"Renal jelaskan tujuan dia dipanggil ke rumah sakit ini" perintah Fin pada Renal.
"Jadi begini kamu kan mmm..." bingung Renal.
"Ckk" Fin berdecak sambil melayangkan tatapan tajamnya.
"Kamu akan mendonorkan darah kamu untuk adik saya yang akan melahirkan golongan..." jelasnya terpotong karena Karina langsung mengajukan pertanyaan lain
"Ke mana saya harus pergi?" tanya Karina dengan cepat.
"Anda bisa masuk ke dalam" jelas Fin pada Karina.
Karina bergegas masuk, di dalam sudah ada beberapa suster yang siap dengan alatnya, selain itu ada seorang wanita cantik dengan perut besar yang tengah berbaring lemas dengan hidung yang terpasang oksigen di atas tempat tidur Karina menghampiri wanita tersebut kemudian mengelus perut buncitnya.
"Sabar ya sebentar lagi kamu akan bertemu dengan Ayah dan Ibumu" ucap Karina lembut sambil tersenyum hangat pada perempuan tersebut.
"Saya Kiara terima kasih sudah bersedia membantu saya" ucapnya pelan sambil menjulurkan tangannya.
Karina menyambut tangan Kiara kemudian tersenyum hangat.
"Tidak masalah" ucapnya singkat.
Karina sendiri harus melakukan beberapa pemeriksaan terlebih dahulu sebelum melakukan donor mungkin akan menghabiskan waktu satu jam lebih agar Kiara dapat melakukan transfusi.
Karina meraih sesuatu dari dalam dompetnya.
"Sus, ini kartu bank darah milik saya, seperti Nyonya Kiara harus segera mendapat tindakan medis jadi ambil saja darah saya yang ada di bank darah rumah sakit ini, saya rasa jumlah nya lebih dari cukup kalau menunggu saya cek ini itu, pasti lama lagi" jelasnya pada suster.
Kiara berkaca-kaca dia terharu di saat dia sudah kehilangan harapan, Tuhan mengirimkan Karina untuk membantu dirinya, dia bahkan menggenggam tangan Karina erat saat suster mendorong Kiara menuju ruang operasi.
"Terima kasih" ucapnya tulus. Karina mengangguk sambil mengelus lembut tangan Kiara, seakan memberi kekuatan semuanya akan baik-baik saja.
"Kalian akan segera bertemu" ucapnya meyakinkan Kiara.
Kiara mengangguk kemudian dia menggenggam tangan Fin yang akan ikut masuk ke dalam ruang operasi karena suami Kiara sendiri masih di luar negeri, terlihat jelas gurat kekhawatiran dari wajah Fin.
"Renal kamu tunggu di sini" ucap nya pada Renal kemudian Fin mengalihkan pandangannya pada Suster.
"Suster obati juga pergelangan kakinya" perintah Fin singkat.
Karina saat ini tengah berbaring jarum yang cukup besar menancap ke dalam Vena nya, luka di pergelangan kakinya pun sudah suster obati.
Karina bisa mendonorkan darahnya setelah melakukan beberapa pemeriksaan dan akan diambil satu labu darah yang nantinya akan disimpan di bank darah untuk mengganti darah yang tadi dipakai Kiara untuk operasi.
Orang pemilik Golden Blood sendiri boleh melakukan donor kepada siapa saja namun mereka tidak bisa menerima darah dari orang lain kecuali dari orang pemilik Golden Blood lagi maka dari itu beberapa tahun terakhir Karina menyimpan darahnya di bank darah untuk dirinya sendiri jika sewaktu-waktu dia mengalami hal yang tidak diinginkan.
Setelah selesai donor Karina tertidur di atas bed untuk memulihkan energinya, Karina tertidur kurang lebih setengah jam dia membuka matanya saat dirasa badannya sudah cukup segar, dia mengerjapkan matanya saat sadar dia masih berada di rumah sakit, dia harus segera pulang ada seseorang yang sedang menunggu kepulangannya, matanya melihat sekeliling ruangan dia melihat Fin dan Renal sedang duduk tidak jauh dari tempat Karina.
Karina berdiri sambil merapikan kembali penampilannya, dia berjalan pelan ke arah Fin dan Renal, Renal yang melihat Karina berjalan ke arahnya kemudian tersenyum sambil bertanya.
"Bagaimana keadaan kamu sudah jauh lebih baik?" tanyanya.
Fin yang membelakangi Karina secara otomatis menoleh ke arah Karina, Karina tersenyum canggung pada dua pria tampan di hadapannya.
"Sudah lebih baik Pak, bagaimana operasi nya?" tanya Karina kembali melihat netra zamrud itu yang selalu mengingatkan nya pada seseorang.
"Lancar" jawabnya singkat sambil memalingkan wajah nya ke arah lain.
"Syukurlah" ucap Karina penuh kelegaan.
"Kalau begitu saya izin pulang" lanjut Karina.
Fin bangkit dari duduknya.
"Renal titip Kiara, sebentar lagi sepertinya dia akan dipindahkan ke ruangan ini" pinta Fin pada Renal.
Fin keluar dari dalam ruangan Kiara, namun saat akan mencapai pintu langkah nya terhenti dia sadar Karina tidak mengikutinya.
"Cepat" seru Fin pada Karina.
Karina menoleh ke arah Fin.
"Saya?" tanya Karina sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ckk" ucap Fin kesal kemudian berjalan keluar ruangan.
"Iya kamu cepat sebelum dia marah" terang Renal.
"Jadi saya pulang sama..." ucapnya terpotong sambil melihat ke arah Renal, Renal mengangguk cepat sebagai jawaban.
Karina berlari kecil menyusul langkah lebar Fin, mereka masuk ke dalam lift yang mengantar Karina dan Fin menuju basement tempat mobil mewahnya terparkir.
###########
Satu jam perjalanan dari rumah sakit menuju rumah Karina mereka habiskan dalam keheningan, baik Karina maupun Fin tidak mengeluarkan sepatah katapun, Fin fokus pada MacBook nya sementara Karina sibuk melihat ke arah samping jendela untuk menghindari kecanggungan nya.
Sopir memberitahu kalau mereka sudah sampai di tempat tujuan, Fin menyimpan MacBook nya sebelum keluar dari dalam mobil menyusul Karina yang sudah keluar terlebih dahulu.
Karina membungkuk.
"Terima kasih atas tumpangan nya" ucapnya tulus.
Fin hanya berdiri dengan kedua tangannya dia masukkan ke dalam saku celana, merasa tidak ada respon akhirnya Karina berbalik untuk masuk ke dalam rumah sederhana bercat putih tersebut saat baru beberapa langkah Fin mengatakan sesuatu yang membuat dia menghentikan langkahnya.
"Ayo kita menikah!" ucapnya dengan suara serak khas Fin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments