2. Makan Malam

💚

Kini aku dan Rani pun sedang berada dicafe dalam Mall. Duduk berhadapan dengan terhalang meja bundar yang memamerkan dua cangkir coklat panas.

"Kamu kemana saja, San. Sudah dua tahun ini kamu hilang kabar begitu saja?" tanya sahabatku.

"Tidak kemana-mana, Ran. Aku dirumah saja mengurus anak dan suamiku. Kadang-kadang juga aku pergi ke butik kalau lagi gak males." Jawabku dengan jelas.

Yah, selain mengurus anak dan suami, aku juga mengurus butik ku yang sudah lama berdiri.

"Gimana, rumah tanggamu baik-baik saja kan?" tanya Rani membuatku seolah tak mengerti kenapa dia tiba-tiba menanyakan hal itu.

"Yah, baik-baik saja. Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?" tanyaku Balik karena rasa penasaran.

Terlihat Rani diam sesaat.

"Tempo hari yang lalu aku tidak sengaja melihat suami kamu dengan wanita lain, sedang masuk kedalam hotel. Tapi aku kurang jelas melihat wanita itu. Yah, aku sih berpikir kalau itu------" Rani menggantung ucapannya.

"Apa ciri-ciri wanita yang kamu lihat itu rambutnya ikal panjang dan berkulit putih?" tanyaku lebih lanjut untuk memastikan dugaanku salah atau benarnya.

Rani mengangguk seolah memang membenarkan ciri-ciri yang ku gambarkan. Aku pun hanya tersenyum karena tahu yang dimaksud Rani itu adalah Mawar adik tiriku sendiri. Rani yang melihat ku hanya tersenyum pun langsung saja menanyaiku.

"Kok kamu malah tersenyum, apa kamu jangan-jangan kamu kenal dengan wanita yang ku maksud itu?" tanya Rani.

"Ran, jelas aku kenal. Orang yang kamu maksud itu adalah Mawar adik tiriku sendiri. Masa kamu lupa?" Ucapku sembari mengingatkan Rani yang memang dulu kenal juga dengan Mawar.

"Hah, Mawar? Tapi kok dia bisa ke hotel sama suami kamu?" Rani semakin tak mengerti. Aku pun lalu menjelaskan tentang Mawar sudah beberapa bulan ini bekerja ikut diperusahan suamiku.

"Kalau memang begitu, tapi mengapa mereka ke hotel?"

Deg.....

Senyumku yang tadi kini berubah menjadi kecut. Aku terdiam saat mendengar pertanyaan Rani yang seperti itu. Hendak ada pikiran negatif yang terlintas di pikiranku tapi aku langsung menepisnya karena aku punya prinsip tidak akan meneduh bila belum menjumpai dengan mata kepala sendiri.

"Yah, siapa tahu saja mereka ada acara di hotel tersebut. Kan Mawar anak buahnya mas Dirga." Ucapku dengan pikiran positif.

"Yasudah, San. Tapi pesanku kamu hati-hati saja. Mana tahu ada setan lewat diantara mereka." Pesan temanku seraya menggoda.

Aku hanya tersenyum kecut mendengarnya. Tiba-tiba rasa takut menjalar dihati. Tapi lagi-lagi aku menepisnya karena aku tahu mas Dirga orangnya seperti apa. Tak mungkin dia akan melakukan hal gila yang diluar nalar.

Selanjutnya kami mengobrol ringan, saling menceritakan kejadian yang kami alami satu sama lain hingga satu jam berlalu barulah kami mengakhiri pertemuan.

_

Sore menjelang malam, aku tengah sibuk dengan kegiatan memasak ku. Menyiapkan makan malam, Karena sebentar lagi mas Dirga dan Mawar akan pulang.

Aku berkutat dengan bahan-bahan masakan yang ku beli tadi siang. Malam ini aku akan memasak makanan istimewa. Setelah satu jam berlalu dan masakan yang ku masak telah rampung, aku pun langsung bergegas menata makanan yang ku masak diatas meja makan.

Kulihat jam sudah menunjukan pukul lima lewat, masih ada waktu dan aku pun langsung saja menaiki anak tangga menuju kamar. Pergi membersihkan diri yang lengket dan bau akibat keringat.

Benar saja, selesai aku membersihkan diri dan turun kembali ke lantai bawah, tiba-tiba bel rumah berbunyi. Yang sudah pasti itu adalah suami dan adik iparku. Aku melangkah menuju ke arah pintu dengan memasang senyum manis menyambut kepulangan mas Dirga.

Saat kubuka pintu, mas Dirga dan Mawar pun langsung saja melangkah masuk.

"Mas, tumben agak telat?" tanyaku pada mas Dirga karena memang jam pulang biasanya pukul empat lewat lima belas menit.

"Biasalah, pekerjaan dikantor tadi menumpuk." Bohong mas Dirga yang sebenarnya tadi ia menyempatkan waktu untuk jalan-jalan terlebih dahulu bersama Mawar.

Tak banyak bertanya, aku pun langsung melepaskan dasi yang melingkar di kerah kemeja suamiku.

"Habis ini mandi ya, aku sudah siapkan air hangat dan pakaian mu diatas ranjang." Titahku pada mas Dirga sambil tersenyum.

Sementara Mawar yang melihat aku melepaskan dasi mas Dirga hanya memutar bola mata malas kemudian berlalu begitu saja pergi ke kamarnya.

Saat makan malam tiba, aku, mas Dirga serta putri kami sudah duduk diruang makan. Tapi kali ini batang hidung Mawar tak terlihat.

"Mawar kemana ya, apa dia gak makan malam?" tanyaku pada diri sendiri.

"Ya coba saja samperin ke kamarnya." Usul mas Dirga pada diriku. Kemudian aku pun bangkit dari dudukku lalu melangkah menuju ke kamar Mawar.

"Mawar.....Mawar......" Ku ketuk pintu sampai tiga ketukan barulah Mawar membuka pintu kamarnya.

"Ada apa mbak?" tanya Mawar padaku.

"Kamu gak makan malam?" tanyaku balik pada Mawar yang masih mengunakan handuk di kepala.

"Oh iya mbak, sebentar dulu. Mawar mau mengeringkan rambut dulu." Ucapnya dan aku pun mengangguk mengiyakan. Kemudian aku pun kembali lagi ke ruang makan.

Tak berselang lama, Mawar terlihat juga. Dia menarik kursi lalu duduk tepat disamping Lalita.

Sejenak pandanganku membeku saat melihat pakaian tidur yang dikenakan Mawar itu terlalu pendek hingga menampakkan pahanya.

Saat ku lirik ke arah mas Dirga, terlihat mas Dirga tengah memandangi Mawar tanpa berkedip.

"Ehem......" Dehem ku langsung membuat mas Dirga mengalihkan pandangannya.

"Dimakan, Mas. Soalnya aku udah masakin makanan kesukaan kamu." Ucapku.

"Iya sayang, terimakasih!" Ujar Mas Dirga, tapi kenapa wajah Mawar seketika berubah menjadi datar.

Aku pun tak ambil pusing dengan semua itu. Langsung saja aku melahap makanan yang ku masak tadi karena perut sudah begitu lapar.

Setelah selesai makan malam, Mas Dirga langsung saja mengantar Lalita ke kamarnya. Sementara aku dan Mawar sedang membereskan meja makan.

Tiba-tiba Mawar membuka suara mengatakan jika papa dan mama besok akan berkunjung kemari.

Aku pun hanya manggut-manggut dan setelah selesai membereskan meja makan, aku menyuruh Mawar untuk pergi beristirahat saja. Biarlah aku yang mencuci piring kotor ini.

Tanpa sepengetahuanku ternyata Mawar bukan pergi ke kamarnya melainkan pergi ke kamar Lalita untuk menyusul mas Dirga.

POV Dirga

Aku begitu terkejut saat keluar dari kamar putriku. Ternyata didepan kamar sudah ada Mawar yang menunggu dengan kedua tangan terlipat di dada.

"Mawar, kamu mau apa kesini?" tanyaku panik sambil melihat suasana sekitar. Takut jika Sania datang tiba-tiba.

"Aku mau mas Dirga menemani aku tidur malam ini."

Permintaan yang keluar dari mulut Mawar sungguh tak masuk akal. Meski aku juga menginginkan hal itu, tapi aku rasa itu tidak akan mungkin. Pikirku sama saja seperti mencari mati jika ketahuan oleh Sania.

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

adik tiri murahan mnjijikan 🥵

2023-03-15

0

mey

mey

lah...sama kayak.cerita emak q yg diselingkuhin bapak sama adek kandung emak q,sekarang mlaah mereka udh punya anak 5🤣🤣

2023-02-17

2

Anah Setiana

Anah Setiana

bener2 ya mawar sama dirga kelewatan mudah2an secepatnya sania mengetahui

2023-02-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!