
"Kenapa kamu menatap Aku seperti itu?" Tanya Binar.
"Em.. anu.. Kamu kelihatan lebih cantik hari ini Binar.." Puji ku. Bukannya senang, Binar malah cemberut dengan pujian ku.
"Memangnya, kemarin-kemarin Aku ga cantik?" Tanyanya menuduh.
"Bukan itu maksud Aku.. Kamu itu selalu cantik kok.. Siapa bilang kamu ga cantik, cuma hari ini terlihat benar-benar cantik Binar, Kamu cantiknya bak princess hari ini.." Puji ku lagi.
Binar tersenyum mendengar pujian ku itu. Pipinya terlihat memerah karena malu.
"Oh... yang benar nih.." Tanyanya seperti ga yakin.
"Ya, iya dong.. kalau ga cantik mana mau Aku sama kamu.. iya kan?" Ucapku meyakinkan Binar. Binar semakin merasa besar kepala mendengar pujian ku.
Aku pun dan Binar segera berangkat ke gereja. Sesampainya di sana, Aku dan Binar segera masuk ke dalamnya. Kami pun segera melaksanakan kewajiban kami.
-
-
-
Selesai kami beribadah di gereja, niatku ingin langsung pulang. Tiba-tiba Binar merengek memintaku untuk menemani Dia ke mall.
"Sayang, temani Aku ke mall yuk.." Pintanya. sembari memegang siku lenganku.
"Ke mall? Mau ngapain ke sana?" Tanyaku heran.
"Ya, mau belanja lah.. masak mau dugem.." Ucapnya.
"Belanja lagi? Kan kemarin sudah.." Tanyaku.
"Aduh.. sekarang itu ada barang-barang terupdate.. Branded lagi.. mumpung belum kehabisan.." Katanya penuh nafsu.
Begitulah Binar, selain ke salon iya juga hobi pergi ke mall yang mewah. Iya tergila-gila dengan barang-barang branded. Binar tidak dapat dijauhkan dari barang-barang itu. Aku mulai merasa malas dengan sikap manja Binar. Tapi mau bagaimana lagi, Aku terpaksa menemani Dia ke mall.
-
-
Aku melongo ketika Binar berbelanja barang-barang branded begitu banyak. Sudah seharian juga Binar muter-muter ga jelas di mall ini.
"Binar, kamu masih cari apa sih?" Tanyaku.
"Aku itu cari sepatu.." Jawabnya sembari mencari barang yang iya inginkan.
"Binar, bukannya sepatu kamu sudah banyak dan masih bagus yah.. ngapain cari sepatu lagi.. lagian sepatu kamu yang baru-baru juga banyak.." Ucapku sudah lelah, karena mengikuti Binar.
"Aduh.. kamu ga ngerti deh.. Aku tuh suka banget koleksi sepatu.. Apa lagi, ini adalah sepatu import dari Jerman.. Anak kampus lainnya mana punya sepatu buatan jerman? Aku itu mau pamer ke semua teman-teman Aku.. Biar mereka pada ngiri.." Ucapnya angkuh.
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku. Melihat sikap Binar. Dalam hati ada rasa tidak suka terhadap sikapnya yang selalu menghambur-hamburkan uang hanya ingin dipandang terhormat.
"Ya, sudah kalau begitu Aku tunggu di mobil saja ya..?" Pamit ku.
"Enak aja tunggu di mobil, temani Aku dong.. terus nanti yang bayarin siapa?" Tanyanya.
"Dasar perempuan sok kaya.." Batinku.
"Ya, kamu bayar sendirilah.. kan kamu yang belanja.." Ucapku.
"Enak aja.. kamu kan pacar Aku, ya kewajiban kamu lah memenuhi semua kebutuhan Aku.." Sungutnya.
Aku pun menggelengkan kepala lagi. Tanpa berpikir panjang, Aku langsung meninggalkan Binar. Binar memanggilku berteriak berkali-kali. Tapi, Aku masa bodoh dengannya. Aku terus saja berjalan tanpa mendengarkan perkataannya.
Aku pun duduk dalam mobil. sembari menyenderkan punggungku di kursi mobil. Aku merasa sangat lelah, karena sedari tadi menemani Binar muter-muter ga jelas di mall. Dasar cewek sosialita, maunya selalu ingin dituruti.
Dari jauh, Aku melihat Binar yang berjalan tergesa-gesa menuju arah mobilku. Terlihat dari raut wajahnya iya sangat emosi. Entah Dia kenapa Aku pun juga tidak mengerti. Tiba-tiba saja Binar membuka pintu mobil lalu iya pun menutupnya dengan sangat kasar.
"Kamu kenapa Binar?" Tanyaku iseng. Dia pun tidak menjawab pertanyaan ku.
"Jalan!" Perintahnya tanpa menoleh ke arahku. Iya terus saja fokus ke depan.
"Binar, kamu kenapa?" Tanyaku lagi.
"Aku bilang jalan, ya jalan." Ucapnya sembari fokus ke depan.
Tanpa banyak bertanya, Aku pun menuruti kemauan Binar. Sepanjang perjalanan, Binar terus saja pandangannya fokus ke depan. Tiba-tiba saja perutku merasa lapar. Cacing-cacing di perutku sudah memberontak.
"Binar.. kita makan siang dulu yuk.. Kamu maunya makan dimana?" Tanyaku.
"Ga perlu! Aku ga lapar!" Sungutnya.
Entahlah, Aku heran dengan Binar. Mungkin gara-gara yang tadi Aku tinggalin Dia di mall. Aku juga melihat Binar membawa belanjaannya sedikit. Tadi terakhir Aku lihat di mall belanjaannya banyak banget yang di bawa. Apa uang yang di bawa Binar ga cukup ya?
Ya, iya lah mana cukup kalau Binar selalu belanja banyak. Sedangkan barang yang dibeli bukan barang murah.
-
-
-
Sesampainya di rumah Binar, Binar langsung turun dari mobil dengan sendirinya. Iya pun membanting pintu mobil ku. Dan Binar cepat-cepat masuk ke dalam rumahnya.
Masa bodoh lah dengan semuanya. Aku kan hanya pacar Binar saja, bukan suaminya. Aku segera melajukan mobil Aku dengan untuk menuju rumah.
-
-
-
Sesampainya di rumah, Aku pun langsung tiduran di kamar. Aku mendaratkan punggungku di atas kasur yang empuk. Tiba-tiba saja HP ku berdering. aku segera mengangkat telfon ku.
"Halo bro.." Tanya Rival.
"Halo.." Jawabku.
"Lo kenapa bro? kedengarannya lo itu lagi ga semangat gitu.." Tanyanya.
"Biasalah bro.. ini cewek gue lagi ngambek.. gara-gara gue ga bayarin belanjaannya di mall tadi.. jadi malas gue.." Ucapku.
"Hahaha... jadi ini cuma gara-gara cewek? Aduh bro..cewek manja kayak gitu kenapa lo masih pertahankan sih? Udah lah putusin saja.. lagian cewek masih banyak kok yang lebih baik dari dia.." Nasehat Rival.
"Kalau bukan karena wasiat dari mama gue, sudah gue tinggalin dia dari dulu men.. Ogah kali, punya cewek matre kayak gitu.. bisa bangkrut gue lama-lama kalau sama dia.." Jawabku.
"Kasian banget lo bro.. Gue turut prihatin dengan lo.." Ucapnya.
"Sudahlah gue capek, kesel gue jika harus membahas Dia terus..." Ucapku.
Rival pun tertawa riang mendengar ucapan ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments