💚
Tanpa pikir panjang aku langsung saja menolak permintaan dari Mawar. Tapi Mawar malah kekeh dengan permintaannya dan memaksaku harus bisa untuk menemaninya tidur malam ini.
"Aku gak mau tahu, pokonya mas harus nemenin aku tidur malam ini." Kata Mawar sambil memasang wajah melas.
"Gak bisa, Mawar. Kalau Sania lihat bagaimana? Bisa kacau semua." Ungkap Ku mencoba memberi pengertian.
"Tapi aku juga pengen kamu kelonin, Mas. Masa tiap malam cuma mbak Sania aja yang kamu kelonin." Ucapnya sungguh membuatku merasa gila dengan apa yang ia ucapkan.
"Yah kan wajar, Sania itu istri aku Mawar."
"Ya sudahlah kalau kamu gak mau," Dengan kesal Mawar langsung berlalu begitu saja dari hadapanku.
Aku pun hanya menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. Kemudian aku menuruni anak tangga, menghampiri istriku yang masih sibuk beberes di dapur.
"Sayang, buatkan aku kopi yaa..." Pintaku seperti biasa.
Sembari menunggu kopi yang dibuatkan oleh istriku, aku pun bergegas menuju ke sofa ruang keluarga demi mengistirahatkan tubuh yang terasa pegal sejak dikantor tadi. Lima menit kemudian, istriku datang dengan membawa secangkir kopi hitam.
"Ini kopinya, Mas!" ucapnya meletakan di atas meja lalu setelah itu ia duduk di sampingku.
"Kamu capek?" tanyanya dan aku jelas saja mengiyakan.
Dan tanpa diperintah saja ia pun langsung memijat-mijat kedua bahuku.
Rutinitas ini sudah menjadi kebiasaannya saat aku duduk disofa ruang keluarga. Dan setelah itu aku merasa nyaman yang menjalar ke seluruh tubuh. Sentuhan dari tangannya sungguh membuat badanku yang awalnya pegal menjadi segar.
"Kamu memang istri yang terbaik." Ucapku memujinya agar ia merasa senang.
"Kamu juga suami yang terbaik bagiku." Pujianku malah dibalas oleh Sania. Meski dalam hati aku merasa sangat bersalah karena telah mengkhianati cinta tulusnya.
"Kamu ngapain aja seharian?" tanyaku padanya.
"Yah pas nganter Lalita ke sekolahnya aku pergi ke Mall dulu buat belanja mingguan. Eh pas di Mall malah gak sengaja ketemu sama Rani, teman lamaku." Jelas istriku dan aku pun hanya manggut-manggut.
"Uang jatah bulanan kamu masih ada apa sudah habis? Kalau habis biar aku kasih lagi."
Aku memang pria baik hati sekaligus royal, tak pernah ingin melihat istriku kekurangan uang. Selama menikah dengannya, aku selalu mencukupi kebutuhannya dan apapun yang ia mau akan selalu aku turuti. Karena aku menyayanginya.
"Masih ada kok, nanti aja kalau kamu mau kasih." ujar istriku.
Setengah jam kami bercengkrama di ruang keluarga, hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Wajah istriku terlihat begitu sayup dan mengantuk, aku yang memang mengkhawatirkan kesehatannya pun langsung saja memintanya ke kamar untuk segera tidur. Sedangkan aku yang memang habis meminum kopi sama sekali tak merasa mengantuk, bahkan mata ini membawaku untuk tetap melek saja. Dan untuk mengisi kegabutan, aku pun memilih untuk main game di laptop.
Main game yang begitu seru sungguh membuatku tak merasa jika waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam. Aku yang mulai mengantuk dan menguap sejak tadi pun akhirnya mengakhiri game ku. Ku tutup laptop tersebut lalu ku taruh di bawah meja.
Ku paksakan tubuhku bangkit dari dudukku meski pantat ini terasa keram akibat terlalu lama duduk.
"Argh.....kreg....." Sungguh enak saat diri ini merenggangkan semua otot sampai berbunyi.
Aku langkahkan kakiku menaiki anak tangga, dan saat sampai dikamar, aku mendapati istriku sudah tertidur pulas tanpa berselimut. Aku yang iba jika dia digigit nyamuk pun langsung saja menyelimutinya.
Ku tatap wajahnya sebentar lalu ku elus dengan lembut kepalanya. Dan tanpa sadar senyumku pun muncul begitu saja saat aku memandangi wajah imut istriku terutama pipinya yang seperti bakpao.
Kurasa puas sudah memandangi wajahnya, aku pun bergegas ingin segera membaringkan tubuhku ditempat tidur yang empuk ini.
Tapi gerakanku terhenti saat pikiranku tiba-tiba tertuju pada Mawar. Sedang apa Mawar jam segini? Apakah sudah tidur atau masih marah denganku?
Aku memang seorang yang mempunyai rasa penasaran yang tinggi. Dan tanpa pikir panjang, aku pun melangkah pelan menuju ke arah pintu. Berniat ingin pergi ke kamar Mawar dengan diam-diam. Kebetulan kamar Mawar berada dilantai bawah.
Tiba didepan kamar Mawar, aku merasa bingung dan ragu ingin mengetuk pintunya atau tidak. Akhirnya ku beranikan diri untuk mengetuk pintunya dengan pelan-pelan.
Satu ketukan, dua ketukan tak juga ada jawaban maupun tanda-tanda dari dalam. Pikirku mungkin Mawar sudah tidur, tapi saat ku coba lagi untuk mengetuk ketiga kalinya, barulah pintu terbuka dengan pelan. Aku langsung menghela nafas lega karena ternyata Mawar belum tidur.
"Mas kamu----"
"Shut......!" Aku mengacungkan satu jariku lalu menempelkannya ke bibir Mawar dengan maksud menyuruhnya untuk diam.
Kini aku pun sudah berada didalam kamar Mawar.
"Kamu kok belum tidur, Mawar?" tanyaku.
"Aku nungguin kamu, Mas. Karena aku yakin kalau kamu akan menemui aku. Eh ternyata dugaanku benar." Jawab Mawar tersenyum lebar.
"Mas akan nemenin kamu tidur, tapi gak bisa lama." Ucapku dengan nada pelan.
"Baiklah, mas. Yang penting malam ini kita bisa tidur bersama."
"Tapi mbak Sania udah tidur kan?" tanya Mawar padaku.
"Iya, Sania udah tidur sekarang." Tanpa banyak cingcong aku pun langsung saja menggendong dan membawa tubuh Mawar ke atas ranjang.
Saat Mawar sudah berbaring diatas ranjang dengan kedua tangan terlentang dengan kedua kaki mengangkang, aku langsung saja bergegas melucuti pakaiannya. Sejenak ku elus-elus dulu paha putih yang kulihat sejak makan malam tadi. Paha putih yang memang secara sengaja membangkitkan hasrat birahiku.
Mawar hanya diam tanpa perlawanan sedikitpun saat aku melucuti pakaiannya. Yang ada wajahnya malah terlihat seperti orang yang tidak sabaran.
Setelah melepaskan pakaian Mawar, aku pun turut melepaskan pakaian ku juga. Kini aku dan Mawar hanya bertelanjang bulat tanpa sehelai benang pun.
Aku terkesima saat melihat gundukan kenyal serta lembahnya yang sesekali tercium bau apek. Tapi entah kenapa aku malah dibuat terhipnotis oleh apa yang aku lihat sekarang. Bahkan mata ini tak berkedip sejak tadi. Lalu dengan sigap aku langsung memainkan gundukan tersebut dengan lidah nakal ku, satu tangan meremas gundukan itu dan satu tangan lagi berusaha mencoblos ke dinding pertahannya.
Tubuh Mawar meliuk-liuk bagaikan ular minta kawin, wajahnya pun terlihat begitu menikmati setiap sentuhan yang aku berikan.
Aku sudah tak tahan lagi, karena benda pusakaku ini sudah mengeras dan tegang sejak tadi. Perlahan aku pun memasukan paksa benda pusakaku ke dalam lubang berbulu itu, dan di telingaku terdengar jelas suara lenguhan yang begitu pelan tapi begitu syahdu nan manja.
"Akh........akh.......eum....uuh......" Lagi mas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
lovely
gue paling mles novel selingkuh palagi dah punya istri Syah halal malah berzina ma adik tirinya relnya Adah ga bisa di maafkan
2023-03-15
1
Noor Sukabumi
ada2 j nih othor emang udah pernah liat uler pingin kawin thor😂😂😂🙏🙏
2023-02-17
1