KUPU-KUPU MALAM PRIBADI🦋
"Oke, Dua Ratus Juta sudah ku transfer." Ucapnya membuatku membulatkan mataku.
"Dua Ratus Juta?"
Dirga mengangguk, "Iya Dua Ratus Juta. Kenapa? Kau tak percaya? Ayo coba cek saja."
Aku pun langsung buru-buru membuka M-banking yang ada di Hpku. Seketika mulutku menganga saat melihat saldo didalam.
"D-dua ratus juta? I-ini beneran?" Ucapku yang terbata-bata.
"Iya, itu tipsmu. Jujur aku sangat suka dengan sikapmu pada Dira. Terima kasih... dan semalam, kau sangat memuaskan." Bisiknya diucapan terakhir.
Aku masih terdiam ditempat, tak percaya jika aku akan mendapat uang Dua Ratus Juta dengan secepat ini.
Tiba-tiba aku terkejut tak kala tiba-tiba Dirga menci*um pipiku. Aku menoleh menatap kearahnya.
Dirga tampak menatapku dengan tajam, seperti tatapan semalam yang sudah menghajarku(?) Habis habisan.
"Aku ingin lagi... kau mau kan?" Ucapnya dengan Tatapan yang menjadi sayu.
"Disini...?" Tanyaku.
Dirga mengangguk, "Yes baby. Do you want, hm?"
Aku sempat terdiam, dan hitungan detik kemudian aku tersenyum dan mengangguk. "Ayo, setelah itu antarkan aku pulang ya?"
Entah kenapa yang ku lihat ekspresinya tampak terkejut dengan ucapanku yang terakhir.
"Ayo... mau tidak?" Tanyaku.
Dia terkesiap, "Ahh, iya. Bentar aku akan kejalan yang sepi."
Setelahnya kami pun melakukankan kegiatan seperti semalam didalam mobil. Dirga tak memberiku celah sedikitpun.
,,,
Nafasku terengah-terengah di pangkuan Dirga. Aku memeluknya dengan erat, aku sangat lelah karena kami melakukannya lebih dari 2 jam.
"Apa kau tidak pergi bekerja?"
Dirga mencium keningku dengan lembut. "Nanti..."
"Kenapa kau suka sekali keluar di dalam sih? Kalau aku hamil bagaimana?" Ketusku padanya.
Aku sangat kesal padanya, karena dia kembali menyemburkan miliknya kedalam sudah kedua kalinya.
Dia terkekeh sinis, "Tak apa kok. Nanti kalau kau hamil, aku akan tanggung jawab."
Aku memukul dadanya dengan kesal, kemudian turun dari pangkuannya dan merapikan kembali bajuku yang sudah tak beraturan karena ulah Dirga.
"Ayo antar aku sekarang." Pintaku padanya.
Dia mengerutkan keningnya. "Antar kemana?"
"Hei kau sudah pikun ya? Antarkan aku ke kosan ku tuan Dirga. Tugasku sudah selesai kan? Dan juga kau sudah mentransfer uangnya padaku."
Dia terkekeh sinis, "pulang kemana? Kau tidak akan pergi dariku sayang..."
Aku mendadak terdiam dengan ucapannya. "M-maksudmu?"
"Kau itu sudah kubeli dari majikanmu." Ujarnya membuatku menganga tak percaya.
"A-apa?"
Dirga mengancingkan kembali kemejanya yang sempat ku buka. Dan dia menjalankan mobilnya tanpa menjawab pertanyaanku.
"Heii kau belum menjawab pertanyaanku tuan!!" Aku berteriak kesal padanya.
Dia hanya diam tak menanggapiku, dia hanya fokus menyetir.
Dia sudah membeliku? Oh ya Tuhan... apa maksudnya tadi? Kenapa dia membeliku? Untuk apa dia mengeluarkan uang hanya demi diriku?
"Tuan.. apa maksudmu tadi? Kau sudah membeliku? Kenapa kau melakukan hal itu? Ayo jelaskan padaku tuan.." ujarku memelas.
Dia menatapku sekilas, Dirga mengambil tanganku dan mengecupnya cukup lama.
"Diamlah tidak usah bertanya. Setelah sampai aku akan jelaskan semuanya." Ujarku yang semakin membuatku pusing.
,,,
Kami dilanda keheningan saat dijalan tadi. Kami sama-sama diam dan hanyut dalam pikiran-- itusih aku, entah kalau Dirga.
Dirga memarkirkan mobilnya ditempat khusus, setelah itu dia menggandeng ku untuk masuk kedalam gedung tinggi nan mewah itu.
Aku masih kebingungan, sebenarnya aku dibawa kemana ini?
Sampai didalam semua orang tampak menyapa ramah Dirga, dan dibalas anggukkan olehnya. Wahh apa jangan-jangan ini kantornya? Duhh untung aku memilih baju yang sesuai tadi.
Aku terus digandengnya entah aku mau dibawa kemana olehnya. Aku hanya pasrah mengikutinya. Tak sengaja juga aku mendengar bisikkan para karyawan yang membicarakanku dengan Dirga.
Dia membawaku masuk kedalam ruangann yang didepannya sudah tertulis 'Direktur Dirga Argantara'.
Ohh baiklah, bos disini memang dia. Tak heran jika dia seenaknya berangkat kesini.
"Ayo duduk, kau pasti lelah kan?" Dia menggiringku untuk duduk disofa berwarna cream itu.
"Mau makan lagi? Akan ku pesankan dulu ya?" Saat dia ingin beranjak, aku langsung menahan tangannya.
"Kenapa?" Keningnya berkerut.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, kenapa kau membeliku?" Tanyaku yang sudah penasaran sejak dari tadi. Dirga sempat terdiam ditempat, hingga akhirnya dia pun duduk disampingku.
"Dira..." ujarnya membuatku menatapnya penuh tanya.
"Dira...?" Hei, kenapa jadi melibatkan gadis kecil itu?
"Aku membelimu karena Dira..." Ujarnya dengan lirih.
"Karena Dira? Kenapa?" Tanyaku lagi.
"Dira menginginkan seorang ibu. Sejak dari kecil, dia tak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ibu sejak dia lahir."
Sejak Dira lahir? Itu artinya...
"Yang dipikiranmu itu adalah tepat. Mama nya Dira sudah meninggal saat dia melahirkan Dira." Ujarnya membuatku menganga tak percaya.
"Itu sebabnya aku berusaha mencarikan Ibu untuk Dira."
"Tapi... kenapa harus aku tuan? Kau tau sendirikan jika aku ini..."
"Apa? Aku tau semuanya tentangmu kok." Kulihat dia tersenyum sinis. Tau semua tentangku? Ohh gosh... apa dia itu penguntit?
"Aira Asha Yanandra, seorang gadis berusia 21 tahun yang tinggal dipantu Asuhan, dia nekat kabur karena ingin mencari pekerjaan. Setelah 5 bulan bekerja sebagai pelayan di cafe, dia dipecat karena difitnah oleh teman serekannya."
"Dan setelah itu dia terpaksa bekerja sebagai wanita malam karena sudah putus asa untuk mencari pekerjaan dimana pun karena dia hanyalah seorang gadis yang hanya lulusan smp."
"Apa semua perkataanku ada yang salah hm?"
Aku terkejut dengan semua penuturannya, bagaimana dia mengetahui semua itu?
"B-bagaimana kau bisa tau semua itu?"
"Aku Dirga Argantara, itu hal yang sangat mudah untukku." Dia menoel daguku.
"Lagi pula aku harus bertanggung jawab juga kan?" Ujarnya yang membuatku semakin bingung.
"Tanggung jawab apa?"
"Aku adalah orang yang menjamahmu... bukan?"
Aku sempat terdiam karena terkejut. Dan kemudian aku menggelengkan kepalaku. "Tidak, itu tidak benar."
Dirga memdecih, "Tidak usah mengelak Ai. Aku tau aku adalah orang pertama yang menjamahmu. Dan kau lupa saran yang diberikan majikanmu tadi malam untuk membeli obat pencegah sebelum aku membelimu."
Haha oke, aku pasrah.
"Kau tau apa saja tentangku tuan Dirga?" Tanyaku padanya yang masih setia menatapku dengan datar.
"Aku tau semua darimu. Dari ujung rambut hingga ujung kakimu."
"Lalu? Kenapa kau rela mengeluarkan uang banyak demi diriku?"
"Sudah ku bilang karena demi Dira." Ujarnya tenang yang membuatku semakin kesal.
"Maksudmu, kau menjadikanku Baby sister nya Dira?"
"Tidak... lebih tepatnya Mama Dira dan Mama dari anak-anak kita kelak."
Aku membulatkan mataku seketika, "Ihhh kau ini!" Aku memukul dadanya dengan kesal.
"Hei kenapa kau memukulku? Aku sungguh-sungguh." Aku menghela nafasku, "Tuan... masih adas banyak wanita diluar sana yang lebih baik dariku."
"Tapi kau cukup baik untuk Dira." Ujarnya kekeh.
"Kenapa kau memilihku yang hanyalah seorang yatim piatu, dan sudah tidak suci ini?" Mata Dirga menatapku dengan tajam.
"Apa yang kau maksud? Tidak suci? Hanya aku lah pria satu-satunya yang menjamahmu Aira. Kau tidak usah merendahkan dirimu seperti itu!"
"Tidak usah banyak bicara, diam dan tetap duduk disini. Aku tidak menerima penolakan apapun. Aku akan menemui klien sebentar." Ujarnya dan dia berlalu dari ruangan ini.
Aku terdiam ditempat, apa lagi kisah yang akan jalan bersamaku? Aku masih bingung, kenapa tuan Dirga bersikukuh untuk mencari semua tentangku.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments