Berfantasi wajah Chloe

Brakk!

Suara gebrakan meja terdengar, dua orang pria terlihat menunduk karena takut dengan tatapan pria yang ada di hadapan mereka saat ini.

“Ini sudah dua tahun, bagaimana bisa kalian belum menemukannya juga!" amuk Morgan Bosley saat kedua anak buahnya kembali melapor jika belum menemukan Chloe.

Dua tahun Morgan kehilangan Chloe, wanita yang mampu membuatnya tergila-gila bahkan sampai enggan menyentuh wanita lain. Dia mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Chloe di kota tempat dia membeli wanita itu, tapi sayangnya tidak ada tanda-tanda keberadaan Chloe. Bahkan ayah dan mucikari yang menjualnya pun tidak tahu di mana wanita itu berada.

“Kami sudah mencari ke luar negeri, tapi tetap tidak menemukannya, Tuan.” Anak buah Morgan menjawab dengan bibir bergetar karena takut.

Morgan mengepalkan telapak tangan, bagaimana bisa Chloe menghilang begitu saja. Tidak mungkin wanita itu nekat bunuh diri, jika memang benar seharusnya mayatnya ditemukan.

“Aku tidak mau tahu! Kalian harus menemukannya!” perintah Morgan dengan suara lantang, tatapannya yang begitu tajam siap mencabik-cabik setiap kesalahan yang dilakukan.

“Ba-baik, Tuan.” Dua anak buah Morgan itu pun pamit meninggalkan ruang kerja Morgan untuk kembali mencari keberadaan Chloe.

Morgan melonggarkan dasi yang terasa mencekik, hingga menyandarkan punggung dengan kasar dan memutar kursi menghadap ke dinding kaca yang membatasi dunia luar dengan ruangannya. Pria itu menatap lurus ke depan, sebelum kemudian memejamkan mata untuk mengingat wajah dan suara Chloe yang terus membayang di pikirannya.

Morgan masih bisa merasakan deru napas berat wanita itu saat dia memacu tubuh Chloe, dessahan yang lolos pun terngiang di telinga begitu merdu, wajah yang merah saat menahan gejolak gairah yang memuncak begitu nyata di hadapan mata. Morgan mungkin sudah gila karena terus membayangkan tubuh Chloe, bahkan saat berhubungan dengan istrinya pun dia berfantasi jika tubuh yang sedang dipacunya adalah milik Chloe. Gadis perawan yang membuat Morgan melakukan segala cara untuk mendapatkannya kembali.

Gairah bangkit saat membayangkan tubuh Chloe, hingga Morgan bangkit dari duduknya dan berjalan cepat keluar dari ruang kerjanya untuk mencari pelampiasan sambil kembali berfantasi jika itu adalah tubuh wanita yang sedang dicarinya.

**

Luna—istri Morgan, terlihat sedang bermain dengan putrinya yang berumur dua tahun dan lima tahun di halaman depan rumah mewah itu. Wanita dua anak itu terlihat begitu anggun dan cantik meski sudah melahirkan dua anak. Luna bahagia bisa menikah dan hidup bersama Morgan tapi sayangnya kebahagiaan itu hanya sementara saat tahu Morgan ternyata suka bermain wanita, setelah dirinya tidak bisa memberikan anak laki-laki.

Hingga Luna melihat mobil Morgan memasuki gerbang, membuat Luna keheranan karena suaminya sudah pulang saat waktu baru saja menunjukkan satu siang.

“Apa dia mau makan siang di rumah?” Luna bertanya-tanya sendiri, tapi juga senang karena suaminya ingat untuk pulang.

Luna menyerahkan kedua putrinya ke baby sitter yang memang dibayar untuk menjaga dan membantu merawat anaknya. Dia menghampiri mobil Morgan yang baru saja berhenti di depan garasi.

“Tumben kamu sudah pulang,” ucap Luna ketika melihat suaminya turun dari mobil.

Bukannya menjawab pertanyaan Luna, Morgan langsung menarik tangan istrinya itu dan membawa masuk rumah. Luna pun keheranan, menatap sang suami yang terlihat memendam sesuatu.

Morgan mengajak Luna masuk kamar, hingga mengunci pintu sebelum kemudian memeluk pinggang Luna dengan cepat dan menyambar bibir istrinya itu.

Luna sangat terkejut dengan perlakuan suaminya, tapi itu membuatnya senang karena dua tahun terakhir ini, Morgan jarang bermain-main dengan wanita dan lebih memilih bercinta dengannya.

“Ada apa, sayang? Kenapa kamu sangat bergairah?” tanya Luna saat suaminya melepas pagutan bibir mereka.

“Aku menginginkanmu.” Morgan melepas paksa pakaian yang dikenakan Luna, hingga kini satu persatu penutup tubuh istrinya itu terlepas dari tubuh.

Luna terpancing gairah karena suaminya sangat bernafsu, belum lagi pria itu mulai menciumi leher dan dada yang membuatnya mudah terbakar gairah.

Dalam kabut gairah, Morgan melihat jika Luna adalah Chloe, dia terus mencium tubuh istrinya yang dikira adalah wanita idaman yang membuatnya tergila-gila. Morgan mendorong tubuh Luna hingga jatuh ke ranjang, menindih tubuh polos itu kemudian memainkan setiap area di tubuh sang istri.

Luna mendesah saat suaminya menyentuh setiap inci kulitnya, permainan Morgan selalu membuat Luna kehilangan akal sehatnya hingga terus meracau dan mendesah, melupakan jika suaminya suka bermain wanita dan telah tidur dengan banyak wanita.

“Puaskan aku, kamu milikku,” bisik Morgan.

“Aku milikmu, sayang.” Luna mengusap punggung hingga rambut Morgan, tubuhnya bergerak meliuk saat merasakan gelenyar aneh karena sentuhan suaminya.

Puas memancing gairah, Morgan pun melakukan penyatuan. Di setiap dorongan yang dilakukan, wajah Chloe muncul dan membuatnya semakin bersemangat memacu. Luna meracau karena sentakkan yang didapat, bahkan menggigit bibir bawah ketika Morgan memacu tubuhnya begitu cepat.

“Mendesahlah, aku suka suaramu,” bisik Morgan sambil mendorong miliknya keluar masuk ke lembah sang istri.

Luna tidak menahan suaranya, terus mendesah kenikmatan saat tubuhnya dipacu hingga lembah miliknya terasa penuh dan sesak di dalam sana.

Kamu membuatku gila, Chloe. Aku pasti akan menemukanmu dan mengikatmu di sisiku. Morgan bergumam dalam hati, saat menghujamkan miliknya begitu dalam di lubang kenikmatan itu.

Luna mendongak merasakan nikmat luar biasa, dirinya senang karena suaminya sekarang lebih banyak bercinta dengannya daripada di luar saat tidak pergi ke luar negeri. Setidaknya Luna tidak lagi merasa terabaikan seperti dua tahun silam ketika sedang mengandung.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***