Steven

Rasanya malas sekali buat Aku untuk pergi ke kampus hari ini. Sebenarnya hari ini, Aku tidak ada jadwal untuk ngisi kelas. Tetapi, karena Aku tukeran jadwal dengan teman, terpaksa Aku harus mengisi kelas hari ini. Kalau bukan karena kasian dengan teman, mungkin Aku sudah tidak sudi pergi ke kampus disaat Aku ga ada mood begini.

Tit..

Tit..

Terdengar suara klakson mobil dari luar. Aku melihat dari balik gorden sebentar. Aku penasaran siapa yang datang ke rumahku pagi-pagi begini.

Ternyata yang datang ke rumahku adalah Binar. Kebetulan sekali, Aku sangat malas membawa mobil hari ini. Mungkin ini termasuk rejeki buat Aku. Tuhan tahu aja kalau Aku sedang ga ada mood.

Ting..

Tong..

Binar mulai memencet pintu bel rumahku. Dan Aku pun dengan semangat mulai membuka pintu untuknya. Memang pacar yang baik.

"Hai.. selamat pagi honey.." Sapanya sembari melayangkan sebuah pelukan kepadaku. Tak lupa juga mendaratkan pipi kiri dan kanannya ke pipiku secara bergantian.

"Pagi juga my honey.. Rapi sekali kamu pagi ini.. mau kemana?" Ucapku sambil iseng bertanya.

"Ya mau ke kampus lah.. Gimana? Cantik ga Aku?" Tanyanya sembari memutarkan tubuhnya.

"Kamu cantik seperti princess Binar.. Tapi mau ke kampus harus pakaian seksi begini?" Tanyaku. Mata Binar bercahaya, iya terlihat senang saat Aku memujinya.

"Ya, iya dong honey.. ini kan mau ke kampus.. ya harus modis lah, masak iya Aku ke kampus berpenampilan norak.. Apa kata orang nantinya, masak sih, pacar seorang Steven penampilannya biasa-biasa aja.. ih.. ga banget kan.." Ujarnya dengan manja padaku.

Aku hanya mengangguk saja. Dan merasa sedikit ilfil dengan tingkah Binar kali ini.

"Ya, sudah ayok kita berangkat.." Ajak ku sembari manarik tangannya. Tapi, Binar masih diam terpaku.

"Kamu ga mau bawa motor kamu?" Tanyanya membuat Aku melongo.

"Kan kamu sudah bawa mobil.." Ucapku heran.

"Kalau kesini ga bawa mobil, lalu mau bawa apa? Mau jalan kaki? halo... rumah Aku dan Aku itu jaraknya jauh.. lo pikir pacar 5 langkah?" Ucapnya.

Karena males dengerin ocehan Binar, Aku pun mengalah. Aku mulai menuju garasi untuk mengambil motor.

Binar tersenyum senang ketika melihatku menaiki motorku. Binar pun langsung menaiki motorku di belakangku. Tanpa ragu, Binar memelukku dari belakang. aku pun langsung melajukan motorku. Kami pun berangkat ke kampus bersama-sama.

Setelah sampai di kampus, Binar langsung menggandeng lenganku. kami berjalan menuju ke dalam kampus. Kebetulan sekali, Aku merasa kebelet. Aku pun ijin sebentar kepada Binar untuk ke toilet.

...****************...

Setelah dari toilet, Aku ingin langsung kembali ke Binar. Dari kejauhan, Aku seperti melihat Binar sedang ribut dengan seseorang. Aku mencoba melihat lebih dekat ke arah mereka. Ternyata Binar sedang memarahi seorang perempuan.

Aku segera berjalan ke arah mereka. Dan Aku ingin bertanya. Binar melihatku dari jarak 1 meter. Iya segera menghampiriku. Dengan manjanya, iya langsung mengadu kepadaku. Aku melirik perempuan itu sejenak.

Perempuan itu hanya menunduk. Iya pun sudah minta maaf kepada Binar. Aku yakin Dia ga bersalah, dan Aku yakin yang salah adalah Binar. Hanya saja Binar tidak bisa melihat kesalahannya sendiri. Iya tetap merasa paling benar.

Seketika pandanganku tertuju kepada perempuan itu. Pandanganku tak bisa lepas dari perempuan itu. Baru pertama kali Aku bertemu dengan seorang perempuan yang tertutup seperti itu. Perempuan itu benar-benar membuat Aku terpukau.

Ternyata, Aku hari ini mengisi kelasnya. Melihatnya, seketika mood Aku langsung berubah semangat. Nada Bicaranya terdengar sangat lembut. Iya sangat sopan. Dari sekian mahasiswi di kelas itu, Aku hanya dapat fokus kepadanya

Ketika Aku ingin berkenalan dengannya, Iya menolak uluran tanganku. iya malah membalasnya dengan mengatupkan kedua tangannya. Iya juga menolak ajakan ku ketika Aku ingin mengajaknya pulang bersama.

...****************...

Entah kenapa pikiranku masih tertuju kepadanya. Rasanya sangat mustahil jika Aku bisa mendapatkannya. karena Aku tahu, keyakinan kita sangat berbeda. Aku mencoba untuk menghilangkan pikiranku tentangnya sejenak. Namun, Aku tidak bisa.

HP ku tiba-tiba berdering. Seketika membuyarkan lamunanku tentang Namira. Aku melihat HP Ku. Melihat siapa yang telah telfon Aku. Aku pun langsung beranjak dari tempat tidur ketika Aku melihat siapa yang telfon. Ternyata yang telfon adalah sahabat Aku dari jauh.

"Halo.." Jawabku.

"Halo Bro.. Apa kabar lo bro..? Gimana di sana? betah ga?" Tanyanya.

"Aku baik bro.. lo sendiri bagaimana?" Tanyaku.

"Baik juga bro.. eh, pertanyaan Aku belum dijawab nih.. lo betah ga di sana?" Tanyanya lagi.

"Ya, betah la bro.. apa lagi tadi, Aku melihat cewek cantik bro.." Jawabku.

"Cewek cantik? Siapa?Binar cewek lo itu?" Tanyanya.

"Ya, bukanlah.. Dia itu beda sama Binar.. Dia itu pokoknya cantik banget, gue yakin kalau lo tahu sama ni cewek pasti lo juga bakalan terpesona." Ucapku.

"Ah masak si bro? Gue ga percaya.. emang cewek itu gimana sih ciri-cirinya?" Tanyanya.

"Dia itu sangat lembut dan sopan, wajahnya cantik berkarisma, Dia juga berhijab bro.." Ucapku.

Temanku langsung diam seketika.

"Rival... lo dengar gue kan?" Tanyaku.

"Iya gue dengar kok.." Jawabnya.

Nama temanku itu adalah Rival. Iya dan keluarganya sudah lama berada di luar negeri. Aku dan Dia juga sudah lama bersahabat. Entah kenapa tiba-tiba Rival mematikan telfonnya.

...****************...

Hari ini, Aku kembali masuk kampus untuk mengisi kelas. Kebetulan hari ini Aku mengisi kelasnya Namira. Kalau sudah melihat Namira, pandanganku tak bisa lepas darinya. Pandanganku tertuju kepadanya. Aku tidak dapat fokus memberi materi kepada mahasiswaku.

Seketika lamunanku hilang ketika seorang mahasiswa memanggilku. Iya menanyakan sesuatu kepadaku.

Jam istirahat pun telah tiba. Lagi-lagi pandanganku tertuju kepada Namira. Aku memandangi Namira ketika Iya berjalan keluar kelas.

"Sayang..." Seketika pandanganku beralih, ketika Binar memanggilku.

"Hai.." Sapaku.

"Kamu ga ada kelas lagi kan hari ini?" Tanyanya.

"Enggak ada.. kenapa memangnya?" Tanyaku balik.

"Bagus deh kalau gitu.. temani Aku ke salon yuk.." Pintanya.

"Ke salon lagi?" Tanyaku heran.

"Ya iyalah.." Jawabnya.

"Kemaren kan sudah ke salon.. masak sekarang mau ke salon lagi?" Tanyaku heran.

"Aduh.. emang dasar ya.. cowok itu ga pernah ngerti.. pengennya dapat cewek cantik, tapi giliran dapat, suruh ngerawat cewek agar tetap cantik aja ga mau. Memangnya, cewek itu kalau tidak di rawat, cewek itu bisa cantik?" Sungutnya.

"Maksud Aku, kemarin kan sudah.. masak sekarang mau ke salon lagi.." Tanyaku sekali lagi.

"Kemaren itu salon rambut, sekarang itu waktunya Aku facial wajah.. beda dong.." Sungutnya lagi.

"Oh, beda lagi ya?" Tanyaku.

"Tau ah.." Binar pun kesal.

Episodes
1 Awal
2 20 Tahun Kemudian
3 Kampus
4 Steven
5 Kesal dengan Binar
6 Kagum
7 Salah paham
8 Cemburu
9 Menyesal
10 Paranormal
11 Dukun palsu
12 Penyesalan ke 2
13 Dosen Baru
14 Rival
15 Rival dan Namira
16 Rival sang pangeran kampus
17 Rencana Binar
18 Setelah tahu
19 Acara kampus
20 Keluarga Helsen Perdana
21 Rencana Monica
22 Tegas
23 Kesialan
24 Masalah Helsen
25 Dilema
26 Solusi
27 Keluarga Helsen
28 Makan malam
29 Pendekatan
30 Bersikap Dingin
31 Peringatan untuk Namira
32 Kenyataannya
33 Ta'aruf
34 Perintah Ayah tidak dapat dibantah
35 Malik Ibrahim
36 Namira
37 Rival
38 Namira
39 Binar
40 Kekecewaan
41 Berhasil Lolos
42 Namira bertemu malik
43 Malik Ibrahim
44 Flashback kronologi kematian Laura
45 Mengenang Laura
46 Bantuan Kayla
47 Kunjungan ke rumah Helsen
48 Alasan Rival
49 Antara senang dan sedih
50 Rencana licik Binar
51 Fitnah
52 Sebuah Hinaan
53 Kebenaran terungkap
54 Penangkapan Binar
55 Monica tidak terima
56 Keberanian
57 Keputusan yang berat
58 Perasaan sedih
59 Malik
60 Rencana Monika
61 pikiran licik
62 Sebuah perjanjian.
63 Hari kebebasan
64 Ingin membuat Namira panas
65 Sikap dingin Rival
66 Gara-gara foto
67 Sebuah surat undangan
68 Pertunangan
69 Rencana untuk Namira
70 Nasib Namira
71 Rencana Rival
72 Kebenaran yang terungkap
73 Karma
74 Penderitaan Binar dan Monica
75 Rencana pertunangan Namira
76 Pertunangan Namira
77 Dalam kesendirian
78 Hari kelulusan
79 Siapa perempuan itu
80 Tragedi kecelakaan
81 Monica
82 Sebuah perundingan
83 Rencana pernikahan Rival
84 Rencana
85 pernikahan yang gagal
86 Jonas
87 Antara senang dan sedih
88 Rival sakit
89 Peringatan untuk Namira
90 Ga ada kabar
91 Ga boleh masuk kerja
92 Hari pernikahan
93 Sesuatu yang tidak diinginkan
94 Kondisi Namira
95 Perkiraan yang salah
96 Perasaan Aneh
97 Penyelidikan Marta
98 Marta mengajak Rita
99 Namira dan Malik
100 Pertemuan pertama Rival dan Rita
101 Gengsi
102 Namira hamil
103 Monica berganti wajah
104 Kembalinya Monica sebagai Mona
105 Misi pertama
106 Kebaikan Rita
107 Tentang Rita
108 Dendam Binar
109 Monica merasa geram
110 Rival dan Rita
111 Hasutan Monica
112 Tantangan
113 Antara Halu dan Kenyataan
114 Ternyata
115 Rita pergi
116 Setelah kepergian Rita
117 Siapa Mona?
118 Terbongkarnya penyamaran Mona
119 Musibah
120 Semua salahmu Namira
121 Namira syok
122 Kesedihan Namira
123 Keadaan Namira
124 Pencarian Rival
125 Akrab
126 Ungkapan Cinta
127 Meminta Restu dan tertangkapnya Binar
128 Kesembuhan Namira dan celakanya Monica
129 Hari pernikahan
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Awal
2
20 Tahun Kemudian
3
Kampus
4
Steven
5
Kesal dengan Binar
6
Kagum
7
Salah paham
8
Cemburu
9
Menyesal
10
Paranormal
11
Dukun palsu
12
Penyesalan ke 2
13
Dosen Baru
14
Rival
15
Rival dan Namira
16
Rival sang pangeran kampus
17
Rencana Binar
18
Setelah tahu
19
Acara kampus
20
Keluarga Helsen Perdana
21
Rencana Monica
22
Tegas
23
Kesialan
24
Masalah Helsen
25
Dilema
26
Solusi
27
Keluarga Helsen
28
Makan malam
29
Pendekatan
30
Bersikap Dingin
31
Peringatan untuk Namira
32
Kenyataannya
33
Ta'aruf
34
Perintah Ayah tidak dapat dibantah
35
Malik Ibrahim
36
Namira
37
Rival
38
Namira
39
Binar
40
Kekecewaan
41
Berhasil Lolos
42
Namira bertemu malik
43
Malik Ibrahim
44
Flashback kronologi kematian Laura
45
Mengenang Laura
46
Bantuan Kayla
47
Kunjungan ke rumah Helsen
48
Alasan Rival
49
Antara senang dan sedih
50
Rencana licik Binar
51
Fitnah
52
Sebuah Hinaan
53
Kebenaran terungkap
54
Penangkapan Binar
55
Monica tidak terima
56
Keberanian
57
Keputusan yang berat
58
Perasaan sedih
59
Malik
60
Rencana Monika
61
pikiran licik
62
Sebuah perjanjian.
63
Hari kebebasan
64
Ingin membuat Namira panas
65
Sikap dingin Rival
66
Gara-gara foto
67
Sebuah surat undangan
68
Pertunangan
69
Rencana untuk Namira
70
Nasib Namira
71
Rencana Rival
72
Kebenaran yang terungkap
73
Karma
74
Penderitaan Binar dan Monica
75
Rencana pertunangan Namira
76
Pertunangan Namira
77
Dalam kesendirian
78
Hari kelulusan
79
Siapa perempuan itu
80
Tragedi kecelakaan
81
Monica
82
Sebuah perundingan
83
Rencana pernikahan Rival
84
Rencana
85
pernikahan yang gagal
86
Jonas
87
Antara senang dan sedih
88
Rival sakit
89
Peringatan untuk Namira
90
Ga ada kabar
91
Ga boleh masuk kerja
92
Hari pernikahan
93
Sesuatu yang tidak diinginkan
94
Kondisi Namira
95
Perkiraan yang salah
96
Perasaan Aneh
97
Penyelidikan Marta
98
Marta mengajak Rita
99
Namira dan Malik
100
Pertemuan pertama Rival dan Rita
101
Gengsi
102
Namira hamil
103
Monica berganti wajah
104
Kembalinya Monica sebagai Mona
105
Misi pertama
106
Kebaikan Rita
107
Tentang Rita
108
Dendam Binar
109
Monica merasa geram
110
Rival dan Rita
111
Hasutan Monica
112
Tantangan
113
Antara Halu dan Kenyataan
114
Ternyata
115
Rita pergi
116
Setelah kepergian Rita
117
Siapa Mona?
118
Terbongkarnya penyamaran Mona
119
Musibah
120
Semua salahmu Namira
121
Namira syok
122
Kesedihan Namira
123
Keadaan Namira
124
Pencarian Rival
125
Akrab
126
Ungkapan Cinta
127
Meminta Restu dan tertangkapnya Binar
128
Kesembuhan Namira dan celakanya Monica
129
Hari pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!