Aku Bukanlah Master Sungguhan
Aku Bukan Master Sungguhan
"Serang!" terdengar suara teriakan seorang pria yang bergema menggetarkan bumi. Di belakangnya, pasukan dengan sigap menyerbu musuh yang berdiri tegak di hadapan mereka. Di tengah kekacauan peperangan, seorang wanita tampil dengan percaya diri, memimpin pasukannya dengan lihai.
"Dorong ke depan pasukan penyerbu!" teriaknya memerintah.
Sementara itu, pasukan musuh tidak diam saja, mereka dengan gigih melakukan perlawanan. Keduanya saling menyerang dengan kekuatan dan keahlian masing-masing.
"Jangan biarkan mereka menembus pertahanan kita!" teriak wanita itu kembali memberi instruksi kepada pasukannya.
Setelah beberapa saat, kekuatan pasukan wanita itu mulai terlihat. Gerakan pasukannya yang teratur dan cepat berhasil membingungkan lawan, memaksa mereka mundur ke belakang.
"Jangan berhenti menyerang!" teriak pria di belakang mereka, terus memberikan semangat kepada pasukannya.
Wanita itu terus mengatur strategi, memimpin jalan perang dengan penuh percaya diri. Peperangan berlanjut, suara teriakan, jeritan dan suara senjata saling bercampur aduk.
Akhirnya, dengan kekuatan dan keahlian yang mereka miliki, pasukan wanita itu berhasil memenangkan pertempuran. Mereka berdiri tegak di tengah medan perang yang penuh dengan mayat dan darah.
"Sekarang kita merayakan kemenangan kita!" kata wanita itu dengan senyum lebar di wajahnya, memberikan semangat kepada pasukannya.
Namun, tiba-tiba mereka terkejut ketika suara gemuruh kuda dan langkah tentara kembali menggema di padang pasir. Pasukan wanita itu, yang baru saja merayakan kemenangan mereka, melihat dengan ngeri bahwa pasukan bantuan dari musuh yang baru saja mereka kalahkan telah datang untuk membalas dendam.
"Mereka datang untuk mengepung kita!" teriak wanita itu kepada pasukannya.
Pasukan wanita itu berjuang dengan gigih, tetapi jumlah pasukan bantuan musuh terlalu besar, dan mereka terkepung di tengah-tengah medan perang yang berdarah-darah. Serangan datang dari segala arah, mengenai mereka dengan kekuatan yang hebat.
"Jangan menyerah! Kita harus melawan sampai titik darah penghabisan!" teriak wanita itu kepada pasukannya, mencoba memberikan semangat kepada mereka.
Namun, pasukan musuh terus mengepung mereka dengan sengit, pasukan wanita itu mulai terdesak dan merasa kehilangan harapan. Namun, mereka tidak menyerah begitu saja, mereka bertarung dengan keberanian yang tinggi, dan berjuang untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dan teman-teman mereka.
Namun, semakin lama pertempuran berlangsung, semakin sulit bagi pasukan wanita itu untuk melawan. Banyak dari mereka terluka parah atau tewas dalam serangan, dan mereka mulai merasa putus asa.
"Hai Shiori! Menyerahlah dan hentikan pertempuranmu!" teriak panglima musuh dengan suara yang keras.
Namun, wanita itu tidak menyerah. Dengan keberanian dan kekuatan yang tersisa, dia terus memimpin pasukannya, mengatur strategi dan memberikan semangat kepada mereka. Dia tahu bahwa jika mereka menyerah, mereka akan kehilangan segalanya.
"Pasukan, jangan menyerah! Pertempuran ini belum berakhir!" teriak wanita itu dengan suara keras.
Di tengah serbuan pasukan musuh, muncul seorang pria dengan topeng misterius. Panglima pasukan musuh segera menghentikan serangan dan mengawasi kejadian tersebut dengan penuh perhatian.
Shiori, yang merasa lelah dan terluka akibat pertempuran, memandang pria itu dengan curiga. "Siapa kamu?" tanyanya dengan waspada.
Namun, pria itu hanya diam dan mulai menyembuhkan luka-luka Shiori dengan kekuatannya. Setelah itu, tanpa berkata apapun, ia pergi ke tengah pasukan Shiori dan melancarkan sebuah jurus yang mengembalikan kesehatan seluruh pasukan.
Melihat hal itu, panglima pasukan musuh tak ingin memberi kesempatan kepada musuhnya. "Cepat, serang!" teriaknya lantang, dan seluruh pasukannya menyerbu ke arah pasukan Shiori.
Shiori dengan cepat memberikan perintah untuk membentuk posisi bertahan, sementara pria misterius itu menyelesaikan tugasnya. Setelah menyembuhkan seluruh pasukan Shiori, pria itu berjalan menuju Shiori dan berkata, "Serahkan sisanya padaku."
Dengan cepat, ia menghadapi gerombolan pasukan musuh yang menyerang. "Jangan takut, dia hanya sendiri. Serang dengan kekuatan penuh!" teriak panglima musuh.
Pria misterius itu dengan mudah menghindari segala macam serangan yang dilancarkan oleh pasukan musuh. Ia bergerak dengan kecepatan dan kelincahan yang luar biasa, sehingga sulit bagi musuh untuk menangkapnya. Pria misterius itu menghadapi ribuan pasukan musuh dengan tenang dan mantap. Ia melompat, berguling, dan menyerang dengan keahlian yang sempurna, mengalahkan satu per satu pasukan musuh yang menyerangnya.
Dengan jurus-jurus dan teknik-teknik yang mampu membuat musuhnya kelelahan, pria misterius itu mampu mengalahkan pasukan musuh dengan mudah. Dia menyerang dengan penuh kecepatan dan kekuatan, sambil bergerak dengan lincah dan mudah.
Musuh yang berusaha melawannya dengan kekuatan penuh pun sulit untuk menangkapnya. Pria misterius itu melompat, berputar, dan menghindari setiap serangan musuh dengan keahlian yang luar biasa.
Sementara itu, pasukan Shiori terus bertarung untuk bertahan hidup. Mereka menghadapi serangan musuh yang terus datang, namun dengan semangat yang tinggi mereka terus melawan. Semua berharap bahwa pria misterius itu dapat membantu mereka memenangkan pertempuran ini.
Setelah berjuang dengan gigih melawan ribuan pasukan musuh, pria misterius itu akhirnya berhasil mengalahkan seluruh pasukan musuh. Ia berdiri di tengah lapangan perang dengan tenang dan anggun, sementara pasukan Shiori menyambutnya dengan riuh rendah dan gembira.
"Dia sangat kuat!" seru salah satu prajurit Shiori. "Saya belum pernah melihat seseorang yang mampu melawan ribuan pasukan seperti itu."
Pria misterius itu hanya tersenyum, seolah tidak terlalu memperdulikan pujian dan perhatian yang diberikan padanya. Setelah memenangkan pertempuran, ia langsung menghilang.
"Selamat, misi sukses," terdengar suara di balik topeng pria itu.
"Akhirnya selesai," ucap pria itu sambil menarik nafas panjang.
"Ilmu tingkat menengah telah diberikan: keahlian membuat obat naik tingkat, seni berpedang naik tingkat, dan rasa suka Shiori terbuka," lanjut suara itu.
Karena kelelahan, pria itu berhenti di sebuah pohon besar sambil memeriksa hadiah yang ia terima dari misi yang telah diselesaikannya.
"Tadi sangat menakutkan. Jika aku tidak memakai topeng, mungkin aku sudah membasahi celana," keluh pria itu. "Sistem, lain kali bisakah kau memberikan misi yang lebih mudah?"
"Maaf, saya hanya mampu membuat misi secara acak sesuai dengan kejadian tertentu," jawab sistem yang melayang di depan matanya.
Setelah memenangkan pertempuran, Shiori dan pasukannya memjarah barang bawaan lawan mereka. Setelah mengambil barang jarahan, mereka kembali ke kota dan disambut meriah oleh para penduduk. Mereka dengan gagah berani berjalan melewati kerumunan orang yang berdiri di sisi jalan menuju ke altar utama.
"Salam, Ayah!" ucap Shiori saat memasuki gerbang altar.
"Apa kabarmu, anakku? Apakah kalian menang dalam pertempuran tadi?" tanya ayah Shiori sambil melihat barang jarahan yang dibawa.
"Pertempuran itu sulit, Ayah," jawab Shiori. "Kami hampir dikalahkan oleh pasukan lawan, tetapi kemudian seorang pria misterius muncul dan membantu kami. Dia membalikkan keadaan."
Ayah Shiori terlihat sangat bangga dengan keberhasilan putrinya. Karena memenangkan pertempuran, mereka semua diberikan hadiah yang sangat banyak. Setelah meletakkan barang jarahan, Shiori bertanya kepada ayahnya, "Ayah, apakah kamu melihat Liu Huan?"
"Aku tidak melihatnya berkeliaran di sekitar sini," ucap ayahnya dengan ekspresi yang langsung berubah.
Mendengar ucapan ayahnya, Shiori merasa khawatir. Melihat anaknya menjadi khawatir karena seorang pria yang tidak berarti membuatnya sedikit emosi. "Sudahlah, anakku, lebih baik kamu mencari tahu identitas asli pria yang menolongmu itu daripada khawatir dengan pria lemah itu."
"Tidak, Ayah. Walaupun dia begitu, Liu Huan adalah suamiku," jawab Shiori.
Pada saat itu, dari gerbang utama terlihat seorang laki-laki yang berjalan dengan ekspresi senang sembari menghitung uang. "Hehe... akhirnya aku bisa menjual barang itu dengan harga mahal."
"Liu Huan, dari mana saja kau!" teriak Shiori sambil menghampiri suaminya.
"Istriku, lihatlah ini. Bukan kah ini adalah uang yang sangat banyak?" ucap Liu Huan dengan senang.
"Dasar mantu bodoh, tidak kah kau melihat istri mu yang hampir terbunuh di medan perang itu!" teriak ayah Shiori marah.
"Haa... apa yang dibicarakan oleh pria tua itu?" gumam Liu Huan dalam hati. "Bukankah pada saat itu aku juga...?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Yusuf
mvp pertandingan ditemukan
2023-02-18
2
Call Me Sensei
wkwkw baru juga serius, malah gitu akhirnya
2023-02-18
1
PanggilBapak
Siapa tuh pria misterius nya?
2023-02-18
1