Sekamar

Kini Darren dan Alzea sudah resmi menjadi suami istri. Setelah kedua saksi mengucap kata SAH, mereka pun meminta restu pada kedua orang tua mereka secara bergilir. Tangis haru disertai nasehat dan doa diberikan keempat paruh baya, yang sebentar lagi akan menjadi pasangan kakek dan nenek itu.

"Papi cuma titip pesan sama kamu. Tolong jaga dan cintai Zea sepenuh hati. Jika, suatu saat kamu sudah tidak sanggup, jangan sekalipun kamu sakiti dia! Antarkan dia kembali pada Papih, hem?" nasehat Aska pada menantunya kini.

"Iya, Pi. Aku janji, aku akan ingat pesan Papi," balas Darren.

Mendengar sepenggal nasehat dari sang Papi mertua, membuat hati pria itu berdebar seketika. Terselip rasa bersalah karena pernikahan yang penuh sandiwara ini. Namun, apalah daya. Ia sendiri tidak bisa menepisnya.

"Berbahagialah, Nak! Jangan pernah menganggap Papa, Papa mertua. Anggaplah Papa seperti Papi kamu sendiri. Jangan pernah merasa sungkan untuk meminta apapun! Jika Darren tidak memperlakukanmu dengan baik, bicaralah sama Papa! Biar Papa yang menasehati dia, hem?" nasehat Daffa pada Zea, sang menantu.

"Iya, Pa. Makasih!" balas Zea berkaca-kaca. Sungguh para orang tua itu begitu baik padanya. Namun, apa yang ia dan Darren lakukan? Berdosakah mereka?

**

Acara pun selesai. Menyisakan para keluarga yang masih berkumpul dan makan bersama diruangan tersebut. Sementara kedua mempelai sudah berada di dalam kamar untuk beristirahat lebih dulu.

"Sebaiknya kita berangkat sekarang!" Suara Darren menyambut Zea yang baru keluar dari kamar mandi.

"Kemana?" tanya Zea heran seraya menggosok rambutnya yang masih basah.

Gadis itu baru selesai membersihkan diri, ia keluar dengan sudah berpakaian rapih, mengenakan piyama yang melekat ditubuhnya. Tentu hal itu untuk menghindari Darren, agar tidak dapat melihat lekuk tubuhnya.

"Ke apartemen," balas Darren. Fokusnya hanya pada layar ponsel ditangannya.

"Apartemen, apartemen siapa?" tanya Zea lagi menghentikan aktifitasnya.

Darren yang terduduk di sofa mendongak menatap gadis yang kini sudah resmi menjadi istrinya itu. "Apartemenku," balasnya singkat.

Zea hendak protes, namun Darren segera menyelaknya. "Aku udah bicarakan ini sama Papa dan juga Papi. Dan mereka setuju. Mereka tau dan mengerti, kalo kita pastinya membutuhkan privasi," terangnya.

"Secepat itu?" tanya Zea memastikan dan langsung diangguki mantap oleh Darren.

Zea menghembuskan napas berat. Sejujurnya ia belum siap untuk jauh dari kedua orang tuanya. Bagaimana pun ia adalah anak bungsu yang begitu dimanja. Ia masih membutuhkan beberapa hari untuk tetap berada di rumah itu, setidaknya sampai ia melewati masa morning-sickness nya.

Darren yang mengerti kegundahan gadis itu segera memberi pengertian. "Aku lakuin ini, agar kita tidak terlalu membuat drama. Kita tidak bisa terus berakting setiap hari. Kamu ngerti 'kan maksudku?"

Kembali Zea menghembuskan napas berat. Tentu akan terasa semakin berdosa, jika ia berada dirumah itu dengan terus berakting. Ia pun menganggguk menyetujui.

"Baiklah, sekarang kamu siap-siap! Tidak perlu membawa banyak pakaian. Mama sudah siapain semuanya disana," titah Darren.

Zea hanya mengangguk menanggapi. Ia pun segera berkemas, membawa beberapa barang penting untukknya. Sesuai instruksi Darren, ia tidak membawa banyak pakaian. Karena bila suatu saat ia tidak sanggup hidup bersama pria itu, ia bisa pulang tanpa ribet. Pikirnya.

Setelah dirasa siap, kini sepasang pengantin itu berpamitan pada semua anggota keluarga untuk berangakat. Meski Vani sempat mencegat, namun ia tidak bisa egois dan melarang Zea di bawa suaminya. Bagaimana pun ia pernah merasakan di posisi Zea, saat menikah dulu.

"Hati-hati ya, Sayang. Jaga kesehatan! Menurutlah pada suamimu, jangan pernah membangkang, hem?!" nasehat Vani dan diangguki mengerti oleh Zea.

Kembali rasa haru dirasakan seluruh anggota keluarganya, termasuk sang Kakak. Alzein yang memiliki ikatan batin kuat dengan adik kembarnya itu merasakan rasa yang kini dirasakan Zea. Tentu dengan keadaan yang hanya ia dan kedua mempelai saja yang tau.

"Fokuslah, untuk kesehatanmu dan calon bayimu! Jika dia berlaku kasar jangan ragu untuk memberitahu Kakak, hem?!" bisik Alzein ketika mereka berpelukan.

Zea mengangguk mengerti. Sebelumnya kakak beradik itu sudah membicarakan hal tersebut. Alzein sempat menentang, untuk kebohongan mereka. Namun, setelah Zea menjelaskan akan konsekuensi yang kemungkinan terjadi, Alzein pun terpaksa setuju. Dengan jaminan Darren tidak akan membuat Zea menangis dan terluka. Dan kesepakatan pun terjalin antara ketiganya.

**

Tidak membutuhkan waktu lama, kini sepasang pengantin itu sampai di apartemen yang sudah di sediakan Papa Daffa. Jarak yang tidak terlalu jauh, membuat mereka beralasan untuk hanya diantar oleh supir saja. Tanpa protes, keluarga pun menyetujui permintaan keduanya.

"Sepertinya kita harus sekamar," ucap Darren menatap pasrah pada Zea.

Gadis itu pun hanya mampu menghembuskan napas panjang. Saat keduanya melihat kamar yang harusnya ditempati oleh Zea tengah direnovasi. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk tidur dalam satu kamar. Namun, tentu bukan untuk satu ranjang.

"Biar aku tidur di sofa," putus Darren mengalah. Zea hanya mengangguk mengiyakan. Seperti pesan sang mami, ia akan mengikuti apapun ucapan suaminya.

Darren mengambil selimut cadangan dan bantal, membawa benda itu menuju sofa untuk ia tidur. Sementara menunggu kamar itu selesai, ia akan bertahan tidur di atas sofa tersebut.

Zea juga mulai membaringkan tubuh. Tidak ada suara lagi dari kedua manusia itu. Gadis itu menoleh melihat Darren yang berbaring di sofa yang berada di samping ranjang. Ada rasa tidak tega melihat pria itu mengalah dan tidur disana. Namun, ia tidak bisa menawar, mengingat itu adalah keinginan Darren sendiri. Tidak ada malam pertama seperti pengantin pada umumnya. Hanya ada pasangan asing, yang tidak ingin saling mendekatkan diri.

'Setidaknya, disini gak akan ada kepura-puraan diantara kita!'

\*\*\*\*\*\*

Terpopuler

Comments

🥀🌻Yanti~Puspita~Sari🌻🥀

🥀🌻Yanti~Puspita~Sari🌻🥀

sbr ya ze☺️ pasti si Darren besok bucin kk

2023-02-21

1

Aisyah ais

Aisyah ais

next

2023-02-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!