Chapter 4 : Kultivasi

Aku Bukan Master Sungguhan

CH 4 : Kultivasi

Dengan wajah yang penuh kecemasan, Shiori bergegas menuju ke pegunungan yang dimaksud oleh ayahnya. "Aku mohon jangan mati, Liu Huan," gumam Shiori sambil mempercepat laju kudanya.

"Sistem, dengan begini, saya sudah menyelesaikan 2 misi dan semuanya mendapatkan tingkat A. Apakah 2 misi berikutnya akan lebih mudah?" tanya Liu Huan yang terbaring lelah di tanah.

"Maaf, saya tidak bisa mengkonfirmasi hal tersebut," balas sistem.

"Hmm… Lalu kenapa kau terkadang berbicara formal dan terkadang tidak? Apakah gaya bicaramu dipengaruhi oleh mood?" ucap Liu Huan dengan rasa heran.

"Saya tidak tahu," jawab sistem dengan nada judes, "Namun bukankah seharusnya tuan rumah menggunakan hadiah yang telah didapatkan terlebih dahulu."

"Oh ya, benar juga," ucap Liu Huan berdiri dan membuka inventori

Saat menekan hadiah penyulingan pil, seperti sebelumnya, Liu Huan tidak merasakan apapun pada tubuhnya. Karena ia sudah melihat hasil dari teknik berpedang tingkat rendah sebelumnya, Liu Huan tidak merasa marah pada sistem. Ia percaya bahwa ia sudah menguasai teknik penyulingan pil tingkat rendah.

Namun, saat Liu Huan menekan hadiah teknik kultivasi tingkat rendah, tubuhnya tiba-tiba bereaksi dengan hebat. Ia merasakan sakit yang amat perih di seluruh tubuhnya.

"Aduh, apa yang terjadi dengan tubuhku?" desah Liu Huan sambil berguling-guling di tanah.

"Sepertinya ini adalah efek samping dari teknik kultivasi tingkat rendah yang Anda dapatkan," ucap sistem.

"Sial, kenapa aku tidak merasakan apa-apa saat menggunakan hadiah penyulingan pil?" gerutu Liu Huan.

"Penyulingan pil merupakan sebuah teknik yang berfungsi di luar tubuh, tetapi teknik kultivasi adalah hal yang berbeda," jelas sistem.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan?" tanya Liu Huan sambil menahan rasa sakit yang semakin menjadi.

"Anda harus menyeimbangkan energi di dalam tubuh Anda, atau ini akan memburuk," jawab sistem.

Dengan susah payah, Liu Huan mencoba untuk menyeimbangkan energi di dalam tubuhnya. Ia fokus pada napasannya dan mengalihkan pikirannya dari rasa sakit yang tak tertahankan. Dengan irama yang teratur dan tenang, Liu Huan mengendalikan gejolak kekuatan yang berada di dalam tubuhnya. Dengan perlahan-lahan Liu Huan mencoba untuk mengalirkan gejolak kekuatan itu keseluruh tubuhnya, setelah lumayan lama akhirnya gejolak kekuatan yang ada dapat bergabung dengan aliran darah dan terserap oleh tubuhnya secara maksimal

"Tubuhku mulai terasa lebih baik sekarang," ucap Liu Huan dengan lega.

"Anda melakukannya dengan baik, Tuan rumah," ucap system dengan nada mengagumi.

"Terima kasih," ucap Liu Huan sambil menghela napas lega. Ia merasa lega bahwa rasa sakit di tubuhnya sudah mereda.

Setelah menyelesaikan teknik kultivasi tingkat rendah, aroma yang keluar dari tubuh Liu Huan begitu busuk hingga membuat tanaman layu dan hewan di sekitarnya pingsan.

“Tuan rumah, sepertinya kau harus mandi” ucap sistem melihat hal itu

“Benar juga,” Liu Huan menyetujui saran sistem.

Liu Huan pergi menuju sebuah sungai yang berada dekatnya dan dengan riang melepaskan semua pakaiannya untuk mandi. Setelah merasa segar, ia keluar dari sungai dan mengenakan kembali pakaiannya. Sebelum kembali ke kota, Liu Huan ingin mencoba kemampuan yang telah ia pelajari. Ia mengambil sedikit tenaga dan mengarahkannya ke sebuah batu besar di samping sungai.

"Tunggu, apa yang terjadi?" tanya Liu Huan bingung. "Mengapa tidak ada efek sama sekali? Apa teknik kultivasi tingkat rendah tidak berguna?"

Dengan rasa frustrasi, Liu Huan meninggalkan tempat tersebut dan melanjutkan perjalanan ke kota. Namun, ketika ia pergi, terdengar suara dentuman yang keras. Batu yang sebelumnya dituju oleh Liu Huan terbelah seketika. Tidak hanya itu, pohon-pohon di belakang batu itu juga hancur tanpa sisa hingga beberapa meter jauhnya.

Liu Huan berjalan dengan hati-hati di tengah pepohonan yang lebat di dalam pegunungan. Sudah beberapa jam ia berjalan tanpa henti mencari jalan keluar. Namun, belum ada tanda-tanda akan menemukan jalan keluar dari sana.

Pemandangan di sekitarnya sangat indah dan menyejukkan hati. Hanya saja, keindahan tersebut tidak dapat menghilangkan ketidakpastiannya dalam mencari jalan keluar. Pada satu titik, ia sampai di tebing yang curam dan tidak mungkin untuk di lewati. Liu Huan berusaha mencari jalan alternatif, namun semakin lama semakin kelihatan mustahil. Setelah mencari berbagai jalan dan berusaha menemukan petunjuk, ia terpaksa berhenti dan duduk di bawah pohon besar.

Liu Huan merasa frustrasi dan tidak tahu harus berbuat apa. Matanya terus melirik ke sekeliling, mencari jalan keluar yang tersembunyi di antara pepohonan. Ia memutuskan untuk beristirahat sejenak dan memikirkan rencana selanjutnya.

Sambil beristirahat, ia mulai memikirkan kembali niat dan tujuannya untuk berada di pegunungan ini. Selain mencari jalan keluar, ia berusaha untuk mencari kekuatan baru yang dapat membantunya dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin ia hadapi di masa depan.

Setelah beristirahat sejenak, Liu Huan memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya. Dalam hati, ia yakin bahwa pasti ada jalan keluar di sana, meskipun ia belum menemukannya. Ia mempersiapkan fisik dan mentalnya untuk menghadapi rintangan yang akan ditemuinya di depan. Setelah lumayan lama tersesat akhirnya Liu Huan keluar dari pegunungan, pada saat itu ia melihat seseorang yang mengendarai seekor kuda mendekatinya. Orang tersebut turun dari kuda dan berlari ke arahnya.

"Liu Huan, apakah kamu baik-baik saja?" tanya orang tersebut sambil memeriksa tubuhnya.

Izanagi, yang berada di dalam tubuh Liu Huan, berusaha mencari tahu identitas orang tersebut. Setelah beberapa saat, ia mengingat nama orang itu.

"Oh, dia Shiori," gumam Izanagi dalam hati. "Sial, dia bahkan memiliki istri yang secantik ini. Maafkan aku, teman, sekarang istri mu akan aku jaga dengan sepenuh hati."

Shiori adalah seorang wanita yang mempesona dengan kecantikan yang tak terkalahkan. Tubuhnya yang ramping dan wajahnya yang lembut dan elegan menarik perhatian siapa pun yang bertemu dengannya. Namun, jangan tertipu dengan penampilannya yang anggun, karena di balik itu semua, Shiori memiliki kultivasi yang luar biasa.

Dia berada di ranah inti kecil, dan dengan kekuatannya yang mendalam, Shiori dapat mengendalikan energi spiritual yang melimpah untuk menghasilkan serangan dan pertahanan yang mematikan. Saat dia bergerak, angin dingin membawa aura kekuatannya yang mematikan dan mengirimkan getaran kuat ke seluruh tubuhnya.

Dengan penglihatan tajam dan kecepatan yang luar biasa, Shiori dapat membalas serangan musuhnya dengan presisi dan kekuatan yang menakutkan. Dalam pertempuran, dia menjadi seperti mata angin, mengguncangkan musuhnya dengan kekuatan yang melimpah dan melindungi orang-orang yang dicintainya dengan tak kenal lelah.

Namun, di balik segala kekuatannya, Shiori adalah seorang wanita yang penuh dengan kehangatan dan cinta. Dia peduli pada orang-orang yang ada di sekitarnya dan akan melindungi mereka dengan kekuatannya yang terbesar. Meskipun dia memiliki kemampuan untuk menjadi salah satu yang paling kuat di dunia kultivasi, hatinya tetap lembut dan selalu berjuang demi kebaikan yang lebih besar.

"Hei, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Shiori lagi karena Liu Huan diam saja.

"Aku...aku baik-baik saja," jawab Liu Huan dengan sedikit gugup.

"Baiklah, ayo kita kembali ke rumah kita," ajak Shiori sambil menarik tangan Liu Huan.

Sebelum itu, ketika Shiori sampai di sana, dia merasa ada yang berbeda. Saat pertama kali melihat Liu Huan keluar dari pegunungan, dia merasa seolah-olah melihat sosok calon master kultivasi di hadapannya.

"Apakah itu hanya imajinasi-ku saja?" gumam Shiori, bingung dengan perasaannya.

"Hehe... istriku," ucap Liu Huan, sambil mencoba memegang tubuh Shiori.

"Lupakan saja! Tidak mungkin manusia mesum ini adalah seorang calon master," gumam Shiori setelah melihat kelakuan Liu Huan.

Dengan mengambil nafas panjang, Shiori berkata, "Dasar mesum sialan, singkirkan tanganmu dari tubuhku!"

Setelah menempuh perjalanan menggunakan kuda, akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga Shiori. Shiori turun dari kuda dan menarik tangan Liu Huan menuju batu pengukur yang terletak di tengah aula kediaman keluarga.

"Apa yang kita lakukan di sini?" tanya Liu Huan bingung.

"Coba kamu letakkan tanganmu di batu ini dan tunggu beberapa detik," ujar Shiori sambil mengawasinya.

Pada saat itu, Shiori memastikan dengan seksama apakah perasaannya benar atau hanya imajinasi. Karena jika hasil yang ditunjukkan di batu itu tidak nol, maka itu adalah kebenaran.

Saat Liu Huan meletakkan tangannya di batu itu, sebuah cahaya terang keluar dari batu itu. Cahaya yang begitu silau membuat pandangan mereka menjadi kabur. Saat hasilnya keluar, seketika harapan Shiori hancur. Di atas batu tertera angka nol, yang berarti tidak memiliki kekuatan kultivasi.

"Ternyata benar, itu hanya imajinasiku saja. Ayo kita kembali ke kamar," ucap Shiori meninggalkan altar.

Pada saat itu, sebelum meninggalkan altar, Liu Huan kembali melihat hasil yang tertera di batu tersebut. "Tunggu, bukankah ini bukan nol, melainkan..."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***