Dua tahun kemudian.
Suara gemerincing bel yang dipasang di atas pintu terdengar, seorang wanita bertubuh tak terlalu tinggi dengan rambut coklat yang diikat rapi tampak melangkah masuk. Pakaian yang melekat di tubuhnya begitu pas hingga menampakkan bentuk tubuh yang sangat indah, bagai sebuah biola yang lengkap dengan setiap lekukan yang tercipta.
Wanita itu memperhatikan ruangan yang dilalui, merasa aneh karena tempat itu sepi tak seperti biasanya. Dia lantas berjalan ke salah satu pintu yang ada di ujung ruangan itu, hingga betapa terkejutnya wanita mendengar suara teriakan dari dalam.
“Selamat ulang tahun!” Beberapa gadis dan pria, tampak bertepuk tangan menyambut kedatangan wanita itu. Salah satu dari mereka tampak membawa kue berukuran sedang, semua orang itu tersenyum ke arah wanita yang baru masuk.
Chloe Jovanika Light, gadis yang dua tahun lalu mengalami keterpurukan dan kehilangan kehormatan, kini menjadi wanita anggun yang begitu dikagumi oleh karyawannya. Tidak ada yang tahu bagaimana wanita itu menghadapi tahun-tahun setelah kejadian itu, yang jelas Chloe Jovanika Light pergi dari negara yang menjadi tempat kelahirannya, kemudian tinggal di sebuah kota kecil untuk menghapus semua kenangan pahit dalam hidupnya, menghapus nama yang diberikan orangtuanya, dari Chloe hanya menjadi Jova.
Jova kini memiliki sebuah salon kecantikan, merintis usahanya itu sejak satu tahun yang lalu dan kini sudah berkembang pesat karena pelayanan dan hasil pekerjaan di salon itu sangat memuaskan. Banyak wanita maupun pria yang datang ke sana, mulai dari menengah ke bawah dan ke atas, semua dilayani dengan baik.
Kini Jova menatap satu persatu karyawannya, tak menyangka jika mereka akan memberikan kejutan untuk dirinya di hari yang sebenarnya tak ingin diingat.
“Sudah kubilang jangan membuat kejutan, kenapa kalian melakukannya, hm? Apa kalian tidak kerja dengan membiarkan meja depan kosong?” tanya Jova sambil menunjuk keluar, bicara dengan hati-hati dan lembut meski merasa dadanya terasa sesak mengingat hari ulang tahunnya.
“Kami hanya ingin merayakan hari spesialmu, Nona.” Salah satu karyawan mencoba menjelaskan.
“Benar sekali, hari ini juga genap satu tahun kami di sini bekerja denganmu, apa Nona marah kami melakukan ini?” tanya salah satu karyawan wanita yang memegang kue.
Jova menatap satu persatu karyawannya, hingga kemudian menghela napas kasar, sebelum tatapan tertuju pada salah satu pria yang berdiri di belakang para karyawannya itu. Jova menatap pria itu, sepertinya tahu siapa yang menjadi biang kerok acara kejutan itu.
Pria yang berdiri di paling belakang tersenyum, sebelum kemudian mengedikkan bahu seolah tahu jika Jova melempar pertanyaan kepadanya. ‘Kenapa membiarkan mereka membuat kejutan.’
Para karyawan Jova menundukkan kepala, seolah takut jika Jova marah pada mereka.
“Baiklah, hanya kali ini kalian boleh merayakannya. Setelah ini, tolong jangan lakukan lagi,” ucap Jova yang tak tega melihat para karyawannya bersedih.
Tujuh karyawan Jova itu terlihat begitu senang karena Jova tak marah, hingga kemudian gadis yang membawa kue mendekat, menyodorkan kue dengan lilin berbentuk angka dua dan tujuh, menandakan jika Chloe Jovanika Light kini berumur dua puluh tujuh tahun.
Jova pun terpaksa meniup untuk menyenangkan hati karyawannya, bagaimanapun mereka juga sudah berusaha membuat kejutan kecil itu untuknya. Begitu api lilin padam, semua orang bertepuk tangan dan berteriak kencang. Mereka meminta Jova memotong kue itu, sebelum kemudian membagi dan memakannya.
Joya tersenyum melihat tingkah karyawannya yang seperti anak kecil, lantas berjalan mendekat ke arah pria yang sejak tadi berdiri di bagian paling dalam ruangan itu.
“Kamu puas berhasil memprovokasi mereka untuk mengadakan kejutan, hm?” tanya Jova seraya menatap wajah pria itu.
Pria itu merengkuh pinggang Jova, sebelum kemudian mendaratkan sebuah kecupan di bibir wanita itu.
“Selamat ulang tahun, sayang,” ucap pria itu kemudian.
“Edmund! Sudah kubilang jangan cium sembarangan dan jangan mengucapkan kalimat itu!” protes Jova, kemudian melirik karyawannya yang sedang asyik menikmati kue.
Edmund Fergie adalah pria yang ada di dalam hidup Jova selama dua tahun ini, pria yang paling tahu bagaimana perjuangan wanita itu untuk bertahan sampai sekarang.
“Kenapa?” tanya Edmund seolah menggoda Jova.
Jova mencebik kemudian memukul pelan lengan pria itu. “Untuk ciuman aku bisa memaafkan, tapi ucapan itu, kamu tahu kenapa aku tak mau mendengarnya,” ujar Jova menjelaskan.
Edmund menatap dua bola mata Jova, melihat akan rasa trauma itu masih melekat ketika hari ulang tahun wanita itu tiba.
“Maaf, aku pikir kamu sudah melupakannya setelah dua tahun,” ucap Edmund penuh penyesalan.
Jova tersenyum getir, sebelum kemudian menggelengkan kepala pelan untuk menanggapi ucapan Edmund. “Ingatan itu takkan pernah terlupakan, Edmund. Takkan pernah.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Raisha
udah 2 thn aja kirain ketemu ama Marcel lg eh ternyata ketemu ama Edmund🤭🤭apa sama orang'y🤔🤔
2023-02-26
0
❤️Rizka Aulia ❤️
meskipun waktu sudah berjalan selama 2 tahun tapi kenangan menyakitkan itu belum terlupakan oleh jovanka
Edmund itu yg dulu ngasih jaket itu bukan ?
2023-02-25
0
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
Edmund ini siapa yok 🏃🏃.
udah bantu Chloe selama dua tahun dan sekarang udah jadi pacarnya 🏃🏃
2023-02-19
2