Clara mulai memperkenalkan Ryan kepada pamannya.
"Perkenalkan temanku paman namanya.. " sebelum Clara selesai memperkenalkan tiba-tiba Ryan berlutut pada pamannya Clara.
"Paman, aku mohon ajari aku bela diri, aku berjanji akan menjadi murid terbaik dan mematuhi perintah mu. Untuk yang terjadi tadi aku minta maaf yang sebesar-besarnya karena menyebabkan tangan mu terluka" Jelas Ryan sambil berlutut memohon.
Pamannya Clara melangkah menghampiri Ryan dengan tatapan tajam.
"Bocah!!. jika kau ingin menjadi murid ku kau harus menuruti semua persyaratan yang aku ajukan" ucapnya sambil sedikit membentak.
"Apapun yang kau perintahkan akan aku lakukan" jawab Ryan tegas.
"Baiklah dengarkan baik-baik, Pertama kau harus sungguh-sungguh latihan dan jika kau tidak mampu kau harus keluar dari perguruan, Kedua gunakanlah kekuatanmu untuk melindungi bukan untuk menyakiti Tapi jika ada yang menantang mu kau harus hadapi karena seorang lelaki tidak pernah lari dari lawannya" ucapnya sambil menekan Ryan dengan ancaman.
Sambil membangunkan Ryan sang guru melanjutkan perkataannya.
"Untuk yang terakhir berjanjilah padaku bahwa ini terakhir kalinya kau menekuk lutut di hadapan orang, kecuali pada orang yang kau hormati" .
Ryan sangat terharu mendengar gurunya berkata demikian dan membuatnya meneteskan air mata, karena baru kali ini dia mendapatkan sebuah amanat dan pengajaran yang sangat berharga.
...****************...
Kembali ke tempat di mana Ryan dan Rama sedang berbincang saat ini.
"Itulah pertama kalinya aku merasakan kasih sayang dari orang tua" jelas Ryan.
Rama yang mendengar Ryan mulai teringat kembali akan uluran tangan yang di berikan ayah angkatnya.
"Maaf Rama aku jadi curhat padamu"
"Hmm" Rama menghela nafas.
"Mau gimana lagi, kau menganggap ku sebagai sahabat bukan? " tanya Rama.
Ryan hanya tersenyum bahagia karena baru pertama kalinya mendapatkan seorang sahabat laki-laki yang bisa dia percaya begitupun dengan Rama.
"Bersiaplah aku akan membawamu ke suatu tempat"
"kemana? " Rama bertanya-tanya.
"Rahasia" singkat Ryan.
......................
Di sisi lain terlihat Clara yang sedang membantu neneknya memasak sedikit melamun dan membuat neneknya bertanya-tanya.
"Kenapa? "
"nek, sebenarnya seperti apa ayahku? " tanya Clara.
Sang nenek terlihat kebingungan untuk menjawab namun tetap berusaha menenangkan Clara.
"ayah mu orang hebat dan sangat baik kepada orang lain" jelas sang nenek.
"Jika dia baik pada orang lain mengapa dia tidak baik padaku? " tanyanya lagi.
"Jangan berfikiran buruk tentang ayahmu, dia melakukan semua ini demi kebaikanmu juga, jika sudah waktunya dia pasti akan menemui mu" jelasnya sambil memeluk Clara.
Tiba-tiba ponsel Clara berdering, ternyata panggilan dari Siska.
"Halo, Sis"
"Aku sebentar lagi sampai, ayo jalan-jalan" ajak Siska singkat dan langsung mematikan telponnya.
"Kebiasaan buruk sulit hilang.. hmmm.. " keluh Clara sambil menghela nafas.
Singkat cerita Clara dan Siska sedang jalan-jalan di pusat kota di karenakan ada bazar di hari minggu, mereka mulai berbelanja dan menikmati kuliner yang beraneka ragam. sampai ketika mereka duduk di sebuah taman yang terletak dekat dengan bazar Clara dan Siska mulai di ganggu oleh beberapa pemuda dan tidak sengaja di lihat oleh Rama dan Ryan yang sedang berada di tempat yang sama.
"Rama kau tetap di belakangku, aku tidak mau kau membuat mereka masuk rumah sakit" ucap Ryan sambil menghentikan Rama yang mulai marah.
Ryan dan Rama segera menghampiri mereka dengan keadaan siap bertarung kapan saja.
"Abang-abang yang terhormat apa kalian suka bermain boneka?" ucap Ryan tengil.
"Hah?, siapa kau? ".
" Aku teman dari mereka berdua jadi maaf jika aku harus mengusir kalian karena kedua temanku merasa terganggu" .
"Ryan? " ucap Clara yang masih teringat kejadian yang menimpa yang tempo hari.
"Jangan khawatir Clara kali ini aku membawa harimau yang sedang lapar" ucap Ryan sambil menatap ke arah Rama.
"Kalian cari ribut? " tanya si pengganggu.
"jika kalian pergi tidak akan ada keributan" kata Rama mulai dingin kembali dan duduk di sebuah kursi.
"Wah.. wah... akhirnya pangeran es sudah kembali" sindir Ryan.
Ketika Clara dan Siska menuju ke arah Ryan tangan Siska di tarik dan membuatnya kesakitan. Rama yang melihatnya murka dan langsung berdiri dari duduknya namun tiba-tiba Ryan menghajar duluan orang yang menarik Siska tersebut.
"Aku sudah bersikap lembut terhadap pemain boneka seperti kalian, Tapi karena kalian telah menyentuh seseorang yang berharga bagiku maka tiada maaf untuk kalian. Rama aku harap kau tetap duduk di tempat mu" ucap Ryan yang sangat marah.
Rama yang mendengar hal tersebut duduk kembali dan tidak melakukan apapun.
"Kenapa kau diam saja, tolong bantu Ryan" pinta Clara.
"Clara.., Ryan yang memintanya, jadi percayalah" ucap Siska.
"Sudah kubilang, dia bertarung demi harga diri, jadi tenanglah" jelas Rama.
Ryan mulai menghajar para pengganggu tersebut satu persatu dan membuat mereka kewalahan hingga beberapa petugas datang melerai mereka. Rama langsung bertindak dan meminta Clara dan Siska segera membawa Ryan agar tidak menjadi masalah.
"Kalian pergi lah, biar aku yang urus" ucap Rama.
"tapi Rama".
" Bisakah kau untuk tidak membantah saat ini" Rama menghentikan ucapan Clara.
mereka bertiga segera pergi untuk mengobati Ryan yang terluka lagi. Rama menghadap petugas untuk membela Ryan dan mencoba untuk menyelesaikan masalah.
...****************...
Sore hari pun tiba namun Rama tak kunjung datang, Clara mulai merasa cemas dan terlihat sangat gelisah.
"Clara.. dia itu orang hebat jadi percayalah" Ryan mencoba untuk menenangkan.
"Kenapa sih kalian selalu menyelesaikan masalah dengan berkelahi? " Clara memarahi Ryan.
Ryan hanya terdiam dan ketika melihat ke arah Siska ternyata, Siska juga marah karena Ryan telah membuatnya khawatir.
Hingga beberapa saat kemudian Rama datang dan berkata.
"Kami para lelaki hanya bisa bertindak, jadi hanya tinju kami yang menjadi juru bicaranya" Rama dengan santainya.
Melihat Rama telah kembali jelas mereka sangat bahagia. Clara memberikan sebotol minuman untuk Rama dan membuat Rama bahagia karena ini pertama kalinya memiliki teman yang saling perduli satu sama lain.
"aku lapar bagai mana jika kita makan dulu" ucap Ryan.
"oh kau lapar setelah bertarung? " tanya Rama.
"aku lapar karena kena marah terus menerus sejak tadi" Ryan sambil berbisik pada Rama.
Mereka berempat pun menuju restoran terdekat untuk makan dan di sinilah mereka mulai menik mati kebersamaan. Sampai tiba waktunya mereka berpisah untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
"Ryan aku mengantarmu dulu baru pulang" ucap Rama.
" tidak perlu, arah rumah kita berlawanan, aku pulang dengan Siska karena kita satu arah" jelas Ryan.
"Kalian bertetangga? "
"Ryan tinggal di rumah paman" jelas Clara.
"yup" Siska mengiyakan.
"Hah?? " Rama terkejut.
"bye bye sobat" Siska dan Ryan pamit.
Tersisa Rama dan Clara yang sedikit merasa canggung untuk berbicara.
" Mau aku antar? " Rama menawarkan.
"Ayo jalan, rumah kita satu arah" kata Clara.
Rama yang baru tahu sangat terkejut bahwa rumah mereka ternyata berdekatan.
"Kau masih marah? " tanya Rama
"Marah kenapa? "
"Karena masalah tadi " jelas Rama.
"Lain kali jangan selalu bertindak dengan kekerasan, aku tidak menyukainya" jawab Clara.
"Maaf" Rama menyesal.
Tibalah Clara di rumahnya dan mulai pamit untuk pulang .
"Ini rumahku, aku tinggal dengan kakek dan nenek, mau mampir?" tanya Clara.
"Lain kali saja" jawab Rama.
"Yaudah sampai ketemu besok ya" lanjut Clara dan segera masuk rumahnya.
Rama pun segera menuju rumahnya sambil menggerutu dalam hatinya.
"Aneh kenapa di hadapannya aku sama sekali tidak bisa membantahnya dan selalu merasa gugup" Rama bertanya-tanya.
setelah tiba di depan rumah terlihat mobil mewah terparkir di depannya. Rama sudah mengetahui bahwa yang datang adalah Aman orang kepercayaan ayahnya.
setelah masuk rumah terlihat Aman sedang menonton televisi sambil tertidur. Rama mengendap-endap masuk kamar agar tidak ketahuan, namun Aman sudah menyadarinya.
"Tuan muda... kau mau menghindar dariku?" tanya Aman.
"Hmm"
"Apa mau mu? " tanya Rama.
"Tuan besar meminta anda menemuinya hari minggu nanti, ada hal yang ingin dia sampaikan" jelasnya.
"Tentang apa? " tanya Rama.
Sambil tersenyum mengejek Aman berkata sambil tertawa.
"Hahaha.. aku rasa ini hal paling menyenangkan dalam hidupku"
"Apa maksudmu? "
"Kapan lagi aku bisa menertawakan mu .. Hahaha"
"Cepat katakan!! " bentak Rama.
Dengan wajah serius Aman melangkah ke arah Rama dan berteriak dengan keras.
"Tuan ingin membahas tentang Peringkat dua mu di sekolah.. hahaha" Aman terbahak-bahak.
Rama sangat panik mendengar hal tersebut karena ini pertama kalinya.
"Sial kelihatannya dia serius meskipun sikapnya di kantor berbeda dengan di rumah tapi ini benar-benar serius karena belum ada yang ku beritahu selain ayah" pikir Rama.
JANGAN LUPA LIKE AND FOLLOW(KRITIK DAN SARANNYA DI KOMENTAR YA TERIMAKASIH)..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments