Rasanya malas sekali buat Aku untuk pergi ke kampus hari ini. Sebenarnya hari ini, Aku tidak ada jadwal untuk ngisi kelas. Tetapi, karena Aku tukeran jadwal dengan teman, terpaksa Aku harus mengisi kelas hari ini. Kalau bukan karena kasian dengan teman, mungkin Aku sudah tidak sudi pergi ke kampus disaat Aku ga ada mood begini.
Tit..
Tit..
Terdengar suara klakson mobil dari luar. Aku melihat dari balik gorden sebentar. Aku penasaran siapa yang datang ke rumahku pagi-pagi begini.
Ternyata yang datang ke rumahku adalah Binar. Kebetulan sekali, Aku sangat malas membawa mobil hari ini. Mungkin ini termasuk rejeki buat Aku. Tuhan tahu aja kalau Aku sedang ga ada mood.
Ting..
Tong..
Binar mulai memencet pintu bel rumahku. Dan Aku pun dengan semangat mulai membuka pintu untuknya. Memang pacar yang baik.
"Hai.. selamat pagi honey.." Sapanya sembari melayangkan sebuah pelukan kepadaku. Tak lupa juga mendaratkan pipi kiri dan kanannya ke pipiku secara bergantian.
"Pagi juga my honey.. Rapi sekali kamu pagi ini.. mau kemana?" Ucapku sambil iseng bertanya.
"Ya mau ke kampus lah.. Gimana? Cantik ga Aku?" Tanyanya sembari memutarkan tubuhnya.
"Kamu cantik seperti princess Binar.. Tapi mau ke kampus harus pakaian seksi begini?" Tanyaku. Mata Binar bercahaya, iya terlihat senang saat Aku memujinya.
"Ya, iya dong honey.. ini kan mau ke kampus.. ya harus modis lah, masak iya Aku ke kampus berpenampilan norak.. Apa kata orang nantinya, masak sih, pacar seorang Steven penampilannya biasa-biasa aja.. ih.. ga banget kan.." Ujarnya dengan manja padaku.
Aku hanya mengangguk saja. Dan merasa sedikit ilfil dengan tingkah Binar kali ini.
"Ya, sudah ayok kita berangkat.." Ajak ku sembari manarik tangannya. Tapi, Binar masih diam terpaku.
"Kamu ga mau bawa motor kamu?" Tanyanya membuat Aku melongo.
"Kan kamu sudah bawa mobil.." Ucapku heran.
"Kalau kesini ga bawa mobil, lalu mau bawa apa? Mau jalan kaki? halo... rumah Aku dan Aku itu jaraknya jauh.. lo pikir pacar 5 langkah?" Ucapnya.
Karena males dengerin ocehan Binar, Aku pun mengalah. Aku mulai menuju garasi untuk mengambil motor.
Binar tersenyum senang ketika melihatku menaiki motorku. Binar pun langsung menaiki motorku di belakangku. Tanpa ragu, Binar memelukku dari belakang. aku pun langsung melajukan motorku. Kami pun berangkat ke kampus bersama-sama.
Setelah sampai di kampus, Binar langsung menggandeng lenganku. kami berjalan menuju ke dalam kampus. Kebetulan sekali, Aku merasa kebelet. Aku pun ijin sebentar kepada Binar untuk ke toilet.
...****************...
Setelah dari toilet, Aku ingin langsung kembali ke Binar. Dari kejauhan, Aku seperti melihat Binar sedang ribut dengan seseorang. Aku mencoba melihat lebih dekat ke arah mereka. Ternyata Binar sedang memarahi seorang perempuan.
Aku segera berjalan ke arah mereka. Dan Aku ingin bertanya. Binar melihatku dari jarak 1 meter. Iya segera menghampiriku. Dengan manjanya, iya langsung mengadu kepadaku. Aku melirik perempuan itu sejenak.
Perempuan itu hanya menunduk. Iya pun sudah minta maaf kepada Binar. Aku yakin Dia ga bersalah, dan Aku yakin yang salah adalah Binar. Hanya saja Binar tidak bisa melihat kesalahannya sendiri. Iya tetap merasa paling benar.
Seketika pandanganku tertuju kepada perempuan itu. Pandanganku tak bisa lepas dari perempuan itu. Baru pertama kali Aku bertemu dengan seorang perempuan yang tertutup seperti itu. Perempuan itu benar-benar membuat Aku terpukau.
Ternyata, Aku hari ini mengisi kelasnya. Melihatnya, seketika mood Aku langsung berubah semangat. Nada Bicaranya terdengar sangat lembut. Iya sangat sopan. Dari sekian mahasiswi di kelas itu, Aku hanya dapat fokus kepadanya
Ketika Aku ingin berkenalan dengannya, Iya menolak uluran tanganku. iya malah membalasnya dengan mengatupkan kedua tangannya. Iya juga menolak ajakan ku ketika Aku ingin mengajaknya pulang bersama.
...****************...
Entah kenapa pikiranku masih tertuju kepadanya. Rasanya sangat mustahil jika Aku bisa mendapatkannya. karena Aku tahu, keyakinan kita sangat berbeda. Aku mencoba untuk menghilangkan pikiranku tentangnya sejenak. Namun, Aku tidak bisa.
HP ku tiba-tiba berdering. Seketika membuyarkan lamunanku tentang Namira. Aku melihat HP Ku. Melihat siapa yang telah telfon Aku. Aku pun langsung beranjak dari tempat tidur ketika Aku melihat siapa yang telfon. Ternyata yang telfon adalah sahabat Aku dari jauh.
"Halo.." Jawabku.
"Halo Bro.. Apa kabar lo bro..? Gimana di sana? betah ga?" Tanyanya.
"Aku baik bro.. lo sendiri bagaimana?" Tanyaku.
"Baik juga bro.. eh, pertanyaan Aku belum dijawab nih.. lo betah ga di sana?" Tanyanya lagi.
"Ya, betah la bro.. apa lagi tadi, Aku melihat cewek cantik bro.." Jawabku.
"Cewek cantik? Siapa?Binar cewek lo itu?" Tanyanya.
"Ya, bukanlah.. Dia itu beda sama Binar.. Dia itu pokoknya cantik banget, gue yakin kalau lo tahu sama ni cewek pasti lo juga bakalan terpesona." Ucapku.
"Ah masak si bro? Gue ga percaya.. emang cewek itu gimana sih ciri-cirinya?" Tanyanya.
"Dia itu sangat lembut dan sopan, wajahnya cantik berkarisma, Dia juga berhijab bro.." Ucapku.
Temanku langsung diam seketika.
"Rival... lo dengar gue kan?" Tanyaku.
"Iya gue dengar kok.." Jawabnya.
Nama temanku itu adalah Rival. Iya dan keluarganya sudah lama berada di luar negeri. Aku dan Dia juga sudah lama bersahabat. Entah kenapa tiba-tiba Rival mematikan telfonnya.
...****************...
Hari ini, Aku kembali masuk kampus untuk mengisi kelas. Kebetulan hari ini Aku mengisi kelasnya Namira. Kalau sudah melihat Namira, pandanganku tak bisa lepas darinya. Pandanganku tertuju kepadanya. Aku tidak dapat fokus memberi materi kepada mahasiswaku.
Seketika lamunanku hilang ketika seorang mahasiswa memanggilku. Iya menanyakan sesuatu kepadaku.
Jam istirahat pun telah tiba. Lagi-lagi pandanganku tertuju kepada Namira. Aku memandangi Namira ketika Iya berjalan keluar kelas.
"Sayang..." Seketika pandanganku beralih, ketika Binar memanggilku.
"Hai.." Sapaku.
"Kamu ga ada kelas lagi kan hari ini?" Tanyanya.
"Enggak ada.. kenapa memangnya?" Tanyaku balik.
"Bagus deh kalau gitu.. temani Aku ke salon yuk.." Pintanya.
"Ke salon lagi?" Tanyaku heran.
"Ya iyalah.." Jawabnya.
"Kemaren kan sudah ke salon.. masak sekarang mau ke salon lagi?" Tanyaku heran.
"Aduh.. emang dasar ya.. cowok itu ga pernah ngerti.. pengennya dapat cewek cantik, tapi giliran dapat, suruh ngerawat cewek agar tetap cantik aja ga mau. Memangnya, cewek itu kalau tidak di rawat, cewek itu bisa cantik?" Sungutnya.
"Maksud Aku, kemarin kan sudah.. masak sekarang mau ke salon lagi.." Tanyaku sekali lagi.
"Kemaren itu salon rambut, sekarang itu waktunya Aku facial wajah.. beda dong.." Sungutnya lagi.
"Oh, beda lagi ya?" Tanyaku.
"Tau ah.." Binar pun kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments